Sabtu, 17 Agustus 2013

Remember The Days - Part 5



Title :
Remember The Days - 5
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
"Kau bilang siapa namanya tadi?" Tanya Kyuhyun serius, membuat Louise mengerjapkan matanya heran.
Baru saja Louise hendak menjawab, tiba-tiba saja ponsel Kyuhyun berdering dan mengalihkan perhatiannya.
"yoboseyo. Oh, Young-ah.. Jamkanman gidaryo.. Aku akan segera ke sana.." ujar Kyuhyun cepat sekaligus mengakhiri percakapannya di telpon.
"Apakah Younghyun eonni?" Tanya Louise yang tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Eoh. Bisakah kau bawakan dulu ponselku? Aku harus mengambil sesuatu di kamar."
"Okay." Jawab Louise menyanggupi sembari menerima ponsel itu.
Setelah Kyuhyun berbalik menuju kamarnya, Louise mendengar nyonya Kim yang memanggil namanya.
"Lou odisseoyo? Bisakah kau kemari sebentar?" Panggil nyonya Kim.
"Eoh? Ah ye, imo. Jamshimanyo!" Seru Louise kemudian beranjak menuju ke tempat nyonya Kim berada, setelah sebelumnya ia meletakkan ponsel Kyuhyun di atas sembarang meja di dekatnya saat itu.
**

Sementara itu, di kediaman keluarga Kim, Younghyun terlihat sudah rapi dengan gaun selutut yang dikenakannya. Malam itu, Kyuhyun dan Younghyun akan mengunjungi toko perhiasan milik teman nyonya Kim untuk melihat cincin pertunangan mereka.
"Kyuhyun onje wa? Apa saja yang dilakukannya hingga membuatmu harus menunggu lama seperti ini, eoh?" Ujar nyonya Kim tak sabaran yang dibalas desahan pelan dari putrinya.
"Ah waeyo? Aku yang mau pergi kenapa jadi eomma yang gelisah? Lagipula tadi aku sudah menghubunginya. Mungkin saja dia masih di jalan. Tsk, kalau dia tidak datang itu akan lebih baik." Balas Younghyun yang sarat akan emosi dan kekesalan.
"Yak, Youngie-ah! Bagaimana mungkin kau bicara seperti itu pada eomma-mu, eoh?"
Tak lama setelah percekcokan kecil antara nyonya Kim dan Younghyun, Kyuhyun pun datang.
"Annyeonghaseyo, eommonim. Jweosonghamnida karena terlambat datang. Kebetulan, jalannya sedang ramai sekali." Ucap Kyuhyun sopan setelah sebelumnya membungkuk memberi hormat pada nyonya Kim. Setelah mengucapkan itu, pandangan Kyuhyun beralih pada Younghyun yang begitu memukau dengan gaun berwarna biru toska. Sangat cantik, begitu pikirnya.
Younghyun yang mengetahui arti tatapan Kyuhyun langsung berdehem pelan untuk mencairkan suasana.
"Aigoo, sepertinya uri Youngie sudah tidak sabar ingin cepat-cepat pergi. Dia bahkan sudah berdandan cantik sejak sejam yang lalu dan menunggumu dengan setia.." Ujar nyonya Kim yang membuat wajah Younghyun merah padam.
"Eommaaa..!" Rengek Younghyun menimpali ucapan eomma-nya yang terlalu berlebihan. Kyuhyun yang mendengar itu hanya terkekeh.
"Geureojyo? Arasseo, eommonim. Kalau begitu kami pergi dulu." Pamit Kyuhyun seraya membungkuk dan menarik tangan Younghyun untuk ikut dengannya.
"Eoh, arasseo. Ah, Kyuhyun-ah, kalau bisa tolong bawa Younghyun pulang sebelum tengah malam. Dia itu tidak begitu tahan dengan udara malam yang dingin." Seru nyonya Kim yang masih bisa didengar oleh Kyuhyun dan Younghyun.

Kyuhyun memperlakukan Younghyun dengan sangat baik. Ia membukakan pintu mobil dan memakaikan sabuk pengaman pada gadis itu. Membuat gadis itu semakin merasa bersalah dan tak enak. Tidak selesai sampai di situ, selama perjalanan mereka pun, Kyuhyun selalu mencuri pandang ke arah Younghyun dan tersenyum.
"Jangan seperti itu. Kau harus perhatikan jalan dengan benar." Ucap Younghyun datar dengan pandangan lurus ke depan, tak mengindahkan tatapan Kyuhyun padanya.
"Yeppeoda." Balas Kyuhyun yang tidak menanggapi ucapan Younghyun dan masih terus mencuri pandang pada gadis itu.
"Geumanhae. Palli ka." Mendengar itu Kyuhyun justru menepikan mobilnya secara tiba-tiba, membuat Younghyun terkejut dan menoleh ke arahnya.
"Neo micheosseo?!" Pekik Younghyun.
"Waeyo? Apa kau mau menyerah dalam permainanmu sendiri? Tsk." Younghyun terdiam. Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Ia tahu bahwa saat seperti itu akan tiba dan ia harus jujur pada perasaannya sendiri.
"Jika kau memang tidak bisa jatuh cinta padaku, paling tidak belajarlah untuk menyukaiku demi kelangsungan bisnis keluarga kita." Lanjut Kyuhyun lagi yang membuat Younghyun semakin gelisah. Younghyun hanya bisa mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil dan menggigit bibir bawahnya gusar.
Tiba-tiba saja Younghyun merasakan hangat di punggung tangannya dan ternyata Kyuhyun tengah menggenggamnya erat.
"Aku melakukan ini bukan semata-mata karena bisnis itu. Persetan dengan semua bisnis itu! Aku sungguh-sungguh, Young-ah.. Saranghae.." Kata terakhir dalam ucapan pria itu membuat Younghyun sangat terkejut. Ia balas menatap Kyuhyun dengan tatapan herannya.
"Ne?" Tanya Younghyun hendak memastikan sekali lagi. Berharap bahwa ia salah dengar dan Kyuhyun tidak mengucapkan apapun yang membuatnya semakin tertekan.
"Nol saranghae... Younghyun-ah.." Younghyun merasa jantungnya seakan mencelos saat kalimat kramat itu diucapkan oleh Kyuhyun padanya.
"Sejak melihatmu di acara makan malam waktu itu, aku sudah jatuh cinta padamu. Aku hanya terlalu gengsi untuk mengakuinya di hadapan appa-ku.." Ucap Kyuhyun lagi yang semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Younghyun.
Kyuhyun terus menatap gadis itu intens dan membuat Younghyun semakin salah tingkah saat Kyuhyun mulai mendekatkan wajahnya. Younghyun seakan membeku. Ia tidak bisa bergerak saat Kyuhyun semakin mendekat. Jantungnya terus berdetak tak beraturan. Tinggal sedikit lagi jarak di antara mereka untuk Kyuhyun bisa menciumnya, namun Younghyun sudah lebih dulu memalingkan wajahnya dan menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun.
"M-mianhae.." Ucap Younghyun sambil tertunduk. Tak tahu lagi apa yang harus diucapkannya. Bayangan Donghae tiba-tiba saja muncul dalam benaknya.
Kyuhyun terlihat sangat kesal dengan sikap Younghyun yang seperti menghindarinya. Ia mengalihkan pandangannya pada jalanan yang ada di depannya dan mulai tertawa. Hal itu tentu membuat Younghyun takut.
"Apakah karena pelayan itu? Eoh?" Tanya Kyuhyun sambil masih tertawa. Tawa mengejek lebih tepatnya. Lagi-lagi Younghyun hanya terdiam sambil memperhatikan perubahan sikap Kyuhyun padanya.
"Tak kusangka seleramu begitu rendah." Dengan seringai menakutkan, Kyuhyun kembali menghadap Younghyun dan menatapnya lurus. "Dengar Young-ah, aku tidak akan melepaskanmu. Apapun yang terjadi, kau hanya akan menikah denganku." Ujarnya mantap dan terkesan begitu serius. Tak lama setelah mengucapkannya, Kyuhyun kembali menancap gas mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan di atas rata-rata.
**

