Title :
Remember The Days - 6
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee
Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya
Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A
Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak &
dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it &
hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!
*Storyline*
"k-kau.. Mungkinkah..?" ucap Miran
terbata-bata. Sepenggal ingatan mulai terbersit dalam benaknya. Kenangan masa
lalunya, saat pertama kali ia menyukai seorang anak laki-laki yang tampan
seperti pangeran dalam negri dongeng. Kenyataan bahwa anak laki-laki itu adalah
sahabat baik oppa-nya. Ia teringat saat anak laki-laki itu memberikan sebuah
gelang tali kepada oppa-nya. Ya.. Ia ingat tentang gelang tali itu. Gelang tali
yang persis seperti milik oppa-nya.
"Kyuhyun. Aku Cho Kyuhyun. Kau ingat aku? Jadi
benar kau Lee Miran?" ucap Kyuhyun yang membuyarkan segala pemikiran
singkat Miran. Jantung Miran tiba-tiba saja berdebar hebat dan membuatnya
segera mengalihkan pandangannya dari pria itu.
"mianhae." ucap Kyuhyun lagi dengan nada
lebih lembut dari sebelumnya, membuat Miran tertegun namun masih terdiam.
"mian karena aku tidak bisa menepati janjiku
untuk datang menemui Donghae hyung saat itu. Banyak hal telah terjadi dan
appa-ku mengirimku untuk belajar di Inggris. Begitu aku kembali ke sini, aku selalu
berusaha untuk bisa menemukan kalian kembali dan ternyata Hyukjae hyung sudah
lebih dulu menemukan kalian." lanjut Kyuhyun menjelaskan. Miran menatap
pria itu lagi dengan tatapan sendu.
"Donghae oppa.. Dia menderita kelainan jantung.."
ucap Miran lirih. Kyuhyun terkejut dengan penuturan gadis itu. Ia menatap Miran
tak percaya. Perasaan sedih dan menyesal bercampur menjadi satu dalam benaknya.
**
Sepeninggal Kyuhyun dari rumah sakit, Louise merasa
tergerak untuk ikut melihat keadaan Donghae. Begitu ia yakin tak ada siapapun
di sana, ia langsung memutuskan untuk masuk ke dalam kamar rawat Donghae.
Louise masuk dengan perlahan. Ia menatap wajah Donghae
yang tengah tertidur. Sangat tampan, pikirnya. Getaran aneh kembali menelusup
dadanya. Ia merasa sedih sekaligus tak terima melihat keadaan Donghae yang
terbaring lemah.
Di sisi lain, Hyukjae yang saat itu tengah perjalanan
menuju rumah sakit tiba-tiba mendapat panggilan telpon dari Younghyun. Dengan
segera ia mengenakan earphone yang telah disambungkan dengan ponselnya.
"yoboseyo, Young-ah? Neo odisseo? Kenapa dari
kemarin kau sulit sekali dihubungi?" ujar Hyukjae panjang lebar, tanpa memberikan
Younghyun kesempatan untuk bicara duluan.
"mian, sunbae. Kemarin aku sedang keluar dan
ponselku lowbatt. Jadi aku mematikannya. Ada apa?"
"Donghae.. Dia dirawat di rumah sakit sekarang. Appa-nya
terbunuh saat mencoba menyelamatkan korban perampokan. Ia terlalu shock dan
drop. Aku dalam perjalanan ke rumah sakit sekarang. Kau juga cepatlah
datang." jelas Hyukjae. Younghyun begitu terkejut mendengar kabar itu.
Jantungnya seakan mencelos. Lidahnya kelu dan tangannya bergetar.
"Young-ah? Kau masih di sana kan?" ucap
Hyukjae lagi yang tidak dibalas oleh Younghyun. Younghyun masih berusaha
menstabilkan pikiran dan perasaannya. Ia langsung kalut memikirkan Donghae yang
masuk rumah sakit. Tanpa sanggup berkata-kata lagi, Younghyun langsung
memutuskan sambungan telponnya dari Hyukjae. Di mobilnya, Hyukjae hanya bisa
mendengus pasrah sambil menggerutu kecil.
"Kyuhyun dan Younghyun. Mereka berdua sama saja,
tsk. Menutup telpon seenaknya saat aku masih bicara. Tsk, jinjja.."
**
Sesampainya Hyukjae di rumah sakit, ia langsung
bergegas menuju kamar rawat Donghae. Ia terkejut saat dilihatnya sudah ada seorang
gadis asing di sana.
"nuguseyo..?" tanya Hyukjae sopan. Gadis
asing yang adalah Louise itu tak kalah terkejut. Ia begitu kelabakan dan salah
tingkah.
"aa.. Itu.. A-aku.. Aku sebenarnya.." Louise
kehabisan kata-kata karena gugup setelah tertangkap basah. Hyukjae tampak
semakin penasaran dan terus memperhatikan Louise.
"aku.. Aku sepupu Kyuhyun." Setelah
bersusahpayah memikirkannya, Louise akhirnya terus terang juga.
"ne? Sepupu? Aku tidak tahu jika ia memiliki
sepupu secantik ini.." ujar Hyukjae kemudian menutup mulutnya dengan
tangannya sendiri karena keceplosan.
"ah, ani.. Maksudku.. Aku tidak tahu kalau ia ada
sepupu yang tinggal di sini.." ujar Hyukjae lagi. Louise hanya menatap
Hyukjae bingung dan kikuk. Hyukjae-pun mendadak menjadi ikut gugup.
"apa kau kemari bersama Kyuhyun? Dimana dia? Kenapa
kau sendirian? Apa kau kebetulan juga mengenal Donghae?" tanya Hyukjae
bertubi-tubi. Louise sangat kebingungan untuk menjawabnya.
"ehm, itu.. Sebenarnya-"
Greekkk..
"Young-ah.." sapa Hyukjae saat dilihatnya
orang yang baru saja membuka pintu adalah Younghyun. Younghyun melihat Hyukjae
dan juga Louise secara bergantian. Ia mendadak merasa tak enak hati saat
mengetahui keberadaan Louise yang lebih dulu darinya. Ia merasa begitu
terlambat.
"mian. Sepertinya aku mengganggu kalian.. Kalau
begitu aku akan menunggu saja di luar.." ucap Younghyun berat, kemudian
kembali menutup pintu.
Hati Younghyun kembali berdenyut sakit. Ia terus
bertanya-tanya bagaimana Louise bisa ada di sana? Apakah Hyukjae juga mengenalnya?
Sangat tidak mungkin jika Louise datang bersama Kyuhyun. Bukankah Kyuhyun
membenci Donghae? Pikirnya. Ia tidak ingin menerima kenyataan bahwa ternyata
Louise juga menyimpan perasaan pada Donghae. Lagi-lagi ia cemburu.
Younghyun meletakkan buah-buahan bawaannya pada kursi
ruang tunggu di depan kamar rawat Donghae, lalu berniat pergi meninggalkan
rumah sakit. Ia tidak bisa menyembunyikan sakit hati dan kecemburuannya. Ia
tidak ingin jika Hyukjae maupun Louise sendiri mengetahuinya. Ia hanya tak
kuasa mengendalikan perasaannya saat itu. Ia berjalan tergesa-gesa untuk keluar
rumah sakit, namun dewi fortuna sepertinya belum berpihak padanya. Di depan
pintu masuk rumah sakit, ia justru bertemu dengan Kyuhyun dan seorang gadis
yang terlihat asing.
"Young-ah? Kenapa kau ada di sini? Apa asma-mu
kambuh lagi?" Kyuhyun terlihat begitu cemas. Ia mendekati Younghyun dan
mengusap lembut pipi gadis itu. Sedangkan Miran yang melihat itu hanya bisa terdiam
dan sesekali mengalihkan pandangannya. Berusaha menghalau rasa cemburu yang mulai
menyeruak dalam dadanya.
"K-Kyu.. A-aku..-"
"yak, Kim Younghyun!" seru seseorang yang
menginterupsi ucapan Younghyun. Hyukjae yang ternyata mengetahui niat kepergian
Younghyun, terlihat berlari kecil untuk menghampiri gadis itu.
"kenapa kau malah pergi? Bukankah kau ingin
melihat Donghae?" ujar Hyukjae polos. Mendengar itu Kyuhyun tampak heran.
Bagaimana Younghyun bisa mengenal Donghae? Pikirnya bertanya-tanya.
"Kyu? Miran? Darimana saja kalian? Apa kalian
kebetulan pergi bersama? Miran-ssi, kenapa kau tak memberitahuku?" Hyukjae
yang menyadari keberadaan Kyuhyun dan Miran spontan mengajukan beberapa
pertanyaan sekaligus menuntut penjelasan.
Mereka semua terlihat begitu bingung, heran, sekaligus
kehabisan kata-kata untuk bisa menjelaskan. Kyuhyun menatap Younghyun dan
Hyukjae secara bergantian. Hyukjae menatap Kyuhyun dan Miran. Sedangkan
Younghyun sendiri hanya bisa menunduk.
"Kalau kalian masih ada hal yang ingin
dibicarakan, silakan kalian selesaikan. Aku akan duluan melihat oppa."
Ucap Miran yang memecah keheningan dan berlalu dari hadapan mereka.
**
Miran kembali ke kamar rawat Donghae. Saat sudah
mendekati pintu ruangan itu, terlihat Louise yang keluar. Keduanya saling
bertatapan.
"Nugu?" Tanya Miran penasaran. Louise
menunduk memberi salam sebelum akhirnya menjawab.
"Mian, mungkin aku sudah lancang. Aku Louise
Park, sepupu Kyuhyun." Jelas Louise.
"Ngomong-ngomong, kalau aku boleh tahu,
sebenarnya Donghae-ssi sakit apa?" Lanjutnya lagi ingin tahu.
"Kenapa kau begitu ingin tahu? Apa kau mengenal
oppa-ku?"
"Aa.. Itu.. Ne, aku mengenalnya." Jawab
Louise lagi. Tanpa sepengetahuan mereka, Younghyun sudah menyusul dan berdiri
tak jauh dari tempat mereka mengobrol, di depan kamar rawat Donghae. Younghyun
tertegun saat tak sengaja mendengar percakapan mereka mengenai Donghae. Ia-pun
memutuskan untuk tetap mendengarkan secara diam-diam.
"Sebenarnya Donghae oppa.. Dia.. Dia menderita
kelainan jantung.." Terang Miran dengan berat hati mengucapkannya.
Younghyun yang mendengar itu sontak membekap mulutnya sendiri karena terkejut.
Dadanya sakit karena sedih dan airmatanya meluncur begitu saja tanpa aba-aba.
Louise tak kalah terkejut mengetahui fakta itu.
Di tengah kesedihan dan kekalutan mereka, Louise
menangkap sosok Younghyun yang berdiri tak jauh di belakang Miran. Ia melihat
Younghyun yang menangis dan mulai bertanya-tanya. Sejak kapan Younghyun berdiri
di sana? Apa ia menangis karena keadaan Donghae? Ada apa ini? Louise semakin
tak habis pikir.
Merasa ketahuan, Younghyun segera memalingkan wajahnya
dan berlalu mencari toilet. Namun Louise sudah lebih dulu mendapatinya. Louise
mengejar dan memanggilnya.
"Younghyun onnie!" Teriak Louise yang tidak
dihiraukan oleh sang pemilik nama. Louise-pun semakin mendekatinya dan menarik
lengan Younghyun, membuat Younghyun harus berbalik dan menatapnya.
**
Hyukjae dan Kyuhyun memutuskan untuk berbincang
sejenak di kantin rumah sakit, guna menjelaskan situasi yang tengah mereka
hadapi saat itu.
"Kenapa kau tak mengabariku? Kapan kau menemukan
Donghae hyung?" Tanya Kyuhyun.
"Yak, kau pikir aku sengaja menyembunyikan ini
semua darimu? Kau saja yang sulit sekali dihubungi, tsk!" Protes Hyukjae
tak terima.
"Kau menghubungiku? Onje? Aku tak menerima
satupun panggilan darimu, hyung.." Kyuhyun terlihat berpikir sejenak
begitu ia menyelesaikan kalimatnya.
"Tak terima apanya? Kau sudah sempat mengangkat
telponku, tapi kau tidak mengucapkan apapun dan langsung memutuskan
sambungannya begitu saja. Dasar anak tidak sopan." Mendengar itu Kyuhyun
semakin bingung. Tak lama kemudian, ia baru teringat kalau waktu itu ponselnya
tertinggal pada Louise. Itu pasti ulah Louise. Kyuhyun hanya bisa menghela
napas kasar, mendesis sebal, dan mengacak rambutnya frustasi.
"Yak, yak.. Igeo mwoya? Jangan bersikap
kekanakan. Yang penting sekarang pikirkan tentang kesembuhan Donghae. Apa kau
sudah melihatnya tadi?" Seloroh Hyukjae.
"Itu.. Aku.. Belum. Aku belum benar-benar
melihatnya. Aku hanya belum siap untuk bertemu lagi dengannya. Bagaimana kalau
dia membenciku karena aku tak menepati janjiku yang dulu..?"
"Yak, jangan bodoh! Kau pikir Donghae sepicik itu
hingga membencimu hanya karena sebuah janji kecil yang tak ditepati? Dengar,
Kyu. Donghae selama ini selalu memikirkanmu. Ia telah mengalami banyak hal
sulit selama ini. Kau tahu, eomma-nya meninggal sebelum ia pergi ke Gimhae.
Beberapa hari yang lalu appa-nya juga tewas terbunuh. Sekarang Donghae dan
Miran menjadi yatim piatu. Kasihan mereka. Selama ini harus berjuang demi
bertahan hidup.." Papar Hyukjae yang prihatin atas nasib sahabatnya.
Kyuhyun hanya mendengarkan dalam diam dan juga rasa penyesalan karena merasa
tak bisa membantu apapun.
**
"Onnie menghindariku? Wae?" Tanya Louise to
the point, saat mereka berdua sudah berada di koridor rumah sakit yang cukup
sepi saat itu.
"Menghindari? Kau bicara apa? Aku tak pernah
menghindarimu." Ungkap Younghyun bohong.
"Geojjitmaliya. Tatap aku, onnie. Kenapa kau
menghindariku? Ada sesuatu yang kau sembunyikan kan?" Cecar Louise.
Younghyun hanya terdiam.
"Apakah itu tentang Donghae?" Tanya Louise
lagi yang berhasil membuat Younghyun menatapnya.
"Jadi benar?" Louise menghela napas tak
percaya. "Onnie. Kyuhyun oppa bagaimana? Kau tak bermaksud untuk membatalkan
perjodohan kalian kan?"
Younghyun menelan ludah gugup, merasa sudah terpojok.
Ia tak bisa berkelit lagi.
"Lou, aku-"
"Apa onnie berpikir bahwa aku menyukai Donghae
juga?" Potong Louise.
"Itu..." Younghyun menggigit bibir bawahnya
ragu sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Ne. Aku memang berpikir
seperti itu. Hatiku sakit saat melihatmu begitu memperhatikannya. Tatapanmu
padanya. Semua itu sangat menunjukkan kalau kau menyukainya. Aku sudah menyukai
Donghae jauh sebelum aku dijodohkan dan aku tak bisa menghentikan perasaan ini."
"Onnie.." Louise menatap Younghyun tak
percaya. "Kuakui, aku memang sempat jatuh cinta padanya saat pertama
bertemu. Donghae pria yang tampan dan sangat lembut, siapa yang tidak jatuh
hati padanya? Tapi sungguh aku tak bermaksud apapun. Perasaanku hanya perasaan
suka sesaat saja dan aku masih bisa mengendalikannya. Jadi selama ini onnie
cemburu padaku?" Mendengar itu lagi-lagi Younghyun terdiam. Ia mendadak
merasa bodoh atas sikapnya sendiri, bahwa ia cemburu.
"Kenapa kau tak jujur pada kami? Apa kau tak
memikirkan perasaan Kyuhyun oppa?"
"Mianhae. Jeongmal mianhae. Sungguh aku tak
pernah berniat untuk menyakiti perasaannya.." Ucap Younghyun lemah.
"Louise!" Seru Miran yang terlihat
tergesa-gesa menghampiri Louise dan Younghyun. "Apa yang kalian lakukan di
sini? Cepatlah! Donghae oppa.. Donghae oppa..!" Lanjutnya lagi terbata-bata
dan terlihat kalang kabut. Mengetahui itu, merekapun segera menuju kamar rawat
Donghae untuk memastikan apa yang terjadi.
**
Sekembalinya mereka di kamar rawat Donghae, beberapa
dokter sudah berkumpul untuk memeriksa keadaannya. Donghae tiba-tiba saja
kejang. Detak jantungnya tak stabil dan semakin lemah saja. Hyukjae dan Kyuhyun
segera menyusul setelah mendapat telpon dari Miran. Mereka semua tak bisa
menyembunyikan gurat kekhawatiran dan kesedihan mereka saat itu.
Cukup lama, setelah para dokter itu memeriksa Donghae,
dokter Park mencoba menjelaskan apa yang tengah terjadi.
"Dari hasil pemeriksaan kami, keadaan Donghae
semakin memburuk. Detak jantungnya semakin melemah. Kalau sudah seperti ini,
operasi adalah jalan satu-satunya." Terang dokter Park. Mereka semua
sangat terpukul dengan kenyataan itu. Miran dan Younghyun bahkan sudah tak bisa
membendung airmata mereka. Kyuhyun yang melihat itu mulai merasa aneh. Untuk
apa Younghyun sampai menangisi Donghae seperti itu? Ada hubungan apa antara
Donghae dan dirinya? Kyuhyun mencoba menerka-nerka.
"Lakukan saja, uisanim. Apapun itu, asal Donghae
kami bisa kembali pulih." Ucap Hyukjae, membuat Miran dan yang lainnya
tertegun.
"Oppa.. Kau sudah banyak membantu kami. Jangan
persulit dirimu hanya untuk menolong kami." Sergah Miran setelah menyeka
airmatanya.
"Biar aku saja. Biar aku yang menanggung semua
biayanya. Uisanim, kumohon lakukanlah operasi itu secepat dan sebaik
mungkin." Sambung Younghyun serius. Hal itu tentu membuat Kyuhyun semakin
bingung dan heran. Karena situasi yang terlalu memusingkan baginya, Kyuhyun
sampai lupa menanyakan pada Younghyun, bagaimana ia bisa mengenal Donghae.
Tak lama setelah itu, dokter Park beranjak pergi
menyusul para dokter lainnya, untuk bisa segera menyiapkan keperluan operasi
hari itu juga. Miran segera menghambur ke dalam kamar rawat Donghae bersama
Hyukjae dan Louise. Younghyun berniat ikut masuk, namun tangan Kyuhyun sudah
lebih dulu menahannya.
"Kurasa kita perlu bicara."
**
"Kenapa kau seperti ini?" Tanya Kyuhyun.
"Apa maksudmu?"
"Kenapa kau harus begitu mempedulikannya? Sejak
kapan kau mengenal Donghae hyung? Apa sebenarnya hubungan kalian?" Cecar
Kyuhyun lagi yang menuntut penjelasan. Younghyun hanya mengernyitkan keningnya
bingung.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Bagaimana
mungkin kau datang menjenguk Donghae, padahal selama ini kau membencinya? Apa
yang membawamu kemari?" Balas Younghyun sambil menatap Kyuhyun heran.
"Membencinya? Mana mungkin aku membencinya. Lee
Donghae adalah sahabat lamaku. Hyung-ku." Ujar Kyuhyun membela diri.
Mendengar itu Younghyun semakin tak mengerti.
"Kyu.. Apa kau tahu siapa Donghae yang kau maksud
itu?"
"Tentu saja aku tahu. Dia Lee Donghae. Hyung yang
selama ini kurindukan setelah selama 12 tahun kami berpisah."
"Dia adalah pelayan restoranku yang kau pukul
beberapa waktu lalu." Sambung Younghyun menjelaskan. Kyuhyun sangat
terkejut. Jantungnya seakan berhenti berdetak, ia bahkan seperti lupa bagaimana
cara bernapas yang benar. Kyuhyun terdiam. Lidahnya kelu. Sulit untuk percaya
bahwa selama ini ia sudah menemukan 'hyung'-nya itu dan bahkan sudah
menyakitinya.
"Kyu, gwenchanayo?" Kyuhyun masih terdiam.
Airmata tiba-tiba melintas di pipinya.
"Kyu..." Younghyun terus memanggilnya, namun
sama sekali tak dihiraukan. Tak lama kemudian Kyuhyun segera berlari sekuat
tenaga. Ia berlari menuju kamar rawat Donghae untuk benar-benar memastikannya,
apakah perkataan Younghyun itu benar.
Kyuhyun membuka pintu kamar rawat Donghae dengan
kasar. Ia berjalan terhuyung-huyung seperti orang linglung dan mendekati
ranjang tempat Donghae berbaring. Miran, Hyukjae, dan Louise dibuatnya heran
sekaligus bingung.
"Hyung.." Ucap Kyuhyun lirih saat dilihatnya
bahwa 'hyung'-nya itu adalah benar pelayan di restoran Younghyun yang sempat
dibencinya.
"Hyung, mianhae.. Naega jeongmal mianhae.. Ppali
ireonabwa.." Ucapnya lagi sambil terisak. Ia merasa sangat berdosa dan
menyesal. Hyukjae yang melihat itu ikut merasa sedih dan mendekati Kyuhyun
untuk menenangkannya.
**
1 minggu berlalu. Operasi Donghae berjalan dengan baik.
Donghae bisa pulih dan diperbolehkan kembali ke rumahnya. Meskipun begitu,
Donghae tetap harus menjaga dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang berat
atau terlalu melelahkannya. Hari itu, Hyukjae mengantarkan Donghae dan Miran
kembali ke rumah mereka.
"Hyukie-ah, gomawo.." Ucap Donghae tulus
pada Hyukjae yang telah membantunya selama ini.
"Anieyo. Aku tulus membantumu, Hae. Dan aku
senang akhirnya kau bisa pulih kembali. Aku turut berduka atas kematian appa-mu.
Kuharap kalian bisa tetap bersabar dan kuat." Balas Hyukjae.
"Mian aku tidak menemanimu lebih lama. Hari ini
aku harus membantu eomma-ku mengecek toko kue kami. Besok aku akan datang
lagi." Lanjut Hyukjae sekaligus berpamitan.
"Hati-hati, oppa.. Jeongmal gomawosseoyo."
Ucap Miran sembari mengantarkan Hyukjae ke pintu depan.
Tak lama setelah itu, datang seorang gadis yang begitu
mengejutkan Donghae dan Miran. Gadis itu, Younghyun.
"Annyeonghaseyo, Donghae-ssi. Bisakah kita
bicara?" Ucap Younghyun penuh harap. Miran hanya melihat Younghyun datar,
kemudian berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman untuknya. Bagaimanapun,
Younghyun sudah ikut membantunya membiayai operasi Donghae.
"Younghyun-ssi, jeongmal gomapsumnida karena
sudah membiayai operasiku." Ucap Donghae sopan.
"Gwenchana. Kuharap setelah ini, kita bisa lebih
akrab satu sama lain. Berhenti bicara formal padaku, ara?"
"Ne?" Donghae tak mengerti maksud ucapan
Younghyun. Bagaimana mungkin ia bicara informal pada atasannya sendiri?
"Jangan melihatku sebagai atasanmu. Tapi lihatlah
aku.. Sebagai seorang wanita.." Donghae terdiam, berusaha mencerna
perkataan Younghyun.
*flashback*
Younghyun pergi menghadap appa dan eomma-nya saat itu.
Ia berniat mengatakan sesuatu yang penting, yaitu mengenai keputusannya atas
masalah perjodohannya dengan Kyuhyun.
"Appa, eomma.. Selama ini aku sudah cukup
memikirkannya. Kurasa sekarang sudah saatnya bagiku mengatakannya pada kalian."
Ucap Younghyun serius, setelah menyelesaikan makan siang mereka.
"Mwonde? Marhaebwa.." Ujar tuan Kim menunggu
putrinya berbicara.
"Aku.. Memutuskan untuk membatalkan pertunanganku
dengan Kyuhyun. Aku tidak akan melakukannya."
"Mwo?!" Pekik tuan Kim tak percaya. Nyonya
Kim hanya diam dan menatap Younghyun tak percaya.
"Mianhaeyo, appa, eomma. Aku tidak mencintai
Kyuhyun. Selama ini aku melakukannya semata-mata hanya demi bisnis appa."
Terang Younghyun lagi. Ia merasakan dadanya tiba-tiba sakit. Ia merasa sangat
bersalah dan menyesal karena sudah mempermainkan perasaan Kyuhyun dan
mengacaukan semuanya.
