“MY LITTLE BROTHER”
(내 동생)
author : kxanoppa | genre : bro-mance, tragedy, angst | casts : luhan (exo-m) & sehun
(exo-k) | rating : pg-13 |
length : one-shot |notes :
terinspirasi dari salah satu headline news di cina belakangan ini. Semua yang
aku tulis disini hanya untuk bahan bacaan, selain hiburan juga mengandung nilai
pastinya. Tolong jangan disalah-artikan dan juga perhatikan ratingnya sebelum membaca ya. Apa yang
positif diambil, tapi yang negatif jangan ditiru atau dibawa serius. Semoga ini
bisa bermanfaat. Maaf kalo ada typo dsb. Warning
utk di part-part terakhir, karena alurnya bakal maju-mundur jadi jangan bingung
ya. Mohon saran/kritik/pendapat kalian ya. Selamat membaca!
Inspirasi lagu : Shattered – Trading Yesterday.
Disarankan untuk mendengar lagu ini saat membaca ^^
Summary : Sehun
tidak sepintar Luhan, bukan berarti ia bodoh. Sehun tidak sebaik Luhan, bukan
berarti ia jahat/buruk. Sehun tidak suka Luhan, bukan berarti ia membenci
Luhan. Sehun hanya butuh kesempatan, untuk bisa lebih menunjukkan siapa
dirinya. Apakah ia akan mendapatkan kesempatan itu?
**
PROLOGUE
Seorang pemuda tampan dengan
kulit putih pucat terlihat sedang duduk serius di meja belajarnya. Sesuatu yang
besar jelas telah terjadi padanya. Di tengah kegundahan hatinya, ia mulai
mengeluarkan secarik kertas dengan alat tulis yang siap dalam genggamannya.
Sambil terisak pedih, Sehun, pemuda itu, mulai menuangkan segala pikiran dan perasaannya
di atas secarik kertas putih. Mungkin Sehun telah melakukan kesalahan besar,
tapi ia tetap harus menentukan keputusan...
**
Sehun dan Luhan adalah 2
bersaudara. Sehun adik dan tentu saja Luhan adalah kakak. Mereka hidup di
tengah-tengah keluarga yang bisa dibilang cukup harmonis. Seharusnya memang
begitu. Namun tidak bagi Sehun. Orangtua mereka selalu membanding-bandingkan
dirinya dengan Luhan. Apapun yang Luhan lakukan pasti baik di mata orangtua
mereka. Singkat kata, Luhan lebih segala-galanya dibandingkan Sehun. Sehun
sedih. Sehun kecewa. Sejak kecil Sehun memang orang yang tertutup. Ia kesulitan
dalam menyatakan apa yang ia pikirkan atau rasakan, hingga banyak orang
menilainya dingin dan sombong. Berbeda dengan Luhan yang ramah dan murah senyum.
Ya, Luhan memang yang terbaik.
Malam itu keluarga mereka
mengadakan pesta kecil-kecilan di sela makan malam. Luhan baru saja lulus dari
kuliahnya di jurusan arsitektur. Sehun memilih untuk segera masuk ke dalam
kamarnya dan menyiapkan buku-bukunya untuk mulai mengerjakan PR, setelah ia
selesai dengan makan malamnya. Bukan berarti Sehun tidak senang Luhan lulus. Ia
hanya bosan karena Luhan terus menjadi tokoh utama bahkan ketika ia ada di
tengah-tengah mereka. Sehun merasa seperti invisible
man.
Di tengah kesibukannya memilih
buku-buku, Sehun bisa mendengar percakapan antara orangtuanya dan Luhan di
ruang tengah.