Selasa, 11 Maret 2014

TWO HEARTS - Part 1 (Day By Day After Story)









author : kxanoppa (berty5192) | genre : romance, family | casts : Kim Jongin - Kai (EXO-K), Do Kyungsoo (EXO-K), Kim Junmyeon (EXO-K), Yeo Sunmi (OC), Jung Yoojin (OC) | rating : teen/general | length : chaptered/series
notes : ini adalah After Story dari ff ku sebelumnya yang berjudul Day By Day.
Cek Trailer 


TWO HEARTS
Part 1
-New Me, or New You?-

Di sebuah perpustakaan universitas, seorang gadis tengah sibuk berkutat dengan buku dihadapannya. Tak ada yang bisa mengalihkan konsentrasinya saat itu, hingga sebuah tangan menepuk pundaknya pelan dan membuatnya menoleh.
“Sunmi-ah,” sapa seorang gadis lain yang langsung duduk di sampingnya.
“Sebaiknya kau pulang dan beristirahat. Ini sudah sore,” lanjut gadis itu perhatian, begitu dilihatnya beberapa buku tebal bersampul keras yang tertumpuk di hadapan Sunmi.
Nan gwenchana. Kalau kau lelah, kau pulanglah duluan. Aku masih ingin di sini sebentar lagi,” ujar Sunmi dengan tatapan yang masih fokus pada buku dalam genggamannya. Gadis di sampingnya hanya bisa menghela napas pasrah, hingga tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka.
“Yoojin-ah. Kau tidak pulang?” tanya pria itu pada gadis di samping Sunmi. Gadis itu menatap Sunmi dan teman prianya secara bergantian sebelum menjawab, “Ah—ne, jamkan,”
“Sunmi-ah, kau yakin tak ingin pulang bersama kami?” tanya gadis itu lagi memastikan.

Rabu, 12 Februari 2014

JONGDAE'S PERSONAL JOURNAL : STORY ABOUT SOMEONE I KNOW







“JONGDAE’S PERSONAL JOURNAL : STORY ABOUT SOMEONE I KNOW”



author : Kxanoppa (@berty5192) | genre : romance, comedy | casts : Kim Jongdae, Kim Junmyeon, Byun Baekhyun, Yoon Mirae (the girl/OC) | rating : teen/general | length : one-shot
notes : semua sudut pandang dari KIM JONGDAE!

******


STORYLINE


Ini tahun ketiga ku di bangku kuliah. Tidak lama lagi, aku akan segera lulus. Tentu aku sangat bangga. Apalagi, aku, Kim Jongdae, adalah murid yang terkenal rajin dan pandai di kampus. Tapi aku sedih karena itu juga berarti tidak lama lagi aku harus berpisah dengan segala hal di sini. Setelah lulus nanti aku harus kembali ke kampung halamanku di Gimhae, Gyeongsang selatan. Sangat jauh dari tempatku kuliah saat ini, Seoul. Sebenarnya alasan utamaku memilih kuliah di Seoul adalah karena seorang yeoja. Ya, yeoja yang selama ini ada dalam hati, hidup, nafas, semuanya. Sudah hampir 6 tahun aku menyimpan perasaan untuknya. Dan dia tidak menyadarinya. Aku sudah jatuh cinta padanya saat kami masih di sekolah menengah. Dia murid paling manis yang pernah kukenal. Sejak itu aku selalu mengikutinya, sampai sekarang kami kuliah di kampus yang sama walaupun di jurusan yang berbeda.
Selama ini aku memendam perasaanku karena aku tidak punya cukup keberanian untuk menyatakan padanya. Aku hanya pria cupu kutu buku dan aku yakin dia tidak manyukaiku seperti aku menyukainya. 

Aku takut kalau aku jujur, dia akan menjauhiku. Walaupun sampai sekarangpun hubungan kami masih biasa saja dan tidak sedekat itu. aku hanya takut dia pergi meninggalkanku dan tidak mau bicara denganku atau bahkan tidak mau mengenalku lagi. Menahan perasaan ini aku rasa memang sudah pilihan yang terbaik. Menyedihkan? Ya. Tapi tidak ada yang bisa kulakukan. Sekali lagi kutegaskan. Aku hanya seorang pria cupu kutu buku.

