Kamis, 15 Agustus 2013

Remember The Days - Part 3





Title :
Remember The Days - 3
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan Lee (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC), Hwan Sanghee (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
Younghyun terkejut mendapati kenampakan seorang pria yang sangat ia kenal dihadapannya.
"Hyukjae sunbae? Bagaimana kau bisa ada di sini?" Tanya Younghyun penasaran pada seniornya sewaktu kuliah dulu setelah sebelumnya ia menerima saputangan yang diulurkan pria itu.
"Yang jelas, tidak mungkin aku datang jauh-jauh hanya untuk menemuimu, kan?" Jawab pria itu sambil terkekeh. Younghyun hanya mencibir menanggapi guyonan sunbae-nya itu.
"Waeyo?" Kini giliran Hyukjae yang balik bertanya. Younghyun terdiam dan mengalihkan pandangannya.
"Youngie-ah. Sesuatu terjadi kan? Kau bahkan sampai harus menangis seperti itu. Ada apa?" Cecar Hyukjae yang menuntut penjelasan.
"Sunbae, aku.." Younghyun menggigit bibir bawahnya, mendesah pelan, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Aku akan dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis orangtuaku. Aku tidak tahu harus bagaimana. Perjodohan ini penting bagi kelangsungan bisnis kami dan orangtuaku sangat mengharapkanku."
"Memangnya seperti apa putra rekan bisnis orangtuamu itu?"
"Entahlah. Aku tidak terlalu memperhatikannya saat makan malam bersama tadi." Jawab Younghyun apa adanya.
"Apa.. Sudah ada orang yang kau sukai?" Pertanyaan itu membuat Younghyun tertegun. Ia menatap Hyukjae, menerka-nerka apakah Hyukjae bisa membaca pikirannya.
"Jadi benar, ada yang kau sukai? Nugu?" Hyukjae melancarkan serangannya lagi.
"Itu.. Itu aku.. Aku tidak tau apakah ini bisa disebut cinta. Aku hanya begitu mengagumi seseorang dan tidak bisa tidur hanya karena memikirkannya. Kukira ini hanya perasaan sesaat, namun ternyata aku salah. Semakin hari peraaanku semakin bertambah padanya dan aku takut, Sunbae.." Tanpa sadar Younghyun menceritakan semua yang membebani pikiran dan perasaannya pada Hyukjae. Hyukjae terlihat mendengarkan dengan seksama.
"Kenapa kau takut?"
"Aku takut karena aku tahu bahwa kami tidak mungkin bisa bersama. Aku hanya tidak bisa mengendalikan perasaan ini."
"Memangnya siapa dia? Kenapa kau pesimis bahwa kalian tak mungkin bisa bersama?" Hyukjae yang semakin penasaran terus melontarkan pertanyaannya yang terkesan menginterogasi.
"Dia.. Dia salah satu pelayan di restoran appa. Namanya.. Lee Donghae.." Ucap Younghyun dengan pandangan yang mulai menerawang, diikuti dengan senyum hambarnya. Merasa begitu lemah karena jatuh dengan mudah pada pesona seorang Lee Donghae, yang hanya seorang pelayan. Tanpa disadarinya, Hyukjae yang duduk dihadapannya terlihat begitu terkejut saat mendengar sebuah nama yang familiar baginya itu diucapkan. Hyukjae menelan ludahnya kasar, berusaha mengatur napasnya kembali.
"Siapa kau bilang tadi? Donghae? Lee Donghae??" Tanya Hyukjae sambil membulatkan kedua matanya, tak sabar. Younghyun yang bingung dengan perubahan sikap seniornya itu hanya bisa mengangguk.
**

Kyuhyun masih terdiam merenung dalam mobilnya. Hari semakin larut dan mobil-mobil lain yang tadi berlalu-lalang di jalan raya tampak berkurang. Kyuhyun hanya butuh seseorang untuk bisa ia ajak bicara dan mengerti perasaannya. Ia merasa muak jika memikirkan tentang rumah, karena itu ia merasa akan lebih baik jika ia tidak usah pulang saja malam itu. Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, dan berniat menghubungi seseorang. Di saat ia baru saja akan menekan kontak yang ditujunya, sebuah panggilan masuk mengejutkannya dan ternyata dari seseorang yang memang ia harapkan, Lee Hyukjae.
"Hyukjae hyung!" Sapa Kyuhyun dengan semangatnya sudah sedikit membaik.
"................." Hyukjae mengatakan sesuatu yang membuat mata Kyuhyun nyaris keluar karena melotot kaget dan juga jantung yang seakan mencelos saking terkejutnya.
"M-mworago? Yak, berhenti bercanda." Balas Kyuhyun yang menampik perkataan Hyukjae.
"..............."
"Yak, neo odiya? Kita bertemu sekarang juga! Tunggu aku di sana!" Ujar Kyuhyun cepat dengan napas yang memburu. Setelah mendengar penjelasan Hyukjae dari sebrang telponnya, ia mendadak kehilangan fokusnya. Entah terlalu senang atau bahkan terlalu sulit mempercayainya. Ia hanya merasa sesak di dadanya dan berharap bahwa apa yang dikatakan Hyukjae adalah benar.
Kyuhyun kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju cafe dimana Hyukjae berada dan menunggunya.

Sesampainya di cafe itu, Kyuhyun segera keluar dari mobilnya dan masuk dengan tergesa-gesa. Ia mengedarkan pandangan mencari sunbae-nya.
"Hyung, apa maksud perkataanmu di telpon tadi? Jelaskan padaku, jebal!" Pinta Kyuhyun yang terkesan memaksa saat ia telah duduk dihadapan Hyukjae, dimana sebelumnya adalah tempat Younghyun.
"Tenanglah. Pesan minuman saja dulu, setelah itu aku akan cerita." Balas Hyukjae. Kyuhyun tampak mulai menenangkan dirinya dan menuruti perkataan Hyukjae.
"Sekarang ceritakan padaku." Ujarnya tak sabar.
"Lee Donghae. Aku sudah menemukannya."
"J-jinjjayo?? Dimana? Dimana dia sekarang?" Tanya Kyuhyun terbata-bata.
"Dia bekerja di restoran temanku."
"Restoran? Restoran apa? Dimana? Hyung, ayo kita ke sana besok, eoh?" Kyuhyun semakin tak sabaran, sedangkan Hyukjae hanya menatapnya iba.
"Tenanglah, Kyu. Aku mengerti perasaanmu. Sayangnya aku lupa menanyakan apa nama restorannya. Tapi aku akan segera mencari tahu. Jadi, bersabarlah. Kita pasti akan segera menemukannya." Jelas Hyukjae berusaha menenangkan hoobae-nya itu. Mendengar itu semangat Kyuhyun kembali meredup.
"Aku janji. Setelah aku tahu restoran itu, kita akan segera menemuinya." Kyuhyun hanya terdiam.
"Sudah sangat larut. Sebaiknya aku kembali sekarang." Ucap Hyukjae lagi seraya bangkit dari kursinya.
"Hyung" panggil Kyuhyun yang menghentikan aksi Hyukjae untuk segera beranjak dari cafe itu.
"Waeyo?"
"Bisakah aku tinggal ditempatmu? Untuk malam ini saja." Pinta Kyuhyun setengah memohon. Hyukjae kembali mendaratkan pantatnya pada permukaan kursi dan menatap Kyuhyun penuh selidik.
"Terjadi sesuatu?"
"Itu.. Sebenarnya aku sedang kesal dengan appa-ku. Appa mencoba menjodohkanku dengan anak temannya." Jawab Kyuhyun dengan kepala tertunduk. Hyukjae mendesis tak percaya pada ucapan teman lamanya itu.
"Dijodohkan? Tsk. Ada berapa orang lagi yang akan mengatakan padaku bahwa mereka dijodohkan? Ini sungguh lucu." Ucap Hyukjae dengan tawa meremehkan.
"Musuniriya?" Tanya Kyuhyun bingung.
"Baiklah, biar kutebak. Apa kau dijodohkan dengan seseorang yang bermarga Kim?"
"Ne. Darimana kau tahu?"
"Apakah namanya Kim Younghyun?"
"Majayo. Bagaimana kau bisa tahu?"
"Jadi, apakah dia cantik?"
"Dia sangat cantik. Ah, ani. Maksudku.. Yak! Apa kau mau berlagak sok detektif hah?" Melihat Kyuhyun yang mulai terbawa emosi, Hyukjae hanya tertawa.
"Kau suka kan padanya? Mengaku saja, Kyu! Jika kau suka, kenapa tidak kau terima saja perjodohan itu?"
"Yak, Hyukjae hyung! Berhenti bicara yang tidak-tidak. Ah jinjja! Sekarang bawa saja aku kerumahmu. Ppali!" Sentak Kyuhyun yang berusaha menutupi rasa malunya.
"Kau kira aku mengijinkanmu?" Balas Hyukjae tak mau kalah.
"Hyung!" Teriakan dan tatapan Kyuhyun terlihat begitu abstrak, membuat Hyukjae sampai takut untuk sekedar menatapnya balik.
"Ah, arasseo arasseo.." Ujarnya pasrah dan di balas seringai penuh kemenangan oleh Kyuhyun.
**

Suatu saat di lain hari, Donghae yang tengah melakukan pekerjaannya sebagai salah satu pramusaji restoran tiba-tiba merasakan keanehan pada tubuhnya. Ia mendadak lemas dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya. Jantungnya berdebar tak stabil dan itu membuatnya sulit bernapas. Ia pusing dan berkunang-kunang. Dengan cepat ia bertumpu pada salah satu meja yang ada di restoran itu. Beruntung restoran sedang tidak ramai sehingga tak ada seorangpun yang curiga. Ia berusaha sendiri mengendalikan tubuhnya itu hingga ia merasa telah benar-benar membaik.
"Hae-ah, ada pelanggan yang baru saja datang di meja itu. Cepat kau layani mereka. Aku akan layani yang di sana." Ujar Sanghee, pelayan lainnya yang juga bekerja di restoran keluarga Kim dan itu membuat Donghae sedikit tersentak.
"Ah, ne sunbaenim." Balas Donghae dengan sikap seolah ia baik-baik saja.
Ini bukan kali pertama baginya merasakan dan mengalami hal serupa. Donghae kembali dirundung kegelisahan jika ia harus diingatkan akan kondisi kesehatannya. Mungkin akan lebih baik jika ia pergi ke dokter saja, pikirnya.

Beberapa lama kemudian, Younghyun datang mengunjungi restoran keluarganya itu. Donghae yang masih larut dalam kesibukannya tidak menyadarinya sama sekali hingga tiba-tiba nampan berisi minuman yang ia bawa harus meleset dari pegangannya dan jatuh mengenai Younghyun. Beberapa gelas minuman tadi harus tumpah dan mengenai sepatu Younghyun. Donghae terkejut dan segera membungkuk meminta maaf.
"Younghyun-ssi, mianhamnida. Jeongmal mianhamnida. Naega jalmothaesseo." Ucap Donghae cepat kemudian berniat membereskan kekacauan yang ia buat. Younghyun berusaha membantu Donghae namun Donghae mencegahnya.
"Jangan sentuh itu. Biar aku saja. Aku tidak mau kau sampai terluka." Ucap Donghae yang membuat Younghyun tersentuh.
"Sepatumu jadi kotor karena perbuatanku. Biar kubersihkan."
"Anieyo, Hae-ssi. Gwenchana. Kau tidak perlu melakukan itu. Aku bisa sendiri." Sergah Younghyun ketika Donghae sudah membungkuk dibawahnya untuk membersihkan sepatunya.
"Donghae-ssi gwenchana.. Bangunlah. Donghae-ssi.." Donghae sama sekali tak memedulikan perkataan Younghyun, membuat gadis itu merasa tak enak dengan para pelayan lainnya yang menatap bingung dan heran ke arah mereka.
**

Kyuhyun menepati janjinya untuk mengajak Louise berkeliling, membuat gadis yang biasa disapa Lou itu begitu bersemangat. Tak terasa hari sudah siang dan tiba saatnya untuk makan siang.
"Oppa! Aku lapar. Bagaimana kalau kita istirahat dulu sambil makan di restoran itu? Eoh? Eoh?" Rengek Louise pada kakak sepupunya yang terkenal cuek itu.
"Baiklah. Kau yang traktir ya!" Ujar Kyuhyun seraya keluar dari mobilnya, meninggalkan Louise yang masih di dalam mobil dengan tampang sebalnya.

Begitu mereka berdua masuk ke dalam restoran itu, mereka cukup dikejutkan dengan sebuah pemandangan yang bagi Kyuhyun sangat tidak menyenangkan.
"Oppa, lihat. Bukankah itu Younghyun? Kim Younghyun putri tuan dan nyonya Kim yang dijodohkan denganmu?" Tanya Louise dengan masih menatap ke arah Younghyun dan Donghae. Kyuhyun terdiam dan mengikuti arah pandang sepupunya. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dadanya. Mungkinkah jika Kyuhyun cemburu pada apa yang dilakukan Donghae terhadap Younghyun saat itu?
Entahlah, Kyuhyunpun tak yakin. Tapi ia merasa emosinya semakin bertambah saat Donghae tak menanggapi ucapan Younghyun. Kyuhyun begitu penasaran pada apa yang sebenarnya pelayan itu -Donghae- lakukan.
"Nan gwenchana.. Jangan seperti itu. Cepat bangunlah.." Ucap Younghyun lagi yang terdengar oleh Kyuhyun.
Tanpa pikir panjang Kyuhyun berjalan ke arah Younghyun dan Donghae. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, ia hanya merasa bahwa Donghae sedang melakukan hal yang tidak benar pada Younghyun.
Kyuhyun menarik kerah Donghae dan melemparkan sebuah bogem mentah padanya. Donghae jatuh tersungkur dengan luka sobek berdarah di sudut bibirnya. Younghyun, Louise, dan beberapa orang lainnya yang juga berada di sana dan menyaksikan adegan itu hanya bisa menahan napas, terkejut.
"Kau..!" Pekik Younghyun yang melihat Kyuhyun tiba-tiba sudah ada di sana dan bersikap seenaknya. Younghyun baru saja akan mendekati Donghae, namun sebuah tangan sudah mencengkeramnya keras dan menghalangi niatnya tersebut. Kyuhyun menarik paksa Younghyun untuk ikut bersamanya, keluar dari restoran itu. Louise yang melihat itu hanya terdiam bingung hingga akhirnya memutuskan untuk menghampiri Donghae yang masih tampak kesakitan.

"Lepaskan!" Pekik Younghyun berusaha melepaskan cengkeraman Kyuhyun, saat mereka sudah berada di parkiran.
"Apa yang pelayan itu lakukan padamu?" Tanya Kyuhyun penuh selidik yang membuat Younghyun heran.
"Bagaimana mungkin kau bisa diam saja, membiarkan pelayan itu berlaku kurang ajar padamu?" Lanjut Kyuhyun menghakimi yang langsung di balas sebuah tamparan oleh Younghyun.
"Jaga bicaramu. Dia pria yang baik dan kau tak tahu apapun. Aku tidak akan memaafkanmu kalau sampai kau berani melukainya lagi." Seru Younghyun yang ikut terbawa emosi. Younghyun baru saja akan beranjak dari sana, namun lagi-lagi cengkeraman tangan Kyuhyun menghalanginya.
"Kenapa kau membelanya?" Younghyun terdiam, tanpa berani menatap pria tinggi itu.
"Kenapa kau harus peduli?" Balas Younghyun pada akhirnya. Sebuah seringai tercetak jelas di bibir Kyuhyun.
"Aku sudah memutuskan untuk menerima perjodohan itu." Ucap Kyuhyun seraya melepaskan cengkeraman tangannya pada Younghyun. Sedangkan gadis itu hanya menatapnya tak percaya.
"Apa kau gila? Kau pikir ini permainan? Kau dan aku, hanya 2 orang asing yang tidak memiliki perasaan apapun." Timpal Younghyun.
"Ani. Kupikir aku menyukaimu." Kyuhyun menatap intens gadis dihadapannya. "Bukankah ini yang orangtua kita inginkan? Demi kelangsungan bisnis kita. Kenapa tidak kita coba jalani saja?" Lanjut Kyuhyun lagi.
Younghyun mendesis dan memberikan tawa remehnya, tak percaya pada ucapan pria manja dan sombong yang ada dihadapannya saat itu.
"Sayangnya, sekarang aku sangat membencimu. Jadi hentikan semua omong kosongmu itu, tuan Cho." Ucap Younghyun sekaligus mengakhiri perbincangan mereka dan melenggang pergi meninggalkan Kyuhyun yang masih tampak tak puas dengan jawaban gadis itu.
Apa karena pelayan itu? Pikir Kyuhyun sambil menatap punggung Younghyun yang semakin menjauh.
**

Di dalam restoran, Louise berusaha membantu Donghae untuk bangkit dan mendudukkannya di salah satu kursi yang ada di sana.
"Gwenchanayo? Maafkan sepupuku. Ia memang buruk dalam mengendalikan emosinya. Dia selalu berbuat seenaknya. Tapi sebenarnya dia orang yang baik." Ujar Louise kemudian meminta pelayan lain yang ada saat itu untuk membawakan kompres air dingin.
"Aku Louise Park. Ayahku orang Inggris dan ibuku orang Korea. Kuharap kau tidak benar-benar menganggapku orang asing. Jadi siapa namamu?" Lanjut Louise sambil mengompres luka di sudut bibir Donghae.
"Nan gwenchana. Sepertinya terjadi kesalahpahaman. Namaku Donghae. Lee Donghae." Jawab Donghae sopan. "Ah, aku bisa melakukan ini sendiri. Anda tidak perlu repot-repot." Lanjut Donghae yang berusaha mengambil alih kompres dari tangan Louise. Tanpa sengaja tangan Donghae menyentuh tangan Louise dan itu membuat Louise salah tingkah dengan jantung yang berdebar tak karuan. Mereka saling menatap untuk beberapa saat hingga Louise kembali tersadar dan menarik tangannya, membiarkan Donghae mengompres lukanya sendiri.
"Apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan, Nona Louise? Kenapa anda tampak begitu gelisah?" Tanya Donghae lagi yang membuat Louise semakin salah tingkah dan tak berani menatap langsung pria itu.
"Ah, a-a-anieyo. Aku hanya... Ehm.." Ucapan Louise yang terbata-bata membuat Donghae heran sekaligus penasaran dan terus memandanginya penuh antisipasi. Louise yang menyadari tatapan itu semakin terpojok. Jantungnya terus berdebar hebat. Tapi bukan Louise namanya jika ia tak bisa mengendalikan emosinya sendiri. Ia pun memberanikan diri membalas tatapan Donghae.

Tanpa sepengetahuan Louise dan Donghae, Younghyun sudah kembali masuk dalam restorannya. Ia cukup terkejut saat dilihatnya Donghae sudah bersama dengan Luoise, yang juga ia ketahui sebagai sepupu Kyuhyun. Mereka berdua tampak akrab. Louise bahkan membantu Donghae mengompres lukanya. Tatapan yang Louise berikan pada Donghae, menunjukkan bahwa Louise menyukai pria itu. Tiba-tiba saja Younghyun merasa sesak di dadanya. Ia cemburu.
Younghyun yang tidak tahan dengan pemandangan itu, kemudian memutuskan untuk meninggalkan restoran. Saat sampai di ambang pintu masuk, Kyuhyun juga sudah berdiri di sana dengan tatapan dinginnya. Younghyun berjalan mendekati Kyuhyun dan berbisik di telinga pria itu.
"Jika kau benar-benar menerima perjodohan itu, datanglah ke rumahku dan katakan pada orangtuaku bahwa kau akan segera melamarku." Ucap Younghyun setengah berbisik, kemudian pergi menuju mobilnya dan meninggalkan tempat itu. Kyuhyun yang mendengar hal itu hanya bisa menyeringai penuh kemenangan. Dalam hatinya, ia sangat berterimakasih pada sepupunya yang membuat Younghyun berubah pikiran dalam sekejap. Meskipun keputusan itu Younghyun buat karena terbawa emosi, Kyuhyun tidak peduli.
Kyuhyunpun barjalan menuju mobilnya dan setelah ia berada di dalam mobil, dikeluarkannya ponsel dan dengan segera ia mengirimkan pesan singkat pada adik sepupunya itu.

To: Lou
'Aku pergi. Kau, pulanglah naik bus saja. Nikmati waktumu bersama pria Korea kenalan barumu itu.'
**

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba meminta bertemu? Kau merindukanku?" Goda Hyukjae begitu tiba di sebuah cafe langganan Younghyun, setelah mendapat telpon dari gadis itu.
"Merindukanmu? Tsk. Sejak kapan? Aku mengajakmu kemari karena aku butuh teman cerita." Balas Younghyun malas.
"Yak, apa kau mencoba berbicara informal pada sunbae-mu ini eoh? Anak nakal." Protes Hyukjae kemudian menyeruput hot americano miliknya. "Jadi ada apa lagi kali ini? Oh ya, aku hampir lupa. Apa nama restoranmu tempat Donghae bekerja?" Lanjut Hyukjae.
"La Fontaine. Kemarin sesuatu terjadi di sana, kau tahu? Kyuhyun, pria yang dijodohkan denganku, memukul Donghae seenaknya hingga membuatnya terluka." Jelas Younghyun, membuat Hyukjae yang kembali menyeruput kopinya tersedak.
"M-mworago? Mworago?! J-jadi Kyuhyun ke sana? Memukul Donghae begitu?!" Timpal Hyukjae tak santai. "Kenapa? Apa masalahnya?!" Lanjut Hyukjae lagi setengah berteriak, membuat semua mata yang ada di cafe itu menatap ke arahnya.
"Yak, sunbae! Pelankan suaramu itu, tsk. Kau ini. Bisa-bisa orang mengira kita sepasang kekasih yang sedang bertengkar." Ujar Younghyun dengan kedua tangannya yang terlipat di dada.
"Geuraeyo? Ah, mian. Sekarang, ceritakan padaku detil masalahnya, eoh?" Pinta Hyukjae yang sangat penasaran hingga tanpa sadar ia telah mencodongkan wajahnya pada Younghyun.
"Yak, sunbae! Menjauh dariku!"
**

Donghae yang saat itu baru saja akan pergi mengantar Miran kuliah, tiba-tiba merasa dadanya kembali berdenyut tak stabil. Kepalanya pening dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.
"Oppa, gwenchanayo? Apa tidak lebih baik oppa istirahat saja hari ini? Ujung bibir oppa bahkan masih memar." Ujar Miran yang menyadari keadaan oppa-nya.
"Anieyo. Oppa gwenchana, jinjja."
"Tsk, jika saja aku tahu siapa yang berani melukai oppa seperti ini, sudah kuhajar orang itu sampai babak belur!" Protes Miran melihat luka memar di ujung bibir oppa-nya.
"Sudahlah, lagipula ini hanya salah paham saja. Oppa juga tidak terluka parah kok." Balas Donghae dengan tenang, meyakinkan dongsaengnya bahwa ia baik-baik saja.
"Andwae, oppa! Oppa tetap harus istirahat di rumah. Biar aku pergi sendiri saja. Oppa tidak boleh pergi kemanapun sebelum aku pulang, araji?" Pinta Miran serius, seraya mengambil alih sepeda yang baru saja akan Donghae naiki.
"Baiklah. Arasseo. Kau berhati-hatilah di jalan, Miran-ah." Timpal Donghae sambil mengacak gemas rambut Miran. Setelah itu, Miranpun mengayuh sepedanya menjauh, menuju ke kampusnya.
**

Donghae yang sedang sendirian di rumah, tidak tahan jika harus berdiam diri saja. Ia pikir ini kesempatan yang tepat untuknya memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit. Tanpa berlama-lama ia pun segera bergegas menuju halte untuk bisa ke rumah sakit naik bus. Ia berharap agar bisa pulang sebelum Miran menyelesaikan kuliahnya hari itu.

Sesampainya di rumah sakit, Donghae segera mendaftarkan dirinya untuk periksa. Beruntung pasien tidak begitu banyak sehingga Donghae tak perlu menunggu lama.
"Jadi apa keluhanmu?" Tanya seorang dokter yang ternyata adalah dokter yang dulu pernah memeriksa eomma-nya, Park Jungsoo.
"Uisanim.. Tak kusangka kita akan bertemu lagi. Kau ingat aku?" Balas Donghae yang sama sekali tak menjawab pertanyaan dokter itu. Jungsoo mengernyitkan keningnya sebentar, tampak berpikir.
"Aku Lee Donghae. Putra dari Lee Jung Shik. Ibuku penderita kanker paru-paru yang pernah kau tangani beberapa tahun yang lalu.." Jelas Donghae. Mendengar itu raut wajah Jungsoo perlahan berubah.
"Ah, aku ingat. Dulu kau masih begitu muda dan menggemaskan. Jadi apa yang membawamu kemari? Kuharap itu bukan masalah yang serius." Balas Jungsoo, kemudian memulai serangkaian proses pemeriksaannya.
Selesai dengan itu, Jungsoo kembali ke mejanya diikuti oleh Donghae. Jungsoo terlihat sedikit gelisah mendapati hasil pemeriksaan yang dilakukannya.
"Sejak kapan kau sering merasa lemas dan jantung berdebar tak stabil?" Tanya Jungsoo.
Donghae terdiam. Ia bingung bagaimana menjawabnya kalau sebenarnya ia merasakan itu sudah sejak lama. Ia mendesah pelan sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dokter tampan itu. "Sebenarnya sudah sejak lama. Sejak aku masih di bangku sekolah dasar, uisanim." Ucap Donghae dengan nada penyesalan.
"Kau menderita kelainan jantung. Jantungmu lemah, Donghae-ssi. Kau tidak boleh terlalu lelah dan stres. Kendalikan emosimu. Jangan terlalu senang ataupun sebaliknya, karena itu akan berakibat fatal." Papar Jungsoo.
"Jangan memikirkan ini terlalu berat. Sebagai dokter aku hanya memperingatkanmu. Jadi, jaga kesehatanmu. Jangan sampai drop." Lanjut Jungsoo lagi berusaha menenangkan Donghae. Donghae yang awalnya sedikit tertekan, kini menjadi lebih tenang bahkan menyunggingkan senyumnya.
"Ah, ne. Arasseoyo. Gomapsumnida, uisanim. Aku akan lebih berhati-hati." Tukas Donghae sebelum benar-benar pergi dari ruangan Jungsoo.

Saat Donghae berjalan menuju pintu keluar rumah sakit, ponselnya tiba-tiba berdering. Sebuah telpon masuk dari ayahnya.
"Yoboseyo, appa.."
"................"
"Ne, aku dan Miran baik-baik saja selama di sini. Gokjonghajimaseyo. Nado bogoshipeosseo, appa."
"..............."
"Appa mau ke Seoul? Jeongmalyo? Baiklah, appa. Kabari saja saat kau tiba nanti aku akan menjemputmu di stasiun."
".............."
"Anieyo, gwenchana. Aku sedang libur hari ini. Aku akan menjemputmu nanti. Gidarijyoyo, appa!" Ucap Donghae antusias sekaligus mengakhiri percakapan mereka. Donghaepun kembali melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan rumah sakit. Hanya saja kali ini dengan senyum sumringah yang terkembang di wajahnya mengingat appa-nya yang akan mengunjunginya ke Seoul.
**

Setelah mendapat penjelasan dari Younghyun, Hyukjae berencana untuk mendatangi restoran keluarga Kim yang bernama La Fontaine, untuk bisa bertemu dengan Donghae dan melihat keadaannya. Namun sayangnya, ia datang di waktu yang salah karena Donghae sedang absen. Apakah separah itu? Pikir Hyukjae yang semakin khawatir.
"Chogio.." Sapa Hyukjae pada salah satu pelayan restoran, yang ternyata adalah Sanghee, rekan terdekat Donghae di restoran itu.
"Ne? Ada yang bisa kubantu, tuan?"
"Chogio, ehm.. Aku hanya ingin bertanya. Apa benar Lee Donghae bekerja di sini?"
"Ah, Hae-ah. Ne. Waeyo?"
"Aku Lee Hyukjae. Aku teman lamanya dan sangat ingin bertemu dengannya. Bisakah kau membantuku memberitahu alamatnya? Kumohon. Aku akan membayarmu." Sanghee pun menerima permintaan tolong Hyukjae dengan senang hati. Setelah mendapatkan alamat Donghae, ia dengan segera bergegas ke sana untuk menemui sahabat lamanya yang begitu ia rindukan. Ia begitu bersemangat bahkan hanya dengan memikirkannya.

Begitu sampai di depan sebuah rumah sederhana, ia menepikan dan menghentikan mesin mobilnya. Rumah itu terlihat sepi hingga tak berapa lama, seorang pemuda berjalan pelan menuju rumah itu. Jantung Hyukjae berdegup kencang, merasa semakin tak sabar untuk memeluk sahabatnya itu.
Pemuda itu membuka pintu pagar dan masuk ke dalam rumah. Tak salah lagi. Hyukjae semakin yakin bahwa itu benar Donghae. Dengan cepat ia turun dari mobilnya dan mendekati Donghae. Ia mengatur napasnya dan mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk tidak terlalu girang saat menatap wajah sahabatnya itu. Sudah 12 tahun berlalu, dan kini mereka baru bisa dipertemukan kembali.
"Lee Donghae.. Donghae.. Yak, Hae-ah.. Oraenmanieyo.. Jaljinaeyo?" Ujar Hyukjae yang membuat Donghae berbalik dan menatap dirinya heran.
"Nugu..seyo?" Tanya Donghae dengan tatapan bingung. Hyukjae sedikit terpukul karena ternyata Donghae tak mengenalinya.
"Yak, Hae-ah. Kau tak mengenaliku? Ini aku. Hyukjae. Lee Hyukjae. Sahabatmu sejak kelas 1.." Ungkap Hyukjae dengan suara yang mulai bergetar karena terharu ia bisa menatap kembali wajah sahabatnya itu. Tanpa menunggu balasan dari Donghae, Hyukjae langsung berjalan mendekatinya dan memeluknya erat. Donghae masih terdiam, berusaha mencerna perkataan Hyukjae. Tubuhnya bergetar, dadanya sesak. Bukan karena penyakitnya, melainkan karena ia begitu tak percaya pada apa yang terjadi saat itu. Bahwa sahabat lamanya datang menemuinya.
"H-hyukjae? Hyukie-ah? Kaukah itu?"
**TBC**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar