Sabtu, 17 Agustus 2013

Remember The Days - Part 6





Title :
Remember The Days - 6
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-15
Notes :
Ff ini terinspirasi dari ff lain yg berjudul "A Song For You". Dgn ide & beberapa bagian cerita yg sudah dirombak & dimodifikasi. No bash. No copy-paste. No plagiarism. Just read it & hopefully u guys amused. Jgn lupa komennya. Gomawo!


*Storyline*
"k-kau.. Mungkinkah..?" ucap Miran terbata-bata. Sepenggal ingatan mulai terbersit dalam benaknya. Kenangan masa lalunya, saat pertama kali ia menyukai seorang anak laki-laki yang tampan seperti pangeran dalam negri dongeng. Kenyataan bahwa anak laki-laki itu adalah sahabat baik oppa-nya. Ia teringat saat anak laki-laki itu memberikan sebuah gelang tali kepada oppa-nya. Ya.. Ia ingat tentang gelang tali itu. Gelang tali yang persis seperti milik oppa-nya.
"Kyuhyun. Aku Cho Kyuhyun. Kau ingat aku? Jadi benar kau Lee Miran?" ucap Kyuhyun yang membuyarkan segala pemikiran singkat Miran. Jantung Miran tiba-tiba saja berdebar hebat dan membuatnya segera mengalihkan pandangannya dari pria itu.
"mianhae." ucap Kyuhyun lagi dengan nada lebih lembut dari sebelumnya, membuat Miran tertegun namun masih terdiam.
"mian karena aku tidak bisa menepati janjiku untuk datang menemui Donghae hyung saat itu. Banyak hal telah terjadi dan appa-ku mengirimku untuk belajar di Inggris. Begitu aku kembali ke sini, aku selalu berusaha untuk bisa menemukan kalian kembali dan ternyata Hyukjae hyung sudah lebih dulu menemukan kalian." lanjut Kyuhyun menjelaskan. Miran menatap pria itu lagi dengan tatapan sendu.
"Donghae oppa.. Dia menderita kelainan jantung.." ucap Miran lirih. Kyuhyun terkejut dengan penuturan gadis itu. Ia menatap Miran tak percaya. Perasaan sedih dan menyesal bercampur menjadi satu dalam benaknya.
**

Sepeninggal Kyuhyun dari rumah sakit, Louise merasa tergerak untuk ikut melihat keadaan Donghae. Begitu ia yakin tak ada siapapun di sana, ia langsung memutuskan untuk masuk ke dalam kamar rawat Donghae.
Louise masuk dengan perlahan. Ia menatap wajah Donghae yang tengah tertidur. Sangat tampan, pikirnya. Getaran aneh kembali menelusup dadanya. Ia merasa sedih sekaligus tak terima melihat keadaan Donghae yang terbaring lemah.

Di sisi lain, Hyukjae yang saat itu tengah perjalanan menuju rumah sakit tiba-tiba mendapat panggilan telpon dari Younghyun. Dengan segera ia mengenakan earphone yang telah disambungkan dengan ponselnya.
"yoboseyo, Young-ah? Neo odisseo? Kenapa dari kemarin kau sulit sekali dihubungi?" ujar Hyukjae panjang lebar, tanpa memberikan Younghyun kesempatan untuk bicara duluan.
"mian, sunbae. Kemarin aku sedang keluar dan ponselku lowbatt. Jadi aku mematikannya. Ada apa?"
"Donghae.. Dia dirawat di rumah sakit sekarang. Appa-nya terbunuh saat mencoba menyelamatkan korban perampokan. Ia terlalu shock dan drop. Aku dalam perjalanan ke rumah sakit sekarang. Kau juga cepatlah datang." jelas Hyukjae. Younghyun begitu terkejut mendengar kabar itu. Jantungnya seakan mencelos. Lidahnya kelu dan tangannya bergetar.
"Young-ah? Kau masih di sana kan?" ucap Hyukjae lagi yang tidak dibalas oleh Younghyun. Younghyun masih berusaha menstabilkan pikiran dan perasaannya. Ia langsung kalut memikirkan Donghae yang masuk rumah sakit. Tanpa sanggup berkata-kata lagi, Younghyun langsung memutuskan sambungan telponnya dari Hyukjae. Di mobilnya, Hyukjae hanya bisa mendengus pasrah sambil menggerutu kecil.
"Kyuhyun dan Younghyun. Mereka berdua sama saja, tsk. Menutup telpon seenaknya saat aku masih bicara. Tsk, jinjja.."
**

Sesampainya Hyukjae di rumah sakit, ia langsung bergegas menuju kamar rawat Donghae. Ia terkejut saat dilihatnya sudah ada seorang gadis asing di sana.
"nuguseyo..?" tanya Hyukjae sopan. Gadis asing yang adalah Louise itu tak kalah terkejut. Ia begitu kelabakan dan salah tingkah.
"aa.. Itu.. A-aku.. Aku sebenarnya.." Louise kehabisan kata-kata karena gugup setelah tertangkap basah. Hyukjae tampak semakin penasaran dan terus memperhatikan Louise.
"aku.. Aku sepupu Kyuhyun." Setelah bersusahpayah memikirkannya, Louise akhirnya terus terang juga.
"ne? Sepupu? Aku tidak tahu jika ia memiliki sepupu secantik ini.." ujar Hyukjae kemudian menutup mulutnya dengan tangannya sendiri karena keceplosan.
"ah, ani.. Maksudku.. Aku tidak tahu kalau ia ada sepupu yang tinggal di sini.." ujar Hyukjae lagi. Louise hanya menatap Hyukjae bingung dan kikuk. Hyukjae-pun mendadak menjadi ikut gugup.
"apa kau kemari bersama Kyuhyun? Dimana dia? Kenapa kau sendirian? Apa kau kebetulan juga mengenal Donghae?" tanya Hyukjae bertubi-tubi. Louise sangat kebingungan untuk menjawabnya.
"ehm, itu.. Sebenarnya-"

Greekkk..

Ucapan Louise terpotong saat tiba-tiba terdengar suara pintu yang di buka.
"Young-ah.." sapa Hyukjae saat dilihatnya orang yang baru saja membuka pintu adalah Younghyun. Younghyun melihat Hyukjae dan juga Louise secara bergantian. Ia mendadak merasa tak enak hati saat mengetahui keberadaan Louise yang lebih dulu darinya. Ia merasa begitu terlambat.
"mian. Sepertinya aku mengganggu kalian.. Kalau begitu aku akan menunggu saja di luar.." ucap Younghyun berat, kemudian kembali menutup pintu.

Hati Younghyun kembali berdenyut sakit. Ia terus bertanya-tanya bagaimana Louise bisa ada di sana? Apakah Hyukjae juga mengenalnya? Sangat tidak mungkin jika Louise datang bersama Kyuhyun. Bukankah Kyuhyun membenci Donghae? Pikirnya. Ia tidak ingin menerima kenyataan bahwa ternyata Louise juga menyimpan perasaan pada Donghae. Lagi-lagi ia cemburu.
Younghyun meletakkan buah-buahan bawaannya pada kursi ruang tunggu di depan kamar rawat Donghae, lalu berniat pergi meninggalkan rumah sakit. Ia tidak bisa menyembunyikan sakit hati dan kecemburuannya. Ia tidak ingin jika Hyukjae maupun Louise sendiri mengetahuinya. Ia hanya tak kuasa mengendalikan perasaannya saat itu. Ia berjalan tergesa-gesa untuk keluar rumah sakit, namun dewi fortuna sepertinya belum berpihak padanya. Di depan pintu masuk rumah sakit, ia justru bertemu dengan Kyuhyun dan seorang gadis yang terlihat asing.
"Young-ah? Kenapa kau ada di sini? Apa asma-mu kambuh lagi?" Kyuhyun terlihat begitu cemas. Ia mendekati Younghyun dan mengusap lembut pipi gadis itu. Sedangkan Miran yang melihat itu hanya bisa terdiam dan sesekali mengalihkan pandangannya. Berusaha menghalau rasa cemburu yang mulai menyeruak dalam dadanya.
"K-Kyu.. A-aku..-"
"yak, Kim Younghyun!" seru seseorang yang menginterupsi ucapan Younghyun. Hyukjae yang ternyata mengetahui niat kepergian Younghyun, terlihat berlari kecil untuk menghampiri gadis itu.
"kenapa kau malah pergi? Bukankah kau ingin melihat Donghae?" ujar Hyukjae polos. Mendengar itu Kyuhyun tampak heran. Bagaimana Younghyun bisa mengenal Donghae? Pikirnya bertanya-tanya.
"Kyu? Miran? Darimana saja kalian? Apa kalian kebetulan pergi bersama? Miran-ssi, kenapa kau tak memberitahuku?" Hyukjae yang menyadari keberadaan Kyuhyun dan Miran spontan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus menuntut penjelasan.
Mereka semua terlihat begitu bingung, heran, sekaligus kehabisan kata-kata untuk bisa menjelaskan. Kyuhyun menatap Younghyun dan Hyukjae secara bergantian. Hyukjae menatap Kyuhyun dan Miran. Sedangkan Younghyun sendiri hanya bisa menunduk.
"Kalau kalian masih ada hal yang ingin dibicarakan, silakan kalian selesaikan. Aku akan duluan melihat oppa." Ucap Miran yang memecah keheningan dan berlalu dari hadapan mereka.
**

Miran kembali ke kamar rawat Donghae. Saat sudah mendekati pintu ruangan itu, terlihat Louise yang keluar. Keduanya saling bertatapan.
"Nugu?" Tanya Miran penasaran. Louise menunduk memberi salam sebelum akhirnya menjawab.
"Mian, mungkin aku sudah lancang. Aku Louise Park, sepupu Kyuhyun." Jelas Louise.
"Ngomong-ngomong, kalau aku boleh tahu, sebenarnya Donghae-ssi sakit apa?" Lanjutnya lagi ingin tahu.
"Kenapa kau begitu ingin tahu? Apa kau mengenal oppa-ku?"
"Aa.. Itu.. Ne, aku mengenalnya." Jawab Louise lagi. Tanpa sepengetahuan mereka, Younghyun sudah menyusul dan berdiri tak jauh dari tempat mereka mengobrol, di depan kamar rawat Donghae. Younghyun tertegun saat tak sengaja mendengar percakapan mereka mengenai Donghae. Ia-pun memutuskan untuk tetap mendengarkan secara diam-diam.
"Sebenarnya Donghae oppa.. Dia.. Dia menderita kelainan jantung.." Terang Miran dengan berat hati mengucapkannya. Younghyun yang mendengar itu sontak membekap mulutnya sendiri karena terkejut. Dadanya sakit karena sedih dan airmatanya meluncur begitu saja tanpa aba-aba. Louise tak kalah terkejut mengetahui fakta itu.
Di tengah kesedihan dan kekalutan mereka, Louise menangkap sosok Younghyun yang berdiri tak jauh di belakang Miran. Ia melihat Younghyun yang menangis dan mulai bertanya-tanya. Sejak kapan Younghyun berdiri di sana? Apa ia menangis karena keadaan Donghae? Ada apa ini? Louise semakin tak habis pikir.
Merasa ketahuan, Younghyun segera memalingkan wajahnya dan berlalu mencari toilet. Namun Louise sudah lebih dulu mendapatinya. Louise mengejar dan memanggilnya.
"Younghyun onnie!" Teriak Louise yang tidak dihiraukan oleh sang pemilik nama. Louise-pun semakin mendekatinya dan menarik lengan Younghyun, membuat Younghyun harus berbalik dan menatapnya.
**

Hyukjae dan Kyuhyun memutuskan untuk berbincang sejenak di kantin rumah sakit, guna menjelaskan situasi yang tengah mereka hadapi saat itu.
"Kenapa kau tak mengabariku? Kapan kau menemukan Donghae hyung?" Tanya Kyuhyun.
"Yak, kau pikir aku sengaja menyembunyikan ini semua darimu? Kau saja yang sulit sekali dihubungi, tsk!" Protes Hyukjae tak terima.
"Kau menghubungiku? Onje? Aku tak menerima satupun panggilan darimu, hyung.." Kyuhyun terlihat berpikir sejenak begitu ia menyelesaikan kalimatnya.
"Tak terima apanya? Kau sudah sempat mengangkat telponku, tapi kau tidak mengucapkan apapun dan langsung memutuskan sambungannya begitu saja. Dasar anak tidak sopan." Mendengar itu Kyuhyun semakin bingung. Tak lama kemudian, ia baru teringat kalau waktu itu ponselnya tertinggal pada Louise. Itu pasti ulah Louise. Kyuhyun hanya bisa menghela napas kasar, mendesis sebal, dan mengacak rambutnya frustasi.
"Yak, yak.. Igeo mwoya? Jangan bersikap kekanakan. Yang penting sekarang pikirkan tentang kesembuhan Donghae. Apa kau sudah melihatnya tadi?" Seloroh Hyukjae.
"Itu.. Aku.. Belum. Aku belum benar-benar melihatnya. Aku hanya belum siap untuk bertemu lagi dengannya. Bagaimana kalau dia membenciku karena aku tak menepati janjiku yang dulu..?"
"Yak, jangan bodoh! Kau pikir Donghae sepicik itu hingga membencimu hanya karena sebuah janji kecil yang tak ditepati? Dengar, Kyu. Donghae selama ini selalu memikirkanmu. Ia telah mengalami banyak hal sulit selama ini. Kau tahu, eomma-nya meninggal sebelum ia pergi ke Gimhae. Beberapa hari yang lalu appa-nya juga tewas terbunuh. Sekarang Donghae dan Miran menjadi yatim piatu. Kasihan mereka. Selama ini harus berjuang demi bertahan hidup.." Papar Hyukjae yang prihatin atas nasib sahabatnya. Kyuhyun hanya mendengarkan dalam diam dan juga rasa penyesalan karena merasa tak bisa membantu apapun.
**

"Onnie menghindariku? Wae?" Tanya Louise to the point, saat mereka berdua sudah berada di koridor rumah sakit yang cukup sepi saat itu.
"Menghindari? Kau bicara apa? Aku tak pernah menghindarimu." Ungkap Younghyun bohong.
"Geojjitmaliya. Tatap aku, onnie. Kenapa kau menghindariku? Ada sesuatu yang kau sembunyikan kan?" Cecar Louise. Younghyun hanya terdiam.
"Apakah itu tentang Donghae?" Tanya Louise lagi yang berhasil membuat Younghyun menatapnya.
"Jadi benar?" Louise menghela napas tak percaya. "Onnie. Kyuhyun oppa bagaimana? Kau tak bermaksud untuk membatalkan perjodohan kalian kan?"
Younghyun menelan ludah gugup, merasa sudah terpojok. Ia tak bisa berkelit lagi.
"Lou, aku-"
"Apa onnie berpikir bahwa aku menyukai Donghae juga?" Potong Louise.
"Itu..." Younghyun menggigit bibir bawahnya ragu sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Ne. Aku memang berpikir seperti itu. Hatiku sakit saat melihatmu begitu memperhatikannya. Tatapanmu padanya. Semua itu sangat menunjukkan kalau kau menyukainya. Aku sudah menyukai Donghae jauh sebelum aku dijodohkan dan aku tak bisa menghentikan perasaan ini."
"Onnie.." Louise menatap Younghyun tak percaya. "Kuakui, aku memang sempat jatuh cinta padanya saat pertama bertemu. Donghae pria yang tampan dan sangat lembut, siapa yang tidak jatuh hati padanya? Tapi sungguh aku tak bermaksud apapun. Perasaanku hanya perasaan suka sesaat saja dan aku masih bisa mengendalikannya. Jadi selama ini onnie cemburu padaku?" Mendengar itu lagi-lagi Younghyun terdiam. Ia mendadak merasa bodoh atas sikapnya sendiri, bahwa ia cemburu.
"Kenapa kau tak jujur pada kami? Apa kau tak memikirkan perasaan Kyuhyun oppa?"
"Mianhae. Jeongmal mianhae. Sungguh aku tak pernah berniat untuk menyakiti perasaannya.." Ucap Younghyun lemah.
"Louise!" Seru Miran yang terlihat tergesa-gesa menghampiri Louise dan Younghyun. "Apa yang kalian lakukan di sini? Cepatlah! Donghae oppa.. Donghae oppa..!" Lanjutnya lagi terbata-bata dan terlihat kalang kabut. Mengetahui itu, merekapun segera menuju kamar rawat Donghae untuk memastikan apa yang terjadi.
**

Sekembalinya mereka di kamar rawat Donghae, beberapa dokter sudah berkumpul untuk memeriksa keadaannya. Donghae tiba-tiba saja kejang. Detak jantungnya tak stabil dan semakin lemah saja. Hyukjae dan Kyuhyun segera menyusul setelah mendapat telpon dari Miran. Mereka semua tak bisa menyembunyikan gurat kekhawatiran dan kesedihan mereka saat itu.
Cukup lama, setelah para dokter itu memeriksa Donghae, dokter Park mencoba menjelaskan apa yang tengah terjadi.
"Dari hasil pemeriksaan kami, keadaan Donghae semakin memburuk. Detak jantungnya semakin melemah. Kalau sudah seperti ini, operasi adalah jalan satu-satunya." Terang dokter Park. Mereka semua sangat terpukul dengan kenyataan itu. Miran dan Younghyun bahkan sudah tak bisa membendung airmata mereka. Kyuhyun yang melihat itu mulai merasa aneh. Untuk apa Younghyun sampai menangisi Donghae seperti itu? Ada hubungan apa antara Donghae dan dirinya? Kyuhyun mencoba menerka-nerka.
"Lakukan saja, uisanim. Apapun itu, asal Donghae kami bisa kembali pulih." Ucap Hyukjae, membuat Miran dan yang lainnya tertegun.
"Oppa.. Kau sudah banyak membantu kami. Jangan persulit dirimu hanya untuk menolong kami." Sergah Miran setelah menyeka airmatanya.
"Biar aku saja. Biar aku yang menanggung semua biayanya. Uisanim, kumohon lakukanlah operasi itu secepat dan sebaik mungkin." Sambung Younghyun serius. Hal itu tentu membuat Kyuhyun semakin bingung dan heran. Karena situasi yang terlalu memusingkan baginya, Kyuhyun sampai lupa menanyakan pada Younghyun, bagaimana ia bisa mengenal Donghae.
Tak lama setelah itu, dokter Park beranjak pergi menyusul para dokter lainnya, untuk bisa segera menyiapkan keperluan operasi hari itu juga. Miran segera menghambur ke dalam kamar rawat Donghae bersama Hyukjae dan Louise. Younghyun berniat ikut masuk, namun tangan Kyuhyun sudah lebih dulu menahannya.
"Kurasa kita perlu bicara."
**

"Kenapa kau seperti ini?" Tanya Kyuhyun.
"Apa maksudmu?"
"Kenapa kau harus begitu mempedulikannya? Sejak kapan kau mengenal Donghae hyung? Apa sebenarnya hubungan kalian?" Cecar Kyuhyun lagi yang menuntut penjelasan. Younghyun hanya mengernyitkan keningnya bingung.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Bagaimana mungkin kau datang menjenguk Donghae, padahal selama ini kau membencinya? Apa yang membawamu kemari?" Balas Younghyun sambil menatap Kyuhyun heran.
"Membencinya? Mana mungkin aku membencinya. Lee Donghae adalah sahabat lamaku. Hyung-ku." Ujar Kyuhyun membela diri. Mendengar itu Younghyun semakin tak mengerti.
"Kyu.. Apa kau tahu siapa Donghae yang kau maksud itu?"
"Tentu saja aku tahu. Dia Lee Donghae. Hyung yang selama ini kurindukan setelah selama 12 tahun kami berpisah."
"Dia adalah pelayan restoranku yang kau pukul beberapa waktu lalu." Sambung Younghyun menjelaskan. Kyuhyun sangat terkejut. Jantungnya seakan berhenti berdetak, ia bahkan seperti lupa bagaimana cara bernapas yang benar. Kyuhyun terdiam. Lidahnya kelu. Sulit untuk percaya bahwa selama ini ia sudah menemukan 'hyung'-nya itu dan bahkan sudah menyakitinya.
"Kyu, gwenchanayo?" Kyuhyun masih terdiam. Airmata tiba-tiba melintas di pipinya.
"Kyu..." Younghyun terus memanggilnya, namun sama sekali tak dihiraukan. Tak lama kemudian Kyuhyun segera berlari sekuat tenaga. Ia berlari menuju kamar rawat Donghae untuk benar-benar memastikannya, apakah perkataan Younghyun itu benar.

Kyuhyun membuka pintu kamar rawat Donghae dengan kasar. Ia berjalan terhuyung-huyung seperti orang linglung dan mendekati ranjang tempat Donghae berbaring. Miran, Hyukjae, dan Louise dibuatnya heran sekaligus bingung.
"Hyung.." Ucap Kyuhyun lirih saat dilihatnya bahwa 'hyung'-nya itu adalah benar pelayan di restoran Younghyun yang sempat dibencinya.
"Hyung, mianhae.. Naega jeongmal mianhae.. Ppali ireonabwa.." Ucapnya lagi sambil terisak. Ia merasa sangat berdosa dan menyesal. Hyukjae yang melihat itu ikut merasa sedih dan mendekati Kyuhyun untuk menenangkannya.
**

1 minggu berlalu. Operasi Donghae berjalan dengan baik. Donghae bisa pulih dan diperbolehkan kembali ke rumahnya. Meskipun begitu, Donghae tetap harus menjaga dirinya untuk tidak melakukan hal-hal yang berat atau terlalu melelahkannya. Hari itu, Hyukjae mengantarkan Donghae dan Miran kembali ke rumah mereka.
"Hyukie-ah, gomawo.." Ucap Donghae tulus pada Hyukjae yang telah membantunya selama ini.
"Anieyo. Aku tulus membantumu, Hae. Dan aku senang akhirnya kau bisa pulih kembali. Aku turut berduka atas kematian appa-mu. Kuharap kalian bisa tetap bersabar dan kuat." Balas Hyukjae.
"Mian aku tidak menemanimu lebih lama. Hari ini aku harus membantu eomma-ku mengecek toko kue kami. Besok aku akan datang lagi." Lanjut Hyukjae sekaligus berpamitan.
"Hati-hati, oppa.. Jeongmal gomawosseoyo." Ucap Miran sembari mengantarkan Hyukjae ke pintu depan.

Tak lama setelah itu, datang seorang gadis yang begitu mengejutkan Donghae dan Miran. Gadis itu, Younghyun.
"Annyeonghaseyo, Donghae-ssi. Bisakah kita bicara?" Ucap Younghyun penuh harap. Miran hanya melihat Younghyun datar, kemudian berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman untuknya. Bagaimanapun, Younghyun sudah ikut membantunya membiayai operasi Donghae.

"Younghyun-ssi, jeongmal gomapsumnida karena sudah membiayai operasiku." Ucap Donghae sopan.
"Gwenchana. Kuharap setelah ini, kita bisa lebih akrab satu sama lain. Berhenti bicara formal padaku, ara?"
"Ne?" Donghae tak mengerti maksud ucapan Younghyun. Bagaimana mungkin ia bicara informal pada atasannya sendiri?
"Jangan melihatku sebagai atasanmu. Tapi lihatlah aku.. Sebagai seorang wanita.." Donghae terdiam, berusaha mencerna perkataan Younghyun.

*flashback*
Younghyun pergi menghadap appa dan eomma-nya saat itu. Ia berniat mengatakan sesuatu yang penting, yaitu mengenai keputusannya atas masalah perjodohannya dengan Kyuhyun.
"Appa, eomma.. Selama ini aku sudah cukup memikirkannya. Kurasa sekarang sudah saatnya bagiku mengatakannya pada kalian." Ucap Younghyun serius, setelah menyelesaikan makan siang mereka.
"Mwonde? Marhaebwa.." Ujar tuan Kim menunggu putrinya berbicara.
"Aku.. Memutuskan untuk membatalkan pertunanganku dengan Kyuhyun. Aku tidak akan melakukannya."
"Mwo?!" Pekik tuan Kim tak percaya. Nyonya Kim hanya diam dan menatap Younghyun tak percaya.
"Mianhaeyo, appa, eomma. Aku tidak mencintai Kyuhyun. Selama ini aku melakukannya semata-mata hanya demi bisnis appa." Terang Younghyun lagi. Ia merasakan dadanya tiba-tiba sakit. Ia merasa sangat bersalah dan menyesal karena sudah mempermainkan perasaan Kyuhyun dan mengacaukan semuanya.
"Aku mencintai orang lain. Dan mungkin bagi kalian, orang itu tidak ada apa-apanya. Tapi aku tidak akan mundur. Aku akan tetap pada keputusan ini. Aku bahkan sudah siap jika kalian tidak bisa menerima keputusanku. Aku tidak akan ikut campur tangan dalam urusan bisnis appa dan eomma. Aku juga siap jika kalian akan membenci dan mengusirku dari rumah. Aku akan hidup mandiri mulai dari sekarang dan mencari tempat tinggal sendiri." Lanjut Younghyun lagi yang membuat tuan dan nyonya Kim membelalak tak percaya.

PLAK!!

Tanpa sadar, tangan tuan Kim sudah tergerak untuk menampar pipi putrinya itu.
"Yeobeo!" Pekik nyonya Kim berusaha meredam emosi suaminya.
"Kau pikir kau bisa melakukan semua itu setelah mencoreng nama baik keluarga kita di hadapan keluarga Cho, hah?! Ada apa denganmu, Young-ah?!" Bentak tuan Kim, membuat Younghyun tak bisa membendung airmatanya lagi. Younghyun pun memilih untuk bersimpuh sambil memegangi kaki appa-nya, memohon agar orangtuanya bisa mengerti.
"Appa, jebal. Aku mohon pada kalian, mengertilah perasaanku sedikit saja. Aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak kucintai. Tidak apa jika kalian membenciku, aku bisa terima itu. Aku pantas mendapatkannya. Tapi kumohon, ijinkanlah aku mencintai pria pilihanku.." Pinta Younghyun sambil terisak dan terus memohon. Melihat itu tuan Kim sangat bimbang. Ia tidak tahu harus bagaimana. Nyonya Kim-pun hanya bisa ikut menangis melihat kelakuan putrinya.
*flashback end*

"Donghae-ssi. Saranghae.." Ucap Younghyun lagi dengan tatapan lurus pada Donghae, membuktikan bahwa ucapannya bukanlah main-main. Donghae hanya tercengang mendengar itu. Miran yang tanpa sengaja mendengarnya dari dapur juga tak kalah terkejut.
Tanpa mereka sadari, Kyuhyun yang berniat melihat keadaan Donghae ternyata sudah berdiri di ambang pintu dan mendengar semua ucapan Younghyun. Kyuhyun merasakan tubuhnya seakan melemas. Hatinya sakit mengetahui pengakuan Younghyun saat itu. Pikirannya mendadak kacau dan perasaannya menjadi tak menentu. Hanya tinggal beberapa hari saja Kyuhyun dan Younghyun akan bertunangan, namun Younghyun dengan tega dan mudahnya menghancurkan segala mimpi dan harapan yang Kyuhyun miliki.
Kyuhyun memutuskan kembali ke mobilnya dan meninggalkan rumah Donghae untuk mencari tempat yang bisa membuatnya merasa lebih baik. Di tengah kekalutannya, ia mulai berpikir bahwa mungkin memang inilah yang terbaik untuknya. Younghyun tidak mencintainya dan ia harus menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Bukankah cinta tak bisa dipaksakan? Terlebih orang yang dicintai Younghyun adalah 'hyung'nya sendiri. Ia tidak mungkin untuk bersaing dengan 'hyung'nya. Sejak hari itu, Kyuhyun memutuskan untuk merelakan Younghyun dan menghapus gadis itu dari hati dan pikirannya. Meskipun menyakitkan, ia harus bisa melakukannya.
**

"Younghyun-ssi.." Donghae masih menggantungkan jawabannya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Terlalu asik mencuri dengar pembicaraan oppa-nya, Miran-pun sampai tidak sadar bahwa gula di rumahnya sudah habis.
"Mianhae, oppa, onnie. Aku ada perlu keluar sebentar untuk membeli sesuatu." Ujar Miran yang tiba-tiba muncul dan menengahi perbincangan mereka.
"Ah, ne. Hati-hati dan cepatlah kembali." Balas Donghae. Younghyun hanya menatap Miran lembut dan tersenyum.