Sore itu aku sudah tidak ada kelas, dan memutuskan pergi ke perpustakaan. Aku berniat mencari beberapa buku ensiklopedia yang berhubungan tentang materi kuliahku. Begitu aku mendapatkan buku yang aku cari, aku mencari tempat duduk yang aku pikir nyaman untuk bisa mulai membacanya. Aku membenahi letak kacamataku yang sempat melorot sebelum aku membuka cover tebal dari buku itu. baru saja aku akan mulai membaca, aku menemukan sosok yeoja yang selama ini mewarnai hariku, meski itu cuma ada dalam alam pikirku. Setiap melihatnya, aku merasakan perasaan yang begitu membuncah. Aku berusaha sekuat tenaga agar tidak tampak mencurigakan saat bertatapan dengannya. Aku harus tetap tenang, apapun yang terjadi dan tidak gegabah.

DAY BY DAY





“DAY BY DAY”


author : Kxanoppa | genre : romance, family, tragedy, angst | main casts : Kim Jongin (EXO-K), Yeo Sunmi (OC) | sub cast : Byun Baekhyun (EXO-K), Oh Sehun (EXO-K) | length : two-shots (7.220 words)| rating : PG-15
notes : FF kali ini lebih panjang dibandingkan FFku yang sebelum-sebelumnya. FF ini murni buat hiburan semata dan hasil pemikiranku, walaupun tak luput dari banyak inspirasi (halah). Jika ada unsur kesamaan, dsb, itu tidak disengaja. Tidak ada maksud untuk menjatuhkan/melecehkan/dsb. Maaf kalo masih ada typo/ceritanya jelek/absurd/feelnya kurang dapet/dll ya, author juga manusia, hehe. Selamat membaca! Jangan lupa kasih komennya ya *bow*


STORY-LINE


Kim Jongin, adalah anak laki-laki yang susah di atur. Sebagai anak tunggal, ia hidup bersama ayahnya yang keras namun kaya raya. Ayah dan ibunya bercerai saat ia masih kecil. Hal itu menjadikannya tumbuh sebagai laki-laki yang cuek dan dingin pada wanita. Apalagi setelah ia tahu dari ayahnya bahwa alasan perceraian orangtuanya adalah karena ibunya yang berselingkuh dengan pria lain.
Ayah Jongin adalah business-man yang workaholic. Namun begitu, Jongin dibesarkan dengan fasilitas lengkap dan segala kemewahan. Jongin selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan tanpa perlu bersusah-payah, dan itu juga salah satu penyebab Jongin menjadi laki-laki yang tidak mandiri dan selalu bersikap seenaknya.

Selama bersekolah, Jongin selalu mendapatkan perilaku istimewa dari para guru, juga teman-temannya karena kekayaan dan status ayahnya yang menjadi investor terbesar yayasan pendidikan tempatnya belajar. Semua teman-temannya bahkan akan melakukan apapun yang Jongin perintahkan, dan para wanita akan bertekuk-lutut dihadapannya. Meski tidak satupun dari wanita-wanita itu yang ia pedulikan, menjadi orang yang dipuja-puja adalah kesenangan tersendiri untuknya. Suatu hari di sekolahnya —Cheongshim godeunghaggyo—seorang siswi transfer dari luar kota diperkenalkan dan menjadi salah satu teman sekelasnya.

“Anak-anak, perkenalkan. Dia murid pindahan dari Daejeon,” ucap seorang sonsaengnim yang menjadi wali kelas Jongin. Jongin yang duduk di bangku pojok belakang sama sekali tak memperhatikan ucapan pria tua itu karena kedua telinganya yang disumbat sepasang headset. Dengan tatapan datarnya, ia bisa melihat siswi baru itu berdiri di depan dan mulai memperkenalkan diri.
Annyeong-haseyo. Joneun Yeo Sunmi imnida. Ban’gapsumnida!” ucapnya cukup lantang, yang cukup untuk membuat Jongin bisa mendengarnya. Sunmi berwajah manis. Tubuhnya tergolong mungil meskipun tidak pendek, dan rambutnya diikat ekor kuda. Jongin terkejut dan melepas kedua headsetnya ketika Sunmi dengan santainya berjalan menuju bangku disebelahnya.
“Hei, apakah ini tasmu? Aku akan duduk di sini jadi bisakah kau memindahkannya?” tanya Sunmi santai sambil menyodorkan tas milik Jongin di hadapan Jongin sendiri. Jongin membelalakkan matanya dan geram saat Sunmi duduk tanpa beban setelah akhirnya meletakkan tas Jongin di lantai.
“Yak! Apa kau tidak tahu berapa harga tas itu?! Apa yang kau lakukan, hah?” pekik Jongin tidak suka dan membuat seisi kelas hening.

Selasa, 28 Januari 2014

MY LITTLE BROTHER





“MY LITTLE BROTHER”
( )

author : kxanoppa | genre : bro-mance, tragedy, angst | casts : luhan (exo-m) & sehun (exo-k) | rating : pg-13 | length : one-shot |notes : terinspirasi dari salah satu headline news di cina belakangan ini. Semua yang aku tulis disini hanya untuk bahan bacaan, selain hiburan juga mengandung nilai pastinya. Tolong jangan disalah-artikan dan juga perhatikan ratingnya sebelum membaca ya. Apa yang positif diambil, tapi yang negatif jangan ditiru atau dibawa serius. Semoga ini bisa bermanfaat. Maaf kalo ada typo dsb. Warning utk di part-part terakhir, karena alurnya bakal maju-mundur jadi jangan bingung ya. Mohon saran/kritik/pendapat kalian ya. Selamat membaca!
Inspirasi lagu : Shattered – Trading Yesterday. Disarankan untuk mendengar lagu ini saat membaca ^^


Summary : Sehun tidak sepintar Luhan, bukan berarti ia bodoh. Sehun tidak sebaik Luhan, bukan berarti ia jahat/buruk. Sehun tidak suka Luhan, bukan berarti ia membenci Luhan. Sehun hanya butuh kesempatan, untuk bisa lebih menunjukkan siapa dirinya. Apakah ia akan mendapatkan kesempatan itu?

**


PROLOGUE
Seorang pemuda tampan dengan kulit putih pucat terlihat sedang duduk serius di meja belajarnya. Sesuatu yang besar jelas telah terjadi padanya. Di tengah kegundahan hatinya, ia mulai mengeluarkan secarik kertas dengan alat tulis yang siap dalam genggamannya. Sambil terisak pedih, Sehun, pemuda itu, mulai menuangkan segala pikiran dan perasaannya di atas secarik kertas putih. Mungkin Sehun telah melakukan kesalahan besar, tapi ia tetap harus menentukan keputusan...

**


Sehun dan Luhan adalah 2 bersaudara. Sehun adik dan tentu saja Luhan adalah kakak. Mereka hidup di tengah-tengah keluarga yang bisa dibilang cukup harmonis. Seharusnya memang begitu. Namun tidak bagi Sehun. Orangtua mereka selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Luhan. Apapun yang Luhan lakukan pasti baik di mata orangtua mereka. Singkat kata, Luhan lebih segala-galanya dibandingkan Sehun. Sehun sedih. Sehun kecewa. Sejak kecil Sehun memang orang yang tertutup. Ia kesulitan dalam menyatakan apa yang ia pikirkan atau rasakan, hingga banyak orang menilainya dingin dan sombong. Berbeda dengan Luhan yang ramah dan murah senyum. Ya, Luhan memang yang terbaik.
Malam itu keluarga mereka mengadakan pesta kecil-kecilan di sela makan malam. Luhan baru saja lulus dari kuliahnya di jurusan arsitektur. Sehun memilih untuk segera masuk ke dalam kamarnya dan menyiapkan buku-bukunya untuk mulai mengerjakan PR, setelah ia selesai dengan makan malamnya. Bukan berarti Sehun tidak senang Luhan lulus. Ia hanya bosan karena Luhan terus menjadi tokoh utama bahkan ketika ia ada di tengah-tengah mereka. Sehun merasa seperti invisible man.
Di tengah kesibukannya memilih buku-buku, Sehun bisa mendengar percakapan antara orangtuanya dan Luhan di ruang tengah.

ONE LAST LOVE





“ONE LAST LOVE”
Author : kxanoppa | genre : romance, tragedy, angst | casts : kris (exo-m), han suwon (oc), byun baekhyun (exo-k/support cast) | rating : pg-15 | length : one-shot | notes : terinspirasi dari lagu cantik milik Joanna Wang, I Love You dan Christina Aguilera, Say Something. Disarankan untuk mendengarkan lagu itu ketika membaca ^^; Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys!!

Summary : if there’s a day when i can’t be with you, just keep me in your heart.. I’ll always stay there..

**
Author’s POV
“Hai, aku Suwon. Han Suwon. Aku gadis biasa-biasa saja yang paling beruntung di dunia, karena aku memiliki kekasih yang sangat tampan dan baik hati. Kris oppa! Lihat kemari!” ujar seorang gadis berambut sebahu antusias dengan salah satu tangannya yang menggenggam sebuah handycam.
“Mwoya? Haruskah aku melakukannya?” balas pria yang dipanggil Kris itu datar sambil membenarkan letak barang-barang mereka di dalam bagasi mobil.
“Tentu saja oppa! Tanganku sudah pegal memegang kamera ini hanya untuk menyutingmu,” dengus Suwon. Mendengar itu Kris pun menghentikan aktivitasnya sejenak dan memandang ke arah kamera.
“Arasseo.. Hmm, ottae? Apakah aku tampan?” ucapnya sambil sesekali membenahi rambutnya dan menggunakan layar handycam itu sebagai cermin. Kris memang benar-benar narsis. Suwon yang melihat hanya terkekeh.
“Kris oppa narsis! Baiklah, sekarang kami sedang bersiap-siap untuk melakukan sebuah perjalanan romantis!” lanjut Suwon sambil menghadapkan layar handycam itu pada wajahnya. Suwon memang suka sekali mengabadikan momen-momen spesial dengan handycamnya.
Saat itu mereka tengah bersiap-siap untuk pergi berlibur bersama. Mereka akan pergi ke puncak dan melakukan wisata kuliner, sekaligus barbekyu di villa milik keluarga Kris. Orangtua Kris dan Suwon sudah mengenal satu sama lain, dan tentu saja mereka sangat merestui hubungan Kris dan Suwon. Orangtua Suwon percaya Kris akan menjaga Suwon dengan baik, karena Kris adalah laki-laki yang baik dan sopan.
“Apa kau sudah selesai berceloteh dengan kameramu?” tanya Kris.
“Ah, arasseo. Jamkanmanyo!” Suwon melirik sekilas ke arah Kris berdiri menunggunya, lalu ia kembali beralih pada kameranya. “Baiklah, saatnya pergi!” ucap Suwon sebelum mengakhiri rekamannya pada sesi ‘bersiap-siap’ itu.
“Kenapa sih kau suka sekali merekam setiap hal?” tanya Kris yang cukup bosan dengan kebiasaan kekasihnya satu itu.
“Tidak pa-pa.. Hanya suka saja.. Aku ingin bisa selalu menyimpan momen-momen menarik, agar aku tidak akan pernah melupakannya. Aku bahkan kau, bisa melihatnya kembali bukankah itu bagus?” balas Suwon yang kembali asik berkutat dengan handycamnya. Tak lama setelah itu Suwon pun memulai lagi aksi rekam-merekamnya. Ia membidik gambar di setiap detiknya selama perjalanan mereka.
“Lihat! Ada Kris oppa yang tampan sedang menyetir.. Hahaha..” ujar Suwon penuh semangat. Kris yang mendengar itu hanya menoleh sekilas sambil tersenyum dan melakukan ‘v-sign’, sebelum kembali fokus pada kemudinya.
Perjalanan mereka cukup panjang dan melelahkan. Suwon masih menggenggam handycamnya yang menyala karena tidak ingin melewatkan 1 detikpun dari acara perjalanan itu. Hingga tiba-tiba ia melihat Kris yang tampak gelisah.
“Suwon-ah, bisakah kau mematikan handycamnya?” pinta Kris serius.
“Waeyo oppa?” Suwon menoleh tak mengerti.

FOREVER







Author : kxanoppa
Genre : romance, tragedy, angst
Cast : park chanyeol (exo-k), kris (exo-m), hwan sara (OC)
Rating : pg-15
Length : one-shot
Notes : hello! This is kxanoppa and this is just a fiction. Park chanyeol belongs to God, SM ent, EXO, and his family while the story and OC belong to me. Copying and bashing are not allowed! But I'd be thankful if you can give me some feedbacks and appreciations through comment :D 

“—Berjanjilah padaku. Kau akan selalu ada saat aku membutuhkanmu dan tidak akan pernah meninggalkanku—“


**


Suatu malam di pertengahan musim dingin, seorang pria terlihat duduk seorang diri sambil sesekali melirik jam di pergelangan tangannya. Wajahnya berubah cerah dengan mata berbinar dan senyum lebar ketika dilihatnya seorang wanita yang berlari ke arahnya.
"Noona! Yogi yogi.." Seru pria itu sambil mengayunkan tangannya, meminta wanita itu agar lebih cepat.
Wanita itu menghentikan larinya sebelum sampai karena terengah dan mencoba mengatur nafasnya yang pendek karena lelah. Kepalanya pening dan pandangannya tiba-tiba mulai buram. Park Chanyeol yang mengetahui itu langsung menuju ke tempatnya dengan raut cemas.
"Noona gwenchana?" Tanya Chanyeol panik.
"Ah.. Gwenchana. Aku hanya lelah setelah berlari," jawab wanita itu sambil tersenyum.
"Noona pasti lelah. Maafkan aku karena memintamu keluar di malam yang sedingin ini. Wajah noona pucat sekali, noona pasti kedinginan," ujar Chanyeol dengan nada penyesalan.
"Aniya. Aku baik-baik saja, Chanyeol-ah," balas wanita itu meyakinkan.
Tak lama setelah itu, Chanyeol sudah berjongkok didepannya lalu berkata, "Sara noona, ayo naik ke atas punggungku. Aku akan menggendongmu sampai ke cafe itu!" Serunya antusias dengan salah satu tangannya yang menunjuk ke arah cafe yang dimaksud.
Sara yang melihat itu sempat terkejut dan ragu. Ia merasa itu akan merepotkan bagi Chanyeol. Tapi ia tidak bisa memungkiri kenyataan bahwa saat itu ia benar-benar merasa lelah. Akhirnya ia putuskan untuk menuruti kemauan kekasihnya itu. Sesekali bersikap manja tidak apa-apa 'kan?

Selama perjalanan, Chanyeol tidak merasa terbebani sedikitpun. Ia justru tersenyum lebar dan bersenandung sangat gembira seperti anak kecil yang menggemaskan. Mengetahui itu Sara jadi tersentuh. Perkiraan Sara bahwa Chanyeol akan menurunkannya di depan cafe ternyata salah. Chanyeol terus membawanya hingga memasuki cafe dan membuat semua pelayan juga pengunjung yang ada di sana memperhatikan mereka berdua. Alhasil, Sara harus merunduk menutupi wajahnya yang bersemu merah karena malu.
"Chanyeol-ah," panggil Sara, berusaha meminta Chanyeol untuk segera menurunkannya.
"Nah, tuan putri, kita sudah sampai," ujar Chanyeol tanpa mengindahkan panggilan Sara sebelumnya.
Sara masih menunduk berusaha menutupi rasa malunya, setelah ia duduk di salah satu bangku.
"Noona kenapa wajahmu merah? Ah, kyeoptaa.." Goda Chanyeol yang tidak ditanggapi oleh Sara.
"Noona~ noona noona noona noona~" panggil Chanyeol manja beberapa kali.
"Waeee?" Balas Sara sedikit gemas.
"Apa noona marah? Kenapa diam saja?"
"Aniya. Geunyang... Ah, dwaesseo.." Sara masih belum bisa menatap mata Chanyeol. Bukan berarti dia marah. Dia hanya belum bisa menormalkan detak jantungnya.
Tak lama setelah itu pelayan datang menghampiri mereka dan memberikan buku menu. Chanyeol memilih dengan riang ketika Sara memutuskan untuk menyamakan pesanannya. Malam itupun mereka habiskan berdua di cafe sambil menghangatkan diri dari dinginnya udara di luar.
"Ah.. Aku senang sekali akhirnya bisa bersama noona lagi malam ini!" Seru Chanyeol yang kembali memulai percakapan.
"Kau ini. Bukankan kemarin-kemarin kita juga selalu bertemu?" Balas Sara.
"Noona! Aku 'kan bosan harus belajar seharian. Hatiku sepi dan sengsara saat noona tak ada dalam jarak pandangku,"
Sara tertegun mendengar pernyataan itu. Ia tidak bisa berkata apa-apa sebagai balasannya.
"Noona! Mulai sekarang berjanjilah padaku. Kau akan selalu ada saat aku membutuhkanmu dan tidak akan pernah meninggalkanku. Araji?" Pinta Chanyeol masih dengan senyum cerahnya. Sara benar-benar merasa tersudut dengan permintaan itu. Jauh di dalam lubuk hatinya, hal itu juga adalah keinginan terbesarnya.
Sara membalas sendu tatapan penuh binar milik Chanyeol, sebelum berkata "ne.. Arasseo, Chanyeol-ah.."

Hari semakin larut. Chanyeol pun memutuskan untuk segera mengantarkan Sara pulang. Namun Sara menolaknya dengan alasan tidak ingin merepotkan Chanyeol.
"Noona yakin tidak ingin kuantar?" Tanya Chanyeol sekali lagi.
"Eung. Tidak apa-apa, Chanyeol-ah. Pulanglah dan cepat tidur. Besok kau harus sekolah," balas Sara.
"Noona.. Yakin tidak apa-apa?"
"Aigu... Apakah aku terlihat selemah itu? Aku akan baik-baik saja. Percayalah," ucap Sara meyakinkan.
Setelah benar-benar yakin, Chanyeol pun menurut untuk kembali ke dormnya. Chanyeol bersekolah di salah satu sekolah elit dengan banyak peraturan dan mengharuskannya tinggal di dorm bersama teman-teman sekolahnya. Meskipun Sara terpaut 3 tahun lebih tua, Chanyeol sangat menyayanginya. Hubungan mereka sudah terjalin selama hampir 1 tahun dan Sara berhasil mengubah Chanyeol yang pemurung menjadi Chanyeol yang periang dan bahagia. Bagi Chanyeol, Sara adalah sumber kebahagiaannya. Tidak peduli jika ada begitu banyak perbedaan di antara mereka.

**

Sesampainya di rumah, Sara dikejutkan dengan keadaan rumah yang berantakan. Botol-botol minuman dan bungkus makanan berserakan. Baru saja ia hendak membereskannya, seseorang justru mengejutkannya.
"Ya! Hwan Sara!" Pekik seorang pria tinggi berparas tampan dengan garis wajah yang mirip dengan Sara.
"K-kris oppa," balas Sara terkejut.
Pria bernama Kris itu berjalan mendekati Sara dan menoyorkan kepala Sara dengan keras.

Jumat, 15 November 2013

COMPASS - Part 1


COMPASS
(Part 1)

By : Kxanoppa | Tags : Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Michelle Wang (OC), Han Seolji (OC), Yoon Heejun (OC), nyonya Hong (OC) | Genre : Life, Romance, Tragedy, Angst | Length : Chaptered | Rating : PG-17 

A/N : Paragraf yang dicetak miring dalam storyline menandakan flashback. Beware of any typos. Thanks to tifftania for the amazing poster!

Recommended Song :
*
Summary :
“Ketika hingar bingar kehidupan kota, dengan segala fasilitas berkelas dan gaya hidup modern yang mewah belum memenuhi kepuasan batinmu.. Ketika takdir mempertemukanmu dengan seseorang yang tak pernah kau bayangkan akan hadir dalam hidupmu dan membawa pengaruh yang mampu merubah hidupmu, secara total.

—Bagaikan sebuah kompas, kau membuat hidupku terarah—
(Michelle Wang)“ 
*

Michelle Wang, seorang gadis 21 tahun yang memiliki segalanya. Kesempurnaan fisik, kekayaan, perhatian, dan cinta. Hidup di tengah-tengah keluarga yang utuh dan harmonis. Sejak kecil, Michelle selalu mendapat fasilitas nomor 1 dan sudah bisa mengecap indahnya hidup berkecukupan, tanpa ia harus bersusah payah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Sejak memasuki kehidupan perkuliahannya, ia memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen di dekat kampusnya dengan sebuah kendaraan berupa mobil, yang diberikan khusus oleh orangtuanya untuk mempermudah aktivitas putri kesayangan mereka itu. Uang saku yang hampir mencapai nominal 10 juta per bulan, masih belum cukup untuk membuat Michelle sepenuhnya mengerti tentang apa arti kata menabung. Ia justru kebingungan mencari cara, bagaimana bisa menggunakan uang sakunya itu dengan maksimal.
You Only Live Once, adalah motto yang hingga kini dipegang teguh oleh Michelle. Dalam sudut pandangnya, motto itu menuntunnya untuk bisa menikmati hidup dengan melakukan apapun yang ia sukai. Apapun. Terlepas dari konotasi negatif yang melekat dengan konteks itu. Kehidupan hedonis telah menguasainya. Ia tidak mempersalahkan pergaulannya, termasuk teman-temannya yang terlibat di dalamnya. Tidak ada istilah lingkungan yang buruk. Karena hidup adalah sebuah pilihan, dan Michelle telah menetapkan pilihannya sendiri.
Terkadang, rasa bersalah dan penyesalan itu ada. Namun Michelle berusaha untuk membuangnya jauh-jauh. Sekali lagi, motto andalannya itu yang terus memotivasinya.
“Sampai kapan kau akan terus minum? Kau sudah minum terlalu banyak, Michelle! Ini bahkan hampir jam 4 pagi dan kau masih asik di sini!” seru salah seorang temannya yang mencoba memperingatkannya.
Ya, Seolji-a! Kenapa sih, kau ini cerewet sekali? Aish.. Mengganggu kesenanganku saja,” balas Michelle dengan nada dan intonasi naik-turun, seperti layaknya orang yang sedang mabuk.
Seolji meraih botol minuman keras yang nyaris kosong itu dari hadapan Michelle, berniat mencegah gadis itu untuk meminumnya lagi. “Kau ‘kan harus menyetir! Bagaimana mungkin kau menyetir dalam keadaan seperti ini, eoh?” seru Seolji untuk kedua-kalinya. Michelle menjatuhkan kepalanya yang terasa berat ke atas meja. Tak dihiraukannya peringatan Seolji, dan justru menggumamkan hal-hal tak jelas. “Ya! Jangan tidur di sini, aish! Kau ini selalu merepotkan!” Tanpa pikir panjang, Seolji langsung merogoh tas Michelle untuk mengambil ponsel gadis itu dan menghubungi sebuah kontak.
Ya, Cho Kyuhyun! Tolong urus kekasihmu yang tukang mabuk ini. Aku harus segera kembali sebelum orangtuaku sampai ke rumah dan membunuhku!” tanpa mendengar jawaban dari si penerima telpon, Seolji langsung memutuskan sambungan itu secara sepihak. “Ya, kau tunggu di sini dan jangan kemana-mana. Sebentar lagi Kyuhyun akan menjemputmu, ara? Aku pergi!” pekik Seolji sebelum akhirnya menghambur keluar pub dengan tergesa.
*
Seorang pria muda baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Ia bangkit dari ranjangnya dengan hati-hati. Sedikit tertatih ia melangkahkan kakinya, sambil tangannya meraba permukaan dinding mencari sesuatu yang sangat dibutuhkannya untuk membuatnya berjalan dengan seimbang. Sebuah tongkat kayu panjang berwarna coklat gelap, yang ia sandarkan di dinding kamarnya.