Kamis, 06 Juni 2013

I Wish






Author                          : Kxanoppa
Tags                               :
-          Choi Siwon
-          Lee Hyuk Jae/Eunhyuk
-          Jang Sora (OC)
Genre                            : Romance
Rating                           : G
Length                           : One Shot
A/N                           : Mian kalo feelnya masih krg dapet, mian kalo banyak kesalahan kata/typo. Aku masih amatir dan masih perlu belajar. I’ve done my best for this one, so happy reading guys ! Hope yall will like it.
 

****

Story Line       :

“Untuk apa kau mengumpulkan bintang kertas sebanyak itu?” suara beratnya mulai memenuhi indera pendengaranku. Memecah keheningan di antara kami. Akupun mulai memutar otak untuk bisa menjawab pertanyaan itu, melihat raut wajahnya yang tampak sangat penasaran.
“Karena aku ingin suatu saat nanti, bintang-bintang ini bisa mengabulkan permohonanku..” jawabku santai, tidak lupa dengan senyuman sebagai penutupnya.
“Permohonan? Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Ini kan hanya kertas lipat biasa, Sora-ya..” celetuknya lagi yang terdengar semakin heran dan terkesan meremehkan sebuah keyakinan yang sudah lama kutanam dalam benakku.
“Terdengar konyol bukan? Tapi jika kau bisa mengumpulkannya sampai 1000 bintang, permohonanmu akan terkabul..” protesku tak mau kalah.
“Lalu apa permohonanmu?” Tanya pria bertubuh tegap itu lagi.
“Permohonanku?” Aku merasa terpojok saat ia menanyakan apa permohonanku. Sejujurnya aku masih belum tahu pasti, apa yang sebenarnya aku inginkan. Sejauh ini aku sudah merasa bahagia dengan semua yang kumiliki. Bagaimana tidak? Aku cantik, cerdas, dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah keluarga terpandang, dan yang terpenting adalah bahwa aku memilikinya. Seorang pria tampan berhati tulus yang selalu ada di sisi ku selama 1 tahun terakhir, Choi Siwon. Jadi, apa yang benar-benar aku inginkan? Aku tidak tahu. Melihatnya sangat penasaran, aku tidak tega untuk tidak memberitahunya.
“Itu rahasia!” Jawabku sembari bercanda, membuatnya membelalak tak percaya dan itu tampak sangat lucu. Meskipun ia seorang pria dewasa dengan tubuh atletis, terkadang ia juga bertingkah kekanakan. Aku tak bisa menahan tawaku saat itu. Tapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku merasa bersalah. Maafkan aku, Siwon Oppa. Saat aku tahu apa keinginanku nanti, kau adalah orang pertama yang akan kuberitahu. Aku janji.
****
Sore itu kami berjanji untuk bertemu di sebuah gedung bioskop untuk bisa menonton film bersama. Aku sengaja tiba lebih awal karena sebelumnya aku selalu membuatnya menunggu lama dan aku merasa sangat bersalah. Aku ingin bisa menebus kesalahanku itu dan memberinya kejutan. Sudah lebih 20 menit dari waktu yang dijanjikan, namun belum juga kutemukan sosoknya di antara kerumunan yang ada di sana. Aku mulai risau. Selama ini Siwon tidak pernah terlambat apalagi sampai mengingkari janji. Aku berusaha menghubunginya, namun tak juga di angkat. Aku mencoba untuk tetap menunggu dengan sabar dan berharap ia segera datang. 30 menit, 40 menit, 1 jam. Ia tak juga muncul dihadapanku. Bahkan film yang akan kami tonton sudah akan dimulai. Aku sangat kecewa. Aku marah. Aku kesal. Semua bercampur menjadi satu. Baru kali ini Siwon tidak menepati janjinya. Selama 1 tahun kami menjalin hubungan, baru kali ini pula aku dibuatnya begitu kesal. Ia bahkan tidak mencoba menghubungiku untuk sekedar meminta maaf atau memberikan alasan kenapa ia tidak datang. Karena malam semakin larut, aku putuskan untuk berhenti menunggunya dan pulang.

Sesampainya di rumah, aku berniat untuk melanjutkan pembuatan koleksi bintang kertasku. Tapi melihat benda itu membuatku teringat akan dirinya, dan membuatku semakin lesal karena ia tidak menepati janji. Sungguh aku sangat sedih dan kecewa. Aku tahu ini mungkin terkesan sangat kekanakan, tapi aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa merasa semarah ini. Aku menyimpan kembali toples berisikan bintang kertas itu ke dalam laci meja kerjaku, dan mengurungkan niatku untuk melanjutkannya. Masih kurang separuh lagi untuk bisa mencapai angka 1000, dan karena aku sedang marah saat itu, aku tidak peduli lagi apakah aku harus meneruskannya atau tidak.
****
Sudah 2 hari berlalu sejak Siwon tidak menepati janjinya. Sudah 2 hari aku sedih dan kecewa karena ia tak sekalipun menghubungiku dan aku tak mencoba untuk menghubunginya lebih dulu. Itu berarti bahwa sudah 2 hari pula, kami tidak bertemu. Aku merasa aneh dengan semua ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah mungkin aku melakukan kesalahan yang membuatnya juga marah padaku dan tidak ingin menemuiku ataupun menghubungiku? Aku tidak ingat jika aku telah menyakitinya. Kenapa Siwon mencampakkan aku seperti ini? Tidakkah ia juga merasa bersalah karena tidak datang sore itu? Tak apa jika ia lupa, aku hanya ingin ia meminta maaf dan menjelaskan padaku. Tidak seperti ini. Aku merasa terpuruk hanya karena memikirkannya. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku berusaha meruntuhkan dinding keangkuhanku untuk bisa mulai mencoba menghubunginya lebih dulu, karena jauh di dalam lubuk hatiku ini, aku sangat mengkhawatirkannya.
Nada sambung telepon terdengar ketika aku mencoba menghubunginya dengan ponselku. Sekali, dua kali, tiga kali. Berkali-kali sudah aku mencoba meneleponnya, tapi ia sama sekali tidak menjawab panggilanku. Aku lelah. Aku tidak bisa meneruskan ini lebih lama lagi. Aku pikir akan lebih baik kalau aku langsung pergi saja ke rumahnya dan bicara langsung dengannya untuk meminta penjelasan.
****
Di depan sebuah rumah megah dengan pagar kokoh menjulang aku berdiri. Berharap para sekuriti yang menjaga rumah itu bisa segera membukakan pintu dan membolehkan aku masuk.
“Ahjussi, ini aku, Sora. Apakah Siwon Oppa ada di rumah? Aku ada perlu dengannya..” ucapku pada kepala sekuriti yang ada di sana, yang memang sudah kukenal sejak aku resmi menjadi pacar Siwon tahun lalu. Park Ahjussi, kepala sekuriti paling ramah yang pernah kukenal itu, biasanya akan langsung membukakan pintu begitu melihatku datang. Tapi tidak untuk hari ini. Ia tidak kunjung membukakannya untukku. Ia berjalan mendekati pintu pagar dan mulai menyampaikan sesuatu padaku dengan wajah lesu.
“Sora-ssi.. Ehm.. Maafkan aku, tapi hari ini Siwon sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun.. Apakah ada hal lain yang bisa kubantu? Jika ada sesuatu yang ingin kau sampaikan padanya, biar aku saja yang menyampaikannya..” ujar Park Ahjussi yang terdengar agak terbata. Ia bilang Siwon tidak ingin diganggu. Apakah jika aku yang datang, maka aku juga akan mengganggu? Siwon Oppa, apakah aku mengganggumu selama ini? Pertanyaan demi pertanyaan mulai memenuhi benak dan pikiranku.
“Ahjussi.. Sebenarnya apa yang terjadi? Katakan padaku yang sebenarnya. Jebal..” pintaku dengan sedikit memohon, begitu ia hendak kembali masuk ke dalam. Ia bahkan tidak berani mengangkat wajahnya dan terus menunduk dihadapanku. “Park Ahjussi!” aku yang terlalu diselimuti emosi, tidak bisa mengendalikan diri lagi dan tak sengaja membentaknya, membuat Park Ahjussi sempat terkejut dan tak tega melihatku yang terus berdiri di luar.
“Masuklah.. Aku akan mengatakan pada Nyonya bahwa kau datang..” ajak Park Ahjussi yang mulai membuka pintu pagar dan menyilahkan aku masuk.
Aku menunggu di teras rumah mewah itu cukup lama, sampai akhirnya seorang wanita paruh baya dengan wajah yang masih terlihat cantik itu menunjukkan dirinya. Dengan sigap aku langsung membungkuk member hormat, seperti biasa jika aku bertemu dan berhadapan dengannya. Melihat wajahnya yang cantik, sangat mengingatkanku akan seseorang yang sangat kusukai. Aku tahu, bahwa ketampanan Siwon Oppa telah diturunkan dari ibunya yang kini telah berdiri sejajar dihadapanku.
“Ahjumma..” sapaku sopan.
“Mau apa kau datang kemari? Bukankah kepala sekuriti Park sudah memberitahumu bahwa Siwon sedang tidak ingin di ganggu?” Tanya Choi Ahjumma –ibu Siwon- dengan ekspresi yang cukup sulit dijelaskan. Ia tampak berbeda. Seketika itu juga kecantikannya memudar dalam penglihatanku. Ia tampak sangat tidak suka melihat kedatanganku.

Imagine Me And You





Author              : Kxanoppa
Title                  : Imagine Me And You
Genre                : Romance
Tags                  :
-          Choi Siwon
-          Cho Kyuhyun
-          Jenny Kim (OC)
-          Misun (OC)
-          Yoori (OC)
Rating               : G
Length              : One Shot
Author’s Note  : I’m back with my new ff. Hope you guys like it, and don’t forget to give me some feedback with comments please ^ ^ Happy reading ! J (pernah dipublish di http://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/05/05/imagine-me-and-you/)

SCENE                        :
Sore itu terasa tidak begitu bersahabat. Hujan turun dengan tiba-tiba disertai desir angin yang berhembus kencang, membuat bulu kudukku sontak berdiri karena kedinginan. Sialnya lagi, aku bahkan lupa membawa payung karena terburu-buru untuk berangkat bekerja pagi ini. Apa boleh buat, aku terpaksa berteduh sementara di bawah atap sebuah minimarket, yang mendadak tampak penuh oleh orang-orang yang juga menunggu hujan reda. Aku berdiri di depan minimarket itu seperti anak hilang, dengan penampilan yang bisa dibilang berantakan dan rambutku yang basah setelah sempat terguyur hujan. Aku menghela napas berat meratapi kesialanku hari ini, sampai akhirnya aku putuskan untuk masuk ke dalam saja dan membeli minuman yang bisa menghangatkanku.
****
“Nona Kim!” seru seorang pria dengan suara lantangnya, yang otomatis membangunkanku dari tidur singkatku, dan bodohnya aku karena tertidur saat rapat sedang berlangsung.
“Ah, omo.. Dimana aku? Oh, Direktur Choi, maafkan saya.. Apa saya tertidur? Maafkan saya!” Ucapku setelah sebelumnya bergumam tak jelas seperti orang yang mendadak lupa ingatan. Sungguh sebuah kebodohan, dan ini pertama kalinya aku melakukannya.
“Apa maksudmu, huh? Apa kau sudah tidak betah bekerja di sini? Kau sudah tertidur sepanjang rapat ini. Kau membuatku malu di hadapan para investor itu!” seru-nya lagi dengan penuh kekesalan dan amarah yang terpancar dari pendar mata-nya.
Aku hanya menunduk malu dan sangat menyesal. Tak henti-hentinya aku merutuk diriku sendiri atas kebodohan akut yang baru saja kulakukan. “Maafkan saya.. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa jatuh tertidur..” balasku tanpa berani menatap ke arahnya yang masih tampak sangat kecewa. Aku benar-benar tidak menyangka bisa tertidur selama rapat berlangsung. Tapi anehnya, kenapa Direktur Choi tidak segera membangunkanku begitu dirinya tahu aku telah tertidur dan membiarkan itu terjadi hingga rapat selesai? Tentu ini menjadi tanda tanya besar. Tanpa berlama-lama lagi, aku berniat untuk segera membereskan barang-barangku dan meninggalkan ruangan sebelum emosinya kembali tersulut karena aku terus berada di sini.
“Tunggu..” sahutnya di sela langkah kaki-ku yang sudah hampir mencapai pintu meeting room itu.
“N-Ne?” balasku terbata, dan membalikkan badanku dengan gentar.
“Apa kau baik-baik saja? Jika kau sakit, kau bisa absen untuk beristirahat.. Sepertinya perusahaan sudah terlalu membebanimu akhir-akhir ini..” ujarnya terdengar jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini sangat aneh. Bagaimana bisa ia tiba-tiba mencemaskan keadaanku, setelah ia sempat membentakku beberapa menit yang lalu? Mendengar itu aku sempat terpaku untuk beberapa saat, mencerna apa yang ia katakan. Perasaanku berkecamuk tak menentu mengetahui bahwa seseorang yang selama ini kusukai secara diam-diam itu, mengkhawatirkan keadaanku. Jujur saja, aku memang merasa sangat tidak sehat saat ini. Aku pikir aku demam karena kehujanan kemarin sore. Tapi akan sangat tidak etis jika aku mengeluhkan hal ini pada direkturku sendiri.
“Tidak, Direktur.. Saya baik-baik saja.. Maafkan saya karena sudah mencoreng nama baik perusahaan di hadapan para investor. Saya berjanji kejadian ini tidak akan terulang.. Kalau begitu saya permisi..” balasku sopan dan sangat hati-hati sebelum akhirnya berlalu meninggalkannya. Aku harap Direktur Choi bisa memaafkanku atas kejadian hari ini. Aku tidak ingin dipecat, karena aku masih ingin bekerja di perusahaan itu, dimana Direktur Choi yang menjadi atasanku. Ya, pria bernama Choi Siwon itu sudah menjadi pria idamanku selama hampir 1,5 tahun aku bekerja. Pertemuan pertama kami adalah di hari pertamaku bekerja di perusahaannya, saat ia secara langsung memintaku untuk menjadi sekretarisnya. Hal itu bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Selama aku menjadi sekretarisnya, aku semakin mengenalnya. Mungkin ia bukan pria romantic yang bisa menyampaikan perasaannya secara terbuka. Ia sangat dingin dan terkadang menunjukkan perhatiannya meskipun ia sendiri sulit untuk mengakui bahwa ia peduli. Tapi aku tidak bisa menutup perasaanku yang sudah terlanjur jatuh hati padanya. Ada keinginan untuk bisa terus bersamanya, mengikutinya meski hanya bisa memandangnya dari belakang, dan juga memperhatikannya.
****
Keesokan harinya aku tetap masuk bekerja meskipun dengan keadaan yang tidak begitu baik. Tapi setidaknya, aku sudah memiliki istirahat yang cukup seusai meeting kemarin –dan juga selama meeting karena aku sempat tertidur. Aku berjalan menyusuri koridor perusahaan yang begitu besar untuk menuju ke elevator. Menekan tombol nomor lantai yang akan kutuju begitu aku sudah masuk didalamnya. Sebagai sekretaris, sebenarnya aku tidak memiliki ruangan khusus, tetapi hanya meja kerja dengan luas gerak yang hanya sebesar kubikel pegawai lainnya, yang terletak tidak jauh di depan ruangan direktur.
Ting..
Pintu elevator terbuka begitu sampai di lantai yang kutuju. Dengan cepat aku melangkahkan kaki-ku menuju meja kerjaku dan segera meletakkan kopi hangat yang sudah kubeli sebelumnya ke meja Direktur Choi, sebelum ia datang dan mencercaku lagi karena terlambat membawakan kopi ini untuknya.
“Jenny.. Ada kiriman untukmu..” panggil Misun, wanita yang juga menjabat sebagai sekretaris di perusahaan, yang kemudian menghampiriku dan memberiku seikat bunga mawar putih.
“Apa ini? Siapa pengirimnya?” tanyaku heran dan tak percaya dengan apa yang kudapatkan pagi itu.
“Entahlah.. Mungkin saja dari penggemar rahasiamu..” Goda Misun yang sukses membuat wajahku bersemu merah. Jujur, ini pertama kalinya aku mendapatkan kejutan semacam ini, meskipun usiaku kini sudah menginjak 25 tahun. Usia yang tidak muda lagi bagiku untuk bermain-main dalam urusan cinta.
“Kau ini.. Ya sudah kalau begitu. Terimakasih, Misun ssi..” ujarku lalu kembali ke meja kerjaku. Aku memperhatikan kiriman mawar itu dengan teliti, mencari jika ada surat pengirimnya. Tidak sampai semenit aku sudah menemukannya. Ada kertas putih tergulung di tengah-tengah ikatan bunga yang juga berwarna putih itu. Tanpa pikir panjang aku langsung menariknya, lantas membacanya.
“Bagaimana kabarmu? Jangan sakit dan semangatlah! ^ ^”
Hanya itu? Aku mebolak-balikkan kertas itu tapi tidak menemukan sedikitpun identitas pengirimnya. Dan darimana ia tahu aku sedang sakit? Aku berpikir sejenak, berusaha memecahkan teka-teki dengan mimik serius seperti seorang detektif sungguhan. “Apakah mungkin ini…” Aku bergumam sendiri, mencoba menemukan jawaban atas rasa penasaran yang ada dengan pemikiran dan keyakinanku sendiri hingga tiba-tiba seseorang datang dan mengejutkanku.
“Selamat pagi, Direktur Choi..” sapa rekan sesama sekretaris-ku, Misun dan Yoori, begitu pria itu berjalan menuju ke ruangannya. Aku yang masih sibuk dengan buket bunga-ku sontak terkejut dan langsung meletakkannya di bawah meja kerjaku untuk bisa ikut memberi salam. Direktur Choi tampak sudah masuk ke dalam ruangannya, sebelum akhirnya ia kembali untuk memanggilku.
“Jenny Kim, ke ruanganku sekarang..”
“Baik, Direktur..” balasku yang -mau tak mau- harus menyanggupinya. Aku berdebar-debar setiap akan masuk ke ruangannya. Aku tahu ini berlebihan. Tapi sebagai seorang secret admirer, aku tak bisa mengendalikan perasaan ini ketika harus berhadapan dengan orang yang kusukai.

The Mystery Of Hoon's [3/3]






Author             : Kxanoppa & EL
Title                 : The Mystery Of Hoon’s (Book 3 - Last)
Genre               : Mystery, Fantasy, Angst, Romance, Friendship
Tags                 :
-          Lee Sungmin
-          Cho Kyuhyun
-          Kim Heechul (Hee)
-          Han Yong Kyo (OC)
-          Hoon (OC)
-          Moon (OC)
-          Ha (OC)
Rating              : G
Length             : 2.397 words
Notes               : Pure. Original. No bash. No copy. Happy reading ^^! Don’t forget to comment!! (udah pernah dipublish di http://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/04/13/the-mystery-of-hoons-33/)

Alarm jam beker Kyuhyun terus berbunyi nyaring, membuat Kyuhyun harus terbangun dari tidurnya.
“Auw!” pekiknya ketika tangannya tidak sengaja menyentuh bekas luka sobek di bibirnya, bekas tinjuan Sungmin padanya semalam. Setelah ia berhasil membuka kedua matanya dengan sempurna, ia melihat ke arah jam bekernya. Kyuhyun begitu terperanjat dan langsung melompat dari tempat tidurnya begitu menyadari dirinya sudah sangat terlambat untuk kuliah. Hari ini adalah jadwalnya untuk pergi ke rumah sakit. Tanpa berlama-lama lagi, ia langsung bersiap dan bergegas pergi.

Sesampainya di rumah sakit, Kyuhyun kembali diherankan dengan situasi rumah sakit yang tampak begitu berbeda. Sepertinya terjadi sesuatu. Tapi Kyuhyun tidak begitu memedulikannya saat itu dan berniat untuk menghampiri Yong Kyo di kamar inapnya sebelum ia ke ruangan dokter pembimbingnya yang kebetulan ruangannya memang sejalan dengan kamar Yong Kyo. Tapi langkahnya lagi-lagi harus terhenti begitu ia mendapati beberapa dokter, termasuk dokter pembimbingnya sedang berkumpul di depan kamar Yong Kyo. Tampak juga kedua orangtua Yong Kyo di sana. Tidak hanya itu, Kyuhyun juga melihat sosok seseorang yang sudah sangat lama dikenalnya –Sungmin- tampak begitu sedih dengan sesekali mengusap air matanya dan mengepalkan tangannya. Apa yang terjadi?

The Mystery Of Hoon's [2/3]




Author             : Kxanoppa & EL
Title                 : The Mystery Of Hoon’s (Book 2)
Genre               : Mystery, Fantasy, Angst, Romance, Friendship
Tags                 :
-          Lee Sungmin
-          Cho Kyuhyun
-          Kim Heechul (Hee)
-          Han Yong Kyo (OC)
-          Hoon (OC)
-          Moon (OC)
-          Ha (OC)
Rating              : G
Length             : 3.274 words
Notes               : Pure. Original. No bash. No copy. Happy reading ^^! Don’t forget to comment!!
(udah pernah dipublish di http://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/04/09/the-mystery-of-hoons-23/)

Jawaban yang terlontar dari mulut Hee waktu itu terus mengganggu pikiran Kyuhyun. Bagaimana mungkin sesama pria bisa menjadi pasangan kekasih? Kyuhyun masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya di masa lalu adalah seorang yang menyukai sesama jenis. Semua itu membuatnya pusing dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kalau memang cincin itu benar milik Sungmin, berarti Sungmin adalah reinkarnasi bangsawan Ha. Lalu siapa reinkarnasi Moon? Mungkinkah itu Yong Kyo? Kyuhyun terus memikirkannya, mencari jawaban atas segala misteri itu.
Kalau Kyuhyun tidak segera memutuskan, ia khawatir jika cincin itu akan semakin mendesak jari manisnya dan menimbulkan rasa sakit yang lebih lagi. “Bagaimana aku bisa menjelaskannya pada Sungmin Hyung?” Tanya Kyuhyun pada dirinya sendiri malam itu, saat dirinya tengah duduk termenung di meja belajarnya. Kalau Yong Kyo benar reinkarnasi Moon, itu berarti Kyuhyun harus memisahkannya dengan Sungmin demi memperbaiki kisah di masa lalunya yang tidak bisa bersatu dengan Ha.
“Hee, apa kau di sini?” panggil Kyuhyun pada peri pengikutnya itu.
“Kau mencariku, tuan Hoon?” jawab Hee yang langsung muncul begitu Kyuhyun memanggilnya.
“Aku.. Bisakah aku meminta bantuanmu?”
“Apa? Apa aku tidak salah dengar? Aku kira kau tidak benar-benar percaya padaku..”
“Hey, ayolah.. Aku sedang serius.. Bantu aku, kali ini saja..”
“Hmm.. Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?” Tanya Hee yang membuat Kyuhyun harus berpikir 2 kali pada keputusannya.
“Apa kau bisa membaca pikiran?”
“Aku hanya bercanda.. Tentu saja aku tidak sehebat itu untuk membaca pikiran manusia.. Apa yang bisa kulakukan untukmu, tuan Hoon?” balas Hee sembari bercanda. Hal itu tentu membuat Kyuhyun menjadi semakin gemas dan hanya bisa memutarkan kedua bola matanya mendengar ucapan Hee yang tidak serius.
“Bantu aku memisahkan Sungmin Hyung dengan pacarnya, Yong Kyo..”
“Kalau memang itu maumu, baiklah..”
****
“Kyuhyun-ah, ada yang ingin kubicarakan denganmu. Ini penting. Bisakah kita bertemu di café Kona Beans malam ini?” pinta Sungmin melalui ponselnya.
“Baiklah, Hyung. Sampai nanti di Kona Beans..” jawab Kyuhyun singkat sebelum akhirnya memutuskan sambungan telponnya dengan Sungmin.
Beberapa jam berlalu hingga tiba saatnya bagi Kyuhyun untuk menepati janjinya menemui Sungmin di café favorit mereka, Kona Beans.
“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Kyuhyun setelah memesan minuman untuk mereka berdua.
“Aku dan Yong Kyo baru saja putus..”
“Apa?”
“Kami putus. Aku tidak tahu apa yang terjadi hingga membuatnya tega memutuskanku begitu saja..” jawab Sungmin tampak sedih dan sangat kecewa.
Kyuhyun yang mendengar itu sempat terdiam sejenak, memikirkan apakah ini hasil perbuatan Hee. Mengingat hal itu membuat Kyuhyun juga merasa bersalah, tapi di samping itu ia sekaligus merasa lega karena berhasil memisahkan Sungmin dari Yong Kyo, reinkarnasi dari Moon, yang menurutnya bisa menggagalkan segala rencananya dalam menguak misteri masa lalunya.
“Aku tahu kau pasti sedih. Tapi kau harus bisa menerima kenyataan, Hyung. Yong Kyo ssi pasti punya alasan tersendiri kenapa ia tiba-tiba meninggalkanmu. Mungkin ia memang bukan yang terbaik untukmu. Kau masih punya aku, Hyung. Ingat itu..”
****
“Hee, keluarlah! Ada yang ingin kusampaikan padamu..” seru Kyuhyun sesampainya di rumah.
“Kenapa kau selalu memperlakukanku seperti seorang budak? Menyebalkan sekali. Tidak bisakah kau memanggilku dengan lebih baik?” balas Hee yang masih bersembunyi dan belum menunjukkan dirinya.
“Baiklah, baiklah. Peri Hee, peri terhebat yang pernah ada di muka bumi ini. Bisakah aku bicara padamu?”
“Ah, itu lebih baik untuk didengar.. Kali ini apa permintaanmu?” balas Hee kemudian menunjukkan batang hidungnya.
“Bukan itu. Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Tentang permintaanku untuk memisahkan Sungmin Hyung dari Yong Kyo.. Apakah kau yang sudah melakukannya?”
“Itu.. Bukankah kau sendiri yang memintanya padaku?”
“Apa yang kau lakukan pada mereka? Tadi.. Sungmin Hyung mengatakan kalau mereka sudah benar-benar putus..”
“Itu.. Sebenarnya aku---“ Sebelum Hee sempat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Kyuhyun berteriak kesakitan tanpa sebab yang pasti sambil terus memegangi tangannya yang bersematkan cincin misterius itu. “Tuan Hoon? Apa yang terjadi?” Tanya Hee seraya mendekati Kyuhyun yang masih merintih menahan sakit.
“Celaka! Sepertinya cincin yang lain sedang berada di tangan yang salah. Tuan Hoon, bertahanlah!” pekik Hee kemudian memberikan sebuah mantra rahasia yang bisa membantu Kyuhyun menahan rasa sakitnya. Cincin yang Kyuhyun kenakan tiba-tiba menjadi sangat panas dan menyakitkan, seolah hendak melepuhkan jari Kyuhyun saat itu.
“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa cincin ini tiba-tiba menjadi panas sekali?” Tanya Kyuhyun setelah rasa sakit di jarinya sudah tidak dirasakannya lagi.
“Cincin itu… Berada di tangan yang salah, dan ia mencoba untuk memakainya..”
****
“Sungmin Hyung!” panggil Kyuhyun begitu orang yang ditunggunya itu muncul.
“Kau tidak kuliah hari ini? Bukankah seharusnya kau ke rumah sakit?” balas Sungmin balik bertanya, mengetahui teman dekatnya yang tampak sengaja menunggunya di lobi kampus sedari tadi.
“Tidak.. Aku tidak ada jadwal untuk hari ini.. Kau sudah selesai dengan kelasmu, Hyung? Bagaimana kalau kita makan siang bersama?” ajak Kyuhyun yang kemudian dibalas dengan anggukan singkat oleh Sungmin.
Selama makan siang bersama, mata Kyuhyun terus mencari dimana Sungmin menyimpan cincin itu. Ia terus memperhatikan tas milik Sungmin hingga ia menemukan sesuatu yang berkilau masih menggantung di tas itu. Ia lalu teringat akan ucapan Hee yang menyatakan bahwa cincin itu berada di tangan yang salah. Apakah itu berarti bahwa Sungmin bukan reinkarnasi dari bangsawan Ha seperti yang sudah ia duga selama ini?
“Hyung..”
“Hm?”
“Kalau boleh tau, cincin apa itu?” Tanya Kyuhyun yang penasaran sambil menunjuk ke arah cincin emas yang sudah menjadi gantungan tas itu.
“Cincin? Ah.. ini sebenarnya adalah cincin milik Yong Kyo..” jawab Sungmin kemudian meraih cincin itu dan melepaskannya dari tali yang mengaitkannya pada tasnya. Mendengar jawaban itu, kerongkongan Kyuhyun seketika terasa kering dan tercekat. Kyuhyun begitu terkejut mengetahui itu.
“A.. Apa? Jadi.. Itu.. Milik Yong Kyo ssi?” ucap Kyuhyun terbata-bata sambil membelalakkan kedua matanya. Hal itu tentu sangat membingungkannya. Bagaimana bisa Yong Kyo adalah reinkarnasi bangsawan Ha?

The Mystery Of Hoon's [1/3]













 


Author                 : Kxanoppa & EL
Title                     : The Mystery Of Hoon’s
Genre                   : Mystery, Fantasy, Angst, Romance, Friendship
Tags                     :
-          Lee Sungmin
-          Cho Kyuhyun
-          Kim Heechul (Hee)
-          Han Yong Kyo (OC)
-          Hoon (OC)
-          Moon (OC)
-          Ha (OC)
Rating                  : G
Length                 : 3.502 words
Notes              : Pure. Original. No bash. No copy. Happy reading ^^! Don’t forget to comment!! (udah pernah dipublish di http://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/04/06/the-mystery-of-hoons-13/)

(Prolog)
Bagaikan gelombang air laut yang tak menentu, kadang tenang dan kadang bergejolak hebat. Begitulah hidup. Tenang, ketika semua berjalan dengan baik dan seturut dengan apa yang kita harapkan. Bergejolak, ketika masalah datang dan menggoyahkan keyakinan kita. Di saat gelombang laut berada pada keadaan yang tenang, hal yang tak terduga terjadi dan menggemparkan seisi lautan. Tampak 2 orang telah terjun dari atas tebing yang cukup tinggi dan jauh dari atas permukaan laut, menimbulkan bunyi hantaman yang menggema dan mengejutkan seluruh penghuni kerajaan yang mengetahui kabar itu.
“Maafkan kami, Yang Mulia.. Kami tidak berhasil menangkap mereka karena mereka telah lebih dulu menerjunkan diri ke laut..”
“Apa? Menerjunkan diri ke laut?”
“Benar, Yang Mulia…”
Sang pewaris tahta tampak tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh salah seorang prajurit padanya.
“Tabib itu.. Aku tidak akan pernah memaafkannya!”
****
Flashback
“Besok adalah hari pernikahanmu. Apa kau sudah siap?” Tanya Paduka Raja, ayah dari sang pewaris tahta kerajaan yang bernama Moon.
“Ya, Ayah.. Aku tahu. Memikirkan itu membuatku semakin gugup..” jawab Moon kepada ayahnya dengan kepala tertunduk tanda hormat, mengikuti tata krama yang telah diajarkan kepadanya jika sedang berbicara kepada orang yang lebih tua.
“Permisi, Paduka Raja.. Maaf atas kelancangan kami yang telah menyela pembicaraan Paduka Raja. Kami datang untuk menyampaikan sebuah berita duka. Calon mempelai Yang Mulia Moon sedang sakit keras..” ujar salah seorang dayang yang tiba-tiba datang dan menyela pembicaraan antara Moon dan ayahnya.
“Apa? Ha jatuh sakit?” Tanya Moon yang terkejut begitu mendengar kabar itu.
“Benar, Yang Mulia. Kabarnya belum ada seorang tabib-pun yang berhasil menemukan dan menyembuhkan penyakitnya..” jawab dayang itu lagi dengan kepala tertunduk penuh sikap hormat.
“Apa yang harus kita lakukan, Ayah? Bagaimana dengan pernikahanku?” Moon begitu gundah dan gelisah, tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
“Tenanglah, Anakku.. Aku tahu ada seorang tabib yang sangat sakti. Dia bisa menyembuhkan segala penyakit. Dia tinggal tidak jauh dari sini. Perintahkan beberapa orang untuk mencarinya. Orang itu bernama Hoon..”
****
Setelah mendapatkan informasi dari ayahnya tentang seorang tabib yang sakti bernama Hoon, Moon memerintahkan beberapa orang untuk segera mencarinya dan mengabarkannya pada keluarga Ha, calon mempelainya. Sejak Hoon berhasil ditemukan, Ha terus mendapatkan perawatan khusus dalam upaya penyembuhan sakitnya. Sudah beberapa hari berlalu sejak Hoon pertama kali merawatnya dan itu berarti bahwa pernikahannya dengan Moon menjadi tertunda.
“Sepertinya akan memakan waktu yang tidak sebentar sampai kau bisa benar-benar pulih..” ucap Hoon tanpa menunjukkan rasa hormatnya sedikitpun pada Ha, yang merupakan keturunan keluarga bangsawan.
“Jika kau bicara denganku setidaknya tunjukkan sedikit rasa hormatmu! Kau tahu aku keturunan keluarga kerajaan.. Aku bisa mengadukan tindakanmu ini pada Paduka Raja..” ancam Ha yang tidak suka dengan sikap Hoon yang cenderung seenaknya.
“Kalau kau mengadukanku maka aku akan dipenjara, dan itu juga berarti bahwa kau tidak akan pernah sembuh dari sakitmu..” balas Hoon tak mau kalah, membuat Ha mendengus kesal mendengar ucapannya.
“Kudengar kau akan segera menikah dengan sang pewaris tahta dari kerajaan tetangga. Tapi sepertinya takdir tidak menghendakinya..” ujar Hoon lagi tanpa pikir panjang yang semakin menyulut emosi Ha.
“Apa maksudmu? Hentikan omong kosongmu itu atau aku akan benar-benar memenjarakanmu seumur hidup!” seru Ha penuh amarah.
“Hey hey, santailah. Kenapa kau harus semarah itu? Kau itu sedang sakit, apa kau lupa? Lagipula aku tidak bercanda dengan apa yang baru saja aku katakan.”
“Apa kau hendak memprovokasiku dengan segala omong kosongmu itu? kau mempermainkan aku?”
Hari terus berlalu, memberikan ruang tersendiri bagi Hoon dan Ha untuk menghabiskan waktu bersama. Tanpa disadari, hal itu membuat perasaan dan pemikiran Hoon akan Ha menjadi di luar kendali. Hoon tidak bisa menghentikan segala kegundahan yang telah berkecamuk dalam hati dan pikirannya selama ini. Kegundahan untuk bisa mengakui bahwa ia telah jatuh hati pada Ha, calon mempelai bangsawan Moon. Sementara itu, di luar sepengetahuan Hoon, bangsawan Ha yang selama ini menjadi pasiennya juga telah menyimpan rasa tersendiri padanya. Perasaan yang ia tahu sungguh tak pantas bagi seorang yang sebentar lagi akan menikah.
“Bagaimana keadaan Ha? Apa kau sudah berhasil menyembuhkan sakitnya?” Tanya Paduka Raja, ayah bangsawan Ha  kepada Hoon.
“Tentang itu… Aku tidak begitu yakin, Paduka Raja. Sepertinya akan butuh beberapa hari lagi..” jelas Hoon singkat kemudian kembali ke kamar Ha untuk memeriksanya.
“Apa maksudmu beberapa hari lagi? Aku sudah merasa baik. Aku pikir aku sudah sehat..” terang Ha yang tidak terima dengan pernyataan Hoon bahwa dirinya butuh beberapa hari lagi untuk benar-benar pulih.
“Ya. Aku tahu. Aku hanya butuh beberapa hari lagi.. Untuk bisa berada di sini, bersamamu..” ucapan yang keluar dari mulut Hoon begitu mengejutkan bagi Ha.
“Apa? Apa kau sudah gila?”
“Ya, mungkin aku memang sudah gila. Tapi aku tidak bisa memendamnya lebih lama lagi. Aku tidak bisa mengendalikannya. Aku tahu kau juga merasakan hal yang sama..”
Bangsawan Ha terdiam begitu mendengar perkataan Hoon. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan karena sepertinya pikirannya telah berhasil terbaca oleh tabib misterius itu. bagaimanapun, Ha juga tidak bisa membohongi perasaannya bahwa ia telah jatuh hati pada Hoon dan perasaannya pada Moon telah memudar.
“Ikutlah bersamaku..” ajak Hoon pada bangsawan Ha, yang kemudian diikuti olehnya.
“Kalaupun aku harus mati setelah ini, aku harap aku bisa mati bersamamu..”
“Pakailah ini..” lanjut Hoon lagi sembari memberikan sebuah cincin emas.
“Apa ini?” Tanya Ha begitu penasaran dan heran.
“Cincin ini yang akan mempertemukan kita kembali pada kehidupan berikutnya..”
“Apa maksudmu?”
“Karena di kehidupan sekarang, kita tahu kita tidak akan bisa bersatu..”
****
“Paduka Raja, sepertinya sesuatu telah terjadi. Yang Mulia Ha tidak ada di kamarnya, begitupun tabib itu..” seru seorang dayang yang menemukan Ha sudah menghilang dari istana bersama dengan Hoon.
“Apa katamu? Dasar tabib tidak tahu diri! Cepat temukan mereka! Aku akan menghukum tabib itu begitu kalian menemukannya..”
“Baik, Paduka Raja..”
Tidak lama berita itu telah tersiar hingga ke kerajaan bangsawan Moon, membuat Moon begitu tak percaya dengan apa yang telah Ha lakukan padanya, bahwa Ha dan tabib itu telah mengkhianatinya. Tanpa pikir panjang, Moon segera memerintahkan beberapa orang prajurit untuk bisa segera mencari dan menemukan Ha. Moon sebagai seorang pewaris tahta, tentu tidak bisa berdiam diri begitu saja.
“Maafkan kami, Yang Mulia.. Kami tidak berhasil menangkap mereka karena mereka telah lebih dulu menerjunkan diri ke laut..”
“Apa? Menerjunkan diri ke laut?”
“Benar, Yang Mulia…”
Sang pewaris tahta tampak tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh salah seorang prajurit itu padanya.
“Tabib itu! Aku tidak akan pernah memaafkannya!!”
****
Story Line       :
“Ah, melelahkan sekali menata dan membersihkan rumah seperti ini.. Setelah sekian lama akhirnya aku bisa tinggal di rumah sendiri..” ujar Kyuhyun setelah selesai menata dan membersihkan rumah baru yang diberikan oleh ayahnya padanya.
“Ne, dan setelah sekian lama kita tinggal bersama sekarang kita sudah harus berpisah..” balas Sungmin yang selama ini menjadi teman 1 dormnya selama berkuliah di universitas yang sama.
“Kau benar, Hyung. Tapi kau tidak perlu cemas. Datanglah kemari kapanpun kau mau, lagipula ini tidak terlalu jauh dari kampus..”
“Yah.. aku akan sangat merindukanmu..” ucap Sungmin lagi sembari menepuk pundak Kyuhyun.
“Bukankah sebentar lagi kau akan lulus? Jika ada seseorang yang harus dirindukan setelah ini, seharusnya itu kau! Setelah lulus kau akan meninggalkanku..” seru Kyuhyun sambil meninju lengan Sungmin pelan, membuat keduanya sempat tertawa kecil.
Hari itu adalah hari pertama Kyuhyun menempati rumah barunya, dan tak dapat dipungkiri bahwa saat pertama seperti itu membuatnya sedikit paranoid mengingat ia kini harus tinggal sendirian di rumah yang cukup luas itu. berapa kalipun ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak ada apa-apa dan bahwa dirinya adalah seorang pria sejati, ia tetap akan terkejut hebat ketika mendengar suara gaduh dari barang yang jatuh atau sekedar suara angin yang masuk melalui jendela dan pintu yang belum ditutup. Sampai akhirnya suatu malam, ia mendapat mimpi buruk yang membuatnya terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Sebuah mimpi yang begitu aneh, seolah hendak menyampaikan sesuatu yang tersembunyi dari rumah itu.