"Aku mencintai orang lain. Dan mungkin bagi
kalian, orang itu tidak ada apa-apanya. Tapi aku tidak akan mundur. Aku akan tetap
pada keputusan ini. Aku bahkan sudah siap jika kalian tidak bisa menerima
keputusanku. Aku tidak akan ikut campur tangan dalam urusan bisnis appa dan
eomma. Aku juga siap jika kalian akan membenci dan mengusirku dari rumah. Aku
akan hidup mandiri mulai dari sekarang dan mencari tempat tinggal
sendiri." Lanjut Younghyun lagi yang membuat tuan dan nyonya Kim
membelalak tak percaya.
PLAK!!
Tanpa sadar, tangan tuan Kim sudah tergerak untuk
menampar pipi putrinya itu.
"Yeobeo!" Pekik nyonya Kim berusaha meredam
emosi suaminya.
"Kau pikir kau bisa melakukan semua itu setelah
mencoreng nama baik keluarga kita di hadapan keluarga Cho, hah?! Ada apa
denganmu, Young-ah?!" Bentak tuan Kim, membuat Younghyun tak bisa
membendung airmatanya lagi. Younghyun pun memilih untuk bersimpuh sambil
memegangi kaki appa-nya, memohon agar orangtuanya bisa mengerti.
"Appa, jebal. Aku mohon pada kalian, mengertilah
perasaanku sedikit saja. Aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak
kucintai. Tidak apa jika kalian membenciku, aku bisa terima itu. Aku pantas
mendapatkannya. Tapi kumohon, ijinkanlah aku mencintai pria pilihanku.."
Pinta Younghyun sambil terisak dan terus memohon. Melihat itu tuan Kim sangat
bimbang. Ia tidak tahu harus bagaimana. Nyonya Kim-pun hanya bisa ikut menangis
melihat kelakuan putrinya.
*flashback end*
"Donghae-ssi. Saranghae.." Ucap Younghyun
lagi dengan tatapan lurus pada Donghae, membuktikan bahwa ucapannya bukanlah
main-main. Donghae hanya tercengang mendengar itu. Miran yang tanpa sengaja
mendengarnya dari dapur juga tak kalah terkejut.
Tanpa mereka sadari, Kyuhyun yang berniat melihat
keadaan Donghae ternyata sudah berdiri di ambang pintu dan mendengar semua ucapan
Younghyun. Kyuhyun merasakan tubuhnya seakan melemas. Hatinya sakit mengetahui
pengakuan Younghyun saat itu. Pikirannya mendadak kacau dan perasaannya menjadi
tak menentu. Hanya tinggal beberapa hari saja Kyuhyun dan Younghyun akan
bertunangan, namun Younghyun dengan tega dan mudahnya menghancurkan segala
mimpi dan harapan yang Kyuhyun miliki.
Kyuhyun memutuskan kembali ke mobilnya dan
meninggalkan rumah Donghae untuk mencari tempat yang bisa membuatnya merasa
lebih baik. Di tengah kekalutannya, ia mulai berpikir bahwa mungkin memang
inilah yang terbaik untuknya. Younghyun tidak mencintainya dan ia harus
menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Bukankah cinta tak bisa dipaksakan?
Terlebih orang yang dicintai Younghyun adalah 'hyung'nya sendiri. Ia tidak
mungkin untuk bersaing dengan 'hyung'nya. Sejak hari itu, Kyuhyun memutuskan
untuk merelakan Younghyun dan menghapus gadis itu dari hati dan pikirannya.
Meskipun menyakitkan, ia harus bisa melakukannya.
**
"Younghyun-ssi.." Donghae masih
menggantungkan jawabannya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Terlalu asik
mencuri dengar pembicaraan oppa-nya, Miran-pun sampai tidak sadar bahwa gula di
rumahnya sudah habis.
"Mianhae, oppa, onnie. Aku ada perlu keluar
sebentar untuk membeli sesuatu." Ujar Miran yang tiba-tiba muncul dan
menengahi perbincangan mereka.
"Ah, ne. Hati-hati dan cepatlah kembali."
Balas Donghae. Younghyun hanya menatap Miran lembut dan tersenyum.
Dengan sepedanya yang sudah separuh rusak itu, Miran
mengayuh dengan susah payah menuju ke minimarket terdekat. Namun sayangnya,
begitu sampai di sana ternyata minimarket itu tutup. Ia-pun terpaksa pergi ke
luar komplek untuk mencari toko lainnya di tengah kota. Sudah menjadi kebiasaan
Miran untuk tidak memperhatikan jalan ketika menyebrang. Lagi-lagi ia hampir
tertabrak oleh sebuah mobil jika saja mobil itu tidak segera mengerem. Miran
yang menyadari itu terkesiap karena kaget. Dilihatnya mobil itu dan ia merasa
sudah tidak asing lagi. Tak lama seseorang keluar dari dalam mobil itu.
"Kapan kau akan sadar untuk lebih berhati-hati
ketika menyebrang, eoh?" Ujar pria pemilik mobil itu yang ternyata adalah
Kyuhyun. Miran membelalakkan matanya dan jantungnya berdebar hebat. Entah
kenapa sejak ia mengetahui identitas Kyuhyun yang sebenarnya, ia menjadi sering
salah tingkah di hadapan pria itu.
"Oh.. M-mianhae.. Aku hanya.. Sedang
terburu-buru.." Ucap Miran terbata-bata.
"Sudahlah. Sebenarnya kau mau kemana? Biar
kuantar." Ajak Kyuhyun yang membuat Miran semakin salah tingkah.
"A-anieyo. Gwenchana. Aku hanya perlu ke
minimarket itu untuk membeli sesuatu."
"Kubilang biar kuantar. Kau ini bawel
sekali."
"La-lalu bagaimana dengan sepedaku?"
Tanpa basa-basi lagi, Kyuhyun langsung mengangkat
sepeda Miran masuk ke dalam bagasi mobilnya yang luas. Miran hanya bisa tercengang
melihatnya, seperti baru melihat sesuatu untuk pertama kalinya.
"Kajja. Kita bawa sepedamu untuk diperbaiki dulu
di bengkel, setelah itu kuantarkan ke minimarket.." Dengan debaran yang
masih memburu di dadanya, Miran hanya bisa mengangguk.
Di tengah perjalanan menuju bengkel sepeda, Kyuhyun
menemukan sebuah kafe yang bagus dan mengajak Miran untuk mampir sebentar.
"Ah, bagaimana kalau kita turun sebentar ke kafe
itu? Sepertinya itu kafe baru. Aku jadi penasaran." Ajak Kyuhyun. Miran
hanya menatap Kyuhyun dalam diam. Entah kenapa Miran merasa Kyuhyun sedikit
berbeda. Begitu bersemangat, namun juga seperti dipaksakan. Hal itu membuat
Miran teringat akan pernyataan cinta Younghyun pada oppa-nya. Apakah Kyuhyun
mengetahuinya? Pasti akan sangat menyakitkan jika Kyuhyun mengetahuinya. Begitu
pikirnya.
"Yak. Miran-ah. Kenapa bengong? Kajja! Sebentar
saja, eoh?" Ujar Kyuhyun lagi yang membuyarkan lamunan Miran.
Di dalam kafe itu, mereka masing-masing telah memesan
minuman mereka. Kyuhyun terlihat asik dengan minumannya sendiri. Ia seperti
menyimpan sesuatu dalam benaknya dan hal itu sangat kentara bagi Miran. Entah
kenapa dan bagaimana, Miran seolah ikut merasakan apa yang tengah dirasakan
Kyuhyun.
"Ada apa? Terjadi sesuatu kan? Ceritakan saja
jika kau mau. Aku akan mendengarkan dan kuharap bisa meringankannya."
Pancing Miran membuat Kyuhyun tersentak dari aktivitasnya yang memainkan
cangkir dengan pandangan kosong.
"Ah.. Anieyo.. Eobseoyo.."
"Gojjitmaliya. Aku bisa lihat semuanya dari
mata-mu.." Kyuhyun hanya mendesis sambil tertawa meremehkan.
"Tsk, kau ini. Memangnya kau ini peramal yang
bisa baca pikiran?"
"Apa itu ada hubungannya dengan Younghyun
onnie?" Tanya Miran lagi yang membuat Kyuhyun terdiam.
"Sebesar itukah perasaan cintamu padanya? Apa.. Sudah
tidak ada kesempatan lagi untukku?"
*TBC*
Wah, ini masalah cinta yang tumit ya. Bagus bagus, ff nya bagus bgt. Lanjut ya thoor
BalasHapusMakasih sayang udah mampir ke sini ^^
BalasHapusLanjutannya ditunggu yah :)