Kamis, 31 Oktober 2013

Remember The Days - Part 8





Title :
Remember The Days - 8
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship, Romance
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-17
Notes :
Annyeong chingudeul! Masih ingatkah sama ff ini? Aku harap kalian msh ingat dan msh berkenan buat ngikutin ff-ku yg satu ini :’)
Buat yg baca, smg suka ya dan jgn lupa tinggalin jejak lwt komen :B
No bash. No copy-paste. No plagiarism.



*Storyline*

Hari itu, Younghyun berencana untuk berkunjung ke rumah Donghae. Donghae telah menerima keputusan Younghyun untuk mencintainya. Hal itu tentu membuat Younghyun sangat bahagia dan melupakan masalah penyakitnya yang ia sembunyikan –meski sejenak.

*Flashback*
Malam itu, ketika Kyuhyun membawa Younghyun ke rumah sakit setelah gadis itu pingsan di kafe...

“Uisa-nim..” panggil Younghyun pada dokter yang memeriksanya, saat dokter itu hendak pergi meninggalkannya untuk menemui Kyuhyun di luar ruang UGD.
“Tolong jangan beritahu siapapun tentang penyakitku. Katakan padanya aku hanya lelah dan asma-ku kambuh, uisa.. Kumohon..” pinta Younghyun serius, membuat dokter itu keheranan.
“Musuniriya, agashi? Jadi—kau sudah tahu tentang penyakit ini? Sejak kapan? Penyakitmu sudah semakin serius. Kau harus di rawat di rumah sakit dan juga menjalani serangkaian terapi.” Ujar dokter itu tak kalah serius dengan raut wajahnya yang begitu khawatir.
“Arayo, geunyang.. Butakhi-juseyo (aku mohon padamu), uisa-nim.. Biarkan aku saja yang mengatakan ini padanya.. Aku—hanya masih belum siap untuk mengatakan padanya sekarang.. Aku berjanji untuk kembali ke rumah sakit dan menjalani terapi setelah ini..” ucap Younghyun memohon, hingga akhirnya berhasil membuat dokter itu menyerah dan mengikuti saja permintaan Younghyun. Meski pada akhirnya-pun, Younghyun sama sekali tak menepati perkataannya untuk menjalani terapi. Younghyun takut kalau terapi itu akan semakin menyakitinya. Toh, terapi juga tidak akan bisa menyembuhkannya.
Younghyun sudah cukup lama mengetahui penyakitnya, bahkan sebelum dirinya dijodohkan dengan Kyuhyun. Ia hanya terlalu takut untuk mengaku pada keluarganya dan juga Kyuhyun, karena ia tidak ingin membuat orang-orang di sekelilingnya sedih walaupun sebenarnya dirinya sendiri sangat terpukul dengan fakta mengerikan itu. Ia juga selalu berusaha terlihat kuat agar jangan sampai membuat orang lain curiga dan mengkhawatirkannya. Pertemuannya dengan Kyuhyun membuat hidupnya sedikit berubah dan Kyuhyun telah memberi warna tersendiri dalam hidup gadis itu. Tidak mencintai Kyuhyun, bukan berarti ia juga tidak membutuhkan sosok Kyuhyun. Younghyun menyayangi dan menganggap Kyuhyun seperti saudaranya sendiri. Jauh di dasar lubuk hatinya, ia sangat berterimakasih pada Kyuhyun yang selalu berusaha melindunginya.
*Flashback end*

