Jumat, 15 November 2013

COMPASS - Part 1


COMPASS
(Part 1)

By : Kxanoppa | Tags : Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Michelle Wang (OC), Han Seolji (OC), Yoon Heejun (OC), nyonya Hong (OC) | Genre : Life, Romance, Tragedy, Angst | Length : Chaptered | Rating : PG-17 

A/N : Paragraf yang dicetak miring dalam storyline menandakan flashback. Beware of any typos. Thanks to tifftania for the amazing poster!

Recommended Song :
*
Summary :
“Ketika hingar bingar kehidupan kota, dengan segala fasilitas berkelas dan gaya hidup modern yang mewah belum memenuhi kepuasan batinmu.. Ketika takdir mempertemukanmu dengan seseorang yang tak pernah kau bayangkan akan hadir dalam hidupmu dan membawa pengaruh yang mampu merubah hidupmu, secara total.

—Bagaikan sebuah kompas, kau membuat hidupku terarah—
(Michelle Wang)“ 
*

Michelle Wang, seorang gadis 21 tahun yang memiliki segalanya. Kesempurnaan fisik, kekayaan, perhatian, dan cinta. Hidup di tengah-tengah keluarga yang utuh dan harmonis. Sejak kecil, Michelle selalu mendapat fasilitas nomor 1 dan sudah bisa mengecap indahnya hidup berkecukupan, tanpa ia harus bersusah payah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Sejak memasuki kehidupan perkuliahannya, ia memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen di dekat kampusnya dengan sebuah kendaraan berupa mobil, yang diberikan khusus oleh orangtuanya untuk mempermudah aktivitas putri kesayangan mereka itu. Uang saku yang hampir mencapai nominal 10 juta per bulan, masih belum cukup untuk membuat Michelle sepenuhnya mengerti tentang apa arti kata menabung. Ia justru kebingungan mencari cara, bagaimana bisa menggunakan uang sakunya itu dengan maksimal.
You Only Live Once, adalah motto yang hingga kini dipegang teguh oleh Michelle. Dalam sudut pandangnya, motto itu menuntunnya untuk bisa menikmati hidup dengan melakukan apapun yang ia sukai. Apapun. Terlepas dari konotasi negatif yang melekat dengan konteks itu. Kehidupan hedonis telah menguasainya. Ia tidak mempersalahkan pergaulannya, termasuk teman-temannya yang terlibat di dalamnya. Tidak ada istilah lingkungan yang buruk. Karena hidup adalah sebuah pilihan, dan Michelle telah menetapkan pilihannya sendiri.
Terkadang, rasa bersalah dan penyesalan itu ada. Namun Michelle berusaha untuk membuangnya jauh-jauh. Sekali lagi, motto andalannya itu yang terus memotivasinya.
“Sampai kapan kau akan terus minum? Kau sudah minum terlalu banyak, Michelle! Ini bahkan hampir jam 4 pagi dan kau masih asik di sini!” seru salah seorang temannya yang mencoba memperingatkannya.
Ya, Seolji-a! Kenapa sih, kau ini cerewet sekali? Aish.. Mengganggu kesenanganku saja,” balas Michelle dengan nada dan intonasi naik-turun, seperti layaknya orang yang sedang mabuk.
Seolji meraih botol minuman keras yang nyaris kosong itu dari hadapan Michelle, berniat mencegah gadis itu untuk meminumnya lagi. “Kau ‘kan harus menyetir! Bagaimana mungkin kau menyetir dalam keadaan seperti ini, eoh?” seru Seolji untuk kedua-kalinya. Michelle menjatuhkan kepalanya yang terasa berat ke atas meja. Tak dihiraukannya peringatan Seolji, dan justru menggumamkan hal-hal tak jelas. “Ya! Jangan tidur di sini, aish! Kau ini selalu merepotkan!” Tanpa pikir panjang, Seolji langsung merogoh tas Michelle untuk mengambil ponsel gadis itu dan menghubungi sebuah kontak.
Ya, Cho Kyuhyun! Tolong urus kekasihmu yang tukang mabuk ini. Aku harus segera kembali sebelum orangtuaku sampai ke rumah dan membunuhku!” tanpa mendengar jawaban dari si penerima telpon, Seolji langsung memutuskan sambungan itu secara sepihak. “Ya, kau tunggu di sini dan jangan kemana-mana. Sebentar lagi Kyuhyun akan menjemputmu, ara? Aku pergi!” pekik Seolji sebelum akhirnya menghambur keluar pub dengan tergesa.
*
Seorang pria muda baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Ia bangkit dari ranjangnya dengan hati-hati. Sedikit tertatih ia melangkahkan kakinya, sambil tangannya meraba permukaan dinding mencari sesuatu yang sangat dibutuhkannya untuk membuatnya berjalan dengan seimbang. Sebuah tongkat kayu panjang berwarna coklat gelap, yang ia sandarkan di dinding kamarnya.