"Tsk, kenapa dua orang ini susah sekali dihubungi?!" Rutuk Hyukjae ketika kontak yang di tujunya di telpon -Kyuhyun dan Younghyun- sama sekali tak bisa dihubungi.
Saat itu, Hyukjae dan Miran masih berada di rumah sakit untuk mengurus jenazah tuan Lee juga menemani Donghae yang jatuh pingsan dan harus menerima perawatan.
"Hyukjae oppa.. Wae geuraeyo?" Tanya Miran yang sudah berdiri di hadapannya.
"Ah, ige.. Anieyo.. Bukan apa-apa. Donghae-neun?" Balas Hyukjae yang mencoba mengalihkan topik. Ia hanya tidak ingin menambah beban pikiran untuk Miran dan juga Donghae nantinya.
"Jigeum ajik mollasseo. Dokter masih memeriksa keadaannya.." Miran terlihat lesu dan putus asa, hingga seorang dokter tampak keluar dari ruang UGD. "Park uisanim! Donghae oppa-neun.. Ottohkajyo?" Tanya Miran pada dokter itu.
"Ah, ne.. Sepertinya Donghae-ssi harus di rawat di sini karena keadaannya yang begitu drop. Aku sudah memerintahkan beberapa perawat untuk segera memindahkannya ke ruang rawat inap. Tapi sebelumnya kalian harus mengurus administrasi terlebih dulu." Jelas dokter Park kemudian beranjak meninggalkan mereka berdua. Membuat Miran semakin bingung. Miran tidak tahu bagaimana ia bisa membayar biaya rumah sakit yang begitu mahal. Tanpa Miran sadari, Hyukjae tengah menatapnya lurus.
"Miran-ssi. Biar aku saja yang mengurus administrasinya. Kau tenang saja. Tak usah pikirkan apapun, hanya menjaga Donghae." Ucap Hyukjae sembari tersenyum. Ia berniat untuk segera pergi menuju meja administrasi, namun Miran mengurungkan niat itu dengan menarik ujung lengan mantelnya.
"Anieyo, oppa.. Mohon jangan terlalu terlibat dalam masalah kami.. Aku tidak ingin merepotkan orang lain." Ujar Miran dengan tatapan sendu-nya.
"Gwenchana. Gokjongmal. Donghae sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Biarkan aku membantu kalian.. Bahkan biaya pemakaman ayah kalian, aku yang akan mengurusnya.." Tegas Hyukjae.
"Gomawo.. Oppa.. Mianhae-gu.."
"Mianhae mwo? Gwenchana jinjja." Mendengar itu, Miran hanya bisa memberikan senyum tulusnya pada Hyukjae. Ia tidak tahu akan bagaimana nasib oppa-nya jika Hyukjae tidak ada di sana bersamanya.
**

Louise terlihat asik membantu nyonya Cho yang merapikan letak koleksi sepatunya. Hingga tiba-tiba ponsel nyonya Cho berdering dan mengejutkannya.
"Yoboseyo, nyonya Kim? Waeyo?" Ucap nyonya Cho. Louise hanya bisa memperhatikan bibinya itu dengan penuh rasa penasaran.
"...................."
"Kyuhyunie? Dia belum pulang. Geuraesseoyo? Ah, mian. Aku terlalu asik sendiri hingga tidak memperhatikan jam berapa sekarang." Ujar nyonya Cho lagi, membuat Louise sontak mengecek jam melalui ponselnya. Jam setengah 12 malam.
".................."
"Nan mollasseo. Eoh, geurae. Gomawoyo, geuno!" Balas nyonya Cho sebelum mengakhiri perbincangannya.
"Imo, wae geuraeyo? Apakah tentang Kyuhyun oppa?" Tanya Louise begitu ingin tahu.
"Nyonya Kim bilang sampai sekarang Younghyun belum juga kembali. Jadi ia memastikan apakah Kyuhyun sudah pulang atau belum. Ponsel Younghyun dan Kyuhyun, keduanya tidak bisa dihubungi. Ia juga bilang bahwa Younghyun tidak tahan dengan udara luar yang dingin di malam hari. Ije ottohkae?" Terang nyonya Cho yang mulai terdengar panik. Saat itu juga, Louise teringat akan ponsel Kyuhyun yang ia letakkan di atas meja begitu saja dan ia berpikir bahwa Kyuhyun pasti lupa membawanya. Louise pun hanya bisa menepuk keningnya kuat-kuat.
"Aigoo! Mworaneungeoya?" Tanya nyonya Cho yang terkejut akan aksi Louise.
"Imo! Kyuhyun oppa pasti akan membunuhku!" Seru Louise yang membuat nyonya Cho semakin tak mengerti.
**

Kyuhyun dan Younghyun telah selesai melihat cincin pertunangan. Malam itupun Kyuhyun tidak langsung membawa Younghyun pulang, melainkan mengajaknya ke sebuah kafe 24jam yang begitu mewah.
"Yak, odigayo? Palli jib kajja!" Younghyun terus meminta Kyuhyun untuk pulang, namun Kyuhyun tak menghiraukannya sama sekali.
"Kyuhyun-ah! Ige mwoya?"
"Sudahlah, ikut saja. Kau pasti akan suka."

Sesampainya di kafe itu, Kyuhyun menarik Younghyun penuh semangat. Ia sama sekali tidak memperdulikan Younghyun yang terlihat begitu kedinginan dan tak nyaman dengan gaun yang dikenakannya.
"Ottae? Jo-a-yo?" Tanya Kyuhyun.
"Kyuhyun-ah.. Tidakkah sebaiknya kita pulang saja? Malam semakin larut dan begitu dingin." Balas Younghyun sambil meremas ujung gaunnya menahan udara yang begitu dingin.
"Wae?"
"Kyu, mianhae. Kupikir ini bukan saat yang tepat untuk mengunjungi kafe. Aku..--"
"Apa kau masih memikirkan pelayan itu? Apakah tidak bisa sebentar saja kau memikirkanku?" Potong Kyuhyun yang membuat Younghyun semakin gusar.
"A-ani.. Anigoteunyo.. Kyu, jebal.. Palli kajja.." Melihat Kyuhyun yang tak bergeming, Younghyun-pun memberanikan diri untuk bangkit lebih dulu dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobil.
Belum sempat Younghyun sampai ke mobil, tiba-tiba Kyuhyun menarik tangannya hingga ia berbalik dan saat itu juga Kyuhyun langsung menciumnya. Hal itu terjadi begitu cepat hingga Younghyun tak bisa menghindar lagi. Tubuhnya kembali membeku, ia tak sanggup bergerak. Membuat dadanya semakin sesak. Dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia mendorong paksa tubuh Kyuhyun dan berniat menampar pria itu. Namun Kyuhyun menangkisnya.
"Kyu, neo..! Neo baboya!" Pekik Younghyun dengan suara tertahan. Ia semakin kesulitan untuk bernapas hingga akhirnya ia mulai tak sadarkan diri.
"Young-ah!"
**

"Aku sudah menghubungi tempat untuk mengkremasi jenazah ayahmu. Besok hal itu akan dilakukan. Setelah itu upacara pemakaman akan bisa diadakan saat aku sudah menemukan aula pemakamannya." Jelas Hyukjae pada Miran, membuat gadis tomboy itu begitu terharu dan luluh akan kebaikan Hyukjae. Ia pun spontan memeluk Hyukjae.
"Gomawoyo, oppa.. Jeongmal gomawoyo.. Aku janji, saat aku punya uang aku akan membayar semuanya." Mendengar dan melihat itu, Hyukjae menjadi gugup.
"Ah, anieyo. Aku kan sudah bilang tidak masalah. Sudahlah, pikirkan saja kesembuhan Donghae, araji?" Elak Hyukjae sembari menyembunyikan perasaan gugupnya.
Miran terus menemani Donghae dalam kamar rawatnya. Sedangkan Hyukjae hanya menunggu sambil duduk di luar kamar rawat itu. Ia terus berusaha menghubungi Younghyun dan Kyuhyun, namun hasilnya tetap saja nihil. Ia hanya bisa mendengus pasrah.
**

Kyuhyun dengan cepat melajukan mobilnya ke rumah sakit begitu dilihatnya Younghyun yang semakin memucat dengan tangan yang begitu dingin. Ia baru saja teringat ucapan nyonya Kim saat sebelum mereka pergi, bahwa Younghyun tidak bisa berada di luar hingga larut malam. Menyadari hal itu, Kyuhyun merutuki dirinya berkali-kali. Bagaimana dia bisa begitu bodoh? Younghyun, gadis yang dicintainya hampir mati karena kesalahannya!

Begitu sampai di rumah sakit, Kyuhyun segera memanggil perawat untuk membawa Younghyun ke ruang UGD. Kyuhyun begitu cemas dan panik. Ia gelisah dan tak bisa duduk tenang. Ia terus mondar-mandir, menunggu seorang dokter yang akan menjelaskan penyebab Younghyun seperti itu.
"Uisanim, ottohkaeyo?" Tanya Kyuhyun panik begitu melihat seorang dokter keluar.
"Apakah anda wali dari wanita itu?"
"Ne, saya... Saya suaminya." Jawab Kyuhyun bohong.
"Geureom, istri anda memiliki penyakit asma. Jangan membuatnya tertekan atau terlalu lelah. Juga, ia alergi terhadap udara dingin di malam hari. Hal itu dapat memacu asma-nya untuk kambuh." Terang dokter itu, membuat Kyuhyun menyesal.
"Algessumnida, uisanim. Gomapsumnida."

Kyuhyun berjalan masuk dan mendekati ranjang Younghyun di ruang UGD itu. Hari sudah begitu larut. Ia hendak menghubungi nyonya Kim untuk mengatakan agar jangan khawatir mengenai Younghyun. Namun ia tak menemukan ponselnya dimanapun. Ia baru ingat kalau ia lupa meminta ponselnya dari Louise. Tidak ada cara lain selain pasrah jika nyonya Kim dan juga eomma-nya akan marah dan meminta penjelasan padanya besok.
"Young-ah, mianhae. Aku memang pria bodoh. Kau berhak memarahiku, bahkan memukulku. Kau hampir saja mati gara-gara aku. Mianhae, Young-ah.." Ucap Kyuhyun sembari menggenggam erat tangan Younghyun, membuat jari-jari Younghyun tergerak.
"Young-ah, kau sudah sadar?" Tanya Kyuhyun berusaha membuat gadis itu benar-benar tersadar. Benar saja, perlahan Younghyun mulai membuka matanya.
"Kyu..? Uri.. Jigeum odiya?" Tanya Younghyun dengan suara parau dan serak.
"Rumah sakit. Gwenchanayo? Mianhae. Na-ttaemune..--"
"Gwenchana.. Aku haus. Bisakah kau memberiku air?" Pinta Younghyun.
"Ne, jamkan. Jangan bergerak atau pergi kemanapun, ara?" Younghyun hanya mengangguk menanggapi perkataan itu. Kyuhyun pun beranjak menuju kantin rumah sakit untuk membeli air mineral.

Di kantin rumah sakit, Kyuhyun melihat kenampakan seorang gadis yang menurutnya sangat familiar. Tak mau ambil pusing dengan itu, ia langsung menuju rak air mineral kemasan dan mengambil beberapa. Saat ia berniat menuju kasir untuk membayar, tiba-tiba seseorang menabraknya dan membuat air mineral yang ia bawa berjatuhan.
"Oh, jweosonghaeyo. Aku tidak melihat--" ujar gadis itu lalu terpotong begitu saja. Raut wajah gadis itu berubah terkejut ketika tahu sosok yang baru saja ia tabrak ternyata adalah Kyuhyun.
"N-neo..." Lanjut gadis itu yang ternyata adalah Miran, sambil menudingkan jari telunjuknya di hadapan Kyuhyun.
"Yak! Gadis monster!" Pekik Kyuhyun tak kalah terkejut, sekaligus kesal.
Miran langsung berbalik dan berusaha untuk kabur secepat mungkin.
"Yak! Kau membuat minumanku jatuh, lalu mau kabur begitu saja?! Tsk. Awas kau!" Pekik Kyuhyun sekali lagi kemudian bergegas untuk bisa mengejar Miran dan membuat perhitungan dengan gadis itu.

"Yak, kau gadis monster! Berhenti!" Seru Kyuhyun sambil terus berjalan cepat untuk mengejar Miran. Mereka berdua benar-benar membuat gaduh suasana di rumah sakit malam itu. Merasa tidak enak hati karena mengganggu kenyamanan orang-orang di rumah sakit, Kyuhyun-pun menghentikan aksinya dan hanya terus mengikuti Miran dalam diam. Miran tidak menyadari bahwa Kyuhyun masih mengekor di belakangnya. Sesampainya di kamar rawat Donghae, gadis itu langsung masuk ke dalam.

Kyuhyun menatap kamar rawat Donghae dengan penuh rasa penasaran. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa dari kerabat gadis itu yang sedang sakit? Untuk menjawab rasa penasarannya, ia-pun mendekati kamar itu dan berniat untuk mengintip. Saat sudah berdiri di ambang pintu, ia tak sengaja mendengar percakapan beberapa orang dari dalam.
"Kenapa kau tergesa-gesa seperti itu? Ada apa?" Tanya seorang pria yang terdengar sangat familiar di telinga Kyuhyun.
"Anieyo, Hyukjae oppa.. Hanya ingin cepat kembali ke sini.. Kkk.." Jawab gadis itu yang sontak membuat Kyuhyun sangat terkejut. Hyukjae? Bagaimana mungkin gadis itu bisa mengenal Hyukjae? Masih berdiri di ambang pintu, Kyuhyun terus bergelut dengan segala pemikirannya.
"Apakah tidak ada tanda-tanda bahwa Donghae oppa akan segera sadar?" Tanya gadis itu lagi yang membuat Kyuhyun kembali tersadar dan jauh lebih terkejut. Ia membekap mulutnya dengan tangannya hingga tanpa sengaja menjatuhkan air mineral yang baru saja dibelinya, dan menimbulkan bunyi berisik.
"Apa itu, oppa?" Miran yang mendengar kegaduhan itu tak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Hyukjae-pun beranjak ke arah pintu untuk bisa langsung memeriksanya.

Kyuhyun berjalan dengan langkah tergesa. Ia harus cepat pergi sebelum Hyukjae menemukannya. Pikiran dan perasaannya masih terus berkecamuk. Ada banyak hal mengganggu pikirannya. Siapa gadis itu? Kenapa ada Hyukjae? Lalu, Donghae? Lee Donghae? Hyung-nya yang selama ini ia rindukan. Apa maksud dari semua ini? Jadi Hyukjae sudah menemukan hyung-nya? Sejak kapan? Apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat hyung-nya harus di rawat di rumah sakit? Dan kenapa ia sampai tidak mengetahui apapun?
"Aaarrrgghhh..!" Kyuhyun mengerang frustasi di sela langkahnya kembali ke tempat Younghyun.
**

Setelah Younghyun merasa baikan, Kyuhyun langsung mengantarnya pulang. Kyuhyun menyesal dan menjelaskan semuanya pada nyonya Kim. Beruntung, nyonya Kim bisa mengerti dan tidak marah padanya. Selesai dengan itu semua, ia sendiripun langsung bergegas pulang. Di rumahnya, Louise sudah menunggunya dengan wajah cemas dan penuh penyesalan.
"Oppa.. Mianhae!" Ujar Louise cepat sambil membungkuk. Louise salah besar jika berpikir Kyuhyun akan membentak dan memberinya hukuman, karena ternyata Kyuhyun justru tidak menanggapinya dan terus berjalan memasuki rumah, menuju ke kamarnya, setelah sebelumnya mengambil ponselnya dari tangan Louise.
"Oppa..." Ucap Louise yang lebih seperti bisikan. Ia jadi semakin khawatir melihat raut wajah Kyuhyun yang begitu sulit dideskripsikan. Apakah terjadi sesuatu padanya dan Younghyun? Pikirnya. Tapi kemudian ia teringat sesuatu.

*flasback*
Begitu sadar akan ponsel Kyuhyun yang ia letakkan di meja, Louise segera mencari dan membawanya. Ada bagitu banyak missed call. Louise begitu penasaran, hingga sebuah panggilan kembali masuk. Karena terkejut, Louise tak sengaja menerima panggilan itu.
"Yak, Kyu?! Neo odiya, eoh? Kenapa tak menjawab telponku?! Yak, dengar. Kemarin aku berhasil menemukan Donghae. Namun sesuatu terjadi hingga aku tak sempat menghubungimu. Appa Donghae terbunuh saat menyelamatkan korban perampokan dan sekarang Donghae harus ikut di rawat di rumah sakit karena terlalu drop. Datanglah segera ke rumah sakit Seoul. Ada aku dan Miran di sini." Seru penelpon itu yang ternyata adalah Hyukjae. Louise membekap mulutnya tak percaya pada apa yang ia dengar. Donghae, pegawai restoran yang Kyuhyun pukul waktu itu. Louise masih ingat dengan jelas mengenai Donghae. Lalu apa maksudnya dengan 'menemukan Donghae?'. Apakah mungkin jika sebelum kejadian itu Kyuhyun memiliki hubungan dengan Donghae? Lalu siapa pria penelpon itu sendiri? Louise begitu bingung dan penasaran.
"Yak, Kyu? Kau masih di sana? Kau dengar aku kan?" Tanya Hyukjae tak sabaran. Louise-pun segera mengakhiri sambungan telpon itu dan masih dengan perasaan tak percaya.
*flashback end*

Di dalam kamarnya, Kyuhyun kembali merenung. Pikirannya kalut dengan perasaan tak menentu. Ia meraih tasnya, dengan sebuah gelang tali miliknya sebagai gantungan pada tas itu. Melihat gelang itu, bayangan Donghae kembali terlintas. Samar-samar, ia berusaha mengingat wajah hyung-nya itu. Ia sangat sedih karena harus terpisah dengan hyung-nya selama bertahun-tahun. Tanpa pikir panjang, Kyuhyun melepaskan gelang itu dari tasnya dan membawanya.
**

Paginya, Kyuhyun terlihat bersiap untuk pergi dan ia terkesan terburu-buru.
"Kyu, odigayo? Sarapanlah dulu sebelum kau pergi." Ucap nyonya Cho yang melihat putranya menuruni tangga.
"Mian, eomma. Aku buru-buru. Aku akan sarapan di luar."
"Ah.. Geurae.. Hati-hati.." Ucap nyonya Cho lagi. Louise yang juga sudah berada di sana dan mendengarkan, semakin merasa aneh dan penasaran. Ia-pun memutuskan untuk mengikuti Kyuhyun diam-diam.
"Imo, bisakah aku pinjam mobil imo? Sebentar saja. Aku ingat harus membeli sesuatu.. Eoh? Eoh?" Pinta Louise dengan wajah aegyo-nya. Melihat itu nyonya Cho-pun mengijinkan.

Louise mengemudi dengan hati-hati, mengikuti mobil Kyuhyun yang ternyata menuju ke rumah sakit. Louise terkejut. Apakah Kyuhyun sudah mengetahui tentang keadaan Donghae? Tanya Louise dalam benaknya. Segera diparkirkannya mobil yang dibawanya itu, cukup jauh dari mobil Kyuhyun agar pria itu tak curiga.

Di dalam rumah sakit, Kyuhyun terlihat tergesa menuju ke sebuah kamar rawat. Louise terus mengikutinya dengan hati-hati dan rasa penasaran. Sampai di depan sebuah kamar rawat yang ia yakini adalah kamar rawat Donghae, Kyuhyun langsung masuk tanpa ragu. Louise memutuskan untuk terus mengawasinya dari luar.
Di dalam kamar itu, Kyuhyun tak mendapati siapapun kecuali Donghae. Jantungnya berdesir melihat seseorang yang ia yakini adalah Donghae sedang tidur membelakanginya. Ia mendekat dan berniat memanggil hyung-nya itu. Namun belum sempat ia melakukan itu, Miran datang dan berteriak saking terkejutnya karena melihat Kyuhyun yang sudah berada di sana.
"yak, neo!" pekik Miran spontan kemudian langsung menutup mulutnya sendiri karena takut oppa-nya terbangun. "apa yang membawamu kemari? Mau kau apakan oppa-ku hah?" lanjut Miran lagi dengan suara yang jauh lebih pelan. Kyuhyun sama terkejutnya namun ia tetap terdiam. Keningnya berkerut tanda sedang berpikir dan tak lama setelah itu ia langsung menarik tangan Miran untuk ikut bersamanya.
Louise yang melihat Kyuhyun keluar dari kamar rawat itu bersama seorang gadis menjadi semakin bingung. Siapa gadis itu? Pikirnya. Seketika ia teringat akan perkataan si penelpon yang bernama Hyukjae itu. Apakah mungkin gadis itu yang bernama Miran? Lalu apa hubungan gadis itu dengan kakak sepupunya?
**

Di rumahnya, Younghyun baru ingat bahwa saat ia pergi bersama Kyuhyun kemarin, ia menonaktifkan ponselnya karena lowbatt. Dengan segera ia mencari ponselnya, kemudian menyalakannya sambil mencharge-nya. Di ponselnya ia menemukan banyak sekali notif bahwa beberapa nomor telah mencoba menghubunginya berkali-kali. Ada eomma-nya, nyonya Cho, dan bahkan Hyukjae. Ia tertegun saat mendapati nomor Hyukjae yang juga mencoba menghubunginya. Ada apa? Tanyanya dalam hati. Karena penasaran, ia-pun berinisiatif untuk menghubungi Hyukjae lebih dulu pagi itu.
**

Kyuhyun membawa Miran menuju mobilnya. Ia memaksa Miran untuk masuk, lalu mengemudikannya keluar dari area rumah sakit.
"yak, michineom! Keluarkan aku! Kembalikan aku sekarang juga!" pekik Miran tak terima. Setelah di rasa cukup jauh dari area rumah sakit, Kyuhyun menepikan mobilnya pada bahu jalan. Ia sengaja membawa gadis itu pergi jauh agar gadis itu tidak bisa melarikan diri dan bisa menjelaskan segalanya pada Kyuhyun.
"sekarang katakan padaku. Siapa kau sebenarnya? Bagaimana kau bisa mengenal Hyukjae hyung dan siapa oppa-mu itu" ucap Kyuhyun dingin dengan tatapan lurus ke depan.
"mwo? Seharusnya aku yang bertanya padamu." tukas Miran semakin heran dan tak habis pikir.
"jangan membantah dan jawab saja!" bentak Kyuhyun.
"kau.. Siapa kau berani-beraninya membentakku?" Miran terkejut saat Kyuhyun tiba-tiba membentaknya. Kyuhyun menghela napasnya kasar dan semakin tidak sabar. Ia mengalihkan tatapannya pada gadis itu, membuat Miran jadi salah tingkah saat menyadari wajah Kyuhyun yang tampan dan hanya berjarak beberapa senti saja darinya.
"Miran.. Apa kau Miran? Lee Miran?" tanya Kyuhyun serius dan to the point. Miran membelalakkan kedua matanya. Tenggorokannya seakan tercekat saking terkejutnya. Bagaimana pria itu bisa tahu namanya? Miran hanya bisa menelan ludahnya gugup dan semakin terkejut saat disadarinya ada sebuah gelang tali yang tampak tidak asing baginya, melingkar di pergelangan tangan Kyuhyun.
"k-kau.. Mungkinkah...?"
**TBC**
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar