Jumat, 15 November 2013

COMPASS - Part 1


COMPASS
(Part 1)

By : Kxanoppa | Tags : Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Michelle Wang (OC), Han Seolji (OC), Yoon Heejun (OC), nyonya Hong (OC) | Genre : Life, Romance, Tragedy, Angst | Length : Chaptered | Rating : PG-17 

A/N : Paragraf yang dicetak miring dalam storyline menandakan flashback. Beware of any typos. Thanks to tifftania for the amazing poster!

Recommended Song :
*
Summary :
“Ketika hingar bingar kehidupan kota, dengan segala fasilitas berkelas dan gaya hidup modern yang mewah belum memenuhi kepuasan batinmu.. Ketika takdir mempertemukanmu dengan seseorang yang tak pernah kau bayangkan akan hadir dalam hidupmu dan membawa pengaruh yang mampu merubah hidupmu, secara total.

—Bagaikan sebuah kompas, kau membuat hidupku terarah—
(Michelle Wang)“ 
*

Michelle Wang, seorang gadis 21 tahun yang memiliki segalanya. Kesempurnaan fisik, kekayaan, perhatian, dan cinta. Hidup di tengah-tengah keluarga yang utuh dan harmonis. Sejak kecil, Michelle selalu mendapat fasilitas nomor 1 dan sudah bisa mengecap indahnya hidup berkecukupan, tanpa ia harus bersusah payah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Sejak memasuki kehidupan perkuliahannya, ia memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen di dekat kampusnya dengan sebuah kendaraan berupa mobil, yang diberikan khusus oleh orangtuanya untuk mempermudah aktivitas putri kesayangan mereka itu. Uang saku yang hampir mencapai nominal 10 juta per bulan, masih belum cukup untuk membuat Michelle sepenuhnya mengerti tentang apa arti kata menabung. Ia justru kebingungan mencari cara, bagaimana bisa menggunakan uang sakunya itu dengan maksimal.
You Only Live Once, adalah motto yang hingga kini dipegang teguh oleh Michelle. Dalam sudut pandangnya, motto itu menuntunnya untuk bisa menikmati hidup dengan melakukan apapun yang ia sukai. Apapun. Terlepas dari konotasi negatif yang melekat dengan konteks itu. Kehidupan hedonis telah menguasainya. Ia tidak mempersalahkan pergaulannya, termasuk teman-temannya yang terlibat di dalamnya. Tidak ada istilah lingkungan yang buruk. Karena hidup adalah sebuah pilihan, dan Michelle telah menetapkan pilihannya sendiri.
Terkadang, rasa bersalah dan penyesalan itu ada. Namun Michelle berusaha untuk membuangnya jauh-jauh. Sekali lagi, motto andalannya itu yang terus memotivasinya.
“Sampai kapan kau akan terus minum? Kau sudah minum terlalu banyak, Michelle! Ini bahkan hampir jam 4 pagi dan kau masih asik di sini!” seru salah seorang temannya yang mencoba memperingatkannya.
Ya, Seolji-a! Kenapa sih, kau ini cerewet sekali? Aish.. Mengganggu kesenanganku saja,” balas Michelle dengan nada dan intonasi naik-turun, seperti layaknya orang yang sedang mabuk.
Seolji meraih botol minuman keras yang nyaris kosong itu dari hadapan Michelle, berniat mencegah gadis itu untuk meminumnya lagi. “Kau ‘kan harus menyetir! Bagaimana mungkin kau menyetir dalam keadaan seperti ini, eoh?” seru Seolji untuk kedua-kalinya. Michelle menjatuhkan kepalanya yang terasa berat ke atas meja. Tak dihiraukannya peringatan Seolji, dan justru menggumamkan hal-hal tak jelas. “Ya! Jangan tidur di sini, aish! Kau ini selalu merepotkan!” Tanpa pikir panjang, Seolji langsung merogoh tas Michelle untuk mengambil ponsel gadis itu dan menghubungi sebuah kontak.
Ya, Cho Kyuhyun! Tolong urus kekasihmu yang tukang mabuk ini. Aku harus segera kembali sebelum orangtuaku sampai ke rumah dan membunuhku!” tanpa mendengar jawaban dari si penerima telpon, Seolji langsung memutuskan sambungan itu secara sepihak. “Ya, kau tunggu di sini dan jangan kemana-mana. Sebentar lagi Kyuhyun akan menjemputmu, ara? Aku pergi!” pekik Seolji sebelum akhirnya menghambur keluar pub dengan tergesa.
*
Seorang pria muda baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Ia bangkit dari ranjangnya dengan hati-hati. Sedikit tertatih ia melangkahkan kakinya, sambil tangannya meraba permukaan dinding mencari sesuatu yang sangat dibutuhkannya untuk membuatnya berjalan dengan seimbang. Sebuah tongkat kayu panjang berwarna coklat gelap, yang ia sandarkan di dinding kamarnya.

Kamis, 31 Oktober 2013

Remember The Days - Part 8





Title :
Remember The Days - 8
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship, Romance
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-17
Notes :
Annyeong chingudeul! Masih ingatkah sama ff ini? Aku harap kalian msh ingat dan msh berkenan buat ngikutin ff-ku yg satu ini :’)
Buat yg baca, smg suka ya dan jgn lupa tinggalin jejak lwt komen :B
No bash. No copy-paste. No plagiarism.



*Storyline*

Hari itu, Younghyun berencana untuk berkunjung ke rumah Donghae. Donghae telah menerima keputusan Younghyun untuk mencintainya. Hal itu tentu membuat Younghyun sangat bahagia dan melupakan masalah penyakitnya yang ia sembunyikan –meski sejenak.

*Flashback*
Malam itu, ketika Kyuhyun membawa Younghyun ke rumah sakit setelah gadis itu pingsan di kafe...

“Uisa-nim..” panggil Younghyun pada dokter yang memeriksanya, saat dokter itu hendak pergi meninggalkannya untuk menemui Kyuhyun di luar ruang UGD.
“Tolong jangan beritahu siapapun tentang penyakitku. Katakan padanya aku hanya lelah dan asma-ku kambuh, uisa.. Kumohon..” pinta Younghyun serius, membuat dokter itu keheranan.
“Musuniriya, agashi? Jadi—kau sudah tahu tentang penyakit ini? Sejak kapan? Penyakitmu sudah semakin serius. Kau harus di rawat di rumah sakit dan juga menjalani serangkaian terapi.” Ujar dokter itu tak kalah serius dengan raut wajahnya yang begitu khawatir.
“Arayo, geunyang.. Butakhi-juseyo (aku mohon padamu), uisa-nim.. Biarkan aku saja yang mengatakan ini padanya.. Aku—hanya masih belum siap untuk mengatakan padanya sekarang.. Aku berjanji untuk kembali ke rumah sakit dan menjalani terapi setelah ini..” ucap Younghyun memohon, hingga akhirnya berhasil membuat dokter itu menyerah dan mengikuti saja permintaan Younghyun. Meski pada akhirnya-pun, Younghyun sama sekali tak menepati perkataannya untuk menjalani terapi. Younghyun takut kalau terapi itu akan semakin menyakitinya. Toh, terapi juga tidak akan bisa menyembuhkannya.
Younghyun sudah cukup lama mengetahui penyakitnya, bahkan sebelum dirinya dijodohkan dengan Kyuhyun. Ia hanya terlalu takut untuk mengaku pada keluarganya dan juga Kyuhyun, karena ia tidak ingin membuat orang-orang di sekelilingnya sedih walaupun sebenarnya dirinya sendiri sangat terpukul dengan fakta mengerikan itu. Ia juga selalu berusaha terlihat kuat agar jangan sampai membuat orang lain curiga dan mengkhawatirkannya. Pertemuannya dengan Kyuhyun membuat hidupnya sedikit berubah dan Kyuhyun telah memberi warna tersendiri dalam hidup gadis itu. Tidak mencintai Kyuhyun, bukan berarti ia juga tidak membutuhkan sosok Kyuhyun. Younghyun menyayangi dan menganggap Kyuhyun seperti saudaranya sendiri. Jauh di dasar lubuk hatinya, ia sangat berterimakasih pada Kyuhyun yang selalu berusaha melindunginya.
*Flashback end*

“Annyeong..” sapa Younghyun ramah pada Miran, saat dirinya sudah sampai di depan sebuah rumah sederhana.
“Onnie? Kenapa tidak memberitahu dulu kalau mau datang? Aku belum sempat membersihkan rumah..” balas Miran terkejut akan kedatangan Younghyun. “Dan juga—Donghae oppa sedang tidak di rumah. Dia bilang dia mau mencoba melamar kerja di tempat lain karena lamarannya yang sebelumnya di tolak.” Ujar Miran lagi seraya membukakan pintu.
“Melamar kerja? Untuk apa? Bukankah seharusnya dia bisa kembali ke restoran?” tanya Younghyun heran.
“Hmm.. Itu..” Miran terlihat kebingungan. “Sebenarnya Donghae oppa sudah dipecat dari restoran, onnie.. Onnie mollaseo?” lanjut Miran lagi.
“Mwo?” Younghyun sangat terkejut dengan kabar itu. Ia tidak percaya appa-nya akan setega itu memecat Donghae dari restoran. Ia juga merasa bersalah karena alasan appa-nya memecat Donghae pasti karena dirinya. Kenapa Donghae tak jujur padanya? Pikir Younghyun.
Tanpa pikir panjang lagi, Younghyun segera mengeluarkan ponselnya dan berusaha menghubungi Donghae untuk meminta penjelasan. Miran yang masih berdiri di sana hanya bisa menatap Younghyun dalam diam.
**

Siang itu panas cukup terik, hingga membuat Donghae harus berulang kali mengusap peluh di keningnya, dalam perjalanannya menuju sasaran kerjanya yang berikutnya, yaitu sebuah kafe. Suara dentingan bel di atas pintu kafe berbunyi nyaring ketika Donghae membukanya dan masuk.
“Annyeong haseyo” sapa beberapa staf yang bertugas saat itu, menyambut kedatangan Donghae.
“Ah, permisi.. Tapi apakah aku bisa melamar pekerjaan di kafe ini?” tanya Donghae sopan pada salah satu staf yang ada di sana.
“Jwoseong-e-yo. Tapi toko ini sedang tidak membuka lowongan. Kebetulan manajer kami juga sedang tidak ada, jadi kami tidak bisa memberi keputusan.” Jawab staf itu. Donghae hanya mengangguk mengerti kemudian memutuskan untuk keluar dari kafe itu.
“Arasseo.. Gamsahamnida..” ucap Donghae kemudian pergi.

Saat sudah berdiri di depan kafe, Donghae hanya bisa mendesah. Ia bingung harus pergi kemana lagi untuk mencari pekerjaan. Tak lama ponselnya berdering.
“Yoboseyo..” jawab Donghae.
“.................”
“Aku—aku sedang di—“ Balas Donghae terbata sebelum akhirnya melanjutkan kembali. “Aku di depan kafe Platinum, di jalanan Daechi..”
“................”
“Tidak perlu.. Aku bisa menanganinya sendiri..”
Klik! Sambungan telponpun terputus. Donghae memandangi ponselnya cukup lama sebelum akhirnya menyimpannya kembali dalam saku celananya. Ia-pun melanjutkan perjalanannya demi mencari tempat yang bisa ia datangi untuk melamar pekerjaan. Saat ia hendak menyeberang, tiba-tiba sebuah mobil membunyikan klaksonnya kuat-kuat, tepat di hadapannya. Terlihat dengan jelas siapa di balik kemudi mobil itu. Seorang gadis terhormat, yang sampai kini masih sulit untuk ia percaya bahwa gadis itu telah menjadi gadisnya.
Donghae menatap lurus ke arah Younghyun, demikian pula gadis itu.

Younghyun keluar dari mobilnya dan berusaha mengajak Donghae untuk ikut bersamanya. Tak peduli jika ada banyak pengemudi mobil lain di belakangnya yang membunyikan klaksonnya membabi-buta karena kesal.
“Ppalli darawa!” seru Younghyun seraya menarik lengan Donghae. Namun Donghae tak bergeming. Sesuai percakapan mereka di ponsel sebelumnya, Donghae sangat tahu kemana gadis itu akan membawanya. Younghyun ingin membahas masalah pemecatan Donghae dengan tuan Kim –ayah Younghyun.
“Oppa!” pekik Younghyun akhirnya dengan mata berkaca-kaca. Pertama kalinya Younghyun memanggil Donghae dengan sebutan itu, membuat Donghae tertegun sejenak.
“Jangan pedulikan aku, Young. Aku bisa tangani masalahku sendiri, aku tak mau kau terlibat lebih jauh. Aku ini laki-laki. Kembalilah. Lihat sudah banyak orang yang marah karena terhalang mobilmu.” Ucap Donghae pelan, sambil melepaskan tangan Younghyun dari lengannya.
“Shireo! Aku tidak akan pergi sampai oppa ikut denganku!” Younghyun masih tidak beranjak dan terus meneriaki Donghae yang kini mulai berjalan menjauh. Donghae begitu bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi, ia sangat membutuhkan pekerjaan. Namun di sisi lain, ia tidak ingin merepotkan orang lain apalagi jika itu adalah gadisnya. Sudah cukup gadisnya banyak berkorban untuknya.

Setelah sampai di seberang, Donghae menghentikan langkahnya, dan berbalik untuk melihat gadisnya lagi. Ia cukup terkejut saat tahu ternyata Younghyun berusaha mengikutinya. Dilihatnya gadis itu sudah berada di tengah jalan dan masih berusaha menyebrang. Terlihat sebuah mobil yang melaju kencang ke arah gadisnya, Donghae begitu panik.
“Younghyun-ah! Awas!!” teriak Donghae sejadinya dan berlari sekuat tenaga, menghentikan beberapa kendaraan yang melintas dengan paksa demi menyelamatkan Younghyun yang begitu nekad dan gegabah.

Remember The Days - Part 7





Title :
Remember The Days - 7
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship, Romance
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-17
Notes :
Annyeong chingudeul! Masih ingatkah sama ff ini? Aku harap kalian msh ingat dan msh berkenan buat ngikutin ff-ku yg satu ini :’) Mian krn chapter ke-7 ini memakan waktu lama, soalnya author lg sibuk-sibuknya sama tugas kuliah >.< Mian jg krn author mengganti rating-nya jadi PG-17 scr tiba-tiba, soalnya author pikir ff ini terlalu byk konfliknya, takutnya terlalu complicated dan sulit dimengerti anak-anak kecil(?)
Well, drpd banyak cingcong, nih chapter 7 kupersembahin. Buat yg baca, smg suka ya dan jgn lupa tinggalin jejak lwt komen :B
No bash. No copy-paste. No plagiarism.



*Storyline*

"Apa... Sudah tidak ada kesempatan lagi untukku?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Miran tanpa ia sadari.
"Ne?" Kyuhyun cukup terhenyak, mencoba memastikan apa yang baru saja ia dengar.
"Ah ani.. Itu.. Lupakan saja. Bukan apa-apa." Miran yang segera tersadar langsung merutuki dirinya sendiri. Merasa bodoh dan begitu lancang dengan pertanyaan non-sense semacam itu. Ia sadar bahwa dirinya dan Kyuhyun terlalu berbeda, dan kenyataan itu membuat perasaannya cukup nyeri.
"Ah.. Ara.." Balas Kyuhyun tanpa protes sedikitpun, kemudian kembali menyeruput minumannya.
"Kurang dari seminggu.. Younghyun dan aku akan bertunangan." Ucap Kyuhyun lagi memecah keheningan. Miran tertegun dengan ucapan pria itu. Mendadak dadanya kembali nyeri.
"Sebenarnya kami dijodohkan, dan Younghyun tak pernah mencintaiku. Mungkin aku terlalu naif dan egois. Menjalani cinta sepihak dan justru membuatku sakit. Tsk.." Ucap Kyuhyun dengan senyum getir. Miran hanya menatapnya sendu. Jadi selama ini Kyuhyun sudah tahu bahwa Younghyun tidak mencintainya. Tapi apakah ia tahu bahwa pria yang dicintai Younghyun adalah Donghae, oppa-nya? Miran terus bertanya-tanya dalam benaknya.
Kyuhyun kembali menatap cangkir di hadapannya dengan pandangan kosong. Merasa tak tega, Miran spontan meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya erat, mencoba memberi sedikit kekuatan.
"Mian. Aku mengerti perasaanmu. Aku tidak tahu bagaimana meringankan rasa sakit itu, tapi hanya ini yang bisa kulakukan." Ucap Miran tulus. Kyuhyun sempat menatapnya tak percaya.
"Bukankah ini lucu? Setelah sekian lama, kita dipertemukan kembali pada situasi yang kurang baik. Kita bertengkar lalu membenci satu sama lain. Sekarang setelah aku tahu yang sebenarnya, aku merasa seperti menemukan bagian dari diriku yang hilang." Ungkap Miran panjang lebar, dengan tatapannya yang mulai menerawang. Kyuhyun mengernyitkan keningnya berusaha mencerna maksud perkataan Miran.
"Aku tahu kau pria yang baik. Dan kau pantas mendapatkan gadis yang baik.. Oppa." Lanjut Miran lagi dengan sedikit penekanan di akhir kalimatnya. Kyuhyun cukup tersentuh dengan ucapan dan sebutan 'oppa' dari Miran untuknya.
"Gomawo. Sepertinya sekarang kau bukan gadis monster lagi seperti yang selama ini kupikirkan." Balas Kyuhyun dengan seringai usilnya, membuat jantung Miran kembali berdegup kencang.

**

Di rumah, Donghae masih belum bisa menentukan sikap. Sulit untuk dipercaya bahwa Younghyun, atasannya sendiri menyatakan cinta padanya.
"Mianhae. Aku tahu ini mengejutkanmu. Tapi apa yang kukatakan itu benar. Aku bersungguh-sungguh bahwa aku mencintaimu. Sejak pertama kita bertemu." Jelas Younghyun sambil tertunduk.
"Lalu bagaimana dengan orangtuamu?"
"Aku sudah mengatakannya pada appa dan eomma. Apapun yang terjadi, aku tak akan menyerah."
"Kyuhyun. Bagaimana dengannya? Bukankah kalian dijodohkan?" Younghyun terdiam. Sekelebat perasaan bersalah kembali terbersit dalam benaknya.
"Geumanhaja. Aku tidak ingin merusak hubungan yang sudah kalian jalin. Kau harus ingat bahwa aku hanya pria miskin. Tak berpendidikan. Apa yang kau suka dariku?"
"Anieyo. Aku mencintaimu apa adanya. Donghae-ssi, jebal. Aku tahu perasaan kita sebenarnya sama, iya kan?" Kali ini giliran Donghae yang terdiam. Ia masih belum yakin pada perasaannya sendiri.
"Selama ini aku diam-diam bekerja di butik temanku. Dari penghasilanku selama ini, aku sudah bisa menyewa sebuah apartemen. Aku sudah memutuskan untuk melepaskan hak warisku atas bisnis appa. Aku akan hidup mandiri, dengan apa yang menjadi pilihanku sendiri. Dan salah satunya adalah kau." Terang Younghyun dengan mata berkaca-kaca. Tangannya sudah erat menggenggam tangan Donghae. Mendengar itu Donghae begitu tersentuh.
"Younghyun-ssi..."
"Donghae-ssi.. Uri saranghaja.. Eoh? Aku tahu kau juga sama. Kau mencintaiku, iya kan?" Tanpa menunggu jawaban dari Donghae, Younghyun langsung memeluknya.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Remember The Days - Part 6





Title :
Remember The Days - 6
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
"k-kau.. Mungkinkah..?" ucap Miran terbata-bata. Sepenggal ingatan mulai terbersit dalam benaknya. Kenangan masa lalunya, saat pertama kali ia menyukai seorang anak laki-laki yang tampan seperti pangeran dalam negri dongeng. Kenyataan bahwa anak laki-laki itu adalah sahabat baik oppa-nya. Ia teringat saat anak laki-laki itu memberikan sebuah gelang tali kepada oppa-nya. Ya.. Ia ingat tentang gelang tali itu. Gelang tali yang persis seperti milik oppa-nya.
"Kyuhyun. Aku Cho Kyuhyun. Kau ingat aku? Jadi benar kau Lee Miran?" ucap Kyuhyun yang membuyarkan segala pemikiran singkat Miran. Jantung Miran tiba-tiba saja berdebar hebat dan membuatnya segera mengalihkan pandangannya dari pria itu.
"mianhae." ucap Kyuhyun lagi dengan nada lebih lembut dari sebelumnya, membuat Miran tertegun namun masih terdiam.
"mian karena aku tidak bisa menepati janjiku untuk datang menemui Donghae hyung saat itu. Banyak hal telah terjadi dan appa-ku mengirimku untuk belajar di Inggris. Begitu aku kembali ke sini, aku selalu berusaha untuk bisa menemukan kalian kembali dan ternyata Hyukjae hyung sudah lebih dulu menemukan kalian." lanjut Kyuhyun menjelaskan. Miran menatap pria itu lagi dengan tatapan sendu.
"Donghae oppa.. Dia menderita kelainan jantung.." ucap Miran lirih. Kyuhyun terkejut dengan penuturan gadis itu. Ia menatap Miran tak percaya. Perasaan sedih dan menyesal bercampur menjadi satu dalam benaknya.
**

Sepeninggal Kyuhyun dari rumah sakit, Louise merasa tergerak untuk ikut melihat keadaan Donghae. Begitu ia yakin tak ada siapapun di sana, ia langsung memutuskan untuk masuk ke dalam kamar rawat Donghae.
Louise masuk dengan perlahan. Ia menatap wajah Donghae yang tengah tertidur. Sangat tampan, pikirnya. Getaran aneh kembali menelusup dadanya. Ia merasa sedih sekaligus tak terima melihat keadaan Donghae yang terbaring lemah.

Di sisi lain, Hyukjae yang saat itu tengah perjalanan menuju rumah sakit tiba-tiba mendapat panggilan telpon dari Younghyun. Dengan segera ia mengenakan earphone yang telah disambungkan dengan ponselnya.
"yoboseyo, Young-ah? Neo odisseo? Kenapa dari kemarin kau sulit sekali dihubungi?" ujar Hyukjae panjang lebar, tanpa memberikan Younghyun kesempatan untuk bicara duluan.
"mian, sunbae. Kemarin aku sedang keluar dan ponselku lowbatt. Jadi aku mematikannya. Ada apa?"
"Donghae.. Dia dirawat di rumah sakit sekarang. Appa-nya terbunuh saat mencoba menyelamatkan korban perampokan. Ia terlalu shock dan drop. Aku dalam perjalanan ke rumah sakit sekarang. Kau juga cepatlah datang." jelas Hyukjae. Younghyun begitu terkejut mendengar kabar itu. Jantungnya seakan mencelos. Lidahnya kelu dan tangannya bergetar.
"Young-ah? Kau masih di sana kan?" ucap Hyukjae lagi yang tidak dibalas oleh Younghyun. Younghyun masih berusaha menstabilkan pikiran dan perasaannya. Ia langsung kalut memikirkan Donghae yang masuk rumah sakit. Tanpa sanggup berkata-kata lagi, Younghyun langsung memutuskan sambungan telponnya dari Hyukjae. Di mobilnya, Hyukjae hanya bisa mendengus pasrah sambil menggerutu kecil.
"Kyuhyun dan Younghyun. Mereka berdua sama saja, tsk. Menutup telpon seenaknya saat aku masih bicara. Tsk, jinjja.."
**

Sesampainya Hyukjae di rumah sakit, ia langsung bergegas menuju kamar rawat Donghae. Ia terkejut saat dilihatnya sudah ada seorang gadis asing di sana.
"nuguseyo..?" tanya Hyukjae sopan. Gadis asing yang adalah Louise itu tak kalah terkejut. Ia begitu kelabakan dan salah tingkah.
"aa.. Itu.. A-aku.. Aku sebenarnya.." Louise kehabisan kata-kata karena gugup setelah tertangkap basah. Hyukjae tampak semakin penasaran dan terus memperhatikan Louise.
"aku.. Aku sepupu Kyuhyun." Setelah bersusahpayah memikirkannya, Louise akhirnya terus terang juga.
"ne? Sepupu? Aku tidak tahu jika ia memiliki sepupu secantik ini.." ujar Hyukjae kemudian menutup mulutnya dengan tangannya sendiri karena keceplosan.
"ah, ani.. Maksudku.. Aku tidak tahu kalau ia ada sepupu yang tinggal di sini.." ujar Hyukjae lagi. Louise hanya menatap Hyukjae bingung dan kikuk. Hyukjae-pun mendadak menjadi ikut gugup.
"apa kau kemari bersama Kyuhyun? Dimana dia? Kenapa kau sendirian? Apa kau kebetulan juga mengenal Donghae?" tanya Hyukjae bertubi-tubi. Louise sangat kebingungan untuk menjawabnya.
"ehm, itu.. Sebenarnya-"

Greekkk..

Ucapan Louise terpotong saat tiba-tiba terdengar suara pintu yang di buka.

Remember The Days - Part 5



Title :
Remember The Days - 5
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
"Kau bilang siapa namanya tadi?" Tanya Kyuhyun serius, membuat Louise mengerjapkan matanya heran.
Baru saja Louise hendak menjawab, tiba-tiba saja ponsel Kyuhyun berdering dan mengalihkan perhatiannya.
"yoboseyo. Oh, Young-ah.. Jamkanman gidaryo.. Aku akan segera ke sana.." ujar Kyuhyun cepat sekaligus mengakhiri percakapannya di telpon.
"Apakah Younghyun eonni?" Tanya Louise yang tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Eoh. Bisakah kau bawakan dulu ponselku? Aku harus mengambil sesuatu di kamar."
"Okay." Jawab Louise menyanggupi sembari menerima ponsel itu.
Setelah Kyuhyun berbalik menuju kamarnya, Louise mendengar nyonya Kim yang memanggil namanya.
"Lou odisseoyo? Bisakah kau kemari sebentar?" Panggil nyonya Kim.
"Eoh? Ah ye, imo. Jamshimanyo!" Seru Louise kemudian beranjak menuju ke tempat nyonya Kim berada, setelah sebelumnya ia meletakkan ponsel Kyuhyun di atas sembarang meja di dekatnya saat itu.
**

Sementara itu, di kediaman keluarga Kim, Younghyun terlihat sudah rapi dengan gaun selutut yang dikenakannya. Malam itu, Kyuhyun dan Younghyun akan mengunjungi toko perhiasan milik teman nyonya Kim untuk melihat cincin pertunangan mereka.
"Kyuhyun onje wa? Apa saja yang dilakukannya hingga membuatmu harus menunggu lama seperti ini, eoh?" Ujar nyonya Kim tak sabaran yang dibalas desahan pelan dari putrinya.
"Ah waeyo? Aku yang mau pergi kenapa jadi eomma yang gelisah? Lagipula tadi aku sudah menghubunginya. Mungkin saja dia masih di jalan. Tsk, kalau dia tidak datang itu akan lebih baik." Balas Younghyun yang sarat akan emosi dan kekesalan.
"Yak, Youngie-ah! Bagaimana mungkin kau bicara seperti itu pada eomma-mu, eoh?"
Tak lama setelah percekcokan kecil antara nyonya Kim dan Younghyun, Kyuhyun pun datang.
"Annyeonghaseyo, eommonim. Jweosonghamnida karena terlambat datang. Kebetulan, jalannya sedang ramai sekali." Ucap Kyuhyun sopan setelah sebelumnya membungkuk memberi hormat pada nyonya Kim. Setelah mengucapkan itu, pandangan Kyuhyun beralih pada Younghyun yang begitu memukau dengan gaun berwarna biru toska. Sangat cantik, begitu pikirnya.
Younghyun yang mengetahui arti tatapan Kyuhyun langsung berdehem pelan untuk mencairkan suasana.
"Aigoo, sepertinya uri Youngie sudah tidak sabar ingin cepat-cepat pergi. Dia bahkan sudah berdandan cantik sejak sejam yang lalu dan menunggumu dengan setia.." Ujar nyonya Kim yang membuat wajah Younghyun merah padam.
"Eommaaa..!" Rengek Younghyun menimpali ucapan eomma-nya yang terlalu berlebihan. Kyuhyun yang mendengar itu hanya terkekeh.
"Geureojyo? Arasseo, eommonim. Kalau begitu kami pergi dulu." Pamit Kyuhyun seraya membungkuk dan menarik tangan Younghyun untuk ikut dengannya.
"Eoh, arasseo. Ah, Kyuhyun-ah, kalau bisa tolong bawa Younghyun pulang sebelum tengah malam. Dia itu tidak begitu tahan dengan udara malam yang dingin." Seru nyonya Kim yang masih bisa didengar oleh Kyuhyun dan Younghyun.

Kyuhyun memperlakukan Younghyun dengan sangat baik. Ia membukakan pintu mobil dan memakaikan sabuk pengaman pada gadis itu. Membuat gadis itu semakin merasa bersalah dan tak enak. Tidak selesai sampai di situ, selama perjalanan mereka pun, Kyuhyun selalu mencuri pandang ke arah Younghyun dan tersenyum.
"Jangan seperti itu. Kau harus perhatikan jalan dengan benar." Ucap Younghyun datar dengan pandangan lurus ke depan, tak mengindahkan tatapan Kyuhyun padanya.
"Yeppeoda." Balas Kyuhyun yang tidak menanggapi ucapan Younghyun dan masih terus mencuri pandang pada gadis itu.
"Geumanhae. Palli ka." Mendengar itu Kyuhyun justru menepikan mobilnya secara tiba-tiba, membuat Younghyun terkejut dan menoleh ke arahnya.
"Neo micheosseo?!" Pekik Younghyun.
"Waeyo? Apa kau mau menyerah dalam permainanmu sendiri? Tsk." Younghyun terdiam. Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Ia tahu bahwa saat seperti itu akan tiba dan ia harus jujur pada perasaannya sendiri.
"Jika kau memang tidak bisa jatuh cinta padaku, paling tidak belajarlah untuk menyukaiku demi kelangsungan bisnis keluarga kita." Lanjut Kyuhyun lagi yang membuat Younghyun semakin gelisah. Younghyun hanya bisa mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil dan menggigit bibir bawahnya gusar.

Walk Away



"Walk Away"

Author :
Kxanoppa
Genre :
Romance, angst
Cast :
Cho Kyuhyun, You (OC)
Rating :
All ages
Length :
Drabble
Notes :
Mian ya klo jelek, terlalu cepat, feelnya kurang dapet, dan sad ending ><! Tapi tetep, aku harap kalian bisa suka dan ngerti maksud cerita ini. Jangan lupa kasih feedback ya lewat komen. That means a lot to me :) please visit our page too http://sujuinmyworld.wordpress.com/ and my own blog http://kxanoppa.blogspot.com/
Go-ma-wo!

Recommended song : Ailee - Ice Flower

Storyline

Hana,
   Dul,
        Set..

Pada hitungan ketiga, aku mulai membuka mataku perlahan. Tak peduli berapa lama aku menutup mataku. Bayangan wajahnya akan selalu ada dalam benakku. Ia terlalu indah. Terlalu indah untuk dilewatkan atau dilupakan begitu saja. Ia tidak berubah. Masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Tampan, dengan garis wajah tegas, tatapan tajam dan senyumnya yang menawan.

Melihatnya bahagia, sudah cukup mengalirkan energi positif yang membuatku ikut bahagia. Ya, aku senang walau hanya dengan melihatnya saja. Sudah hampir 2 bulan ini aku selalu mengawasinya dalam diam, di balik persembunyianku. Seperti seekor tikus, aku terlalu kecil dan pengecut. Ia yang selama ini menjadi kekuatanku. Alasan kenapa aku masih hidup di dunia. Bagaikan oksigen, kuharap ia selalu ada untuk bisa kutemukan.

Aku ingat saat pertama kali beribu kupu-kupu bermain dalam perutku, juga debaran menyesakkan sekaligus menyenangkan yang kurasakan dalam dadaku. Saat dimana manik matanya balik menatapku. Ia menemukanku untuk pertama kalinya, setelah sekian lama aku menantikannya. Tatapan itu, yang sanggup membuat dinding pertahananku runtuh seketika. Membuatku luluh dan lemah dalam sekejap. Membuatku ingin berlari sekencang-kencangnya dan bersorak di sepanjang langkahku, bahwa cintaku tidak bertepuk sebelah tangan.

Pool Of Grudge





"Pool Of Grudge"

Author:
Kxanoppa
Genre :
Horror, mystery, romance, friendship
Tags :
Cho Kyuhyun, Tan Hangeng, Kim Youngwoon, Kim Heechul, Ryn Nara (OC/You), SNSD (Seohyun), Miho (OC), Bora (OC)
Length :
One shot
Rating :
PG-15
Notes :
NO BASH. NO COPY. NO SILENT READERS! Happy reading :D
(please visit this too)

*Ryn Nara pov*
Aku gadis 16 tahun asal Indonesia. Ayahku bekerja di bidang kemiliteran. Beliau mewakili negaraku di kedutaan besar di Korea Selatan, hingga mengharuskan kami untuk berpindah ke sana. Aku tidak merasakan apapun atas kepindahan ini, karena keluargaku sudah sering berpindah-pindah. Sejujurnya membuatku kurang nyaman karena harus berganti-ganti teman dan membuatku tak punya cukup teman baik. Hal itu membuatku menjadi gadis pendiam dan pemikir.
Di tahun pertamaku di SMA DongHak di Seoul, aku berusaha untuk berpikir positif. Bahwa semua akan baik-baik saja dan semua orang akan menyambutku. Tapi ternyata aku salah besar. Siswa di sana tak begitu menyukaiku. Mereka tak mengacuhkanku, membicarakan hal-hal yang tak mengenakkan tentangku, bahkan parahnya mereka tega mem-bully-ku dan memperlakukanku seperti budak mereka. Aku tak tahu pasti apa alasan mereka melakukan itu. Mungkin karena aku orang asing. Hal itu terjadi terus-menerus tanpa aku bisa melawan mereka karena aku tak mau membuat kekacauan dan keributan. Itu akan berbahaya untuk kelanjutan studiku, dan juga akan memalukan jika pihak sekolah tahu bahwa anak seorang duta besar menjadi pengacau di sekolah. Sejak itupun aku memutuskan untuk memangkas pendek rambutku, hanya sekedar untuk terlihat kuat di hadapan mereka.
Saat pelajaran olahraga, guru kami memintaku berpartisipasi dalam olimpiade renang, yang akan diadakan beberapa minggu ke depan. Dalam tim khusus olimpiade itu, ada Seohyun, dimana dia adalah kaptennya. Mengetahui hal itu Seohyun sangat kesal dan semakin membenciku.
"Yak, neo nuguya? Heechul sonsaengnim memilihmu, tapi kami tak akan pernah menerimamu. Kemampuanmu tidak bisa dibandingkan dengan kami." Ujar Seohyun padaku. Ia berdiri dihadapanku bersama kedua sahabatnya dengan wajah sombong memuakkan.
"Arayo. Tapi aku juga akan berusaha untuk olimpiade ini. Kuharap kita bisa saling membantu." Balasku berusaha tetap tenang.
"Cih, omong kosong. Berhenti bersikap sok baik dan suci. Kau hanya ingin pamer kan?" Tukas salah satu sahabat Seohyun, yang kutahu bernama Miho.
"Kalau memang kau hebat, bagaimana kalau kita buktikan saja eoh?" Usul Bora, teman mereka yang lain.
"Bora benar. Bagaimana kalau kita tandingkan saja. Jika aku menang, kau harus mengundurkan diri dari olimpiade ini dan jika kau yang menang, kami akan menerimamu dan aku akan menarik semua ucapan kasarku padamu. Ottae?" Tegas Seohyun. Aku memandangnya ragu dan hanya bisa menelan ludah. Bukan karena aku tak mau atau tak mampu. Aku sedang tidak enak badan siang itu dan berenang bukan ide yang bagus saat itu.
"Tentu saja aku mau. Tapi tidak sekarang. Aku pikir aku sedang demam." Balasku.
"Demam? Kau ini pengecut sekali ternyata. Kalau memang tidak bisa ya mengaku saja dan mundur!" Seohyun tampak tersenyum sinis sekaligus puas, menganggap aku yang memang tak kompeten. Tak lama setelah itu, Miho dan Bora menarik tanganku dan memaksaku untuk masuk ke kolam renang. Aku berusaha sekuat tenaga untuk bertahan hingga kami membuat keributan kecil. Kebetulan guru kami sedang tidak mengawasi saat itu. Aku panik. Namun tiba-tiba sebuah tangan kokoh melepaskanku dari Miho dan Bora.

JEALOUSY





"JEALOUSY"

Author :
Kxanoppa
Genre :
Romance
Tags :
Super Junior (find it by yourself), Cho Hanbyul (OC)
Rating :
All ages
Length :
One shot
Notes :
Semoga kalian suka ya, pls kasih komen/saran/kritik jg boleh. Mian klo byk typo, terlalu singkat, dan feelnya krg dpt. Author udah berusaha sebaik mgkn. Pls no bash, no copy-paste, no plagiarism. Ga keren kan klo punya cerita tp bkn hasil karya sendiri. Masa bikin ff aja nyontek? Wkwk. Kalian jg bisa mampir di sini
 :) Selamat membaca!

*Storyline*

Cho Hanbyul. Gadis mungil dan cantik itu terlihat ikut berdesakan di tengah lautan ELF, di pintu kedatangan internasional bandara Incheon. Lautan manusia dengan banner dan poster bertuliskan Super Junior itu terus menyerukan nama bias mereka masing-masing dan tidak mau mengalah untuk bisa berada di paling depan, menyambut idola mereka yang baru saja meenyelesaikan serangkaian konser bertajuk SS5 itu. Hanbyul terus berusaha mendapatkan posisi terbaiknya meski itupun tetap saja harus berdesakan dan terdorong dari sana-sini. Hanbyul tidak menyerah, sampai akhirnya boyband dengan anggota terbanyak se-asia itu menampakkan diri mereka. Para fans semakin menggila dan membuat Hanbyul harus rela kakinya terinjak dan perutnya tersikut. Hanbyul kini berada di belakang kerumunan dan hanya bisa mendengus kesal melihat kelakuan maniak Super Junior di sana.  Ia kesal karena ia jadi tak bisa melihat prianya. Ya, prianya yang adalah salah satu personil dari Super Junior dan sudah 4 bulan ini menjalin hubungan dengannya. Tidak ada satupun yang tahu mengenai hubungan mereka karena mereka memang merahasiakannya dari publik. Hanbyul berusaha berjinjit untuk bisa mengamati pria-pria tampan yang baru saja datang itu, dan ia tersenyum saat ditemukannya pria yang ia cari. Dikeluarkannya ponsel dari dalam tas kecilnya dan mulai diketiknya sebuah pesan dengan cepat. Setelah itu, Hanbyul dengan segera menuju kafe bandara dan menunggu prianya di sana.
**

Seorang pria tampan yang merupakan salah satu personil dari boyband idola itu terlihat mengeratkan segala perlengkapan penyamarannya. Topi, kacamata, masker, lalu jaket.
"hyung, sepertinya aku harus ke toilet." ujarnya pada Choi Siwon, salah satu hyungnya di Super Junior.
"arasseo. Jangan lama-lama, setelah itu cepatlah menyusul kami sebelum yeoja-yeoja itu menyerangmu." balas Siwon.
"ne!" ujarnya lagi kemudian berlalu ke arah toilet.
Namun tanpa sepengetahuan para member, manajer, dan juga para ELF, ia telah membelokkan arah jalannya. Bukan ke toilet, melainkan ke kafe yang ada di sana.

Ia berjalan tergesa-gesa dan mencari dimana gadisnya berada. Beruntung tak ada yang menyadarinya. Segera dilepaskannya kacamata dan maskernya begitu ditemukannya gadis yang ia cari.

Kamis, 15 Agustus 2013

Remember The Days - Part 4





Title :
Remember The Days - 4
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan Lee (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
"H-Hyukjae? Hyukie-ah? Kaukah itu?" Tanya Donghae terbata-bata, tak percaya bahwa sahabatnya itu telah benar-benar menemukannya. Hyukjae melepaskan pelukannya. Matanya tampak basah karena airmata. Ia tersenyum lebar memandangi wajah Donghae.
"Aku tak percaya kau bisa tumbuh menjadi seorang pria yang sangat tampan. Apa kau mau menyaingiku, hah?" Ledek Hyukjae yang membuat mereka berdua tertawa.

"Aku sangat senang kau baik-baik saja. Selama ini kami sangat merindukanmu, Hae-ah." Ucap Hyukjae setelah mereka masuk dan duduk di ruang tamu rumah Donghae. Donghae sempat terdiam. Ia tertegun mendengar kata 'kami' pada ucapan Hyukjae. Bayangan Kyuhyun kecil kembali terlintas dalam benaknya.
"Hae-ah, kenapa kau tak mencari kami saat kau memutuskan untuk kembali ke Seoul?" Tanya Hyukjae yang membuyarkan lamunan Donghae saat itu.
"Mian. Aku hanya tidak ingin mengganggu kalian. Aku tahu kalian pasti sibuk dengan urusan masing-masing. Aku hanya masih menunggu waktu yang tepat untuk bisa benar-benar menemui kalian kembali." Balas Donghae merasa bersalah.
"Ah, gwenchana. Kenapa kau jadi merasa bersalah begitu? Yang penting sekarang aku sudah berhasil menemukanmu. Kudengar ibumu juga meninggal sebelum kau ke Gimhae, apa itu benar?"
"Ne." Jawab Donghae sedih karena kembali diingatkan tentang eomma-nya.
"Aku turut berduka untukmu, Hae-ah. Hidupmu pasti sulit sekali selama ini. Apa kau tidak mau tinggal bersamaku saja?"
"Anieyo, gwenchana. Lagipula dari sini lebih dekat dengan kampus Miran."
"Miran?" Hyukjae terlihat berpikir, mengingat-ingat sebuah nama yang terdengar familiar baginya. "Ah, benar. Kau kan punya adik perempuan. Jadi apa kabarnya si kecil Miran? Dia juga baik-baik saja kan?" Lanjut Hyukjae.
"Ne, dia baik-baik saja. Dia mendapatkan beasiswa di universitas Seoul." Jawab Donghae sambil tersenyum. Jika menyangkut Miran, semangat Donghae akan kembali karena kebanggaannya akan dongsaengnya itu.
"Geundae Hyukie-ah, bagaimana kau bisa tahu rumahku?" Tanya Donghae penasaran.
"Aku bertanya pada salah seorang pelayan di tempatmu bekerja. Dan oh, apa kau kenal dengan gadis bernama Kim Younghyun? Dia adalah temanku saat kuliah dulu, sekaligus putri dari pemilik restoran tempatmu bekerja saat ini." Papar Hyukjae yang membuat Donghae membulatkan kedua matanya. Ia teringat ucapan Younghyun yang menyatakan bahwa dia hanya sekedar pelanggan tetap di restoran itu, dan bukan pemilik restoran itu. Jadi selama ini Younghyun berbohong? Pikir Donghae.
"J-jadi.. Younghyun temanmu? Dia pemilik restoran itu?" Tanya Donghae berusaha memastikan dengan sedikit terbata.
"Ne. Majayo. Geundae, kenapa dengan ujung bibirmu itu? Terjadi sesuatu, Hae-ah?" Balas Hyukjae penuh selidik.
"Oh ini.. Ne, terjadi sesuatu di restoran. Hanya salah paham, aku sudah tidak ingin membahasnya."
"Apa kau ingat seperti apa orang yang memukulmu itu? Kau lihat wajahnya?" Cecar Hyukjae.
"Aku tak terlalu memperhatikannya. Kejadiannya begitu cepat. Setelah ia datang dan tiba-tiba memukulku, Younghyun berusaha menengahi dan pria itu pergi bersama Younghyun. Yang kuingat, ada bekas luka di keningnya. Tapi sudahlah, untuk apa kau menanyakan ini sampai sedetil itu?"
"Apa kau sungguh tak mengenalinya?" Hyukjae terus mengejar Donghae dengan pertanyaan-pertanyaannya.
"Entahlah. Sepertinya tidak. Hyukie-ah, wae? Dari tadi kau serius sekali ingin tahu tentang hal ini. Aku tidak apa-apa kok. Aku bahkan sudah memaafkannya."
"Apa kau memaafkannya karena kau tidak mengenalinya?"
"M-musuniriya?" Balas Donghae yang semakin tidak mengerti.
"Bagaimana kalau aku bilang bahwa pria yang memukulmu itu adalah Kyuhyun? Apa kau masih akan memaafkannya?"

Remember The Days - Part 3





Title :
Remember The Days - 3
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan Lee (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC), Hwan Sanghee (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
Younghyun terkejut mendapati kenampakan seorang pria yang sangat ia kenal dihadapannya.
"Hyukjae sunbae? Bagaimana kau bisa ada di sini?" Tanya Younghyun penasaran pada seniornya sewaktu kuliah dulu setelah sebelumnya ia menerima saputangan yang diulurkan pria itu.
"Yang jelas, tidak mungkin aku datang jauh-jauh hanya untuk menemuimu, kan?" Jawab pria itu sambil terkekeh. Younghyun hanya mencibir menanggapi guyonan sunbae-nya itu.
"Waeyo?" Kini giliran Hyukjae yang balik bertanya. Younghyun terdiam dan mengalihkan pandangannya.
"Youngie-ah. Sesuatu terjadi kan? Kau bahkan sampai harus menangis seperti itu. Ada apa?" Cecar Hyukjae yang menuntut penjelasan.
"Sunbae, aku.." Younghyun menggigit bibir bawahnya, mendesah pelan, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Aku akan dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis orangtuaku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Perjodohan ini penting bagi kelangsungan bisnis kami dan orangtuaku sangat mengharapkanku."
"Memangnya seperti apa putra rekan bisnis orangtuamu itu?"
"Entahlah. Aku tidak terlalu memperhatikannya saat makan malam bersama tadi." Jawab Younghyun apa adanya.
"Apa.. Sudah ada orang yang kau sukai?" Pertanyaan itu membuat Younghyun tertegun. Ia menatap Hyukjae, menerka-nerka apakah Hyukjae bisa membaca pikirannya.
"Jadi benar, ada yang kau sukai? Nugu?" Hyukjae melancarkan serangannya lagi.
"Itu.. Itu aku.. Aku tidak tau apakah ini bisa disebut cinta. Aku hanya begitu mengagumi seseorang dan tidak bisa tidur hanya karena memikirkannya. Kukira ini hanya perasaan sesaat, namun ternyata aku salah. Semakin hari peraaanku semakin bertambah padanya dan aku takut, Sunbae.." Tanpa sadar Younghyun menceritakan semua yang membebani pikiran dan perasaannya pada Hyukjae. Hyukjae terlihat mendengarkan dengan seksama.
"Kenapa kau takut?"
"Aku takut karena aku tahu bahwa kami tidak mungkin bisa bersama. Aku hanya tidak bisa mengendalikan perasaan ini."
"Memangnya siapa dia? Kenapa kau pesimis bahwa kalian tak mungkin bisa bersama?" Hyukjae yang semakin penasaran terus melontarkan pertanyaannya yang terkesan menginterogasi.
"Dia.. Dia salah satu pelayan di restoran appa. Namanya.. Lee Donghae.." Ucap Younghyun dengan pandangan yang mulai menerawang, diikuti dengan senyum hambarnya. Merasa begitu lemah karena jatuh dengan mudah pada pesona seorang Lee Donghae, yang hanya seorang pelayan. Tanpa disadarinya, Hyukjae yang duduk dihadapannya terlihat begitu terkejut saat mendengar sebuah nama yang familiar baginya itu diucapkan. Hyukjae menelan ludahnya kasar, berusaha mengatur napasnya kembali.
"Siapa kau bilang tadi? Donghae? Lee Donghae??" Tanya Hyukjae sambil membulatkan kedua matanya, tak sabar. Younghyun yang bingung dengan perubahan sikap seniornya itu hanya bisa mengangguk.
**

Kyuhyun masih terdiam merenung dalam mobilnya. Hari semakin larut dan mobil-mobil lain yang tadi berlalu-lalang di jalan raya tampak berkurang. Kyuhyun hanya butuh seseorang untuk bisa ia ajak bicara dan mengerti perasaannya. Ia merasa muak jika memikirkan tentang rumah, karena itu ia merasa akan lebih baik jika ia tidak usah pulang saja malam itu. Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, dan berniat menghubungi seseorang. Di saat ia baru saja akan menekan kontak yang ditujunya, sebuah panggilan masuk mengejutkannya dan ternyata dari seseorang yang memang ia harapkan, Lee Hyukjae.
"Hyukjae hyung!" Sapa Kyuhyun dengan semangatnya sudah sedikit membaik.
"................." Hyukjae mengatakan sesuatu yang membuat mata Kyuhyun nyaris keluar karena melotot kaget dan juga jantung yang seakan mencelos saking terkejutnya.
"M-mworago? Yak, berhenti bercanda." Balas Kyuhyun yang menampik perkataan Hyukjae.
"..............."
"Yak, neo odiya? Kita bertemu sekarang juga! Tunggu aku di sana!" Ujar Kyuhyun cepat dengan napas yang memburu. Setelah mendengar penjelasan Hyukjae dari sebrang telponnya, ia mendadak kehilangan fokusnya. Entah terlalu senang atau bahkan terlalu sulit mempercayainya. Ia hanya merasa sesak di dadanya dan berharap bahwa apa yang dikatakan Hyukjae adalah benar.
Kyuhyun kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju cafe dimana Hyukjae berada dan menunggunya.

Sesampainya di cafe itu, Kyuhyun segera keluar dari mobilnya dan masuk dengan tergesa-gesa. Ia mengedarkan pandangan mencari sunbae-nya.
"Hyung, apa maksud perkataanmu di telpon tadi? Jelaskan padaku, jebal!" Pinta Kyuhyun yang terkesan memaksa saat ia telah duduk dihadapan Hyukjae, dimana sebelumnya adalah tempat Younghyun.
"Tenanglah. Pesan minuman saja dulu, setelah itu aku akan cerita." Balas Hyukjae. Kyuhyun tampak mulai menenangkan dirinya dan menuruti perkataan Hyukjae.
"Sekarang ceritakan padaku." Ujarnya tak sabar.
"Lee Donghae. Aku sudah menemukannya."
"J-jinjjayo?? Dimana? Dimana dia sekarang?" Tanya Kyuhyun terbata-bata.
"Dia bekerja di restoran temanku."
"Restoran? Restoran apa? Dimana? Hyung, ayo kita ke sana besok, eoh?" Kyuhyun semakin tak sabaran, sedangkan Hyukjae hanya menatapnya iba.
"Tenanglah, Kyu. Aku mengerti perasaanmu. Sayangnya aku lupa menanyakan apa nama restorannya. Tapi aku akan segera mencari tahu. Jadi, bersabarlah. Kita pasti akan segera menemukannya." Jelas Hyukjae berusaha menenangkan hoobae-nya itu. Mendengar itu semangat Kyuhyun kembali meredup.
"Aku janji. Setelah aku tahu restoran itu, kita akan segera menemuinya." Kyuhyun hanya terdiam.
"Sudah sangat larut. Sebaiknya aku kembali sekarang." Ucap Hyukjae lagi seraya bangkit dari kursinya.
"Hyung" panggil Kyuhyun yang menghentikan aksi Hyukjae untuk segera beranjak dari cafe itu.
"Waeyo?"
"Bisakah aku tinggal ditempatmu? Untuk malam ini saja." Pinta Kyuhyun setengah memohon. Hyukjae kembali mendaratkan pantatnya pada permukaan kursi dan menatap Kyuhyun penuh selidik.
"Terjadi sesuatu?"
"Itu.. Sebenarnya aku sedang kesal dengan appa-ku. Appa mencoba menjodohkanku dengan anak temannya." Jawab Kyuhyun dengan kepala tertunduk. Hyukjae mendesis tak percaya pada ucapan teman lamanya itu.
"Dijodohkan? Tsk. Ada berapa orang lagi yang akan mengatakan padaku bahwa mereka dijodohkan? Ini sungguh lucu." Ucap Hyukjae dengan tawa meremehkan.
"Musuniriya?" Tanya Kyuhyun bingung.
"Baiklah, biar kutebak. Apa kau dijodohkan dengan seseorang yang bermarga Kim?"
"Ne. Darimana kau tahu?"
"Apakah namanya Kim Younghyun?"
"Majayo. Bagaimana kau bisa tahu?"
"Jadi, apakah dia cantik?"
"Dia sangat cantik. Ah, ani. Maksudku.. Yak! Apa kau mau berlagak sok detektif hah?" Melihat Kyuhyun yang mulai terbawa emosi, Hyukjae hanya tertawa.
"Kau suka kan padanya? Mengaku saja, Kyu! Jika kau suka, kenapa tidak kau terima saja perjodohan itu?"
"Yak, Hyukjae hyung! Berhenti bicara yang tidak-tidak. Ah jinjja! Sekarang bawa saja aku kerumahmu. Ppali!" Sentak Kyuhyun yang berusaha menutupi rasa malunya.
"Kau kira aku mengijinkanmu?" Balas Hyukjae tak mau kalah.
"Hyung!" Teriakan dan tatapan Kyuhyun terlihat begitu abstrak, membuat Hyukjae sampai takut untuk sekedar menatapnya balik.
"Ah, arasseo arasseo.." Ujarnya pasrah dan di balas seringai penuh kemenangan oleh Kyuhyun.
**

Suatu saat di lain hari, Donghae yang tengah melakukan pekerjaannya sebagai salah satu pramusaji restoran tiba-tiba merasakan keanehan pada tubuhnya. Ia mendadak lemas dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya. Jantungnya berdebar tak stabil dan itu membuatnya sulit bernapas. Ia pusing dan berkunang-kunang. Dengan cepat ia bertumpu pada salah satu meja yang ada di restoran itu. Beruntung restoran sedang tidak ramai sehingga tak ada seorangpun yang curiga. Ia berusaha sendiri mengendalikan tubuhnya itu hingga ia merasa telah benar-benar membaik.
"Hae-ah, ada pelanggan yang baru saja datang di meja itu. Cepat kau layani mereka. Aku akan layani yang di sana." Ujar Sanghee, pelayan lainnya yang juga bekerja di restoran keluarga Kim dan itu membuat Donghae sedikit tersentak.
"Ah, ne sunbaenim." Balas Donghae dengan sikap seolah ia baik-baik saja.
Ini bukan kali pertama baginya merasakan dan mengalami hal serupa. Donghae kembali dirundung kegelisahan jika ia harus diingatkan akan kondisi kesehatannya. Mungkin akan lebih baik jika ia pergi ke dokter saja, pikirnya.

Beberapa lama kemudian, Younghyun datang mengunjungi restoran keluarganya itu. Donghae yang masih larut dalam kesibukannya tidak menyadarinya sama sekali hingga tiba-tiba nampan berisi minuman yang ia bawa harus meleset dari pegangannya dan jatuh mengenai Younghyun. Beberapa gelas minuman tadi harus tumpah dan mengenai sepatu Younghyun. Donghae terkejut dan segera membungkuk meminta maaf.
"Younghyun-ssi, mianhamnida. Jeongmal mianhamnida. Naega jalmothaesseo." Ucap Donghae cepat kemudian berniat membereskan kekacauan yang ia buat. Younghyun berusaha membantu Donghae namun Donghae mencegahnya.
"Jangan sentuh itu. Biar aku saja. Aku tidak mau kau sampai terluka." Ucap Donghae yang membuat Younghyun tersentuh.
"Sepatumu jadi kotor karena perbuatanku. Biar kubersihkan."
"Anieyo, Hae-ssi. Gwenchana. Kau tidak perlu melakukan itu. Aku bisa sendiri." Sergah Younghyun ketika Donghae sudah membungkuk dibawahnya untuk membersihkan sepatunya.
"Donghae-ssi gwenchana.. Bangunlah. Donghae-ssi.." Donghae sama sekali tak memedulikan perkataan Younghyun, membuat gadis itu merasa tak enak dengan para pelayan lainnya yang menatap bingung dan heran ke arah mereka.
**

Kyuhyun menepati janjinya untuk mengajak Louise berkeliling, membuat gadis yang biasa disapa Lou itu begitu bersemangat. Tak terasa hari sudah siang dan tiba saatnya untuk makan siang.
"Oppa! Aku lapar. Bagaimana kalau kita istirahat dulu sambil makan di restoran itu? Eoh? Eoh?" Rengek Louise pada kakak sepupunya yang terkenal cuek itu.
"Baiklah. Kau yang traktir ya!" Ujar Kyuhyun seraya keluar dari mobilnya, meninggalkan Louise yang masih di dalam mobil dengan tampang sebalnya.

Begitu mereka berdua masuk ke dalam restoran itu, mereka cukup dikejutkan dengan sebuah pemandangan yang bagi Kyuhyun sangat tidak menyenangkan.
"Oppa, lihat. Bukankah itu Younghyun? Kim Younghyun putri tuan dan nyonya Kim yang dijodohkan denganmu?" Tanya Louise dengan masih menatap ke arah Younghyun dan Donghae. Kyuhyun terdiam dan mengikuti arah pandang sepupunya. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dadanya. Mungkinkah jika Kyuhyun cemburu pada apa yang dilakukan Donghae terhadap Younghyun saat itu?