Dengan sepedanya yang sudah separuh rusak itu, Miran mengayuh dengan susah payah menuju ke minimarket terdekat. Namun sayangnya, begitu sampai di sana ternyata minimarket itu tutup. Ia-pun terpaksa pergi ke luar komplek untuk mencari toko lainnya di tengah kota. Sudah menjadi kebiasaan Miran untuk tidak memperhatikan jalan ketika menyebrang. Lagi-lagi ia hampir tertabrak oleh sebuah mobil jika saja mobil itu tidak segera mengerem. Miran yang menyadari itu terkesiap karena kaget. Dilihatnya mobil itu dan ia merasa sudah tidak asing lagi. Tak lama seseorang keluar dari dalam mobil itu.
"Kapan kau akan sadar untuk lebih berhati-hati ketika menyebrang, eoh?" Ujar pria pemilik mobil itu yang ternyata adalah Kyuhyun. Miran membelalakkan matanya dan jantungnya berdebar hebat. Entah kenapa sejak ia mengetahui identitas Kyuhyun yang sebenarnya, ia menjadi sering salah tingkah di hadapan pria itu.
"Oh.. M-mianhae.. Aku hanya.. Sedang terburu-buru.." Ucap Miran terbata-bata.
"Sudahlah. Sebenarnya kau mau kemana? Biar kuantar." Ajak Kyuhyun yang membuat Miran semakin salah tingkah.
"A-anieyo. Gwenchana. Aku hanya perlu ke minimarket itu untuk membeli sesuatu."
"Kubilang biar kuantar. Kau ini bawel sekali."
"La-lalu bagaimana dengan sepedaku?"
Tanpa basa-basi lagi, Kyuhyun langsung mengangkat sepeda Miran masuk ke dalam bagasi mobilnya yang luas. Miran hanya bisa tercengang melihatnya, seperti baru melihat sesuatu untuk pertama kalinya.
"Kajja. Kita bawa sepedamu untuk diperbaiki dulu di bengkel, setelah itu kuantarkan ke minimarket.." Dengan debaran yang masih memburu di dadanya, Miran hanya bisa mengangguk.

Di tengah perjalanan menuju bengkel sepeda, Kyuhyun menemukan sebuah kafe yang bagus dan mengajak Miran untuk mampir sebentar.
"Ah, bagaimana kalau kita turun sebentar ke kafe itu? Sepertinya itu kafe baru. Aku jadi penasaran." Ajak Kyuhyun. Miran hanya menatap Kyuhyun dalam diam. Entah kenapa Miran merasa Kyuhyun sedikit berbeda. Begitu bersemangat, namun juga seperti dipaksakan. Hal itu membuat Miran teringat akan pernyataan cinta Younghyun pada oppa-nya. Apakah Kyuhyun mengetahuinya? Pasti akan sangat menyakitkan jika Kyuhyun mengetahuinya. Begitu pikirnya.
"Yak. Miran-ah. Kenapa bengong? Kajja! Sebentar saja, eoh?" Ujar Kyuhyun lagi yang membuyarkan lamunan Miran.

Di dalam kafe itu, mereka masing-masing telah memesan minuman mereka. Kyuhyun terlihat asik dengan minumannya sendiri. Ia seperti menyimpan sesuatu dalam benaknya dan hal itu sangat kentara bagi Miran. Entah kenapa dan bagaimana, Miran seolah ikut merasakan apa yang tengah dirasakan Kyuhyun.
"Ada apa? Terjadi sesuatu kan? Ceritakan saja jika kau mau. Aku akan mendengarkan dan kuharap bisa meringankannya." Pancing Miran membuat Kyuhyun tersentak dari aktivitasnya yang memainkan cangkir dengan pandangan kosong.
"Ah.. Anieyo.. Eobseoyo.."
"Gojjitmaliya. Aku bisa lihat semuanya dari mata-mu.." Kyuhyun hanya mendesis sambil tertawa meremehkan.
"Tsk, kau ini. Memangnya kau ini peramal yang bisa baca pikiran?"
"Apa itu ada hubungannya dengan Younghyun onnie?" Tanya Miran lagi yang membuat Kyuhyun terdiam.
"Sebesar itukah perasaan cintamu padanya? Apa.. Sudah tidak ada kesempatan lagi untukku?"
*TBC*

2 komentar:

  1. Wah, ini masalah cinta yang tumit ya. Bagus bagus, ff nya bagus bgt. Lanjut ya thoor

    BalasHapus
  2. Makasih sayang udah mampir ke sini ^^
    Lanjutannya ditunggu yah :)

    BalasHapus