Author : Kxanoppa
Tags :
-
Choi
Siwon
-
Lee
Hyuk Jae/Eunhyuk
-
Jang
Sora (OC)
Genre : Romance
Rating : G
Length : One Shot
A/N : Mian kalo feelnya masih krg
dapet, mian kalo banyak kesalahan kata/typo. Aku masih amatir dan masih perlu
belajar. I’ve done my best for this one, so happy reading guys ! Hope yall will
like it.
(udah pernah dipublish di http://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/06/07/i-wish/)
****
Story Line :
“Untuk apa kau mengumpulkan
bintang kertas sebanyak itu?” suara beratnya mulai memenuhi indera
pendengaranku. Memecah keheningan di antara kami. Akupun mulai memutar otak
untuk bisa menjawab pertanyaan itu, melihat raut wajahnya yang tampak sangat
penasaran.
“Karena aku ingin suatu saat
nanti, bintang-bintang ini bisa mengabulkan permohonanku..” jawabku santai,
tidak lupa dengan senyuman sebagai penutupnya.
“Permohonan? Bagaimana mungkin
hal itu bisa terjadi? Ini kan hanya kertas lipat biasa, Sora-ya..” celetuknya
lagi yang terdengar semakin heran dan terkesan meremehkan sebuah keyakinan yang
sudah lama kutanam dalam benakku.
“Terdengar konyol bukan? Tapi
jika kau bisa mengumpulkannya sampai 1000 bintang, permohonanmu akan
terkabul..” protesku tak mau kalah.
“Lalu apa permohonanmu?” Tanya
pria bertubuh tegap itu lagi.
“Permohonanku?” Aku merasa
terpojok saat ia menanyakan apa permohonanku. Sejujurnya aku masih belum tahu
pasti, apa yang sebenarnya aku inginkan. Sejauh ini aku sudah merasa bahagia
dengan semua yang kumiliki. Bagaimana tidak? Aku cantik, cerdas, dilahirkan dan
dibesarkan dalam sebuah keluarga terpandang, dan yang terpenting adalah bahwa
aku memilikinya. Seorang pria tampan berhati tulus yang selalu ada di sisi ku
selama 1 tahun terakhir, Choi Siwon. Jadi, apa yang benar-benar aku inginkan?
Aku tidak tahu. Melihatnya sangat penasaran, aku tidak tega untuk tidak
memberitahunya.
“Itu rahasia!” Jawabku sembari
bercanda, membuatnya membelalak tak percaya dan itu tampak sangat lucu.
Meskipun ia seorang pria dewasa dengan tubuh atletis, terkadang ia juga
bertingkah kekanakan. Aku tak bisa menahan tawaku saat itu. Tapi jauh di dalam
lubuk hatiku, aku merasa bersalah. Maafkan aku, Siwon Oppa. Saat aku tahu apa
keinginanku nanti, kau adalah orang pertama yang akan kuberitahu. Aku janji.
****
Sore itu kami berjanji untuk
bertemu di sebuah gedung bioskop untuk bisa menonton film bersama. Aku sengaja
tiba lebih awal karena sebelumnya aku selalu membuatnya menunggu lama dan aku
merasa sangat bersalah. Aku ingin bisa menebus kesalahanku itu dan memberinya
kejutan. Sudah lebih 20 menit dari waktu yang dijanjikan, namun belum juga
kutemukan sosoknya di antara kerumunan yang ada di sana. Aku mulai risau. Selama
ini Siwon tidak pernah terlambat apalagi sampai mengingkari janji. Aku berusaha
menghubunginya, namun tak juga di angkat. Aku mencoba untuk tetap menunggu
dengan sabar dan berharap ia segera datang. 30 menit, 40 menit, 1 jam. Ia tak
juga muncul dihadapanku. Bahkan film yang akan kami tonton sudah akan dimulai.
Aku sangat kecewa. Aku marah. Aku kesal. Semua bercampur menjadi satu. Baru
kali ini Siwon tidak menepati janjinya. Selama 1 tahun kami menjalin hubungan,
baru kali ini pula aku dibuatnya begitu kesal. Ia bahkan tidak mencoba
menghubungiku untuk sekedar meminta maaf atau memberikan alasan kenapa ia tidak
datang. Karena malam semakin larut, aku putuskan untuk berhenti menunggunya dan
pulang.
Sesampainya di rumah, aku berniat
untuk melanjutkan pembuatan koleksi bintang kertasku. Tapi melihat benda itu
membuatku teringat akan dirinya, dan membuatku semakin lesal karena ia tidak
menepati janji. Sungguh aku sangat sedih dan kecewa. Aku tahu ini mungkin
terkesan sangat kekanakan, tapi aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa merasa
semarah ini. Aku menyimpan kembali toples berisikan bintang kertas itu ke dalam
laci meja kerjaku, dan mengurungkan niatku untuk melanjutkannya. Masih kurang
separuh lagi untuk bisa mencapai angka 1000, dan karena aku sedang marah saat
itu, aku tidak peduli lagi apakah aku harus meneruskannya atau tidak.
****
Sudah 2 hari berlalu sejak Siwon
tidak menepati janjinya. Sudah 2 hari aku sedih dan kecewa karena ia tak
sekalipun menghubungiku dan aku tak mencoba untuk menghubunginya lebih dulu.
Itu berarti bahwa sudah 2 hari pula, kami tidak bertemu. Aku merasa aneh dengan
semua ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah mungkin aku melakukan kesalahan
yang membuatnya juga marah padaku dan tidak ingin menemuiku ataupun
menghubungiku? Aku tidak ingat jika aku telah menyakitinya. Kenapa Siwon
mencampakkan aku seperti ini? Tidakkah ia juga merasa bersalah karena tidak
datang sore itu? Tak apa jika ia lupa, aku hanya ingin ia meminta maaf dan
menjelaskan padaku. Tidak seperti ini. Aku merasa terpuruk hanya karena
memikirkannya. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku berusaha meruntuhkan dinding
keangkuhanku untuk bisa mulai mencoba menghubunginya lebih dulu, karena jauh di
dalam lubuk hatiku ini, aku sangat mengkhawatirkannya.
Nada sambung telepon terdengar
ketika aku mencoba menghubunginya dengan ponselku. Sekali, dua kali, tiga kali.
Berkali-kali sudah aku mencoba meneleponnya, tapi ia sama sekali tidak menjawab
panggilanku. Aku lelah. Aku tidak bisa meneruskan ini lebih lama lagi. Aku
pikir akan lebih baik kalau aku langsung pergi saja ke rumahnya dan bicara
langsung dengannya untuk meminta penjelasan.
****
Di depan sebuah rumah megah
dengan pagar kokoh menjulang aku berdiri. Berharap para sekuriti yang menjaga
rumah itu bisa segera membukakan pintu dan membolehkan aku masuk.
“Ahjussi, ini aku, Sora. Apakah
Siwon Oppa ada di rumah? Aku ada perlu dengannya..” ucapku pada kepala sekuriti
yang ada di sana, yang memang sudah kukenal sejak aku resmi menjadi pacar Siwon
tahun lalu. Park Ahjussi, kepala sekuriti paling ramah yang pernah kukenal itu,
biasanya akan langsung membukakan pintu begitu melihatku datang. Tapi tidak
untuk hari ini. Ia tidak kunjung membukakannya untukku. Ia berjalan mendekati
pintu pagar dan mulai menyampaikan sesuatu padaku dengan wajah lesu.
“Sora-ssi.. Ehm.. Maafkan aku,
tapi hari ini Siwon sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.. Apakah ada hal
lain yang bisa kubantu? Jika ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padanya, biar
aku saja yang menyampaikannya..” ujar Park Ahjussi yang terdengar agak terbata.
Ia bilang Siwon tidak ingin diganggu. Apakah jika aku yang datang, maka aku
juga akan mengganggu? Siwon Oppa, apakah aku mengganggumu selama ini?
Pertanyaan demi pertanyaan mulai memenuhi benak dan pikiranku.
“Ahjussi.. Sebenarnya apa yang
terjadi? Katakan padaku yang sebenarnya. Jebal..” pintaku dengan sedikit
memohon, begitu ia hendak kembali masuk ke dalam. Ia bahkan tidak berani
mengangkat wajahnya dan terus menunduk dihadapanku. “Park Ahjussi!” aku yang
terlalu diselimuti emosi, tidak bisa mengendalikan diri lagi dan tak sengaja
membentaknya, membuat Park Ahjussi sempat terkejut dan tak tega melihatku yang
terus berdiri di luar.
“Masuklah.. Aku akan mengatakan
pada Nyonya bahwa kau datang..” ajak Park Ahjussi yang mulai membuka pintu pagar
dan menyilahkan aku masuk.
Aku menunggu di teras rumah mewah
itu cukup lama, sampai akhirnya seorang wanita paruh baya dengan wajah yang
masih terlihat cantik itu menunjukkan dirinya. Dengan sigap aku langsung
membungkuk member hormat, seperti biasa jika aku bertemu dan berhadapan
dengannya. Melihat wajahnya yang cantik, sangat mengingatkanku akan seseorang
yang sangat kusukai. Aku tahu, bahwa ketampanan Siwon Oppa telah diturunkan
dari ibunya yang kini telah berdiri sejajar dihadapanku.
“Ahjumma..” sapaku sopan.
“Mau apa kau datang kemari?
Bukankah kepala sekuriti Park sudah memberitahumu bahwa Siwon sedang tidak
ingin di ganggu?” Tanya Choi Ahjumma –ibu Siwon- dengan ekspresi yang cukup
sulit dijelaskan. Ia tampak berbeda. Seketika itu juga kecantikannya memudar
dalam penglihatanku. Ia tampak sangat tidak suka melihat kedatanganku.