Title :
Remember The Days - 3
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo,
Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan Lee (OC),
tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC), Hwan Sanghee (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A
Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak
& dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it &
hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!
*Storyline*
Younghyun terkejut mendapati kenampakan seorang pria
yang sangat ia kenal dihadapannya.
"Hyukjae sunbae? Bagaimana kau bisa ada di
sini?" Tanya Younghyun penasaran pada seniornya sewaktu kuliah dulu
setelah sebelumnya ia menerima saputangan yang diulurkan pria itu.
"Yang jelas, tidak mungkin aku datang jauh-jauh
hanya untuk menemuimu, kan?" Jawab pria itu sambil terkekeh. Younghyun
hanya mencibir menanggapi guyonan sunbae-nya itu.
"Waeyo?" Kini giliran Hyukjae yang balik
bertanya. Younghyun terdiam dan mengalihkan pandangannya.
"Youngie-ah. Sesuatu terjadi kan? Kau bahkan
sampai harus menangis seperti itu. Ada apa?" Cecar Hyukjae yang menuntut
penjelasan.
"Sunbae, aku.." Younghyun menggigit bibir
bawahnya, mendesah pelan, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Aku akan
dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis orangtuaku. Aku tidak tahu harus
bagaimana. Perjodohan ini penting bagi kelangsungan bisnis kami dan orangtuaku
sangat mengharapkanku."
"Memangnya seperti apa putra rekan bisnis
orangtuamu itu?"
"Entahlah. Aku tidak terlalu memperhatikannya
saat makan malam bersama tadi." Jawab Younghyun apa adanya.
"Apa.. Sudah ada orang yang kau sukai?"
Pertanyaan itu membuat Younghyun tertegun. Ia menatap Hyukjae, menerka-nerka
apakah Hyukjae bisa membaca pikirannya.
"Jadi benar, ada yang kau sukai? Nugu?"
Hyukjae melancarkan serangannya lagi.
"Itu.. Itu aku.. Aku tidak tau apakah ini bisa
disebut cinta. Aku hanya begitu mengagumi seseorang dan tidak bisa tidur hanya
karena memikirkannya. Kukira ini hanya perasaan sesaat, namun ternyata aku
salah. Semakin hari peraaanku semakin bertambah padanya dan aku takut,
Sunbae.." Tanpa sadar Younghyun menceritakan semua yang membebani pikiran
dan perasaannya pada Hyukjae. Hyukjae terlihat mendengarkan dengan seksama.
"Kenapa kau takut?"
"Aku takut karena aku tahu bahwa kami tidak
mungkin bisa bersama. Aku hanya tidak bisa mengendalikan perasaan ini."
"Memangnya siapa dia? Kenapa kau pesimis bahwa
kalian tak mungkin bisa bersama?" Hyukjae yang semakin penasaran terus
melontarkan pertanyaannya yang terkesan menginterogasi.
"Dia.. Dia salah satu pelayan di restoran appa.
Namanya.. Lee Donghae.." Ucap Younghyun dengan pandangan yang mulai
menerawang, diikuti dengan senyum hambarnya. Merasa begitu lemah karena jatuh
dengan mudah pada pesona seorang Lee Donghae, yang hanya seorang pelayan. Tanpa
disadarinya, Hyukjae yang duduk dihadapannya terlihat begitu terkejut saat
mendengar sebuah nama yang familiar baginya itu diucapkan. Hyukjae menelan
ludahnya kasar, berusaha mengatur napasnya kembali.
"Siapa kau bilang tadi? Donghae? Lee
Donghae??" Tanya Hyukjae sambil membulatkan kedua matanya, tak sabar.
Younghyun yang bingung dengan perubahan sikap seniornya itu hanya bisa
mengangguk.
**
Kyuhyun masih terdiam merenung dalam mobilnya. Hari
semakin larut dan mobil-mobil lain yang tadi berlalu-lalang di jalan raya
tampak berkurang. Kyuhyun hanya butuh seseorang untuk bisa ia ajak bicara dan
mengerti perasaannya. Ia merasa muak jika memikirkan tentang rumah, karena itu
ia merasa akan lebih baik jika ia tidak usah pulang saja malam itu. Kyuhyun
mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, dan berniat menghubungi
seseorang. Di saat ia baru saja akan menekan kontak yang ditujunya, sebuah
panggilan masuk mengejutkannya dan ternyata dari seseorang yang memang ia
harapkan, Lee Hyukjae.
"Hyukjae hyung!" Sapa Kyuhyun dengan
semangatnya sudah sedikit membaik.
"................." Hyukjae mengatakan
sesuatu yang membuat mata Kyuhyun nyaris keluar karena melotot kaget dan juga
jantung yang seakan mencelos saking terkejutnya.
"M-mworago? Yak, berhenti bercanda." Balas
Kyuhyun yang menampik perkataan Hyukjae.
"..............."
"Yak, neo odiya? Kita bertemu sekarang juga!
Tunggu aku di sana!" Ujar Kyuhyun cepat dengan napas yang memburu. Setelah
mendengar penjelasan Hyukjae dari sebrang telponnya, ia mendadak kehilangan
fokusnya. Entah terlalu senang atau bahkan terlalu sulit mempercayainya. Ia
hanya merasa sesak di dadanya dan berharap bahwa apa yang dikatakan Hyukjae
adalah benar.
Kyuhyun kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan di
atas rata-rata menuju cafe dimana Hyukjae berada dan menunggunya.
Sesampainya di cafe itu, Kyuhyun segera keluar dari
mobilnya dan masuk dengan tergesa-gesa. Ia mengedarkan pandangan mencari
sunbae-nya.
"Hyung, apa maksud perkataanmu di telpon tadi?
Jelaskan padaku, jebal!" Pinta Kyuhyun yang terkesan memaksa saat ia telah
duduk dihadapan Hyukjae, dimana sebelumnya adalah tempat Younghyun.
"Tenanglah. Pesan minuman saja dulu, setelah itu
aku akan cerita." Balas Hyukjae. Kyuhyun tampak mulai menenangkan dirinya
dan menuruti perkataan Hyukjae.
"Sekarang ceritakan padaku." Ujarnya tak
sabar.
"Lee Donghae. Aku sudah menemukannya."
"J-jinjjayo?? Dimana? Dimana dia sekarang?"
Tanya Kyuhyun terbata-bata.
"Dia bekerja di restoran temanku."
"Restoran? Restoran apa? Dimana? Hyung, ayo kita
ke sana besok, eoh?" Kyuhyun semakin tak sabaran, sedangkan Hyukjae hanya
menatapnya iba.
"Tenanglah, Kyu. Aku mengerti perasaanmu.
Sayangnya aku lupa menanyakan apa nama restorannya. Tapi aku akan segera
mencari tahu. Jadi, bersabarlah. Kita pasti akan segera menemukannya."
Jelas Hyukjae berusaha menenangkan hoobae-nya itu. Mendengar itu semangat
Kyuhyun kembali meredup.
"Aku janji. Setelah aku tahu restoran itu, kita
akan segera menemuinya." Kyuhyun hanya terdiam.
"Sudah sangat larut. Sebaiknya aku kembali
sekarang." Ucap Hyukjae lagi seraya bangkit dari kursinya.
"Hyung" panggil Kyuhyun yang menghentikan
aksi Hyukjae untuk segera beranjak dari cafe itu.
"Waeyo?"
"Bisakah aku tinggal ditempatmu? Untuk malam ini
saja." Pinta Kyuhyun setengah memohon. Hyukjae kembali mendaratkan
pantatnya pada permukaan kursi dan menatap Kyuhyun penuh selidik.
"Terjadi sesuatu?"
"Itu.. Sebenarnya aku sedang kesal dengan
appa-ku. Appa mencoba menjodohkanku dengan anak temannya." Jawab Kyuhyun
dengan kepala tertunduk. Hyukjae mendesis tak percaya pada ucapan teman lamanya
itu.
"Dijodohkan? Tsk. Ada berapa orang lagi yang akan
mengatakan padaku bahwa mereka dijodohkan? Ini sungguh lucu." Ucap Hyukjae
dengan tawa meremehkan.
"Musuniriya?" Tanya Kyuhyun bingung.
"Baiklah, biar kutebak. Apa kau dijodohkan dengan
seseorang yang bermarga Kim?"
"Ne. Darimana kau tahu?"
"Apakah namanya Kim Younghyun?"
"Majayo. Bagaimana kau bisa tahu?"
"Jadi, apakah dia cantik?"
"Dia sangat cantik. Ah, ani. Maksudku.. Yak! Apa
kau mau berlagak sok detektif hah?" Melihat Kyuhyun yang mulai terbawa
emosi, Hyukjae hanya tertawa.
"Kau suka kan padanya? Mengaku saja, Kyu! Jika
kau suka, kenapa tidak kau terima saja perjodohan itu?"
"Yak, Hyukjae hyung! Berhenti bicara yang
tidak-tidak. Ah jinjja! Sekarang bawa saja aku kerumahmu. Ppali!" Sentak
Kyuhyun yang berusaha menutupi rasa malunya.
"Kau kira aku mengijinkanmu?" Balas Hyukjae
tak mau kalah.
"Hyung!" Teriakan dan tatapan Kyuhyun
terlihat begitu abstrak, membuat Hyukjae sampai takut untuk sekedar menatapnya
balik.
"Ah, arasseo arasseo.." Ujarnya pasrah dan
di balas seringai penuh kemenangan oleh Kyuhyun.
**
Suatu saat di lain hari, Donghae yang tengah melakukan
pekerjaannya sebagai salah satu pramusaji restoran tiba-tiba merasakan keanehan
pada tubuhnya. Ia mendadak lemas dengan keringat dingin yang membasahi
tubuhnya. Jantungnya berdebar tak stabil dan itu membuatnya sulit bernapas. Ia
pusing dan berkunang-kunang. Dengan cepat ia bertumpu pada salah satu meja yang
ada di restoran itu. Beruntung restoran sedang tidak ramai sehingga tak ada
seorangpun yang curiga. Ia berusaha sendiri mengendalikan tubuhnya itu hingga
ia merasa telah benar-benar membaik.
"Hae-ah, ada pelanggan yang baru saja datang di
meja itu. Cepat kau layani mereka. Aku akan layani yang di sana." Ujar
Sanghee, pelayan lainnya yang juga bekerja di restoran keluarga Kim dan itu
membuat Donghae sedikit tersentak.
"Ah, ne sunbaenim." Balas Donghae dengan
sikap seolah ia baik-baik saja.
Ini bukan kali pertama baginya merasakan dan mengalami
hal serupa. Donghae kembali dirundung kegelisahan jika ia harus diingatkan akan
kondisi kesehatannya. Mungkin akan lebih baik jika ia pergi ke dokter saja,
pikirnya.
Beberapa lama kemudian, Younghyun datang mengunjungi
restoran keluarganya itu. Donghae yang masih larut dalam kesibukannya tidak
menyadarinya sama sekali hingga tiba-tiba nampan berisi minuman yang ia bawa
harus meleset dari pegangannya dan jatuh mengenai Younghyun. Beberapa gelas
minuman tadi harus tumpah dan mengenai sepatu Younghyun. Donghae terkejut dan
segera membungkuk meminta maaf.
"Younghyun-ssi, mianhamnida. Jeongmal
mianhamnida. Naega jalmothaesseo." Ucap Donghae cepat kemudian berniat
membereskan kekacauan yang ia buat. Younghyun berusaha membantu Donghae namun
Donghae mencegahnya.
"Jangan sentuh itu. Biar aku saja. Aku tidak mau
kau sampai terluka." Ucap Donghae yang membuat Younghyun tersentuh.
"Sepatumu jadi kotor karena perbuatanku. Biar
kubersihkan."
"Anieyo, Hae-ssi. Gwenchana. Kau tidak perlu
melakukan itu. Aku bisa sendiri." Sergah Younghyun ketika Donghae sudah
membungkuk dibawahnya untuk membersihkan sepatunya.
"Donghae-ssi gwenchana.. Bangunlah.
Donghae-ssi.." Donghae sama sekali tak memedulikan perkataan Younghyun,
membuat gadis itu merasa tak enak dengan para pelayan lainnya yang menatap
bingung dan heran ke arah mereka.
**
Kyuhyun menepati janjinya untuk mengajak Louise
berkeliling, membuat gadis yang biasa disapa Lou itu begitu bersemangat. Tak
terasa hari sudah siang dan tiba saatnya untuk makan siang.
"Oppa! Aku lapar. Bagaimana kalau kita istirahat
dulu sambil makan di restoran itu? Eoh? Eoh?" Rengek Louise pada kakak
sepupunya yang terkenal cuek itu.
"Baiklah. Kau yang traktir ya!" Ujar Kyuhyun
seraya keluar dari mobilnya, meninggalkan Louise yang masih di dalam mobil
dengan tampang sebalnya.
Begitu mereka berdua masuk ke dalam restoran itu,
mereka cukup dikejutkan dengan sebuah pemandangan yang bagi Kyuhyun sangat
tidak menyenangkan.
"Oppa, lihat. Bukankah itu Younghyun? Kim
Younghyun putri tuan dan nyonya Kim yang dijodohkan denganmu?" Tanya
Louise dengan masih menatap ke arah Younghyun dan Donghae. Kyuhyun terdiam dan
mengikuti arah pandang sepupunya. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dadanya.
Mungkinkah jika Kyuhyun cemburu pada apa yang dilakukan Donghae terhadap
Younghyun saat itu?
Entahlah, Kyuhyunpun tak yakin. Tapi ia merasa emosinya semakin bertambah saat Donghae tak menanggapi ucapan Younghyun. Kyuhyun begitu penasaran pada apa yang sebenarnya pelayan itu -Donghae- lakukan.
Entahlah, Kyuhyunpun tak yakin. Tapi ia merasa emosinya semakin bertambah saat Donghae tak menanggapi ucapan Younghyun. Kyuhyun begitu penasaran pada apa yang sebenarnya pelayan itu -Donghae- lakukan.
"Nan gwenchana.. Jangan seperti itu. Cepat
bangunlah.." Ucap Younghyun lagi yang terdengar oleh Kyuhyun.
Tanpa pikir panjang Kyuhyun berjalan ke arah Younghyun
dan Donghae. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, ia hanya merasa
bahwa Donghae sedang melakukan hal yang tidak benar pada Younghyun.
Kyuhyun menarik kerah Donghae dan melemparkan sebuah
bogem mentah padanya. Donghae jatuh tersungkur dengan luka sobek berdarah di
sudut bibirnya. Younghyun, Louise, dan beberapa orang lainnya yang juga berada
di sana dan menyaksikan adegan itu hanya bisa menahan napas, terkejut.
"Kau..!" Pekik Younghyun yang melihat
Kyuhyun tiba-tiba sudah ada di sana dan bersikap seenaknya. Younghyun baru saja
akan mendekati Donghae, namun sebuah tangan sudah mencengkeramnya keras dan
menghalangi niatnya tersebut. Kyuhyun menarik paksa Younghyun untuk ikut
bersamanya, keluar dari restoran itu. Louise yang melihat itu hanya terdiam
bingung hingga akhirnya memutuskan untuk menghampiri Donghae yang masih tampak
kesakitan.
"Lepaskan!" Pekik Younghyun berusaha
melepaskan cengkeraman Kyuhyun, saat mereka sudah berada di parkiran.
"Apa yang pelayan itu lakukan padamu?" Tanya
Kyuhyun penuh selidik yang membuat Younghyun heran.
"Bagaimana mungkin kau bisa diam saja, membiarkan
pelayan itu berlaku kurang ajar padamu?" Lanjut Kyuhyun menghakimi yang
langsung di balas sebuah tamparan oleh Younghyun.
"Jaga bicaramu. Dia pria yang baik dan kau tak
tahu apapun. Aku tidak akan memaafkanmu kalau sampai kau berani melukainya
lagi." Seru Younghyun yang ikut terbawa emosi. Younghyun baru saja akan
beranjak dari sana, namun lagi-lagi cengkeraman tangan Kyuhyun menghalanginya.
"Kenapa kau membelanya?" Younghyun terdiam,
tanpa berani menatap pria tinggi itu.
"Kenapa kau harus peduli?" Balas Younghyun
pada akhirnya. Sebuah seringai tercetak jelas di bibir Kyuhyun.
"Aku sudah memutuskan untuk menerima perjodohan
itu." Ucap Kyuhyun seraya melepaskan cengkeraman tangannya pada Younghyun.
Sedangkan gadis itu hanya menatapnya tak percaya.
"Apa kau gila? Kau pikir ini permainan? Kau dan
aku, hanya 2 orang asing yang tidak memiliki perasaan apapun." Timpal
Younghyun.
"Ani. Kupikir aku menyukaimu." Kyuhyun
menatap intens gadis dihadapannya. "Bukankah ini yang orangtua kita
inginkan? Demi kelangsungan bisnis kita. Kenapa tidak kita coba jalani
saja?" Lanjut Kyuhyun lagi.
Younghyun mendesis dan memberikan tawa remehnya, tak
percaya pada ucapan pria manja dan sombong yang ada dihadapannya saat itu.
"Sayangnya, sekarang aku sangat membencimu. Jadi
hentikan semua omong kosongmu itu, tuan Cho." Ucap Younghyun sekaligus
mengakhiri perbincangan mereka dan melenggang pergi meninggalkan Kyuhyun yang
masih tampak tak puas dengan jawaban gadis itu.
Apa karena pelayan itu? Pikir Kyuhyun sambil menatap
punggung Younghyun yang semakin menjauh.
**
Di dalam restoran, Louise berusaha membantu Donghae
untuk bangkit dan mendudukkannya di salah satu kursi yang ada di sana.
"Gwenchanayo? Maafkan sepupuku. Ia memang buruk
dalam mengendalikan emosinya. Dia selalu berbuat seenaknya. Tapi sebenarnya dia
orang yang baik." Ujar Louise kemudian meminta pelayan lain yang ada saat
itu untuk membawakan kompres air dingin.
"Aku Louise Park. Ayahku orang Inggris dan ibuku
orang Korea. Kuharap kau tidak benar-benar menganggapku orang asing. Jadi siapa
namamu?" Lanjut Louise sambil mengompres luka di sudut bibir Donghae.
"Nan gwenchana. Sepertinya terjadi kesalahpahaman.
Namaku Donghae. Lee Donghae." Jawab Donghae sopan. "Ah, aku bisa
melakukan ini sendiri. Anda tidak perlu repot-repot." Lanjut Donghae yang
berusaha mengambil alih kompres dari tangan Louise. Tanpa sengaja tangan
Donghae menyentuh tangan Louise dan itu membuat Louise salah tingkah dengan
jantung yang berdebar tak karuan. Mereka saling menatap untuk beberapa saat
hingga Louise kembali tersadar dan menarik tangannya, membiarkan Donghae
mengompres lukanya sendiri.
"Apakah ada sesuatu yang ingin kau sampaikan,
Nona Louise? Kenapa anda tampak begitu gelisah?" Tanya Donghae lagi yang
membuat Louise semakin salah tingkah dan tak berani menatap langsung pria itu.
"Ah, a-a-anieyo. Aku hanya... Ehm.." Ucapan
Louise yang terbata-bata membuat Donghae heran sekaligus penasaran dan terus
memandanginya penuh antisipasi. Louise yang menyadari tatapan itu semakin
terpojok. Jantungnya terus berdebar hebat. Tapi bukan Louise namanya jika ia
tak bisa mengendalikan emosinya sendiri. Ia pun memberanikan diri membalas
tatapan Donghae.
Tanpa sepengetahuan Louise dan Donghae, Younghyun
sudah kembali masuk dalam restorannya. Ia cukup terkejut saat dilihatnya
Donghae sudah bersama dengan Luoise, yang juga ia ketahui sebagai sepupu
Kyuhyun. Mereka berdua tampak akrab. Louise bahkan membantu Donghae mengompres
lukanya. Tatapan yang Louise berikan pada Donghae, menunjukkan bahwa Louise
menyukai pria itu. Tiba-tiba saja Younghyun merasa sesak di dadanya. Ia
cemburu.
Younghyun yang tidak tahan dengan pemandangan itu,
kemudian memutuskan untuk meninggalkan restoran. Saat sampai di ambang pintu
masuk, Kyuhyun juga sudah berdiri di sana dengan tatapan dinginnya. Younghyun
berjalan mendekati Kyuhyun dan berbisik di telinga pria itu.
"Jika kau benar-benar menerima perjodohan itu, datanglah
ke rumahku dan katakan pada orangtuaku bahwa kau akan segera melamarku."
Ucap Younghyun setengah berbisik, kemudian pergi menuju mobilnya dan
meninggalkan tempat itu. Kyuhyun yang mendengar hal itu hanya bisa menyeringai
penuh kemenangan. Dalam hatinya, ia sangat berterimakasih pada sepupunya yang
membuat Younghyun berubah pikiran dalam sekejap. Meskipun keputusan itu
Younghyun buat karena terbawa emosi, Kyuhyun tidak peduli.
Kyuhyunpun barjalan menuju mobilnya dan setelah ia
berada di dalam mobil, dikeluarkannya ponsel dan dengan segera ia mengirimkan
pesan singkat pada adik sepupunya itu.
To: Lou
'Aku pergi. Kau, pulanglah naik bus saja. Nikmati
waktumu bersama pria Korea kenalan barumu itu.'
**
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba meminta bertemu? Kau
merindukanku?" Goda Hyukjae begitu tiba di sebuah cafe langganan
Younghyun, setelah mendapat telpon dari gadis itu.
"Merindukanmu? Tsk. Sejak kapan? Aku mengajakmu
kemari karena aku butuh teman cerita." Balas Younghyun malas.
"Yak, apa kau mencoba berbicara informal pada
sunbae-mu ini eoh? Anak nakal." Protes Hyukjae kemudian menyeruput hot
americano miliknya. "Jadi ada apa lagi kali ini? Oh ya, aku hampir lupa.
Apa nama restoranmu tempat Donghae bekerja?" Lanjut Hyukjae.
"La Fontaine. Kemarin sesuatu terjadi di sana,
kau tahu? Kyuhyun, pria yang dijodohkan denganku, memukul Donghae seenaknya
hingga membuatnya terluka." Jelas Younghyun, membuat Hyukjae yang kembali
menyeruput kopinya tersedak.
"M-mworago? Mworago?! J-jadi Kyuhyun ke sana?
Memukul Donghae begitu?!" Timpal Hyukjae tak santai. "Kenapa? Apa
masalahnya?!" Lanjut Hyukjae lagi setengah berteriak, membuat semua mata
yang ada di cafe itu menatap ke arahnya.
"Yak, sunbae! Pelankan suaramu itu, tsk. Kau ini.
Bisa-bisa orang mengira kita sepasang kekasih yang sedang bertengkar."
Ujar Younghyun dengan kedua tangannya yang terlipat di dada.
"Geuraeyo? Ah, mian. Sekarang, ceritakan padaku
detil masalahnya, eoh?" Pinta Hyukjae yang sangat penasaran hingga tanpa
sadar ia telah mencodongkan wajahnya pada Younghyun.
"Yak, sunbae! Menjauh dariku!"
**
Donghae yang saat itu baru saja akan pergi mengantar
Miran kuliah, tiba-tiba merasa dadanya kembali berdenyut tak stabil. Kepalanya
pening dengan keringat dingin yang membasahi tubuhnya.
"Oppa, gwenchanayo? Apa tidak lebih baik oppa
istirahat saja hari ini? Ujung bibir oppa bahkan masih memar." Ujar Miran
yang menyadari keadaan oppa-nya.
"Anieyo. Oppa gwenchana, jinjja."
"Tsk, jika saja aku tahu siapa yang berani
melukai oppa seperti ini, sudah kuhajar orang itu sampai babak belur!"
Protes Miran melihat luka memar di ujung bibir oppa-nya.
"Sudahlah, lagipula ini hanya salah paham saja.
Oppa juga tidak terluka parah kok." Balas Donghae dengan tenang,
meyakinkan dongsaengnya bahwa ia baik-baik saja.
"Andwae, oppa! Oppa tetap harus istirahat di
rumah. Biar aku pergi sendiri saja. Oppa tidak boleh pergi kemanapun sebelum
aku pulang, araji?" Pinta Miran serius, seraya mengambil alih sepeda yang
baru saja akan Donghae naiki.
"Baiklah. Arasseo. Kau berhati-hatilah di jalan,
Miran-ah." Timpal Donghae sambil mengacak gemas rambut Miran. Setelah itu,
Miranpun mengayuh sepedanya menjauh, menuju ke kampusnya.
**
Donghae yang sedang sendirian di rumah, tidak tahan
jika harus berdiam diri saja. Ia pikir ini kesempatan yang tepat untuknya
memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit. Tanpa berlama-lama ia pun segera
bergegas menuju halte untuk bisa ke rumah sakit naik bus. Ia berharap agar bisa
pulang sebelum Miran menyelesaikan kuliahnya hari itu.
Sesampainya di rumah sakit, Donghae segera
mendaftarkan dirinya untuk periksa. Beruntung pasien tidak begitu banyak
sehingga Donghae tak perlu menunggu lama.
"Jadi apa keluhanmu?" Tanya seorang dokter
yang ternyata adalah dokter yang dulu pernah memeriksa eomma-nya, Park Jungsoo.
"Uisanim.. Tak kusangka kita akan bertemu lagi.
Kau ingat aku?" Balas Donghae yang sama sekali tak menjawab pertanyaan
dokter itu. Jungsoo mengernyitkan keningnya sebentar, tampak berpikir.
"Aku Lee Donghae. Putra dari Lee Jung Shik. Ibuku
penderita kanker paru-paru yang pernah kau tangani beberapa tahun yang
lalu.." Jelas Donghae. Mendengar itu raut wajah Jungsoo perlahan berubah.
"Ah, aku ingat. Dulu kau masih begitu muda dan
menggemaskan. Jadi apa yang membawamu kemari? Kuharap itu bukan masalah yang
serius." Balas Jungsoo, kemudian memulai serangkaian proses
pemeriksaannya.
Selesai dengan itu, Jungsoo kembali ke mejanya diikuti
oleh Donghae. Jungsoo terlihat sedikit gelisah mendapati hasil pemeriksaan yang
dilakukannya.
"Sejak kapan kau sering merasa lemas dan jantung berdebar
tak stabil?" Tanya Jungsoo.
Donghae terdiam. Ia bingung bagaimana menjawabnya
kalau sebenarnya ia merasakan itu sudah sejak lama. Ia mendesah pelan sebelum
akhirnya menjawab pertanyaan dokter tampan itu. "Sebenarnya sudah sejak
lama. Sejak aku masih di bangku sekolah dasar, uisanim." Ucap Donghae
dengan nada penyesalan.
"Kau menderita kelainan jantung. Jantungmu lemah,
Donghae-ssi. Kau tidak boleh terlalu lelah dan stres. Kendalikan emosimu.
Jangan terlalu senang ataupun sebaliknya, karena itu akan berakibat
fatal." Papar Jungsoo.
"Jangan memikirkan ini terlalu berat. Sebagai
dokter aku hanya memperingatkanmu. Jadi, jaga kesehatanmu. Jangan sampai
drop." Lanjut Jungsoo lagi berusaha menenangkan Donghae. Donghae yang
awalnya sedikit tertekan, kini menjadi lebih tenang bahkan menyunggingkan
senyumnya.
"Ah, ne. Arasseoyo. Gomapsumnida, uisanim. Aku
akan lebih berhati-hati." Tukas Donghae sebelum benar-benar pergi dari
ruangan Jungsoo.
Saat Donghae berjalan menuju pintu keluar rumah sakit,
ponselnya tiba-tiba berdering. Sebuah telpon masuk dari ayahnya.
"Yoboseyo, appa.."
"................"
"Ne, aku dan Miran baik-baik saja selama di sini.
Gokjonghajimaseyo. Nado bogoshipeosseo, appa."
"..............."
"Appa mau ke Seoul? Jeongmalyo? Baiklah, appa.
Kabari saja saat kau tiba nanti aku akan menjemputmu di stasiun."
".............."
"Anieyo, gwenchana. Aku sedang libur hari ini.
Aku akan menjemputmu nanti. Gidarijyoyo, appa!" Ucap Donghae antusias
sekaligus mengakhiri percakapan mereka. Donghaepun kembali melanjutkan
langkahnya untuk meninggalkan rumah sakit. Hanya saja kali ini dengan senyum
sumringah yang terkembang di wajahnya mengingat appa-nya yang akan
mengunjunginya ke Seoul.
**
Setelah mendapat penjelasan dari Younghyun, Hyukjae
berencana untuk mendatangi restoran keluarga Kim yang bernama La Fontaine,
untuk bisa bertemu dengan Donghae dan melihat keadaannya. Namun sayangnya, ia
datang di waktu yang salah karena Donghae sedang absen. Apakah separah itu?
Pikir Hyukjae yang semakin khawatir.
"Chogio.." Sapa Hyukjae pada salah satu
pelayan restoran, yang ternyata adalah Sanghee, rekan terdekat Donghae di
restoran itu.
"Ne? Ada yang bisa kubantu, tuan?"
"Chogio, ehm.. Aku hanya ingin bertanya. Apa
benar Lee Donghae bekerja di sini?"
"Ah, Hae-ah. Ne. Waeyo?"
"Aku Lee Hyukjae. Aku teman lamanya dan sangat
ingin bertemu dengannya. Bisakah kau membantuku memberitahu alamatnya? Kumohon.
Aku akan membayarmu." Sanghee pun menerima permintaan tolong Hyukjae
dengan senang hati. Setelah mendapatkan alamat Donghae, ia dengan segera
bergegas ke sana untuk menemui sahabat lamanya yang begitu ia rindukan. Ia
begitu bersemangat bahkan hanya dengan memikirkannya.
Begitu sampai di depan sebuah rumah sederhana, ia
menepikan dan menghentikan mesin mobilnya. Rumah itu terlihat sepi hingga tak
berapa lama, seorang pemuda berjalan pelan menuju rumah itu. Jantung Hyukjae
berdegup kencang, merasa semakin tak sabar untuk memeluk sahabatnya itu.
Pemuda itu membuka pintu pagar dan masuk ke dalam
rumah. Tak salah lagi. Hyukjae semakin yakin bahwa itu benar Donghae. Dengan
cepat ia turun dari mobilnya dan mendekati Donghae. Ia mengatur napasnya dan
mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk tidak terlalu girang saat menatap
wajah sahabatnya itu. Sudah 12 tahun berlalu, dan kini mereka baru bisa
dipertemukan kembali.
"Lee Donghae.. Donghae.. Yak, Hae-ah..
Oraenmanieyo.. Jaljinaeyo?" Ujar Hyukjae yang membuat Donghae berbalik dan
menatap dirinya heran.
"Nugu..seyo?" Tanya Donghae dengan tatapan
bingung. Hyukjae sedikit terpukul karena ternyata Donghae tak mengenalinya.
"Yak, Hae-ah. Kau tak mengenaliku? Ini aku.
Hyukjae. Lee Hyukjae. Sahabatmu sejak kelas 1.." Ungkap Hyukjae dengan
suara yang mulai bergetar karena terharu ia bisa menatap kembali wajah
sahabatnya itu. Tanpa menunggu balasan dari Donghae, Hyukjae langsung berjalan
mendekatinya dan memeluknya erat. Donghae masih terdiam, berusaha mencerna
perkataan Hyukjae. Tubuhnya bergetar, dadanya sesak. Bukan karena penyakitnya,
melainkan karena ia begitu tak percaya pada apa yang terjadi saat itu. Bahwa
sahabat lamanya datang menemuinya.
"H-hyukjae? Hyukie-ah? Kaukah itu?"
**TBC**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar