Title :
Remember The Days - 5
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC),
Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya
Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A
Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak &
dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it &
hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!
*Storyline*
"Kau bilang siapa namanya tadi?" Tanya
Kyuhyun serius, membuat Louise mengerjapkan matanya heran.
Baru saja Louise hendak menjawab, tiba-tiba saja
ponsel Kyuhyun berdering dan mengalihkan perhatiannya.
"yoboseyo. Oh, Young-ah.. Jamkanman gidaryo.. Aku
akan segera ke sana.." ujar Kyuhyun cepat sekaligus mengakhiri
percakapannya di telpon.
"Apakah Younghyun eonni?" Tanya Louise yang
tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Eoh. Bisakah kau bawakan dulu ponselku? Aku
harus mengambil sesuatu di kamar."
"Okay." Jawab Louise menyanggupi sembari
menerima ponsel itu.
Setelah Kyuhyun berbalik menuju kamarnya, Louise
mendengar nyonya Kim yang memanggil namanya.
"Lou odisseoyo? Bisakah kau kemari
sebentar?" Panggil nyonya Kim.
"Eoh? Ah ye, imo. Jamshimanyo!" Seru Louise
kemudian beranjak menuju ke tempat nyonya Kim berada, setelah sebelumnya ia
meletakkan ponsel Kyuhyun di atas sembarang meja di dekatnya saat itu.
**
Sementara itu, di kediaman keluarga Kim, Younghyun
terlihat sudah rapi dengan gaun selutut yang dikenakannya. Malam itu, Kyuhyun
dan Younghyun akan mengunjungi toko perhiasan milik teman nyonya Kim untuk
melihat cincin pertunangan mereka.
"Kyuhyun onje wa? Apa saja yang dilakukannya
hingga membuatmu harus menunggu lama seperti ini, eoh?" Ujar nyonya Kim
tak sabaran yang dibalas desahan pelan dari putrinya.
"Ah waeyo? Aku yang mau pergi kenapa jadi eomma
yang gelisah? Lagipula tadi aku sudah menghubunginya. Mungkin saja dia masih di
jalan. Tsk, kalau dia tidak datang itu akan lebih baik." Balas Younghyun
yang sarat akan emosi dan kekesalan.
"Yak, Youngie-ah! Bagaimana mungkin kau bicara
seperti itu pada eomma-mu, eoh?"
Tak lama setelah percekcokan kecil antara nyonya Kim
dan Younghyun, Kyuhyun pun datang.
"Annyeonghaseyo, eommonim. Jweosonghamnida karena
terlambat datang. Kebetulan, jalannya sedang ramai sekali." Ucap Kyuhyun
sopan setelah sebelumnya membungkuk memberi hormat pada nyonya Kim. Setelah
mengucapkan itu, pandangan Kyuhyun beralih pada Younghyun yang begitu memukau
dengan gaun berwarna biru toska. Sangat cantik, begitu pikirnya.
Younghyun yang mengetahui arti tatapan Kyuhyun
langsung berdehem pelan untuk mencairkan suasana.
"Aigoo, sepertinya uri Youngie sudah tidak sabar
ingin cepat-cepat pergi. Dia bahkan sudah berdandan cantik sejak sejam yang
lalu dan menunggumu dengan setia.." Ujar nyonya Kim yang membuat wajah Younghyun
merah padam.
"Eommaaa..!" Rengek Younghyun menimpali
ucapan eomma-nya yang terlalu berlebihan. Kyuhyun yang mendengar itu hanya
terkekeh.
"Geureojyo? Arasseo, eommonim. Kalau begitu kami
pergi dulu." Pamit Kyuhyun seraya membungkuk dan menarik tangan Younghyun
untuk ikut dengannya.
"Eoh, arasseo. Ah, Kyuhyun-ah, kalau bisa tolong
bawa Younghyun pulang sebelum tengah malam. Dia itu tidak begitu tahan dengan
udara malam yang dingin." Seru nyonya Kim yang masih bisa didengar oleh
Kyuhyun dan Younghyun.
Kyuhyun memperlakukan Younghyun dengan sangat baik. Ia
membukakan pintu mobil dan memakaikan sabuk pengaman pada gadis itu. Membuat
gadis itu semakin merasa bersalah dan tak enak. Tidak selesai sampai di situ,
selama perjalanan mereka pun, Kyuhyun selalu mencuri pandang ke arah Younghyun
dan tersenyum.
"Jangan seperti itu. Kau harus perhatikan jalan
dengan benar." Ucap Younghyun datar dengan pandangan lurus ke depan, tak
mengindahkan tatapan Kyuhyun padanya.
"Yeppeoda." Balas Kyuhyun yang tidak
menanggapi ucapan Younghyun dan masih terus mencuri pandang pada gadis itu.
"Geumanhae. Palli ka." Mendengar itu Kyuhyun
justru menepikan mobilnya secara tiba-tiba, membuat Younghyun terkejut dan menoleh
ke arahnya.
"Neo micheosseo?!" Pekik Younghyun.
"Waeyo? Apa kau mau menyerah dalam permainanmu
sendiri? Tsk." Younghyun terdiam. Ia menelan ludahnya dengan susah payah.
Ia tahu bahwa saat seperti itu akan tiba dan ia harus jujur pada perasaannya
sendiri.
"Jika kau memang tidak bisa jatuh cinta padaku,
paling tidak belajarlah untuk menyukaiku demi kelangsungan bisnis keluarga
kita." Lanjut Kyuhyun lagi yang membuat Younghyun semakin gelisah.
Younghyun hanya bisa mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil dan
menggigit bibir bawahnya gusar.
Tiba-tiba saja Younghyun merasakan hangat di punggung
tangannya dan ternyata Kyuhyun tengah menggenggamnya erat.
"Aku melakukan ini bukan semata-mata karena
bisnis itu. Persetan dengan semua bisnis itu! Aku sungguh-sungguh, Young-ah..
Saranghae.." Kata terakhir dalam ucapan pria itu membuat Younghyun sangat
terkejut. Ia balas menatap Kyuhyun dengan tatapan herannya.
"Ne?" Tanya Younghyun hendak memastikan
sekali lagi. Berharap bahwa ia salah dengar dan Kyuhyun tidak mengucapkan
apapun yang membuatnya semakin tertekan.
"Nol saranghae... Younghyun-ah.." Younghyun
merasa jantungnya seakan mencelos saat kalimat kramat itu diucapkan oleh
Kyuhyun padanya.
"Sejak melihatmu di acara makan malam waktu itu,
aku sudah jatuh cinta padamu. Aku hanya terlalu gengsi untuk mengakuinya di hadapan
appa-ku.." Ucap Kyuhyun lagi yang semakin mengeratkan genggamannya pada
tangan Younghyun.
Kyuhyun terus menatap gadis itu intens dan membuat
Younghyun semakin salah tingkah saat Kyuhyun mulai mendekatkan wajahnya.
Younghyun seakan membeku. Ia tidak bisa bergerak saat Kyuhyun semakin mendekat.
Jantungnya terus berdetak tak beraturan. Tinggal sedikit lagi jarak di antara
mereka untuk Kyuhyun bisa menciumnya, namun Younghyun sudah lebih dulu
memalingkan wajahnya dan menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun.
"M-mianhae.." Ucap Younghyun sambil
tertunduk. Tak tahu lagi apa yang harus diucapkannya. Bayangan Donghae
tiba-tiba saja muncul dalam benaknya.
Kyuhyun terlihat sangat kesal dengan sikap Younghyun
yang seperti menghindarinya. Ia mengalihkan pandangannya pada jalanan yang ada
di depannya dan mulai tertawa. Hal itu tentu membuat Younghyun takut.
"Apakah karena pelayan itu? Eoh?" Tanya
Kyuhyun sambil masih tertawa. Tawa mengejek lebih tepatnya. Lagi-lagi Younghyun
hanya terdiam sambil memperhatikan perubahan sikap Kyuhyun padanya.
"Tak kusangka seleramu begitu rendah."
Dengan seringai menakutkan, Kyuhyun kembali menghadap Younghyun dan menatapnya
lurus. "Dengar Young-ah, aku tidak akan melepaskanmu. Apapun yang terjadi,
kau hanya akan menikah denganku." Ujarnya mantap dan terkesan begitu
serius. Tak lama setelah mengucapkannya, Kyuhyun kembali menancap gas mobilnya
dan melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
**
"Tsk, kenapa dua orang ini susah sekali
dihubungi?!" Rutuk Hyukjae ketika kontak yang di tujunya di telpon -Kyuhyun
dan Younghyun- sama sekali tak bisa dihubungi.
Saat itu, Hyukjae dan Miran masih berada di rumah
sakit untuk mengurus jenazah tuan Lee juga menemani Donghae yang jatuh pingsan
dan harus menerima perawatan.
"Hyukjae oppa.. Wae geuraeyo?" Tanya Miran
yang sudah berdiri di hadapannya.
"Ah, ige.. Anieyo.. Bukan apa-apa. Donghae-neun?"
Balas Hyukjae yang mencoba mengalihkan topik. Ia hanya tidak ingin menambah
beban pikiran untuk Miran dan juga Donghae nantinya.
"Jigeum ajik mollasseo. Dokter masih memeriksa
keadaannya.." Miran terlihat lesu dan putus asa, hingga seorang dokter
tampak keluar dari ruang UGD. "Park uisanim! Donghae oppa-neun..
Ottohkajyo?" Tanya Miran pada dokter itu.
"Ah, ne.. Sepertinya Donghae-ssi harus di rawat
di sini karena keadaannya yang begitu drop. Aku sudah memerintahkan beberapa
perawat untuk segera memindahkannya ke ruang rawat inap. Tapi sebelumnya kalian
harus mengurus administrasi terlebih dulu." Jelas dokter Park kemudian
beranjak meninggalkan mereka berdua. Membuat Miran semakin bingung. Miran tidak
tahu bagaimana ia bisa membayar biaya rumah sakit yang begitu mahal. Tanpa
Miran sadari, Hyukjae tengah menatapnya lurus.
"Miran-ssi. Biar aku saja yang mengurus
administrasinya. Kau tenang saja. Tak usah pikirkan apapun, hanya menjaga
Donghae." Ucap Hyukjae sembari tersenyum. Ia berniat untuk segera pergi
menuju meja administrasi, namun Miran mengurungkan niat itu dengan menarik
ujung lengan mantelnya.
"Anieyo, oppa.. Mohon jangan terlalu terlibat
dalam masalah kami.. Aku tidak ingin merepotkan orang lain." Ujar Miran
dengan tatapan sendu-nya.
"Gwenchana. Gokjongmal. Donghae sudah kuanggap
seperti saudaraku sendiri. Biarkan aku membantu kalian.. Bahkan biaya pemakaman
ayah kalian, aku yang akan mengurusnya.." Tegas Hyukjae.
"Gomawo.. Oppa.. Mianhae-gu.."
"Mianhae mwo? Gwenchana jinjja." Mendengar
itu, Miran hanya bisa memberikan senyum tulusnya pada Hyukjae. Ia tidak tahu
akan bagaimana nasib oppa-nya jika Hyukjae tidak ada di sana bersamanya.
**
Louise terlihat asik membantu nyonya Cho yang
merapikan letak koleksi sepatunya. Hingga tiba-tiba ponsel nyonya Cho berdering
dan mengejutkannya.
"Yoboseyo, nyonya Kim? Waeyo?" Ucap nyonya
Cho. Louise hanya bisa memperhatikan bibinya itu dengan penuh rasa penasaran.
"...................."
"Kyuhyunie? Dia belum pulang. Geuraesseoyo? Ah,
mian. Aku terlalu asik sendiri hingga tidak memperhatikan jam berapa
sekarang." Ujar nyonya Cho lagi, membuat Louise sontak mengecek jam
melalui ponselnya. Jam setengah 12 malam.
".................."
"Nan mollasseo. Eoh, geurae. Gomawoyo, geuno!"
Balas nyonya Cho sebelum mengakhiri perbincangannya.
"Imo, wae geuraeyo? Apakah tentang Kyuhyun oppa?"
Tanya Louise begitu ingin tahu.
"Nyonya Kim bilang sampai sekarang Younghyun
belum juga kembali. Jadi ia memastikan apakah Kyuhyun sudah pulang atau belum.
Ponsel Younghyun dan Kyuhyun, keduanya tidak bisa dihubungi. Ia juga bilang
bahwa Younghyun tidak tahan dengan udara luar yang dingin di malam hari. Ije
ottohkae?" Terang nyonya Cho yang mulai terdengar panik. Saat itu juga,
Louise teringat akan ponsel Kyuhyun yang ia letakkan di atas meja begitu saja
dan ia berpikir bahwa Kyuhyun pasti lupa membawanya. Louise pun hanya bisa
menepuk keningnya kuat-kuat.
"Aigoo! Mworaneungeoya?" Tanya nyonya Cho
yang terkejut akan aksi Louise.
"Imo! Kyuhyun oppa pasti akan membunuhku!"
Seru Louise yang membuat nyonya Cho semakin tak mengerti.
**
Kyuhyun dan Younghyun telah selesai melihat cincin
pertunangan. Malam itupun Kyuhyun tidak langsung membawa Younghyun pulang,
melainkan mengajaknya ke sebuah kafe 24jam yang begitu mewah.
"Yak, odigayo? Palli jib kajja!" Younghyun
terus meminta Kyuhyun untuk pulang, namun Kyuhyun tak menghiraukannya sama
sekali.
"Kyuhyun-ah! Ige mwoya?"
"Sudahlah, ikut saja. Kau pasti akan suka."
Sesampainya di kafe itu, Kyuhyun menarik Younghyun
penuh semangat. Ia sama sekali tidak memperdulikan Younghyun yang terlihat
begitu kedinginan dan tak nyaman dengan gaun yang dikenakannya.
"Ottae? Jo-a-yo?" Tanya Kyuhyun.
"Kyuhyun-ah.. Tidakkah sebaiknya kita pulang
saja? Malam semakin larut dan begitu dingin." Balas Younghyun sambil
meremas ujung gaunnya menahan udara yang begitu dingin.
"Wae?"
"Kyu, mianhae. Kupikir ini bukan saat yang tepat
untuk mengunjungi kafe. Aku..--"
"Apa kau masih memikirkan pelayan itu? Apakah
tidak bisa sebentar saja kau memikirkanku?" Potong Kyuhyun yang membuat
Younghyun semakin gusar.
"A-ani.. Anigoteunyo.. Kyu, jebal.. Palli
kajja.." Melihat Kyuhyun yang tak bergeming, Younghyun-pun memberanikan
diri untuk bangkit lebih dulu dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobil.
Belum sempat Younghyun sampai ke mobil, tiba-tiba
Kyuhyun menarik tangannya hingga ia berbalik dan saat itu juga Kyuhyun langsung
menciumnya. Hal itu terjadi begitu cepat hingga Younghyun tak bisa menghindar
lagi. Tubuhnya kembali membeku, ia tak sanggup bergerak. Membuat dadanya
semakin sesak. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia mendorong paksa tubuh
Kyuhyun dan berniat menampar pria itu. Namun Kyuhyun menangkisnya.
"Kyu, neo..! Neo baboya!" Pekik Younghyun
dengan suara tertahan. Ia semakin kesulitan untuk bernapas hingga akhirnya ia
mulai tak sadarkan diri.
"Young-ah!"
**
"Aku sudah menghubungi tempat untuk mengkremasi
jenazah ayahmu. Besok hal itu akan dilakukan. Setelah itu upacara pemakaman
akan bisa diadakan saat aku sudah menemukan aula pemakamannya." Jelas
Hyukjae pada Miran, membuat gadis tomboy itu begitu terharu dan luluh akan
kebaikan Hyukjae. Ia pun spontan memeluk Hyukjae.
"Gomawoyo, oppa.. Jeongmal gomawoyo.. Aku janji,
saat aku punya uang aku akan membayar semuanya." Mendengar dan melihat
itu, Hyukjae menjadi gugup.
"Ah, anieyo. Aku kan sudah bilang tidak masalah.
Sudahlah, pikirkan saja kesembuhan Donghae, araji?" Elak Hyukjae sembari
menyembunyikan perasaan gugupnya.
Miran terus menemani Donghae dalam kamar rawatnya.
Sedangkan Hyukjae hanya menunggu sambil duduk di luar kamar rawat itu. Ia terus
berusaha menghubungi Younghyun dan Kyuhyun, namun hasilnya tetap saja nihil. Ia
hanya bisa mendengus pasrah.
**
Kyuhyun dengan cepat melajukan mobilnya ke rumah sakit
begitu dilihatnya Younghyun yang semakin memucat dengan tangan yang begitu
dingin. Ia baru saja teringat ucapan nyonya Kim saat sebelum mereka pergi,
bahwa Younghyun tidak bisa berada di luar hingga larut malam. Menyadari hal
itu, Kyuhyun merutuki dirinya berkali-kali. Bagaimana dia bisa begitu bodoh?
Younghyun, gadis yang dicintainya hampir mati karena kesalahannya!
Begitu sampai di rumah sakit, Kyuhyun segera memanggil
perawat untuk membawa Younghyun ke ruang UGD. Kyuhyun begitu cemas dan panik.
Ia gelisah dan tak bisa duduk tenang. Ia terus mondar-mandir, menunggu seorang
dokter yang akan menjelaskan penyebab Younghyun seperti itu.
"Uisanim, ottohkaeyo?" Tanya Kyuhyun panik
begitu melihat seorang dokter keluar.
"Apakah anda wali dari wanita itu?"
"Ne, saya... Saya suaminya." Jawab Kyuhyun
bohong.
"Geureom, istri anda memiliki penyakit asma.
Jangan membuatnya tertekan atau terlalu lelah. Juga, ia alergi terhadap udara
dingin di malam hari. Hal itu dapat memacu asma-nya untuk kambuh." Terang
dokter itu, membuat Kyuhyun menyesal.
"Algessumnida, uisanim. Gomapsumnida."
Kyuhyun berjalan masuk dan mendekati ranjang Younghyun
di ruang UGD itu. Hari sudah begitu larut. Ia hendak menghubungi nyonya Kim
untuk mengatakan agar jangan khawatir mengenai Younghyun. Namun ia tak
menemukan ponselnya dimanapun. Ia baru ingat kalau ia lupa meminta ponselnya
dari Louise. Tidak ada cara lain selain pasrah jika nyonya Kim dan juga
eomma-nya akan marah dan meminta penjelasan padanya besok.
"Young-ah, mianhae. Aku memang pria bodoh. Kau
berhak memarahiku, bahkan memukulku. Kau hampir saja mati gara-gara aku.
Mianhae, Young-ah.." Ucap Kyuhyun sembari menggenggam erat tangan
Younghyun, membuat jari-jari Younghyun tergerak.
"Young-ah, kau sudah sadar?" Tanya Kyuhyun
berusaha membuat gadis itu benar-benar tersadar. Benar saja, perlahan Younghyun
mulai membuka matanya.
"Kyu..? Uri.. Jigeum odiya?" Tanya Younghyun
dengan suara parau dan serak.
"Rumah sakit. Gwenchanayo? Mianhae.
Na-ttaemune..--"
"Gwenchana.. Aku haus. Bisakah kau memberiku
air?" Pinta Younghyun.
"Ne, jamkan. Jangan bergerak atau pergi
kemanapun, ara?" Younghyun hanya mengangguk menanggapi perkataan itu. Kyuhyun
pun beranjak menuju kantin rumah sakit untuk membeli air mineral.
Di kantin rumah sakit, Kyuhyun melihat kenampakan
seorang gadis yang menurutnya sangat familiar. Tak mau ambil pusing dengan itu,
ia langsung menuju rak air mineral kemasan dan mengambil beberapa. Saat ia
berniat menuju kasir untuk membayar, tiba-tiba seseorang menabraknya dan
membuat air mineral yang ia bawa berjatuhan.
"Oh, jweosonghaeyo. Aku tidak melihat--"
ujar gadis itu lalu terpotong begitu saja. Raut wajah gadis itu berubah terkejut
ketika tahu sosok yang baru saja ia tabrak ternyata adalah Kyuhyun.
"N-neo..." Lanjut gadis itu yang ternyata
adalah Miran, sambil menudingkan jari telunjuknya di hadapan Kyuhyun.
"Yak! Gadis monster!" Pekik Kyuhyun tak
kalah terkejut, sekaligus kesal.
Miran langsung berbalik dan berusaha untuk kabur secepat
mungkin.
"Yak! Kau membuat minumanku jatuh, lalu mau kabur
begitu saja?! Tsk. Awas kau!" Pekik Kyuhyun sekali lagi kemudian bergegas
untuk bisa mengejar Miran dan membuat perhitungan dengan gadis itu.
"Yak, kau gadis monster! Berhenti!" Seru Kyuhyun
sambil terus berjalan cepat untuk mengejar Miran. Mereka berdua benar-benar
membuat gaduh suasana di rumah sakit malam itu. Merasa tidak enak hati karena
mengganggu kenyamanan orang-orang di rumah sakit, Kyuhyun-pun menghentikan
aksinya dan hanya terus mengikuti Miran dalam diam. Miran tidak menyadari bahwa
Kyuhyun masih mengekor di belakangnya. Sesampainya di kamar rawat Donghae,
gadis itu langsung masuk ke dalam.
Kyuhyun menatap kamar rawat Donghae dengan penuh rasa
penasaran. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa dari kerabat gadis itu
yang sedang sakit? Untuk menjawab rasa penasarannya, ia-pun mendekati kamar itu
dan berniat untuk mengintip. Saat sudah berdiri di ambang pintu, ia tak sengaja
mendengar percakapan beberapa orang dari dalam.
"Kenapa kau tergesa-gesa seperti itu? Ada
apa?" Tanya seorang pria yang terdengar sangat familiar di telinga
Kyuhyun.
"Anieyo, Hyukjae oppa.. Hanya ingin cepat kembali
ke sini.. Kkk.." Jawab gadis itu yang sontak membuat Kyuhyun sangat
terkejut. Hyukjae? Bagaimana mungkin gadis itu bisa mengenal Hyukjae? Masih
berdiri di ambang pintu, Kyuhyun terus bergelut dengan segala pemikirannya.
"Apakah tidak ada tanda-tanda bahwa Donghae oppa
akan segera sadar?" Tanya gadis itu lagi yang membuat Kyuhyun kembali tersadar
dan jauh lebih terkejut. Ia membekap mulutnya dengan tangannya hingga tanpa
sengaja menjatuhkan air mineral yang baru saja dibelinya, dan menimbulkan bunyi
berisik.
"Apa itu, oppa?" Miran yang mendengar
kegaduhan itu tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Hyukjae-pun beranjak
ke arah pintu untuk bisa langsung memeriksanya.
Kyuhyun berjalan dengan langkah tergesa. Ia harus
cepat pergi sebelum Hyukjae menemukannya. Pikiran dan perasaannya masih terus
berkecamuk. Ada banyak hal mengganggu pikirannya. Siapa gadis itu? Kenapa ada
Hyukjae? Lalu, Donghae? Lee Donghae? Hyung-nya yang selama ini ia rindukan. Apa
maksud dari semua ini? Jadi Hyukjae sudah menemukan hyung-nya? Sejak kapan? Apa
yang sebenarnya terjadi hingga membuat hyung-nya harus di rawat di rumah sakit?
Dan kenapa ia sampai tidak mengetahui apapun?
"Aaarrrgghhh..!" Kyuhyun mengerang frustasi
di sela langkahnya kembali ke tempat Younghyun.
**
Setelah Younghyun merasa baikan, Kyuhyun langsung
mengantarnya pulang. Kyuhyun menyesal dan menjelaskan semuanya pada nyonya Kim.
Beruntung, nyonya Kim bisa mengerti dan tidak marah padanya. Selesai dengan itu
semua, ia sendiripun langsung bergegas pulang. Di rumahnya, Louise sudah
menunggunya dengan wajah cemas dan penuh penyesalan.
"Oppa.. Mianhae!" Ujar Louise cepat sambil
membungkuk. Louise salah besar jika berpikir Kyuhyun akan membentak dan
memberinya hukuman, karena ternyata Kyuhyun justru tidak menanggapinya dan
terus berjalan memasuki rumah, menuju ke kamarnya, setelah sebelumnya mengambil
ponselnya dari tangan Louise.
"Oppa..." Ucap Louise yang lebih seperti
bisikan. Ia jadi semakin khawatir melihat raut wajah Kyuhyun yang begitu sulit
dideskripsikan. Apakah terjadi sesuatu padanya dan Younghyun? Pikirnya. Tapi
kemudian ia teringat sesuatu.
*flasback*
Begitu sadar akan ponsel Kyuhyun yang ia letakkan di
meja, Louise segera mencari dan membawanya. Ada bagitu banyak missed call. Louise
begitu penasaran, hingga sebuah panggilan kembali masuk. Karena terkejut,
Louise tak sengaja menerima panggilan itu.
"Yak, Kyu?! Neo odiya, eoh? Kenapa tak menjawab
telponku?! Yak, dengar. Kemarin aku berhasil menemukan Donghae. Namun sesuatu
terjadi hingga aku tak sempat menghubungimu. Appa Donghae terbunuh saat
menyelamatkan korban perampokan dan sekarang Donghae harus ikut di rawat di
rumah sakit karena terlalu drop. Datanglah segera ke rumah sakit Seoul. Ada aku
dan Miran di sini." Seru penelpon itu yang ternyata adalah Hyukjae. Louise
membekap mulutnya tak percaya pada apa yang ia dengar. Donghae, pegawai
restoran yang Kyuhyun pukul waktu itu. Louise masih ingat dengan jelas mengenai
Donghae. Lalu apa maksudnya dengan 'menemukan Donghae?'. Apakah mungkin jika
sebelum kejadian itu Kyuhyun memiliki hubungan dengan Donghae? Lalu siapa pria
penelpon itu sendiri? Louise begitu bingung dan penasaran.
"Yak, Kyu? Kau masih di sana? Kau dengar aku
kan?" Tanya Hyukjae tak sabaran. Louise-pun segera mengakhiri sambungan
telpon itu dan masih dengan perasaan tak percaya.
*flashback end*
Di dalam kamarnya, Kyuhyun kembali merenung.
Pikirannya kalut dengan perasaan tak menentu. Ia meraih tasnya, dengan sebuah
gelang tali miliknya sebagai gantungan pada tas itu. Melihat gelang itu,
bayangan Donghae kembali terlintas. Samar-samar, ia berusaha mengingat wajah
hyung-nya itu. Ia sangat sedih karena harus terpisah dengan hyung-nya selama
bertahun-tahun. Tanpa pikir panjang, Kyuhyun melepaskan gelang itu dari tasnya
dan membawanya.
**
Paginya, Kyuhyun terlihat bersiap untuk pergi dan ia
terkesan terburu-buru.
"Kyu, odigayo? Sarapanlah dulu sebelum kau
pergi." Ucap nyonya Cho yang melihat putranya menuruni tangga.
"Mian, eomma. Aku buru-buru. Aku akan sarapan di
luar."
"Ah.. Geurae.. Hati-hati.." Ucap nyonya Cho
lagi. Louise yang juga sudah berada di sana dan mendengarkan, semakin merasa
aneh dan penasaran. Ia-pun memutuskan untuk mengikuti Kyuhyun diam-diam.
"Imo, bisakah aku pinjam mobil imo? Sebentar
saja. Aku ingat harus membeli sesuatu.. Eoh? Eoh?" Pinta Louise dengan
wajah aegyo-nya. Melihat itu nyonya Cho-pun mengijinkan.
Louise mengemudi dengan hati-hati, mengikuti mobil
Kyuhyun yang ternyata menuju ke rumah sakit. Louise terkejut. Apakah Kyuhyun
sudah mengetahui tentang keadaan Donghae? Tanya Louise dalam benaknya. Segera
diparkirkannya mobil yang dibawanya itu, cukup jauh dari mobil Kyuhyun agar pria
itu tak curiga.
Di dalam rumah sakit, Kyuhyun terlihat tergesa menuju
ke sebuah kamar rawat. Louise terus mengikutinya dengan hati-hati dan rasa
penasaran. Sampai di depan sebuah kamar rawat yang ia yakini adalah kamar rawat
Donghae, Kyuhyun langsung masuk tanpa ragu. Louise memutuskan untuk terus
mengawasinya dari luar.
Di dalam kamar itu, Kyuhyun tak mendapati siapapun
kecuali Donghae. Jantungnya berdesir melihat seseorang yang ia yakini adalah
Donghae sedang tidur membelakanginya. Ia mendekat dan berniat memanggil
hyung-nya itu. Namun belum sempat ia melakukan itu, Miran datang dan berteriak
saking terkejutnya karena melihat Kyuhyun yang sudah berada di sana.
"yak, neo!" pekik Miran spontan kemudian
langsung menutup mulutnya sendiri karena takut oppa-nya terbangun. "apa
yang membawamu kemari? Mau kau apakan oppa-ku hah?" lanjut Miran lagi
dengan suara yang jauh lebih pelan. Kyuhyun sama terkejutnya namun ia tetap
terdiam. Keningnya berkerut tanda sedang berpikir dan tak lama setelah itu ia
langsung menarik tangan Miran untuk ikut bersamanya.
Louise yang melihat Kyuhyun keluar dari kamar rawat
itu bersama seorang gadis menjadi semakin bingung. Siapa gadis itu? Pikirnya.
Seketika ia teringat akan perkataan si penelpon yang bernama Hyukjae itu.
Apakah mungkin gadis itu yang bernama Miran? Lalu apa hubungan gadis itu dengan
kakak sepupunya?
**
Di rumahnya, Younghyun baru ingat bahwa saat ia pergi
bersama Kyuhyun kemarin, ia menonaktifkan ponselnya karena lowbatt. Dengan
segera ia mencari ponselnya, kemudian menyalakannya sambil mencharge-nya. Di
ponselnya ia menemukan banyak sekali notif bahwa beberapa nomor telah mencoba
menghubunginya berkali-kali. Ada eomma-nya, nyonya Cho, dan bahkan Hyukjae. Ia
tertegun saat mendapati nomor Hyukjae yang juga mencoba menghubunginya. Ada
apa? Tanyanya dalam hati. Karena penasaran, ia-pun berinisiatif untuk
menghubungi Hyukjae lebih dulu pagi itu.
**
Kyuhyun membawa Miran menuju mobilnya. Ia memaksa
Miran untuk masuk, lalu mengemudikannya keluar dari area rumah sakit.
"yak, michineom! Keluarkan aku! Kembalikan aku
sekarang juga!" pekik Miran tak terima. Setelah di rasa cukup jauh dari
area rumah sakit, Kyuhyun menepikan mobilnya pada bahu jalan. Ia sengaja
membawa gadis itu pergi jauh agar gadis itu tidak bisa melarikan diri dan bisa menjelaskan
segalanya pada Kyuhyun.
"sekarang katakan padaku. Siapa kau sebenarnya?
Bagaimana kau bisa mengenal Hyukjae hyung dan siapa oppa-mu itu" ucap
Kyuhyun dingin dengan tatapan lurus ke depan.
"mwo? Seharusnya aku yang bertanya padamu."
tukas Miran semakin heran dan tak habis pikir.
"jangan membantah dan jawab saja!" bentak
Kyuhyun.
"kau.. Siapa kau berani-beraninya membentakku?"
Miran terkejut saat Kyuhyun tiba-tiba membentaknya. Kyuhyun menghela napasnya
kasar dan semakin tidak sabar. Ia mengalihkan tatapannya pada gadis itu,
membuat Miran jadi salah tingkah saat menyadari wajah Kyuhyun yang tampan dan
hanya berjarak beberapa senti saja darinya.
"Miran.. Apa kau Miran? Lee Miran?" tanya
Kyuhyun serius dan to the point. Miran membelalakkan kedua matanya.
Tenggorokannya seakan tercekat saking terkejutnya. Bagaimana pria itu bisa tahu
namanya? Miran hanya bisa menelan ludahnya gugup dan semakin terkejut saat disadarinya
ada sebuah gelang tali yang tampak tidak asing baginya, melingkar di
pergelangan tangan Kyuhyun.
"k-kau.. Mungkinkah...?"
**TBC**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar