Kamis, 25 Juli 2013

TROUBLEMAKER




"Troublemaker"

Author :
Kxanoppa
Genre :
Romance
Tags :
Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Lee Donghae, Choi Siwon, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Kim Kibum, Kim Younghyun (OC)
Rating :
All ages
Length :
One shot
Notes :
Inspired by Olly Murs&Florida's song, Troublemaker. No copy-paste, no bash. Hopefully u guys love it and can speak up ur comments here. Please visit our page too. Kindly keep in touch with me by following my twitter too @berty5192. Gracias!



SCENE :

Namaku Kim Younghyun. Usiaku baru akan genap 22 di tahun ini. Tinggal beberapa hari lagi! Aku beruntung karena dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Ayahku seorang pejabat negara yang pintar dan hebat, ibuku ibu rumah tangga yang baik dan hangat, kakak laki-lakiku terpaut 3 tahun di atasku. Dia sangat tampan dan menyenangkan, adik perempuanku masih 16 tahun tapi pemikirannya sudah bisa dibilang cukup dewasa, bahkan jika dibandingkan dengan kakakku! Well, walaupun 2 saudaraku terlihat sangat keren, sebenarnya tetap aku yang lebih keren. Jika menceritakan semua itu kurasa hidupku sudah sangat luar biasa, perfect. Lalu apa lagi yang aku butuhkan sebagai hadiah ulangtahunku nanti? Hmm..
"Youngie onnie! Kenapa setiap sabtu kerjaanmu hanya main game saja? Kau sudah berjam-jam menguasai playstationku. Cepatlah cari pacar dan berhenti mengganggu kesenanganku, tsk!"
Damn it! Rasanya bagai dihujam ribuan tombak. Kata-kata adikku sangat tajam dan menyudutkanku. Entah dari siapa ia belajar berbicara seperti itu. Tapi yang pasti, itu bukan yang pertama kali ia lakukan padaku. Ia telah mengingatkanku akan sesuatu hal yang paling ku-kramat-kan. Bahwa aku belum punya pacar (baca: jomblo dari lahir).
Baiklah, setelah merenung karena terngiang-ngiang perkataan adikku yang sok pintar itu, aku akhirnya menemukan sebuah kesimpulan. Kesimpulan konyol. Untuk diriku sendiri. Sebagai hadiah ulangtahunku. MEMILIKI SEORANG PACAR!! Oke, aku tahu. Usia 22 tahun itu... Masih muda sih. Tapi kalau dibilang muda... Sebenarnya tidak juga ya. Arrrgghhh!!!! Tenangkan dirimu, Kim Younghyun. Tenanglah. Kau muda, cantik, dan berbakat. Lihat dan tunggu saja, adik kecil. Aku akan menunjukkan padamu bahwa kakak perempuanmu yang luar biasa ini bisa mendapatkan seorang pacar yang keren bahkan tidak hanya 1, melainkan 7 sekaligus. Hmm.. Tanpa kusadari sebuah seringai menakutkan sudah tercetak di bibirku. Muahahahaha...

**

(H-7)

Hari ini adalah hari pertama dimana aku akan memulai aksiku. Tentu saja menggaet seorang pria tampan.

Selasa, 16 Juli 2013

Remember The Days - Part 2




Title :
Remember The Days - 2
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Lee (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC), bibi Jung (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Kalo responnya positif, aku bakal bikin & kirim lanjutannya. Gomawo!


"You said you'd always be there for me, but you're not. And it's because of me. It's my fault"

*Storyline*
Pagi-pagi sekali, Donghae sudah pergi kesekolahnya. Ia berniat mengurus perihal pengundurandirinya dari sekolah.
Saat ia hendak membuka pintu ruang guru, seseorang juga keluar dari sana di saat yang bersamaan. Seseorang itu adalah Lee Hyukjae, yang juga menjabat sebagai ketua kelas di kelas mereka.
"Hyukie-ah.." Sapa Donghae saat dilihatnya sahabat sekaligus teman sebangkunya itu. Hyukjae terkejut melihat Donghae datang pagi sekali, tak seperti biasanya.

"Bong sonsaengnim." Sapa Donghae sopan setelah memasuki ruang guru.
"Donghae-ah. Wae geuraeyo?" Tanya wali kelasnya itu ramah, mengingat Donghae adalah salah satu murid kesayangannya.
"Ehm.. Saya ingin mengajukan pengundurandiri dari sekolah, saem." Tutur Donghae sambil menunduk.
"Mworago? Kau mau berhenti sekolah? Yak, Hae-ah. Sebenarnya ada apa? Dimana appa dan eomma-mu?" Tanya guru bermarga Bong itu menuntut penjelasan lebih.
Mendengar itu Donghae mengangkat wajahnya dan menatap ragu guru dihadapannya. Ia terpaksa menceritakan semua hal yang terjadi di keluarganya belakangan ini hingga mengharuskannya berhenti sekolah.
Setelah berhasil membujuk wali kelasnya untuk mengijinkan dan membantu proses pengurusan dirinya berhenti sekolah, Donghae berterimakasih dan pamit untuk segera beranjak dari ruangan guru. Saat ia keluar, terlihat Hyukjae masih berdiri di dekat pintu sambil membawa daftar absen kelasnya, sengaja menunggunya.
"Kau benar-benar pergi?" Tanya Hyukjae serius namun tak menghilangkan gurat kesedihan dari matanya. Donghae terdiam dan membalas tatapan Hyukjae dengan tatapan sendu miliknya. Hyukjae memilih untuk mengalihkan pandangannya dan mengepalkan salah satu tangannya yang bebas.
"Gomawo untuk semuanya, Hyuk. Kau teman baikku sejak kelas 1, seseorang yang paling mengerti aku." Ucap Donghae tulus seraya memeluknya.
"Kuharap kita masih bisa berteman sampai selamanya. Aku titip Kyuhyun. Gantikan posisiku, jadilah sahabatnya juga." Pinta Donghae setelah melepaskan pelukannya. Hyukjae yang mendengar itu mulai menitikkan airmatanya.
**

Selesai dengan urusan sekolahnya, Donghae langsung pergi menuju rumah sakit untuk melihat perkembangan kondisi eomma-nya. Mengenai penyakit eomma-nya, Donghae dan Miran sama sekali tidak tahu. Appa mereka tentu merahasiakan hal tersebut.
Sesampainya di rumah sakit, Donghae dikejutkan oleh keributan yang berasal dari kamar rawat eomma-nya. Secepat mungkin ia segera mendekati kamar itu.
"Hae-ah, bawa Miran denganmu dan cepat cari taksi. Kita akan pulang hari ini juga." Perintah tuan Lee begitu melihat Donghae yang mendekat.
Donghae tidak mengerti apa yang terjadi, tapi dengan sigap ia menuruti perintah appa-nya agar tidak semakin memperkeruh suasana.

"Appa, apa yang terjadi? Eomma tampak masih pucat, apakah eomma sudah sembuh?" Tanya Donghae polos begitu mereka semua telah berada di dalam taksi.
"Biaya rumah sakit mahal. Bantuan pemerintahpun tidak cukup untuk melunasinya, Hae-ah. Sudahlah. Kau tidak akan mengerti meskipun aku menjelaskannya." Papar tuan Lee sambil masih memeluk istrinya yang sakit di dalam taksi itu.

Ucapan appa-nya terus terngiang dipikirannya. Donghae mengerti benar apa maksud appa-nya dan itu semakin meyakinkannya bahwa keputusan berhenti sekolah adalah hal yang benar. Setelah keluar dari rumah sakit, mereka bertiga -tuan Lee, Donghae, dan Miran saling berbagi tugas untuk menjaga nyonya Lee. Di bantu dengan obat-obatan untuk menahan rasa sakit sementara. Tuan Lee masih sangat terpukul dengan kenyataan bahwa istrinya menderita sakit parah dan hanya mengandalkan keajaiban. Tuan Lee berusaha untuk bisa berlapangdada dan ikhlas jika sewaktu-waktu istrinya akan pergi meninggalkannya.
**

Sepulang sekolah, Kyuhyun sudah ditunggu sebuah mobil sedan mewah yang di bawa oleh supirnya. Ia berencana untuk meminta ijin pada supirnya agar mau mengantarnya ke rumah sakit sebentar sebelum pulang ke rumah. Tapi rencana itu gagal ketika ia harus dikejutkan oleh kenampakan appa-nya dari dalam mobil itu. Ternyata appa-nya juga ikut menjemputnya. Mengetahui itu, Kyuhyun hanya bisa menunduk pasrah sambil berjalan mendekati mobil. Sesekali ia memandangi gelang tali ditangannya dan merasa bersalah pada 'hyung'nya karena tak bisa menepati perkataannya.
**

Hari demi hari, kondisi nyonya Lee semakin memburuk. Hal itu membuat tuan Lee mau tidak mau harus memberitahukan yang sebenarnya pada kedua anaknya. Donghae sangat terkejut dengan kabar itu, sedangkan Miran yang masih terlalu kecil belum sepenuhnya paham pada penjelasan appa-nya.
"Mianhae, karena appa tidak jujur sejak awal." Ucap tuan Lee setelah selesai dengan penjelasan singkatnya.
Donghae yang masih tidak bisa menerima itu langsung berlari keluar rumah. Ia tidak memedulikan teriakan appa dan adiknya yang berusaha memanggilnya. Donghae merasa sakit di-dadanya kembali menyerang. Ia sangat sedih dengan keadaan eomma-nya. Sesak. Tubuhnya bergetar dengan airmata yang siap turun kapanpun. Ia sadar bahwa sekuat apapun ia menahan, ia tetaplah seorang manusia yang lemah. Di taman tak jauh dari rumahnya, ia menangis seorang diri.

Tanpa sepengetahuan Donghae, mobil Kyuhyun melaju melewati taman dimana Donghae berada saat itu. Kyuhyun yang kebetulan memandang ke luar dari kaca mobilnya, terkejut melihat 'hyung'nya itu berdiri seorang diri. Kyuhyun membuka kaca mobilnya dan berniat memanggil 'hyung'nya. Namun Donghae sama sekali tak mendengar panggilannya. Kyuhyun membuka paksa pintu mobil yang masih melaju, membuat tuan Cho dan supirnya terkejut bukan main.
"Yak, Cho Kyuhyun apa yang kau lakukan?! Kembali sekarang juga!" Teriak tuan Cho dari dalam mobilnya namun tak dihiraukan sedikitpun oleh pria kecil itu. Beruntung, mobil tidak melaju dalam kecepatan tinggi. Mobil tuan Cho segera menepi dan berhenti. Kyuhyun berlari ke arah 'hyung'nya tanpa memperhatikan jalan disekitarnya. Donghae yang terus di panggil masih tidak bergeming dan masih menunduk meratapi nasib keluarganya. Hingga tiba-tiba sebuah mobil pick-up pengantar barang muncul dan melaju ke arah dimana Kyuhyun berada. Kecelakaan itu tidak terhindari lagi. Belum sampai Kyuhyun kecil menghampiri 'hyung'nya, pick-up itu sudah lebih dulu menghentikan aksinya. Suara berdecit dari pick-up yang terlambat di rem dan tubuh Kyuhyun yang terlanjur terpental setelah hantaman cukup keras dari rangkaian besi tua itu membuat tuan Cho sangat sangat terpukul.

Remember The Days - Part 1




Title :
Remember The Days - 1
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee Miran (OC), tuan&nyonya Lee (OC), tuan Cho (OC), bibi Jung (OC), bibi Min (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Tapi dgn beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Kalo responnya positif, aku bakal bikin & kirim lanjutannya. Gomawo!

*Storyline*
Tampak 2 orang anak laki-laki sedang berjalan beriringan dengan salah satu dari mereka yang memeluk sebuah bola sepak. Mereka berdua terlihat saling tertawa lepas.
"Kau memang jago bermain sepak bola, Kyu. Berkatmu, tim kita menang lagi hari ini.." Ujar salah satu dari mereka yang tengah memeluk bola.
"Geuromnyo! Aku memang hebat. Kenapa hyung baru mengakuinya sekarang? Hahaha.." Balas anak yang dipanggil Kyu itu dengan nada sedikit sombong, untuk menggoda sahabat yang memang lebih tua darinya.
"Geundae, apa kau akan langsung pulang?" Tanya Donghae sambil sesekali menatap sahabatnya.
"Molla. Apa ada hal lain yang bisa kita lakukan?" Jawab Kyuhyun sambil melebarkan kedua mata bulatnya ke arah Donghae.
"Hari ini eomma-ku sedang tidak enak badan, jadi aku harus mampir ke toko untuk menyampaikannya pada Jung ahjumma.." Selesai dengan ucapannya, Donghae terlihat murung.
"Jangan sedih, hyung. Aku temani ya? Bukankah kita teman? Apapun yang terjadi, kau bisa mengandalkanku.." Ujar Kyuhyun mantap. Donghae cukup tersentuh dengan ucapan sahabatnya itu. Ia pun membalas senyuman Kyuhyun dengan tulus.
"Hyung.." Panggil Kyuhyun di sela langkah mereka.
"Ne, waeyo?"
"Apakah kita masih bisa terus seperti ini saat sudah besar nanti?" Tanya Kyuhyun sambil menerawang menatap langit siang itu.
"Entahlah, Kyu. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi aku selalu berharap kita bisa terus bersahabat seperti ini.."
"Hyung.."
"Apa lagi?"
"Berjanjilah satu hal padaku"
"Apa itu?"
"Apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalkan aku.. Kau satu-satunya teman terbaik yang pernah kumiliki, hyung.." Tegas Kyuhyun yang membuat Donghae kembali tersentuh dan tersenyum.
"Ne. Apapun yang terjadi, aku tak akan meninggalkanmu.. Aku janji." Balas Donghae mantap.
Mereka terus berjalan beriringan hingga akhirnya sampai pada sebuah toko buku -tempat eomma Donghae bekerja.
Donghae tidak berasal dari keluarga kaya. Appa-nya hanya seorang buruh pabrik, sedangkan eomma-nya seorang kasir di toko buku sederhana dekat rumahnya. Ia memiliki seorang adik perempuan yang masih kecil bernama Lee Miran. Berbanding terbalik dengan sahabatnya, Kyuhyun adalah anak tunggal dari sebuah keluarga kaya raya. Appa-nya adalah pemilik sebuah perusahaan tekstil ternama di Korea.
Pertemuan mereka yang menjadikan mereka sahabat baik hingga saat ini berawal ketika Kyuhyun yang berjalan sendirian sepulang sekolah, harus mengalami hal tidak mengenakkan yaitu dihadang 2 orang pria dewasa tak dikenal yang berniat jahat padanya.

*flashback*
Donghae yang berada tidak jauh dari lokasi, kebetulan melihat hal itu. Dengan cepat ia memutar otak untuk membantu Kyuhyun.
"Pak polisi, cepatlah kemari! Ada 2 orang jahat yang mengganggu anak sekolah di sini!" Teriak Donghae dari balik tempat persembunyiannya.
Kedua penjahat itupun terlihat panik dan kelabakan, takut jika saja polisi benar ada di sana. Namun salah satu dari mereka masih kekeuh menarik paksa Kyuhyun untuk ikut dengannya.
"Cepatlah pak polisi!! Di sini! Di sini!!" Teriak Donghae sekali lagi. Kedua penjahat itu semakin panik. Segera dilepaskannya Kyuhyun dan mereka lari menjauh.
"Gwenchana?" Tanya Donghae setelah berjalan mendekati Kyuhyun yang masih kelihatan panik. Donghae menepuk pundak Kyuhyun dan menatapnya lembut, agar Kyuhyun tidak menangis.
"Jangan takut. Lihat, 2 ahjussi tadi sudah pergi. Lain kali berhati-hatilah." Hibur Donghae.
"Gamsahamnida.." Balas Kyuhyun dengan suara bergetar. "Aku Cho Kyuhyun, dari kelas 3-A. Siapa namamu?"
"Lee Donghae, dari kelas 4-B. Jadi kau hoobae-ku? Salam kenal." Balas Donghae ramah.
*flashback end*

Sejak saat itulah mereka terbiasa untuk pulang bersama karena memang jarak antara rumah mereka dan sekolah tak begitu jauh. Kyuhyun sangat menyukai Donghae. Ia mempercayai dan menyayangi Donghae seperti kakak kandungnya sendiri.

Senin, 15 Juli 2013

My Badboy, My Mr. Brightside



Title   : My Bad Boy, My Mr. Brightside
Genre : romance, friendship, family
Tags : Lee Hyuk Jae (eunhyuk), Soo Yong Kyo (OC)
Rating : all ages
Length : one shot
Notes : annyong yorobun! Author kembali dgn ff baru yg msh ga jauh2 dari romance. Kkkk.. Dgn segenap cinta dan kekuatan (?), author persembahin nih ff. Smg kalian suka ya! Jgn lupa komennya! Kkk. Hal yg perlu diinget saat membaca: ini cm ff alias karangan dan untaian imajinasi dari perasaan dan pikiran author jd jgn terlalu dibawa emosi/pikiran/hati yah chingu. Ff ini dibuat tanpa ada unsur utk menjatuhkan/melecehkan siapapun. Murni utk hiburan semata. No bash, no copy, no silent readers!!! (pernah dipost di https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/06/29/my-bad-boy-my-mr-brightside/)

SCENE
Siang itu, tepat seusai sekolah. Seorang gadis telah berdiri, menatap pemandangan yang terbentang luas di hadapannya dengan sendu dan merasakan hembusan angin yang menerpa lembut wajahnya. Seorang diri, gadis itu menerawang jauh menengadahkan wajahnya ke langit kemudian menghela napas putus asa. Ia baru saja hendak menjatuhkan dirinya dari atap gedung sekolah. Beruntung, seseorang telah lebih dulu meraih tangan gadis itu dan menariknya. Seseorang itu benar benar tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Ia tak bisa bayangkan kalau saja ia terlambat satu langkah, gadis itu pasti sudah tewas dengan cara yang mengenaskan.
"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau gila?" Sentak seorang murid lelaki yang masih menggenggam pergelangan tangan kurus milik gadis itu. Ia terbawa suasana hingga emosinyapun ikut terpancing. Gadis itu tidak merespon ucapannya. Ia berusaha melepaskan tangannya dan berniat melanjutkan aksinya yang sempat tertunda itu. "Apa yang sebenarnya ada dalam kepalamu, hah?!" Ujar pria itu lagi keras, dengan genggaman tangannya yang semakin kuat menarik gadis itu dari tepi atap gedung menuju ke tempat yang lebih aman.
Gadis itu masih tidak bergeming. Ia melepaskan genggaman tangan pria itu, menatap ragu pria itu kemudian beranjak memungut tas dan merapikan seragamnya sebelum benar benar pergi meninggalkan pria yang baru saja menggagalkan rencananya.
"Ya, Soo Yong Kyo!" Panggil pria yang mengetahui nama lengkap gadis itu. Sang pemilik nama hanya menghentikan langkahnya untuk beberapa saat tanpa menoleh sedikitpun, sebelum akhirnya kembali melanjutkan langkahnya yang terkesan terburu buru.
**
Soo Yong Kyo's POV
Aku melangkah dengan cepat. Aku takut sekali. Ia melihatku. Sejak kapan ia berada di sana? Bagaimana kalau ia melaporkan hal ini pada para guru? Dimana aku harus bersembunyi jika orangtuaku tahu? Aku benar benar gadis bodoh yang tidak berguna. Karena itulah aku pantas mati. Aku hanya ingin mati. Aku bosan. Bosan dengan segala rutinitas yang kujalani, yang sama sekali tak memberi dampak berarti dalam hidupku. Aku hanya menjalankan perintah seperti robot. Tanpa tujuan hidup yang pasti. Gadis penakut, lemah, bodoh, tidak berguna, yang tidak lebih dari sebuah robot pelaksana tugas. Memikirkan itu semua membuatku sangat putus asa. Aku sama sekali tak memiliki gairah hidup. Mimpi? Hapuskan semua itu, karena gadis sepertiku bahkan tak bisa untuk memiliki mimpi apapun lagi. Tak terasa airmataku sudah tumpah tanpa komando apapun dariku. Aku mengusapnya cepat dan berlari secepat mungkin agar jangan sampai ada orang lain lagi yang melihat keterpurukanku ini.
**
Aku tidak langsung pulang, dan justru menyembunyikan diri di taman kota siang itu. Aku duduk di salah satu bangku di taman itu. Setelah hari semakin sore dan pengunjung di taman itu semakin berkurang, aku beranjak dari bangku itu untuk duduk di salah satu ayunan yang sudah kosong. Aku merenung seorang diri memikirkan bagaimana aku bisa mengakhiri semua keterpurukan ini. Waktu terus berjalan dan hari semakin gelap. Entah kenapa rasanya berat sekali untuk pulang ke rumah. Tiba tiba ponselku bergetar tanda panggilan masuk. "Eomma?" Ucapku lirih setelah menekan tombol hijau di ponsel itu. Ibuku baru saja menelpon, menanyakan dimana keberadaanku yang tak kunjung pulang. Itu membuatku kembali tersadar. Tidak ada yang salah dengan hidupku. Aku memiliki keluarga yang baik dan harmonis. Orangtuaku menyayangiku. Aku begitu diperhatikan. Tapi anehnya, kenapa hingga sekarang aku masih merasa 'kosong'?
**
Eunhyuk's POV
Kejadian siang tadi masih terus mengganggu pikiranku. Gadis bernama Soo Yong Kyo itu. Sebenarnya apa yang ia pikirkan hingga melakukan hal senekat itu? Aku begitu penasaran. Yang kutahu selama ini, ia murid yang terkenal pandai di kelas. Apakah karena kepandaiannya itu ia menjadi tertekan? Apa keluarganya bermasalah? Apa ia bertengkar dengan pacarnya? Meskipun sekelas dengannya, itu tidak membuatku mengenalnya dengan baik. Ia sangat pendiam di kelas. Sangat pemikir, sepertinya. Berbeda denganku yang malas dan pembuat onar. Aku melakukan apa yang kusukai tanpa pikir panjang, dan benci kalau harus mengikuti banyak aturan yang membosankan. Tapi aku bukan orang jahat, meskipun banyak murid di sekolah mengenal dan menganggapku tidak lebih dari seorang pemalas yang tidak bisa diandalkan. Mereka semua hanya tidak tahu apa yang selama ini kualami. Mereka tidak tahu apapun tentang hidup yang kujalani.
Seperti biasa, aku pulang ke rumah saat malam telah menyelimuti seluruh langit. Aku selalu menghabiskan waktu untuk bersantai dan berpikir di atap gedung sekolah. Saking sering dan nyamannya aku berada di sana, tempat itu menjadi tempat favoritku selama ini hingga aku lupa waktu karena keasikan menatap langit yang terbentang luas dan indah setiap harinya. Bagiku, tempat itu seperti 'duniaku'. Hanya dengan itu, aku bisa merasa 'segar' kembali.
"Aku pulang!" Seruku begitu sampai di rumah. Seperti biasanya, tak pernah ada tanggapan berarti dari seruanku itu. Hanya teriakan, makian, atau bahkan suara gaduh lemparan benda yang terdengar di rumah ini. Ayah dan ibuku sangat tidak akur. Hampir setiap hari mereka bertengkar dan aku mulai terbiasa dengan itu. Aku tidak mau ambil pusing lagi tentang itu karena itu akan membuatku gila. Asalkan aku masih bisa melakukan apapun yang kusukai, aku pikir aku masih baik baik saja.
Aku melangkah ke dapur untuk mengambil segelas air dan meneguknya habis dalam sekali minum. Selesai dengan itu, aku berjalan menuju kamarku di lantai dua. Aku melemparkan tasku asal dan menghempaskan tubuh lelahku ke atas kasur kesayanganku. Aku memejamkan mataku dan memasang headset di telingaku. Mendengarkan musik sekeras mungkin, agar aku tidak perlu terlalu lama mendengar suara suara tidak penting yang akan semakin menyakitiku. Aku mulai bersenandung, mengikuti alunan lagu yang kudengar. Tapi tetap itu tak bisa menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. Meski bibirku tersenyum, mataku akan tetap menangis.
**
Author's POV
Soo Yong Kyo berjalan pelan menyusuri koridor sekolah untuk bisa segera menuju kelasnya. Saat ia sampai di depan kelasnya dan akan masuk, pintu kelas terhalang oleh seseorang yang hendak keluar pada saat yang bersamaan. Yong Kyo menatap orang itu, yang tanpa sengaja juga tengah menatapnya. Mengetahui siapa sosok yang menghalangi jalannya itu, Yong Kyo dengan cepat mengalihkan tatapannya dan membalikkan tubuhnya berniat melarikan diri.
"Tunggu. Kemana kau akan pergi, bukankah di sini kelasmu? Yong Kyo-ssi. Aku pikir kita perlu bicara.." Ucapnya setelah meraih tangan gadis itu. Kali ini Yong Kyo tidak bisa kabur lagi.
**
"Sebenarnya apa yang kau coba lakukan?" Tanya pria itu serius. "Apa maksudmu?" Balas Yong Kyo mencoba berkelit.
"Sudahlah jangan basa basi. Aku lihat semuanya kemarin. Kau tidak benar benar berniat untuk bunuh diri kan?" Sambungnya lagi yang masih saja ingin tahu. "Jangan ikut campur. Urus saja urusanmu sendiri." Jawab gadis itu ketus dan berniat pergi. Tapi lagi lagi pria itu meraih tangannya. "Kalau kau tidak mau jujur, aku akan laporkan pada guru. Atau kepala sekolah sekalian, agar kau di skors 1 minggu.." Ujar Eunhyuk menantang, membuat Yong Kyo sontak membulatkan kedua matanya pada pria bermata sipit itu.
"Kenapa kau harus tahu? Tolong lepaskan tanganku sekarang juga. Meskipun kita teman sekelas, aku tidak pernah berharap bisa berurusan denganmu yang hanya anak malas dan pembuat onar. Tolong jangan pernah campuri urusanku lagi.." Ujar Yong Kyo yang terkesan begitu dingin. Membuat Eunhyuk mau tidak mau melepaskan genggamannya. Ia membiarkan gadis itu menghindar lagi. Ia merasa gadis itu sepertinya benar benar memiliki masalah. Ia tidak mengira bahwa gadis yang tampak lembut dan lemah seperti itu bisa berbicara sedingin itu padanya. Tapi Eunhyuk tidak akan diam saja. Ia akan terus memperhatikan gerak gerik gadis itu dan mengejarnya hingga gadis itu mau memberikan alasannya. Entah apa yang sedang Eunhyuk pikirkan saat itu. Apakah karena kasihan pada gadis itu? Atau khawatir?
**
Hari itu pikiran Eunhyuk terus dipenuhi oleh berbagai pertanyaan tentang Yong Kyo. Gadis pendiam yang selalu mendapat nilai terbaik di kelas. Begitu sekolah usai, Eunhyuk tidak lagi pergi ke tempat favoritnya. Melainkan mengikuti gadis itu secara diam diam.
Seperti biasa, Yong Kyo berjalan pulang dengan kepala tertunduk dan hal itu membuat Eunhyuk sangat tidak tahan. Tidak ada yang salah dengan wajah gadis itu, kenapa ia harus selalu menunduk dan menyembunyikannya? Kali ini Yong Kyo memilih taman kota lagi sebagai tujuannya sebelum pulang ke rumah. Eunhyuk pun duduk tidak jauh dari bangku dimana Yong Kyo berada. Namun ia juga waspada agar jangan sampai gadis itu menemukannya. Ia terus memperhatikan gadis itu. Sama sekali tak ada senyum di wajahnya. Begitu redup. Tidak lama setelah itu, ia melihat Yong Kyo yang mengusap matanya gusar dengan tubuhnya yang tampak mulai bergetar. Butuh beberapa saat bagi Eunhyuk untuk menyadari bahwa gadis itu tengah menangis.
Saat hari mulai gelap, ia melihat Yong Kyo menerima sebuah panggilan melalui ponselnya. Sepertinya itu dari keluarganya karena segera setelah menjawab telepon itu, Yong Kyo beranjak dari sana dan mulai berjalan lagi. Eunhyuk dengan sigap kembali mengikutinya. Gadis itu berhenti di depan sebuah rumah yang tidak terlalu besar, tetapi tampak bersih dan nyaman. Tidak lama, tampak seorang wanita paruh baya keluar untuk membukakan pintu dan menyambut Yong Kyo penuh kehangatan. Sepertinya itu ibunya. Melihat itu perasaan Eunhyuk mendadak sakit. Ia iri. Hal itu membuatnya kembali bertanya tanya. "Sebenarnya apa yang salah denganmu, Yong Kyo-ssi?"

Sorry But I



Title      : Sorry But I
Genre   : Romance
Tags     : Cho Kyuhyun, Kim Jong Woon (Yesung), Jo Seung Mi (OC)
Length  : One Shot (2.930 words)
Rating   : All ages
Notes   : annyong chingudeul! Mian kalo ceritanya krg bgs/feelnya krg dpt/byk typo. Aku dpt inspirasi untuk bikin FF ini dari lagu Davichi yang judulnya “Be Warmed”. Itu lagunya gokil bgt, coba deh kalian dengerin juga :D Oh iya, anggep aja OC-nya sbg readers ya :D Jangan lupa comment yang buanyakkkkkk!! >w< Kamsaaaaaaaaaa~ <3 (sebelumnya pernah dipost di https://superjuniorff2010.wordpress.com/?s=sorry+but+i)

SCENE :

“From : Ye-ppa
Malam ini akan ada permainan kembang api di sungai Han. Aku ingin kita bisa pergi melihatnya bersama. Aku akan menghubungimu lagi nanti ^ ^”
Senyum mengembang di bibir yeoja itu, setelah menerima pesan singkat dari seorang namja yang sudah hampir setahun ini menjadi kekasihnya. Tanpa berlama-lama, ia langsung memilih opsi ‘reply’ pada ponselnya dan segera mengetik jawabannya sebagai balasan.

“To : Ye-ppa
Ne~ ^ ^*”
“Seung Mi-ssi, bisakah kau bantu aku sebentar?” panggil salah seorang rekan kerja yeoja yang bekerja sebagai editor majalah fashion itu, membuatnya mau tidak mau harus mengakhiri kesenangan sesaatnya untuk kembali melaksanakan kewajibannya.

****

“Yoboseyo? Oppa, mianhae. Sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini. Banyak artikel yang harus ku edit, dan deadline semakin dekat.” Ujar yeoja dengan potongan rambut model bob itu dengan nada sedikit menyesal.
“Begitukah? Ah, arasseo. Gwenchana. Aku akan menunggumu. Hubungi aku saat kau sudah selesai nanti.” Balas seorang namja dari seberang teleponnya, sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon mereka.
Yeoja itu, Jo Seung Mi, hanya bisa mendesah pelan merutuki kesibukannya yang secara kebetulan mengganggu rencana kencan pentingnya. Beberapa jam berlalu hingga jarum jam dalam arloji yang dikenakannya menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Dengan sigap Seung Mi membereskan segala barangnya dan merapikan meja kerjanya sebelum ia benar benar beranjak meninggalkan kantor.
Di sela sela langkahnya, ia berusaha menghubungi Yesung, kekasihnya itu untuk memberitahu bahwa ia baru saja selesai dengan pekerjaannya. Tapi karena terlalu banyak dokumen yang ia bawa saat itu, menyulitkannya untuk bisa memegang ponsel. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dulu dan meletakkan semua dokumen itu.
Di tengah perjalanannya, Seung Mi melewati sebuah kedai minum yang malam itu masih cukup ramai. Bukan ramai pengunjung, melainkan ramai yang ditimbulkan dari kegaduhan suara beberapa orang yang sedang beradu mulut di sana. Seung Mi yang tadinya berjalan cepat kini terpaksa memperlambat langkahnya, dan berjalan dengan lebih hati-hati saat melewati tempat itu. Saat yeoja itu berada tepat di depan kedai itu, seorang namja jatuh tersungkur di hadapannya, membuat yeoja berambut pendek itu sontak terkejut dan berteriak.
“Omo!!!” pekik Seung Mi yang langsung menghentikan langkahnya dan tampak begitu ketakutan. Seung Mi baru saja akan segera meninggalkan tempat itu dan menyelamatkan diri, tetapi namja yang tersungkur di depannya itu lebih dulu meraih pergelangan kakinya.
“Andwae!! Lepaskan aku! Lepaskan!!” Seung Mi berteriak dengan panik, membuat beberapa orang yang ada di dalam kedai ikut keluar dan berusaha menjauhkan namja gila itu dari dirinya. Beberapa orang itu tampak mengumpat namja itu dengan kasar, memukuli, dan menendanginya. Seung Mi yang tadinya sama sekali tidak tertarik untuk melihat namja itu, kini justru terdorong untuk melihatnya. Seung Mi begitu terkejut saat mengetahui siapa namja itu sebenarnya, setelah ia dapat melihat dengan jelas wajah itu.

Once, By Your Side



Title   : Once, By Your Side
Genre : romance, tragedy, angst
Tags  : Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Shin In Young (OC), Park Yoonshik (OC), Park Jang Mi (OC)
Rating : pg-17+ (!!!)
Length : one shot
Notes : Hal yg perlu diinget saat membaca: ini cm ff alias karangan dan untaian imajinasi dari perasaan dan pikiran author jd jgn terlalu dibawa emosi/pikiran/hati yah chingu. Ff ini dibuat tanpa ada unsur utk menjatuhkan/melecehkan siapapun. Murni utk hiburan semata. No bash, no copy, no silent readers!!! Yang ga komen ntar ga bakal ketemu sama biasnya!! Muahahaha!!! (sebelumnya pernah dipost di https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/07/01/once-by-your-side/)

SCENE
Gyeongju. May, 2010.
"Besok aku sudah harus berangkat ke Seoul." Ucap pria berhidung mancung itu sembari menopangkan kedua tangannya pada balkon rumah seorang gadis yang saat itu menjadi lawan bicaranya. Gadis itu tidak merespon dan menyejajarkan posisinya yang berdiri di samping pria itu. Karena tidak ada jawaban apapun, pria itu tergerak untuk menatapnya. "Gokjonghajima, In Young-ah. Aku pasti akan kembali. Aku tidak akan meninggalkanmu.." Ujar pria itu lagi, kemudian meraih tangan gadis yang disapanya In Young itu dan menggenggamnya erat. "Ara. Hati hatilah dan cepat kembali. Gidarilkke.." Balas gadis itu pada akhirnya, dengan senyum terbaik yang bisa ia berikan. Walau kenyataannya hatinya begitu sakit mengingat kekasihnya yang akan pergi meninggalkannya.
**
May, 2013.
Gadis itu. Shin In Young. Seakan tek pernah lelah menanti janji yang diberikan oleh kekasih yang sangat dicintainya. Ia terus memegang janji itu, meski bertahun tahun telah berlalu sejak terakhir kali pria itu memberikan kabar kepadanya, ia tetap sabar menunggu dan yakin bahwa kekasihnya itu akan segera kembali untuk menemuinya.
"Kapan kau akan mulai membuka hatimu kembali? Kau tidak bisa terus seperti ini, In Young-ah." Seorang wanita paruh baya tampak menyembulkan kepalanya, memasuki kamar gadis itu dan berdiri di belakangnya. "Jika saja aku bisa menghentikan semua ini. Perasaanku justru semakin kuat setiap harinya." Balas In Young tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari atas balkon tempatnya berdiri saat itu. Tempat yang kini menjadi tempat favoritnya sejak kepergian Cho Kyuhyun, kekasihnya. "Kenapa tidak kau saja yang pergi menemuinya?" Pertanyaan wanita yang berstatus sebagai ibu tiri, yang enggan dipanggilnya ibu itu membuatnya terhenyak. Ia membalikkan tubuhnya menghadap wanita itu dan membulatkan kedua matanya tak percaya. "Kupikir tidak ada gunanya meneruskan perjodohan ini. Aku akan katakan pada ayahmu bahwa kau sudah memiliki seseorang yang sangat kau cintai." Lanjut wanita itu lagi. In Young berjalan mendekati wanita itu dan memeluknya erat. "Gomawo, ahjumma. Kau sudah membuktikan padaku bahwa ibu tiri tidaklah seburuk yang pernah kupikirkan selama ini." Ucap In Young tulus.
**
Seoul. July, 2010.
Seorang pria muda tampak berjalan tergesa gesa dengan beberapa dokumen di tangannya. "Ne, Aboji. Algesseo. Aku akan segera membawakannya padamu. Gokjonghajimaseyo.." Ujarnya cepat sebelum memutuskan sambungan telponnya. Tanpa berlama lama ia segera menghambur ke dalam mobilnya dan melajukannya secepat mungkin.
Tak butuh waktu lama untuknya sampai di Blitz Corporation, perusahaan dimana ayahnya bekerja. Ia segera menitipkan dokumen yang tadi dibawanya kepada sekretaris yang sedang berjaga di depan ruang meeting saat itu. Beruntung ia datang tepat waktu, sebelum meeting ayahnya dengan direktur perusahaan di mulai.

SO, IS THIS LOVE?




Title                       : SO, IS THIS LOVE?
Author                   : Kxanoppa
Genre                     : Romance
Tags                       : Park Jungsoo/Leeteuk, Choi Siwon, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Nam Yihyun/Nami (OC), Nam Heeju (OC), Ahn Minji (OC), Oh Yonju (OC)
Rating                     : PG-15
Length                     : One Shot
Notes                 : first of all, happy birthday to our most handsome and the best leader in the world, Leeteuk!! FF ini kubuat khusus utk ulangtahun Leeteuk Oppa. Terinspirasi salah satu karya milik Robyn Sisman, dengan cerita yg sdh dirombak & dimodifikasi. Tanpa ada unsur melecehkan/menjatuhkan/plagiarisme/apapun, murni utk hiburan semata. Semoga readers semua bisa suka ya. Jangan lupa komennya! Saran, kritik, opini, semuanya diterima kok. Happy reading!! (Recommended song : Ice Cream – Leeteuk ft. Joo)


STORYLINE – Normal POV

“Bisakah kita jatuh cinta pada orang yang belum pernah kita temui sebelumnya?”

Nami dengan cekatan membantu kakaknya membawakan satu nampan berisi penuh hidangan spesial mereka malam itu. Ya, malam itu Nami diundang untuk makan malam bersama di rumah kakak perempuannya yang sudah menikah. Bukan tanpa alasan, kakak Nami –Nam Heeju, memang kerap mengundangnya makan bersama dengan maksud mengenalkan Nami dengan pria-pria lajang –kenalan suaminya.
“Ini dia tamu spesial kita! Nami, kenalkan ini juniorku di kantor, Lee Donghae. Bukankah ia sangat tampan?” ujar Siwon dengan mata berbinar saat mengenalkan juniornya itu.
“Astaga, yeobeo! Dia tampan sekali! Nami, kali ini kau takkan menyesal!” seru Heeju yang tak kalah semangat. Nami yang mendengar kehebohan itu hanya memutar bolamatanya jengah kemudian meninggalkan ruang makan menuju dapur. Heeju yang merasakan adanya perubahan situasi tidak mengenakkan langsung berinisiatif menyusul Nami.
***

Onni. Bisakah kita makan malam biasa tanpa motif apapun? Aku benci dengan acara perjodohan konyol kalian. Apanya yang tampan dari tampang playboy seperti itu?” protes Nami setelah meneguk segelas air dingin.
“Kenapa kau selalu menilai orang dari penampilannya saja? Setahuku dari Siwon, Donghae itu pria yang baik. Apa salahnya mencoba? Nami, sebagai seorang wanita karir kau sudah sangat mapan. Kau cantik dan pintar. Apa lagi yang kau cari? Aku dan Siwon hanya berusaha membantumu. Apa kau mau dikatain perawan tua?” perkataan Heeju begitu menohok. Baru saja Nami akan membalas ucapan kakaknya, namun suara langkah kaki yang mendekat ke arah dapur mengurungkan niatnya. “Maaf, apa aku mengganggu?” tanya seseorang dengan suara asingnya.
“Ah, Donghae ssi. Tentu tidak. Ada apa?” tanya Heeju ramah, sedangkan yang ditanya malah asik menelusuri lekuk tubuh Nami dan membuat Nami merasa risih. Ia menyesal memilih mengenakan pakaian ketat malam itu.
“Bisakah aku bicara dengannya?” pinta Donghae dengan senyum nakalnya ke arah Nami. Heeju yang mendengar itu hanya bisa melirik Nami usil dan menyikut lengannya, membuat Nami semakin gerah dan ingin cepat-cepat kabur dari tempat itu.
“Kau perlu sedikit bersenang-senang.” tepat seperti dugaan Nami sebelumnya bahwa Donghae memang bukan pria baik.
“Sudah kuduga kau akan mengatakan hal-hal semacam ini. Tapi maaf, Donghae ssi. Aku bukan wanita seperti itu.” Ujar Nami mantap kemudian pergi meninggalkan Donghae yang masih termenung. Sebenarnya ia yang salah bicara atau Nami yang salah tangkap?
***

Nami POV

Nami, itu panggilanku. Saat ini aku 27 tahun, usia yang sudah tidak muda lagi memang. Gara-gara itu juga kakakku, Heeju semakin gencar saja mencarikanku jodoh. Apa dia pikir aku tidak bisa mencari jodoh sendiri? Hey, ini bukan perkara bisa atau tidak. Tapi mau atau tidak mau. Jujur saja aku lebih suka kehidupan yang bebas. Bersenang-senang dengan diri sendiri dan teman-teman itu lebih menyenangkan bukan? Tidak akan ada yang memarahimu kalau kau pulang terlambat, shopping sampai uangmu habis, atau mabuk sampai pagi. Menikmati hidup itu segalanya bagiku. Kehidupan setelah menikah akan sangat merepotkan karena aku akan kehilangan waktu-waktu kebebasanku dan disibukkan dengan segala urusan rumah tangga juga tetek-bengeknya, termasuk mengurusi bayi besar yang manja (baca: suami). Hanya membayangkannya saja sudah membuat kepalaku pusing.
Banyak orang mengenalku sebagai seorang workaholic. Aku mencintai pekerjaanku dan akan melakukan yang terbaik demi berhasilnya pekerjaanku. Saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan periklanan –SungDong, di departemen artisitik, yah semacam editor gitu deh. Sudah banyak proyek besar kutangani perihal periklanan produk-produk terbaru dari perusahaan-perusahaan ternama, mulai dari makanan, produk kecantikan, bahkan aku juga pernah terlibat dalam proyek gabungan film dan TV, pemotretan majalah, dan menciptakan konsep serta desain-desain untuk iklan. Pengalamanku di dunia kerja sudah tak diragukan lagi.
“Nami.” Sapa seorang wanita seusiaku di ambang pintu ruang kerjaku. Itu partner terdekatku sekaligus asisten terbaikku, Ahn Minji. “Cho Kyuhyun memintamu untuk segera keruangannya..” ucap Minji yang berhasil membuat keningku berkerut. Cho Kyuhyun, dia atasanku di kantor ini. Aku harap aku tidak melakukan kesalahan.
***

“Kau sudah dengar tentang program pertukaran itu?” tanya Kyuhyun begitu aku tiba diruangannya.
“Program pertukaran apa?” Timpalku spontan yang membuatnya langsung menatapku tajam. Menyadari itu membuatku merinding.
“Kau tahu kan kalau sister company perusahaan kita yang ada di amerika sedang menjalankan proyek besar? Barusan direktur disana menghubungiku kalau program pertukaran itu akan mulai dijalankan minggu depan..”

Kamis, 04 Juli 2013

LOVE RHYTHM




 Author                  : Kxanoppa
Title                       : Love Rhythm
Genre                   : Mix (Friendship, Romance)
Tags                       : Lee Sungmin, Kim Ryeowook, Nam Yi Hyun (OC)
Rating                   : PG-13
Length                  : One Shot
Notes                    : Sebelumnya pernah dipublish di https://superjuniorff2010.wordpress.com/2013/06/24/special-post-for-ryeowooks-birthday-love-rhythm/

STORYLINE          -              Normal POV
Gadis dengan rambut sebahu yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap menghambur dari gerbang sekolahnya. Peluh tampak sangat kentara, mengucur dari kedua sisi pelipisnya dan membasahi bagian belakang seragamnya. Halte bus. Tempat yang menjadi tujuan gadis itu berlari. “Sial!!!” gerutu gadis itu, mengacak rambutnya frustrasi saat menyadari bus terakhir telah meninggalkannya. Gadis itu terus mencibir, menggumamkan kata-kata tak jelas yang semakin menunjukkan kekesalannya.
“Nami!” gadis itu mengedarkan pandangannya ke kanan dan kiri saat didengarnya seseorang yang -mungkin- menyerukan namanya. “Yak, Nami!“ seru orang itu lagi yang ternyata telah berdiri di belakang gadis itu sambil meringis, menampilkan gigi putihnya.
Omo!! Yak!! Kau ini mengagetkanku saja!!” teriak gadis itu sebal sambil memicingkan matanya ke arah pemuda berkacamata itu. Gadis itu mendengus lalu memalingkan wajahnya, seolah tak melihat apapun.
“Nami! Kau pulang terlambat lagi? Kau juga ketinggalan bus-mu lagi..?” ujar pemuda berparas culun itu sambil terkekeh pelan, membuat gadis yang dipanggilnya Nami itu kembali melemparkan death-glare-nya dan seketika menghentikan aksi konyolnya. “M-Mian” ucap pemuda itu cepat. Berusaha mengoreksi kesalahannya sambil membenarkan letak kacamatanya.
“Pergi sana, jangan dekat-dekat! Dan berhenti memanggilku Nami!” seloroh gadis itu kencang tepat di depan pemuda itu, menjadikan pemuda polos itu sebagai korban air bah yang meluncur cukup deras dari mulut gadis itu. Pemuda itu sontak melepaskan kacamatanya untuk segera membersihkannya dari sisa-sisa air bah itu.
“Bukankah kita teman sekelas? Jangan bilang kau bahkan tak ingat namaku” pemuda itu menunjukkan mimik memelas kemudian kembali menenggerkan kacamatanya. Gadis itu tak menanggapi perkataannya. “Kalau begitu aku pergi duluan. Sampai jumpa besok, Nam!” lanjutnya setelah melihat gadis itu terus menekuk wajahnya kesal, tak bergeming. Pemuda itu baru saja akan menjauh, sebelum akhirnya gadis berambut pendek itu mengubah pikirannya dan memanggil pemuda culun itu.
“Yak, Kim Ryeowook!” gadis itu menyebut lengkap nama si pemuda culun. Langkah pemuda itupun terhenti dan ia menoleh ke sumber suara. “Wah, kau tahu namaku dengan baik!” ujarnya berbinar-binar.
“Bodoh! Tentu saja aku tahu. Kita belajar di satu kelas yang sama, bukan di hutan! Jadi berhenti bercanda! Ah, geundae..--” balas gadis itu pedas yang berakhir dengan nada sedikit memohon. “Mwo?” pemuda bernama Ryeowook itu dengan sigap menajamkan indera pendengarannya.
“Oh ayolah, bukankah rumah kita searah? Kau tega meninggalkan aku sendiri saat kau akan berjalan pulang? Ck! Kajja!” gadis itu mendahului langkah Ryeowook setelah selesai dengan kalimat berbelitnya, membuat Ryeowook mengerjap bingung namun segera mengikuti gadis itu dengan senyum mengembang.
“Tak kukira kau bahkan tahu alamat rumahku” celetuk pemuda itu dengan kekehan khas miliknya.
“Bodoh!” balas gadis itu sambil memutar kedua bola-matanya jengah.
FYI, gadis itu memang kerap pulang terlambat beberapa hari terakhir. Jangan terkecoh dengan penampilannya yang begitu manis. Gadis itu bahkan jauh dari kata feminine. Ia berulang kali tertangkap basah tengah tertidur di kelas dan menyebabkannya berakhir dengan membersihkan toilet seusai sekolah. Mengenai pemuda kutu buku itu, oh ayolah, dari penampilannya bahkan jelas sangat tidak mungkin kalau ia pulang terlambat karena di hukum membersihkan toilet atau sejenisnya. Kecintaannya pada pelajaran biologi sekaligus kepandaiannya, mengharuskannya mengikuti bimbingan tambahan sepulang sekolah karena olimpiade yang akan dihadapinya beberapa hari ke depan.
Ya, mereka berdua sangat berbanding terbalik. Nam Yi-Hyun, seorang gadis cuek dan ceplas-ceplos. Kim Ryeo-Wook, seorang pemuda kutu buku yang rajin dan polos.
Mereka kini berjalan bersama dalam keheningan. Kepribadian yang jauh berbeda itu menyulitkan mereka bahkan untuk sekedar menemukan topik pembicaraan. Walaupun sebenarnya gadis itu juga malas jika harus berbincang panjang dengan pemuda culun disampingnya. “Ehm..” pemuda itu berdehem pelan, mencoba meluruhkan ke-kikuk-an yang ada. Gadis itu hanya melirik sekilas kemudian kembali menatap jalan dihadapannya.
“Nami..”
“Kubilang jangan memanggilku seperti itu!” seloroh gadis itu cepat, sebelum pemuda itu sempat melanjutkan ucapannya.
Wae?” tanya pemuda itu polos.
“Yak! Kau ini pintar tapi kenapa begitu menyebalkan? Tsk. Namaku Nam-Yi-Hyun. YI-HYUN” papar gadis itu yang menekankan ucapannya pada bagian namanya.
“Ah, karena itu? Tentu saja aku tahu namamu. Hanya saja aku lebih suka memanggilmu Nami. Bukankah itu terdengar lebih mudah diucapkan?” balas Ryeowook dengan kekehannya  –lagi. Gadis itu terus menyeret langkahnya hingga menimbulkan bunyi berisik dari gesekan sepatunya di atas aspal. Hingga tiba-tiba gadis itu merasa bahwa ia telah berjalan sendiri. Hey, di mana si kutu buku itu? Batinnya.
“Nami! Tunggu sebentar ya, aku mau mampir dulu ke toko buku ini!” pekiknya dari jarak yang sudah cukup jauh dibelakangnya. Oh, baiklah. Kini ia harus ikhlas membuang waktunya demi menunggu pemuda culun itu memenuhi hasratnya bergumul dengan buku-buku. Hampir 20 menit, Ryeowook belum juga menampakkan batang hidungnya. Sepertinya kesalahan besar menuruti permintaannya. Pemuda itu bahkan bisa saja menghabiskan seluruh hidupnya jika sudah bertemu dan tenggelam dalam buku. Gadis itu mendengus kasar. Kekesalan yang tadi sempat memudar kini bahkan muncul berkali lipat. Ia baru saja akan menyusul pemuda itu ke dalam toko, tetapi niat itu terurungkan begitu ia mendengar alunan indah dari petikan halus senar gitar. Dimana ada orang yang memainkan gitar di tempat seperti itu? Sendirian, gadis itu mulai berdebar gugup. Berusaha mencari sumber suara untuk menemukan siapa pelaku di balik alunan indah itu.