Minggu, 02 Juni 2013

You and I

Genre : Romance

Role Player :
*The readers as Lee Hye Rim
*Super Junior’s Choi Siwon as Hye Rim’s father, Mr. Choi
*Super Junior’s Kim Heechul as The teacher, Mr. Kim
*Super Junior’s Cho Kyuhyun as Hye Rim’s classmate, Kyuhyun
*Super Junior’s Eunhyuk as Hye Rim’s sunbae, Eunhyuk
*SNSD’s Yuri as Hye Rim’s sunbae, Yuri
*SNSD’s Jessica as Yuri’s mother, Mrs. Jung
*SNSD’s Sunny as Hye Rim’s sunbae, Sunny

NARRATOR :

Di sini, kamu berperan sebagai Lee Hye Rim. Seorang gadis dari keluarga yang berkecukupan. Semua keperluanmu selalu terpenuhi. Saat ini-pun kamu bersekolah di sebuah SMA elite di Seoul. Tetapi semua itu tidak menjadikanmu seorang gadis yang sombong...

SCENE :

”Hye Rim-ah~ Cepatlah sarapan..” Teriak Mr. Choi memanggil putri semata wayangnya.
”Ne, Appa.. Aku akan segera turun untuk sarapan..” Jawabmu kemudian dari dalam kamarmu.
Pagi itu sungguh pagi yang sangat cerah, dan membuatmu penuh semangat untuk memulai hari.
Selesai sarapan, kamu-pun bersiap untuk berangkat ke sekolah.
”Appa, hari ini aku berangkat sendiri saja ya..” Pinta-mu penuh harap.
”Mwo? Ani.. Aku ingin pastikan kau tetap selamat sampai sekolah. Hari ini kau tetap di antar sopir.. Atau aku tidak akan memberi-mu uang saku lagi..” Jawab Mr. Choi tegas dan tidak bisa diganggu gugat.
”Aiisshh... Appa~~ ”
Mau tidak mau, kamu-pun berangkat bersama sopir seperti biasanya.




======================================================

HYE RIM POV :

Huh. Sebal. Kapan aku bisa mandiri kalau begini terus? Aku kan juga ingin bisa seperti anak-anak yang lain, yang bisa berangkat sekolah bersama teman-teman. Yang benar saja, jarak dari rumahku ke sekolah bahkan tidak sampai memakan waktu 15 menit jika aku berjalan kaki. Kenapa aku harus di antar sopir segala?
Appa benar-benar over-protective. Pikirku kesal.
Tak lama setelah itu, mobilku-pun tiba di area sekolah.
”Sudah, Pak.. Tidak usah diparkir. Aku turun di sini saja..” Kata-ku dengan perasaan yang masih kesal.
”Tapi Nona.. Mr. Choi memerintahku untuk memarkir mobil dulu baru Nona boleh turun..” Jawab Pak sopir kebingungan.
“Ahh.. Sudahlah.. Toh appa tidak tau kalau aku turun di sini. Bapak pulang saja..” Jawabku seraya keluar dari mobil.
”Haiisshh... Benar-benar menyebalkan.” Kata-ku sambil terus berjalan menyusuri lapangan upacara yang sangat besar dan membuatku benar-benar kelelahan.
”Hye Rim-ah~~ ” Panggil seseorang di belakang-ku tiba-tiba.
”Ahh.. Eunhyuk Oppa..” Balasku.
”Apa kabarmu hari ini?” Tanya-nya sambil tersenyum.
”Aku baik. Oppa bagaimana?” Kata-ku kemudian.
”Oh, baguslah.. Aku juga baik.. Hehehe...” Jawabnya dengan tawa yang khas. Kami-pun berjalan bersama menuju ke kelas kami masing-masing.

Eunhyuk Oppa adalah sunbae-ku di sekolah ini. Dia sangat baik dan murah senyum. Kami menjadi akrab semenjak hari pertama aku masuk di sekolah ini. Sangat senang bisa berteman dengannya, mengingat dia yang cukup populer di sini. Bagaimana tidak? Dia sangat pandai menari, dan telah memenangkan banyak kompetisi baik di dalam maupun di luar sekolah.



[Jam istirahat sekolah...]