“Annyeong..” sapa Younghyun ramah pada Miran, saat dirinya sudah sampai di depan sebuah rumah sederhana.
“Onnie? Kenapa tidak memberitahu dulu kalau mau datang? Aku belum sempat membersihkan rumah..” balas Miran terkejut akan kedatangan Younghyun. “Dan juga—Donghae oppa sedang tidak di rumah. Dia bilang dia mau mencoba melamar kerja di tempat lain karena lamarannya yang sebelumnya di tolak.” Ujar Miran lagi seraya membukakan pintu.
“Melamar kerja? Untuk apa? Bukankah seharusnya dia bisa kembali ke restoran?” tanya Younghyun heran.
“Hmm.. Itu..” Miran terlihat kebingungan. “Sebenarnya Donghae oppa sudah dipecat dari restoran, onnie.. Onnie mollaseo?” lanjut Miran lagi.
“Mwo?” Younghyun sangat terkejut dengan kabar itu. Ia tidak percaya appa-nya akan setega itu memecat Donghae dari restoran. Ia juga merasa bersalah karena alasan appa-nya memecat Donghae pasti karena dirinya. Kenapa Donghae tak jujur padanya? Pikir Younghyun.
Tanpa pikir panjang lagi, Younghyun segera mengeluarkan ponselnya dan berusaha menghubungi Donghae untuk meminta penjelasan. Miran yang masih berdiri di sana hanya bisa menatap Younghyun dalam diam.
**

Siang itu panas cukup terik, hingga membuat Donghae harus berulang kali mengusap peluh di keningnya, dalam perjalanannya menuju sasaran kerjanya yang berikutnya, yaitu sebuah kafe. Suara dentingan bel di atas pintu kafe berbunyi nyaring ketika Donghae membukanya dan masuk.
“Annyeong haseyo” sapa beberapa staf yang bertugas saat itu, menyambut kedatangan Donghae.
“Ah, permisi.. Tapi apakah aku bisa melamar pekerjaan di kafe ini?” tanya Donghae sopan pada salah satu staf yang ada di sana.
“Jwoseong-e-yo. Tapi toko ini sedang tidak membuka lowongan. Kebetulan manajer kami juga sedang tidak ada, jadi kami tidak bisa memberi keputusan.” Jawab staf itu. Donghae hanya mengangguk mengerti kemudian memutuskan untuk keluar dari kafe itu.
“Arasseo.. Gamsahamnida..” ucap Donghae kemudian pergi.

Saat sudah berdiri di depan kafe, Donghae hanya bisa mendesah. Ia bingung harus pergi kemana lagi untuk mencari pekerjaan. Tak lama ponselnya berdering.
“Yoboseyo..” jawab Donghae.
“.................”
“Aku—aku sedang di—“ Balas Donghae terbata sebelum akhirnya melanjutkan kembali. “Aku di depan kafe Platinum, di jalanan Daechi..”
“................”
“Tidak perlu.. Aku bisa menanganinya sendiri..”
Klik! Sambungan telponpun terputus. Donghae memandangi ponselnya cukup lama sebelum akhirnya menyimpannya kembali dalam saku celananya. Ia-pun melanjutkan perjalanannya demi mencari tempat yang bisa ia datangi untuk melamar pekerjaan. Saat ia hendak menyeberang, tiba-tiba sebuah mobil membunyikan klaksonnya kuat-kuat, tepat di hadapannya. Terlihat dengan jelas siapa di balik kemudi mobil itu. Seorang gadis terhormat, yang sampai kini masih sulit untuk ia percaya bahwa gadis itu telah menjadi gadisnya.
Donghae menatap lurus ke arah Younghyun, demikian pula gadis itu.

Younghyun keluar dari mobilnya dan berusaha mengajak Donghae untuk ikut bersamanya. Tak peduli jika ada banyak pengemudi mobil lain di belakangnya yang membunyikan klaksonnya membabi-buta karena kesal.
“Ppalli darawa!” seru Younghyun seraya menarik lengan Donghae. Namun Donghae tak bergeming. Sesuai percakapan mereka di ponsel sebelumnya, Donghae sangat tahu kemana gadis itu akan membawanya. Younghyun ingin membahas masalah pemecatan Donghae dengan tuan Kim –ayah Younghyun.
“Oppa!” pekik Younghyun akhirnya dengan mata berkaca-kaca. Pertama kalinya Younghyun memanggil Donghae dengan sebutan itu, membuat Donghae tertegun sejenak.
“Jangan pedulikan aku, Young. Aku bisa tangani masalahku sendiri, aku tak mau kau terlibat lebih jauh. Aku ini laki-laki. Kembalilah. Lihat sudah banyak orang yang marah karena terhalang mobilmu.” Ucap Donghae pelan, sambil melepaskan tangan Younghyun dari lengannya.
“Shireo! Aku tidak akan pergi sampai oppa ikut denganku!” Younghyun masih tidak beranjak dan terus meneriaki Donghae yang kini mulai berjalan menjauh. Donghae begitu bingung. Ia tidak tahu harus bagaimana. Di satu sisi, ia sangat membutuhkan pekerjaan. Namun di sisi lain, ia tidak ingin merepotkan orang lain apalagi jika itu adalah gadisnya. Sudah cukup gadisnya banyak berkorban untuknya.

Setelah sampai di seberang, Donghae menghentikan langkahnya, dan berbalik untuk melihat gadisnya lagi. Ia cukup terkejut saat tahu ternyata Younghyun berusaha mengikutinya. Dilihatnya gadis itu sudah berada di tengah jalan dan masih berusaha menyebrang. Terlihat sebuah mobil yang melaju kencang ke arah gadisnya, Donghae begitu panik.
“Younghyun-ah! Awas!!” teriak Donghae sejadinya dan berlari sekuat tenaga, menghentikan beberapa kendaraan yang melintas dengan paksa demi menyelamatkan Younghyun yang begitu nekad dan gegabah.

Remember The Days - Part 7





Title :
Remember The Days - 7
Author :
Kxanoppa
Genre :
Bromance, Friendship, Romance
Tags :
Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Lee Miran (OC), Kim Younghyun (OC), Louise Park (OC), tuan&nyonya Cho (OC), tuan&nyonya Kim (OC)
Length :
Chaptered
Rating :
Pg-17
Notes :
Annyeong chingudeul! Masih ingatkah sama ff ini? Aku harap kalian msh ingat dan msh berkenan buat ngikutin ff-ku yg satu ini :’) Mian krn chapter ke-7 ini memakan waktu lama, soalnya author lg sibuk-sibuknya sama tugas kuliah >.< Mian jg krn author mengganti rating-nya jadi PG-17 scr tiba-tiba, soalnya author pikir ff ini terlalu byk konfliknya, takutnya terlalu complicated dan sulit dimengerti anak-anak kecil(?)
Well, drpd banyak cingcong, nih chapter 7 kupersembahin. Buat yg baca, smg suka ya dan jgn lupa tinggalin jejak lwt komen :B
No bash. No copy-paste. No plagiarism.



*Storyline*

"Apa... Sudah tidak ada kesempatan lagi untukku?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Miran tanpa ia sadari.
"Ne?" Kyuhyun cukup terhenyak, mencoba memastikan apa yang baru saja ia dengar.
"Ah ani.. Itu.. Lupakan saja. Bukan apa-apa." Miran yang segera tersadar langsung merutuki dirinya sendiri. Merasa bodoh dan begitu lancang dengan pertanyaan non-sense semacam itu. Ia sadar bahwa dirinya dan Kyuhyun terlalu berbeda, dan kenyataan itu membuat perasaannya cukup nyeri.
"Ah.. Ara.." Balas Kyuhyun tanpa protes sedikitpun, kemudian kembali menyeruput minumannya.
"Kurang dari seminggu.. Younghyun dan aku akan bertunangan." Ucap Kyuhyun lagi memecah keheningan. Miran tertegun dengan ucapan pria itu. Mendadak dadanya kembali nyeri.
"Sebenarnya kami dijodohkan, dan Younghyun tak pernah mencintaiku. Mungkin aku terlalu naif dan egois. Menjalani cinta sepihak dan justru membuatku sakit. Tsk.." Ucap Kyuhyun dengan senyum getir. Miran hanya menatapnya sendu. Jadi selama ini Kyuhyun sudah tahu bahwa Younghyun tidak mencintainya. Tapi apakah ia tahu bahwa pria yang dicintai Younghyun adalah Donghae, oppa-nya? Miran terus bertanya-tanya dalam benaknya.
Kyuhyun kembali menatap cangkir di hadapannya dengan pandangan kosong. Merasa tak tega, Miran spontan meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya erat, mencoba memberi sedikit kekuatan.
"Mian. Aku mengerti perasaanmu. Aku tidak tahu bagaimana meringankan rasa sakit itu, tapi hanya ini yang bisa kulakukan." Ucap Miran tulus. Kyuhyun sempat menatapnya tak percaya.
"Bukankah ini lucu? Setelah sekian lama, kita dipertemukan kembali pada situasi yang kurang baik. Kita bertengkar lalu membenci satu sama lain. Sekarang setelah aku tahu yang sebenarnya, aku merasa seperti menemukan bagian dari diriku yang hilang." Ungkap Miran panjang lebar, dengan tatapannya yang mulai menerawang. Kyuhyun mengernyitkan keningnya berusaha mencerna maksud perkataan Miran.
"Aku tahu kau pria yang baik. Dan kau pantas mendapatkan gadis yang baik.. Oppa." Lanjut Miran lagi dengan sedikit penekanan di akhir kalimatnya. Kyuhyun cukup tersentuh dengan ucapan dan sebutan 'oppa' dari Miran untuknya.
"Gomawo. Sepertinya sekarang kau bukan gadis monster lagi seperti yang selama ini kupikirkan." Balas Kyuhyun dengan seringai usilnya, membuat jantung Miran kembali berdegup kencang.

**

Di rumah, Donghae masih belum bisa menentukan sikap. Sulit untuk dipercaya bahwa Younghyun, atasannya sendiri menyatakan cinta padanya.
"Mianhae. Aku tahu ini mengejutkanmu. Tapi apa yang kukatakan itu benar. Aku bersungguh-sungguh bahwa aku mencintaimu. Sejak pertama kita bertemu." Jelas Younghyun sambil tertunduk.
"Lalu bagaimana dengan orangtuamu?"
"Aku sudah mengatakannya pada appa dan eomma. Apapun yang terjadi, aku tak akan menyerah."
"Kyuhyun. Bagaimana dengannya? Bukankah kalian dijodohkan?" Younghyun terdiam. Sekelebat perasaan bersalah kembali terbersit dalam benaknya.
"Geumanhaja. Aku tidak ingin merusak hubungan yang sudah kalian jalin. Kau harus ingat bahwa aku hanya pria miskin. Tak berpendidikan. Apa yang kau suka dariku?"
"Anieyo. Aku mencintaimu apa adanya. Donghae-ssi, jebal. Aku tahu perasaan kita sebenarnya sama, iya kan?" Kali ini giliran Donghae yang terdiam. Ia masih belum yakin pada perasaannya sendiri.
"Selama ini aku diam-diam bekerja di butik temanku. Dari penghasilanku selama ini, aku sudah bisa menyewa sebuah apartemen. Aku sudah memutuskan untuk melepaskan hak warisku atas bisnis appa. Aku akan hidup mandiri, dengan apa yang menjadi pilihanku sendiri. Dan salah satunya adalah kau." Terang Younghyun dengan mata berkaca-kaca. Tangannya sudah erat menggenggam tangan Donghae. Mendengar itu Donghae begitu tersentuh.
"Younghyun-ssi..."
"Donghae-ssi.. Uri saranghaja.. Eoh? Aku tahu kau juga sama. Kau mencintaiku, iya kan?" Tanpa menunggu jawaban dari Donghae, Younghyun langsung memeluknya.