”Ya~!! Hye Rim..!!!” Teriak seseorang yang memanggilku sembari masuk ke kelasku dan tampak sangat marah.
”Ahh.. Yuri Onnie... Ada apa lagi?” Tanya-ku datar dengan ekspresi meremehkan.
”Mwo?? Ada apa lagi kata-mu???? Hah~ Lucu sekali.. Berhentilah memasang tampang seperti itu..!!” Balasnya.
”Sudahlah, Onnie... Kau terlalu berlebihan.. Aku dan dia hanya berteman.” Kata-ku sambil membereskan buku-buku-ku yang berserakan di meja.
”Mwo?? Chingu? Kau kira aku bodoh, hah?!” Kata-nya kesal.
Dia kemudian membuang semua buku-buku yang sudah aku susun rapi di meja. ”Bruakk..”
”Onnie..!!!” Tanpa sengaja aku langsung membentaknya, dan membuat semua anak di kelasku menoleh ke arahku.
”Kau....” Yuri Onnie membelalakkan kedua mata-nya seolah tampak sangat terkejut. Dia-pun langsung pergi meninggalkan kelasku.
Tepat saat Yuri Onnie keluar dari kelasku, Eunhyuk Oppa datang, dan mereka-pun sempat bertatapan untuk beberapa saat.
”Hye Rim-ah.. Apa yang terjadi??” Tanya Eunhyuk Oppa cemas.
”Aniya, Oppa.. Bukan apa-apa kok.” Jawabku sambil mengambil buku-buku-ku yang berserakan di lantai.
Eunhyuk Oppa yang melihatku sibuk memungut buku, akhirnya membantu-ku.
Dia mulai membungkukkan badannya, mengambilkan beberapa buku-ku yang jatuh, dan kemudian memegang tanganku. Aku benar-benar terkejut.
” Apa gara-gara Yuri lagi?” Tanya-nya pelan dan penuh rasa kuatir.
”Ehm.. Ahh... Oppa.. Kau tidak perlu kuatir. Aku tidak apa. Tadi aku yang menjatuhkan ini semua tanpa sengaja.” Jawabku gugup sambil menarik tanganku keluar dari pegangannya dan kemudian berdiri.
”Benarkah? Baiklah kalau begitu.” Kata-nya sembari berdiri menegakkan badannya dan menyerahkan buku-ku.
”Gomawo, Oppa... Mian jadi merepotkan.” Kata-ku dengan kepala tertunduk.
”Ne. Gwenchana.. Aku senang bisa membantu-mu. Kupikir waktu istirahat masih banyak. Ayo kita makan..” Ajaknya.
”Ahh.. Aku tidak lapar. Oppa saja yang makan. Aku di sini saja..” Jawabku singkat lalu menggelengkan kepala tanda tak setuju.
”Ayolah..” Eunhyuk Oppa-pun langsung menarik tanganku untuk ikut bersamanya.
Apa boleh buat. Akhirnya aku ikut menemaninya makan.
”Kau benar tidak makan, Hye Rim-ah?” Tanya Eunhyuk Oppa pada-ku.
”Aniya, Oppa. Aku tidak lapar..” Begitu selesai aku menjawab, tiba-tiba saja perutku berbunyi. ”Kruyukk.. Kruyukk..”
”Nahh... Apanya yang tidak lapar? Kau bohong ya? Hahaha.. Sudahlah, makan saja. Aku yang traktir.” Kata-nya sambil tertawa.
Aduh, kenapa mesti di saat seperti ini perutku bunyi? Memalukan sekali. Pikirku. Akhirnya aku menuruti dan menerima traktiran-nya.

======================================================

YURI POV :

Huh. Menyebalkan sekali kutu jelek itu. Bisa-bisa-nya dia makan berdua dengan Eunhyuk-ssi. Dia belum tau siapa aku. Biar aku tunjukkan siapa aku sebenarnya nanti. Biar dia tau rasa. Pikirku kesal dari balik dinding kantin sekolah. Aku memutuskan untuk menyingkirkan perempuan sok baik itu. Bukan ”menyingkirkan” dalam artian ”membunuh” sih. Aku hanya ingin membuatnya jera dan tidak mendekati Eunhyuk-ssi lagi. Eunhyuk-ssi itu hanya buat aku. Bukan buat perempuan kecil yang tidak tau apa-apa seperti Hye Rim! Dia bahkan tidak pantas untuk bisa berteman dengan Eunhyuk-ssi.
”Yuri-ah..” Tiba-tiba saja Sunny datang dan memergoki-ku.
”Ah.. Oh.. Ada apa, Sunny? Kau mengagetkanku saja.” Kata-ku kaget.
”Kau sedang apa di sini? Kau memata-matai anak itu lagi? Aiisshh... Dasar kau ini...” Balas Sunny.
”Ya~!! Kenapa kau bilang seperti itu? Bukankah kau sahabat baikku? Mengertilah sedikit tentang perasaanku... Kau ini....” Gerutu-ku.
”Haha.. Baiklah, baik.. Apa kau sudah punya rencana untuk sekedar memberinya peringatan?” Kata Sunny.
”Sepertinya.. Otakku memang sudah penuh dengan rencana... Mohon bantuanmu ya.. Haha...” Jawabku.

=============================================================


[Pulang sekolah...]

Bagus. Sudah saatnya pulang sekolah. Sekolah sebentar lagi pasti sepi. Pikirku. Saat yang tepat untuk menghajar Hye Rim.
Dalam beberapa menit saja, sekolah sudah benar-benar sepi. Aku dan Sunny bersiap untuk mencegat Hye Rim di tempat yang biasa ia lewati saat akan pulang.

”Kau yakin tidak mau ku antar sampai tempat parkir?” Tanya Eunhyuk.
”Tidak usah, Oppa. Aku sendiri saja. Oppa hati-hati ya..” Balas Hye Rim.

Bagus sekali. Akhirnya dia sendirian. Begitu Hye Rim sampai di tempat kami mencegatnya, kami langsung menghadangnya.
”Ya~! Hye Rim!! Kau pikir kau bisa pergi begitu saja, hah?” Tanya-ku sambil berkacak pinggang di depannya.
”Haha.. Jangan katakan kau akan menelpon papa-mu yang sok sibuk itu untuk mengusir kami...” Kata Sunny kemudian.
”Yuri Onnie, Sunny Onnie... Apa yang akan kalian lakukan? Apa ini tentang Eunhyuk Oppa lagi?” Tanya Hye Rim ketakutan.
”Ya~!! Sampai kapan kau mau berpura-pura tidak tau, hah?! Eunhyuk Oppa? Apa itu? Apa kalian sebegitu akrab-kah? Kurang ajar sekali kau... Dasar anak tidak berguna..!!” Kata-ku kesal dan kemudian menampar pipi-nya. ”Plakk...!!”
Hye Rim-pun terjatuh dan terus memegangi pipi-nya.
”Kenapa? Apa kau mau menangis? Menangislah selagi kau masih bisa menangis..!” Kata Sunny.
”Onnie, hentikan! Aku mohon.. Aku sama sekali tidak berniat merebutnya dari-mu. Kami hanya teman.” Kata Hye Rim sambil menahan tangis.
”Aiisshhh... Aku sudah lelah mendengar jawaban semacam itu. Kau bilang teman, hah? Berhentilah membodohi aku! Aku lihat kalian sangat akrab. Bagiku itu lebih dari sekedar teman!!” Jawab-ku marah.
Aku dan Sunny berusaha untuk terus mengganggu-nya. Aku merebut tas-nya, kemudian menumpahkan semua isi-nya ke tanah.
Sunny menendang semua buku Hye Rim, dan menginjaknya hingga ada yang sampai robek.
”Onnie, hentikan! Hentikan, aku mohon...!” Teriak Hye Rim memohon pada kami untuk menghentikan aksi kami.
Puas sekali rasanya bisa melihat Hye Rim menangis dan menderita seperti ini. Setelah melihatnya benar-benar menderita, kami-pun memutuskan untuk pergi meninggalkannya di sana.
”Rasakan itu..!! Kalau kau tidak mau mengalami yang lebih parah dari ini, jauhi Eunhyuk-ssi mulai sekarang!!” Bentakku sembari berjalan meninggalkannya menangis di sana.
”Dengar itu.. Kalau kau masih melawan Yuri, matilah kau..” Kata Sunny yang kemudian menyusulku.


 
================================================================
HYE RIM POV :

Aku tidak tau harus bilang apa pada Appa. Dia pasti sangat marah melihat keadaanku yang berantakan seperti ini. Semua buku pelajaranku juga rusak. Bagaimana ini.. Aku tidak berani pulang. Tapi Appa pasti mencariku. Pikirku kebingungan sambil terus menangis. Aku-pun berusaha bangkit dan mulai membereskan semua buku dan barang-barangku yang berceceran di tanah. Setelah semua kubereskan dan kubersihkan, aku mulai melangkahkan kaki-ku menuju ke tempat parkir, dimana Pak sopir biasa menjemputku.
Belum jauh aku berjalan, tiba-tiba seseorang memanggilku.

”Ya~ Apa ini milikmu?”
Aku-pun langsung melihat ke arah orang itu. Ternyata seorang laki-laki. Sepertinya aku tidak pernah melihatnya di sekolah ini sebelumnya. Siapa dia? Pikirku heran.
”Ahh.. Ne.. Sepertinya itu memang punya-ku.. Gomawo.” Jawabku seraya mengambil barang itu dari tangannya.
”Kau kenapa?” Tanya-nya lagi. Aku tidak tau harus menjawab apa. Aku takut kalau dia mengira aku baru saja berkelahi. Itu lucu sekali.
”Aku.. Aku tadi tersandung dan jatuh. Aku kurang hati-hati saja.” Jawabku kebingungan dan berniat untuk kabur. Tapi niat itu gagal saat dia melanjutkan kata-kata-nya lagi.
”Ohh.. Cara jatuh yang menarik..”
Apa-apaan orang ini.. Aneh sekali. Aku harus cepat-cepat pergi dari sini.
Akhirnya aku berusaha untuk menghentikan pembicaraan kami, dan bergegas ke tempat parkir untuk segera pulang.



[Di rumah...]

”Hye Rim.. Hye Rim... Apa kau sudah pulang?”
Gawat. Sepertinya Appa memanggilku. Bagaimana ini? Seragamku kotor begini.
”Ne, Appa.. Aku mau ganti baju dulu..” Kata-ku mencoba menghindar.
”Baiklah. Setelah itu makanlah bersama kami.” Lanjut Appa dari ruang tengah yang sedang menonton TV bersama dengan Omma.

Syukurlah, aku tidak ketahuan. Pikirku lega sembari menghela napas.
Setelah selesai berganti pakaian, aku langsung menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama Appa dan Omma, kemudian langsung memperbaiki buku-buku-ku yang rusak.



======================================================

Keesokan harinya, kamu dikejutkan oleh pernyataan guru-mu bahwa ada seorang murid baru yang akan masuk di kelasmu. Dia baru saja pindah dari Amerika.
”Dengar, anak-anak! Hari ini kita akan kedatangan murid baru, pindahan dari Amerika.” Kata Mr. Kim sambil mempersilahkan anak itu masuk.
Kamu sangat kaget begitu tau bahwa anak itu adalah laki-laki yang kamu temui kemarin.
“Hi. My name is Cho Kyuhyun. Aku baru saja pindah dari Amerika karena pekerjaan ayahku. Aku harap kita bisa menjadi teman yang baik. Nice to meet you!”
Semua yang mendengarkan perkenalan diri-nya sangat terkagum-kagum dengan bahasa Inggris Kyuhyun yang sangat baik. Bahkan sebagian besar dari murid perempuan yang ada di kelasku langsung jatuh cinta dibuatnya.
”Wow!! Bahasa Inggrismu baik sekali ya. Benar-benar dari Amerika! Hahaha...” Kata Mr. Kim yang juga kagum dibuatnya.
”Ahh.. Itu berlebihan, Mr. Kim. Sekarang, dimana aku bisa duduk?” Tanya Kyuhyun sopan.
”Ohh.. Aku hampir lupa. Baiklah, kau bisa duduk di samping Hye Rim. Bangku itu tampaknya kosong.” Jawab Mr. Kim santai.
Kamu terkejut mendengar hal itu. Tapi apa boleh buat. Kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Kyuhyun berjalan menuju bangku di sebelahmu dan duduk manis di sana.

”Kau...” Kata-mu heran sambil memandangi Kyuhyun.
”Yeah. Kau juga. Tak ku sangka, kita akhirnya menjadi teman sekelas.” Balasnya dengan senyum termanis yang belum pernah kamu lihat sebelumnya.
”A.. Apa..? Pantas saja kemarin kau ada di sini.” Kata-mu gugup.
”By the way, aku belum tau nama-mu.. Siapa nama-mu?” Tanya Kyuhyun lagi sambil mengedipkan mata-nya dan membuatmu semakin gugup.
”A.. Apa? Aku tidak mengerti..”
”Nama-mu..” Lanjutnya.



”Ohh... A.. Aku.. Aku...” Belum selesai kamu mengatakan nama-mu, tiba-tiba Mr. Kim melemparmu dengan kapur dari depan kelas. ”Pletakk..!!”
Kapur itu tepat mengenai kepala-mu.
”Auww...” Rintihmu menahan sakit.
”Ya~!! Hye Rim!!!!!!! Perhatikan aku sekarang. Jangan ribut saja!!!” Kata Mr. Kim dengan lantangnya.
”Mi.. Mian, Mr. Kim..” Jawabmu sambil terus memegangi kepala.
“Ohh... Hye Rim.. Nama yang bagus..” Kata Kyuhyun lagi sambil tersenyum.



======================================================

EUNHYUK POV :



Huwahh..!! Aku ngantuk sekali. Pelajaran hari ini sangat membosankan. Ahh.. Mumpung sekarang lagi jam kosong, aku SMS Hye Rim saja.
Aku-pun mulai mengirimkan pesan ke nomor Hye Rim.

”Hye Rim.. Jam kosong sekarang. Kau sedang apa?”

3 menit kemudian handphone-ku bergetar. Ini pasti Hye Rim.

”Ahh, Oppa.. Aku tidak bisa SMS sekarang. Mr. Kim akan menghajarku..”

Aiisshh... Menyebalkan sekali. Kenapa harus Mr. Kim yang mengajar di kelasnya? Pikirku kesal.
”Eunhyuk-ssi..” Seseorang tiba-tiba memanggilku.
”Yuri?” Kata-ku datar.
”Kapan kau akan mengajariku menari?” Tanya Yuri.
”Apa?”
”Menari. Kau pernah bilang akan mengajariku.”
”Benarkah? Aku tidak ingat..” Balasku tanpa memandangnya sama sekali.
”Eunhyuk-ssi...”
Sepertinya jurus cuek-ku ini manjur. Yuri tampak kesal sekarang. Sebentar lagi dia pasti akan pergi.
”Baiklah. Aku bisa belajar sendiri kok. Lihat saja, aku akan buktikan kalau aku lebih hebat dari bocah sialan itu!” Kata Yuri tampak sangat marah.
”Apa? Siapa yang kau maksud dengan bocah sialan??” Tanya-ku geram.
”Siapa lagi kalau bukan Hye Rim bodoh itu..!” Kata Yuri santai.
”Apa??” Aku sangat marah mendengarnya.
”Kalau saja kau laki-laki, aku pasti sudah menghajarmu sekarang!!” Lanjutku sambil mengepalkan kedua tanganku.
”Kenapa? Kenapa kau semarah ini? Apa kau menyukainya, hah??” Tanya Yuri kemudian.
”Hah? A.. Aku.. Aku.. Bukan urusanmu!” Jawabku kebingungan.
Entah mengapa, perasaanku menjadi kacau saat Yuri menanyakan hal itu. Apa mungkin perkataan Yuri itu benar. Bahwa aku menyukai Hye Rim.
”Apa sih istimewanya bocah seperti dia?” Tanya Yuri lagi.
“Kau.. Dia bukan bocah. Dia bahkan lebih baik dari-mu! Sekarang pergi dan jangan dekati aku lagi..!” Balasku tak terima mendengar perkataan Yuri.
”Mwo?? Huh!” Yuri dengan kesal akhirnya kembali ke bangku-nya.
Tampak di sana, Sunny mencoba menghiburnya. Huh. Biarkan saja. Perempuan licik seperti dia memang sudah sepantasnya diperlakukan kasar.



Tak lama setelah itu, bel istirahat berbunyi. Akhirnya jam istirahat datang juga. Aku tidak sabar ingin menghampiri Hye Rim di kelasnya. Saat sampai di depan kelasnya, aku mendapatinya sedang membereskan barang-barangnya.
”Hye Rim-ah..!” Panggilku kencang sambil melambaikan tanganku.
”Eunhyuk Oppa..” Sahutnya sambil menoleh ke arahku.
Aku masuk ke dalam kelasnya dan berniat membantu membereskan buku-buku-nya. Tapi aku terkejut begitu melihat buku-buku pelajaran Hye Rim yang rusak. Halaman depannya tampak sangat kusut. Bahkan ada beberapa halaman isi-nya yang terlepas.
”Hye Rim-ah.. Buku-mu ini kenapa? Kenapa banyak isolasi di sini? Buku-mu kacau sekali..” Tanya-ku heran.
”Ahh.. Gwenchana, Oppa. Kemarin aku terjatuh sewaktu pulang sekolah. Aku memang tidak hati-hati, jadi-nya ya seperti ini..” Balasnya seolah sedang menutupi sesuatu.
”Mana mungkin kamu jatuh sampai seperti ini? Tapi kamu tidak terluka kan?” Tanya-ku lagi.
”Aniya, Oppa. Sudahlah, Oppa tidak perlu mencemaskan aku. Aku ini perempuan yang kuat. Hahaha... Aku sedang sibuk. Sebaiknya Oppa makan duluan saja.” Jawabnya sambil mendorongku keluar dari kelasnya.
”Tapi.. Hye Rim...”
”Sudahlah.. Sekarang Oppa istirahat duluan saja..”
Karena memang itu mau-nya, akhirnya aku menurut saja. Tapi aku masih penasaran, kenapa semua buku-nya bisa robek seperti itu. Aneh.
Ahh. Sudahlah. Tapi aku juga kecewa sih, tidak bisa istirahat bersama Hye Rim hari ini. Haiisshh... Benar-benar hari yang menyebalkan. Pikirku kesal sambil terus berjalan.

======================================================

HYE RIM POV :

Syukurlah. Aku tidak ketahuan. Aku tidak bisa bayangkan apa yang akan Eunhyuk Oppa lakukan jika aku memberitahukan masalah ini pada-nya. Nyawa-ku juga pasti akan sangat terancam. Mulai sekarang aku tidak bisa dekat-dekat dengan Eunhyuk Oppa lagi. Aku takut kalau Yuri Onnie dan Sunny Onnie memarahiku lagi. Ohh.. Bagaimana ini.. Kenapa jadi rumit begini.. Gumamku kebingungan.
”Ya~ Hye Rim.. Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Kyuhyun mengagetkanku sekaligus memecah konsentrasi-ku.
”Ahh.. Ne? Aku.. Tidak ada.. Hanya melamun saja..” Jawabku singkat.
Dasar dia ini. Mengagetkan aku saja. Tiba-tiba muncul di hadapanku dengan senyumnya yang sok manis itu. Tapi... Memang manis sih. Ahh, aku tidak boleh berpikir seperti itu. Tidak boleh.. Aiisshh... Kenapa dia harus masuk di kelas yang sama denganku sih.. Pikirku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku dan menepuk-nepuk pipi-ku.
”Ya~ Kau ini kenapa sih? Dari tadi kuperhatikan kau seperti sedang ada masalah.. Ada yang bisa ku bantu?” Tanya-nya lagi.
”Ehm... Itu... Aku.. Sedang bingung memikirkan nilai-ku yang merosot.. Aku harus meningkatkannya lagi dalam ujian yang akan datang.. Ya.. Seperti itu..” Jawabku dengan tawa yang terkesan memaksa.
”Oh, begitu? Aku bisa membantu-mu. Pelajaran apa yang kau tidak bisa? Biar aku yang menemani-mu belajar.” Kata-nya sopan.
”Ne?” Responku terkaget-kaget begitu mendengar ucapannya.
”Bagaimana? Kau mau kan?”
”A.. Aku.. Aku... Ba.. Baiklah.. Gomawoyo sudah mau membantu..” Jawabku terbata-bata.
”Cheonmaneyo, Hye Rim.. Kalau begitu, besok kita ketemuan di taman dekat sekolah jam 4 sore ya..” Ajaknya ramah.
Oh My God. Apa yang barusan dia bilang tadi? Kenapa rasanya seperti mau kencan ya? Tidakk.. Apa yang aku lakukan... Bodoh sekali.. Bodoh...
Bagaimana ini? Aku jadi berdebar-debar memikirkannya. Kenapa perasaanku jadi tak karuan begini ya...

Jam istirahat-pun selesai. Kami kembali mengikuti pelajaran bersama Mr. Kim. Tapi entah kenapa, kata-kata Kyuhyun begitu terngiang-ngiang di kepalaku. Aku jadi tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Oh, tidak.. Mr. Kim pasti akan membunuhku.
Tapi aku tidak bisa menghentikan lamunanku. Senyumnya yang manis masih melekat dalam ingatanku. Aku memikirkannya sambil terus menatap ke jendela. Rasanya hatiku sedang berbunga-bunga.
”Bruakk...!!!” Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras dari meja-ku.
”Baiklah, Nona Hye Rim... Sudah cukup melamunnya! Sekarang cepat kau kerjakan soal di papan!!!” Teriak Mr. Kim tepat di depan wajahku.
Astaga... Aku kaget sekali, sampai-sampai jantung ini mau copot. Mana semua anak yang ada di kelas memperhatikan aku. Aku malu sekali.
”Mi.. Mianhae, Mr. Kim.. Aku akan mengerjakannya..” Sahutku terbata-bata saking takutnya melihat tampang Mr. Kim yang abstrak di mata-ku.
Baiklah. Sekarang bagaimana aku bisa mengerjakan ini?? Aku benci matematika.. Soal ini bukan level-ku.. Oh, tidak.. Aku benar-benar mempermalukan diri-ku hari ini.. Pikirku kebingungan sambil terus berjalan menuju papan.
Sepertinya sudah hampir 5 menit aku berdiri di sini dan soal itu belum aku jawab sama sekali. Kali ini aku benar-benar pasrah. Aku tidak tau apa yang akan Mr. Kim lakukan kalau tau aku tidak bisa mengerjakan soal ini.
Aku-pun mulai menangis di depan kelas. Kapur yang aku pegang mulai terasa basah terkena tetesannya. Bagaimana ini...
”Mr. Kim.. Sepertinya ada yang salah dengan soal di papan..” Kata Kyuhyun tiba-tiba memecah keheningan.
”Mwo? Benarkah? Jelaskan pada-ku mana yang salah..” Balas Mr. Kim.
”Aku tidak tau pastinya, tapi akan lebih baik jika aku yang mengerjakannya..” Kata Kyuhyun seolah berniat membebaskan aku dari penderitaan ini.
”Ohh.. Baiklah kalau begitu.. Kerjakan sekarang..” Jawab Mr. Kim santai.
Kyuhyun akhirnya menyusulku ke depan kelas.
”Hye Rim.. Biar aku saja yang kerjakan..” Bisiknya lembut di telingaku dengan senyum manisnya.
Aku tidak tau harus berkata apa. Aku hanya membalas senyumannya sebagai tanda terima kasih. Tiba-tiba saja perasaanku menjadi aneh. Tak karuan seperti mau meledak saja. Jantungku berdebar kencang. Ada apa ini?
Aku pikir perasaanku selalu aneh saat Kyuhyun menatapku. Kenapa ya..

 
[Pulang sekolah...]

”Hye Rim-ah...~ ” Panggil Eunhyuk yang tampak terengah-engah karena mengejarmu.
”Oppa.. Ada apa?” Tanya-mu kemudian.
”Besok kau ada acara tidak?”
”Besok?”
”Ne.. Hari Sabtu besok aku akan ikut audisi dance di Star Dance Academy. Aku ingin kau datang dan melihatku..” Ajak Eunhyuk penuh harap.
”Aku...” Saat kamu mau menjawab, tiba-tiba kamu melihat Yuri sedang mengamati kalian berdua. Kamu-pun teringat akan peringatan dan ancaman Yuri beberapa waktu lalu.
”Mianhae, Oppa.. Aku ada perlu sekarang.. Sampai jumpa.” Kata-mu mencoba menghindar dari-nya.
”Hye Rim.. Kau belum jawab pertanyaanku.. Ya~” Balasnya sambil terus mengikutimu.
Kamu terus melangkahkan kaki-mu menjauh dari Eunhyuk.
”Kutunggu kau besok di Star Academy jam 4 sore...!” Teriaknya kencang dari tempatnya berdiri yang membuatmu menjadi sangat terkejut.
Apa? Jam 4? Tidak. Kenapa harus di waktu yang sama dengan janjiku pada Kyuhyun? Aku harus bagaimana sekarang.. Pikirmu kebingungan sambil terus berjalan meninggalkan Eunhyuk.



======================================================

EUNHYUK POV :

Tak terasa sekarang sudah hari Sabtu. Sore ini audisi dance akan di mulai. Aku sangat gugup, tapi juga sangat senang. Ini adalah impian terbesarku sejak aku masuk SMA. Aku harap aku bisa berikan penampilan terbaik, dan bisa di terima di Star Academy.
Ahh, ada satu hal lagi. Aku harap Hye Rim bisa datang hari ini untuk memberiku semangat. Aku pasti akan merasa kurang kalau Hye Rim tidak ada. Sepertinya aku baru sadar kalau aku menyukai Hye Rim. Bagaimana-pun, aku harus katakan ini pada-nya.
Baiklah, malam ini, setelah audisi-ku selesai, aku akan mengungkapkan perasaanku pada-nya.

======================================================

HYE RIM POV :

Ahh.. Gawat sudah jam 4! Kyuhyun pasti sudah menunggu-ku. Aku harus bergegas. Pikirku sambil terburu-buru.
”Hye Rim-ah.. Kau mau kemana?” Tanya Appa mengagetkanku.
”Aku ada janji dengan teman, Appa.” Jawabku singkat.
”Laki-laki atau perempuan?” Tanya-nya lagi.
Aiisshh.. Kenapa sih Appa selalu tanya seperti ini setiap kali aku mau keluar.. Apa salahnya jika aku ada janji dengan teman laki-laki?
”Laki-laki, Appa. Kami hanya akan belajar bersama.” Jawabku kesal.
”Siapa nama-nya? Kalian akan belajar dimana?”
Appa terus saja menyerangku dengan sederet pertanyaan-nya itu. Karena takut terlambat, aku-pun bergegas menuju ke taman depan sekolah. Pertanyaan Appa tidak aku hiraukan.
”Ya~ Hye Rim..!” Teriak Appa memanggilku yang langsung aku tinggal pergi begitu saja.

[Di taman...]

Ahh.. Akhirnya sampai juga di taman. Aku lelah sekali setelah berlari. Aku melihat Kyuhyun sudah menungguku di sana. Dengan setelan kemeja biru dan celana putihnya yang rapi. Wahh.. Dia benar-benar sangat tampan. Seperti pangeran yang ada dalam cerita dongeng. Aku-pun cepat-cepat merapikan pakaianku dan juga rambutku yang berantakan setelah berlari dari rumah. Aku tidak yakin apa aku harus menemuinya. Aku sangat gugup. Jantungku berdebar sangat cepat. Oh, Tuhan, tolong lindungilah aku. Pikirku sembari menarik napas.



”Kyuhyun..!” Panggilku.
”Hye Rim...” Balasnya.
”Mian sudah membuatmu menunggu.” Kata-ku sungkan.
”Ahh, aniya.. Aku juga baru saja datang kok..” Jawabnya sambil tersenyum.
Oh, tidak.. Senyum itu lagi. Aku tidak yakin bisa pulang dengan selamat nanti.
”Sepertinya kau lelah sekali? Bagaimana kalau kita makan es krim dulu sebentar?” Ajaknya tiba-tiba.
”Ha? Es.. Es krim?” Tanya-ku heran.
”Ne. Ayo kita cari es krim.” Kata-nya sambil menarik tanganku.
Aigoo~ Mimpi apa aku semalam? Rasanya ini seperti kencan sungguhan. Aku tidak bisa melepaskan tanganku dari genggamannya.
Entah kenapa tanganku terasa begitu hangat. Jantungku seperti mau meledak. Aku harap aku tidak pingsan di sini. Pikirku cemas.

======================================================

MR. CHOI POV :

Dasar Hye Rim. Pergi begitu saja tanpa menjelaskan apa-apa pada-ku. Saat aku sedang memeriksa kamar Hye Rim, tiba-tiba saja ada suara handphone berbunyi.
”Aiisshh... Anak itu.. Kenapa handphone-nya bisa ketinggalan?” Kata-ku sambil mengambil handphone itu dan melihat siapa yang menelpon.
Eunhyuk Oppa? Pikir-ku heran. Aku-pun langsung menerima telpon itu.
”Yoboseyo~ Hye Rim?” Kata pria dari ujung sana.
”Yoboseyo.. Ini ayahnya. Aku rasa dia meninggalkan handphone-nya saat terburu-buru pergi.” Jawabku.
”Oh, mianhae, Ahjussi.. Boleh saya tau kemana dia pergi?”
”Dia bilang dia ada janji dengan seseorang...”
”Ahh.. Baiklah. Gomapsumnida, Ahjussi.” Kata Eunhyuk mengakhiri telponnya.
Aku harap Hye Rim benar-benar pergi menepati janjinya. Pikirku kemudian.



======================================================

EUNHYUK POV :

Sebentar lagi giliranku. Kenapa Hye Rim belum juga datang..? Bagaimana ini.. Kenapa dia tidak ada..?
Kupandangi semua tempat duduk yang ada di sana. Kuperhatikan satu per satu, berharap Hye Rim akan duduk di salah satu-nya dan tersenyum pada-ku memberikan dukungan. Tapi aku tidak menemukannya. Tidak ada. Hye Rim tidak datang. Perasaanku sangat sedih. Aku tidak yakin bisa tampil dengan baik hari ini...
”Eunhyuk-ssi..! Kau pasti bisa!” Teriak seorang perempuan yang menyemangatiku.
Aku sangat berharap itu Hye Rim. Tapi ternyata..
”Yuri..?” Aku kaget melihat Yuri duduk di kursi terdepan. Dia tampak sangat senang melihatku, dan berusaha terus menyemangatiku. Tapi hati-ku tidak bisa dibohongi. Aku ingin itu Hye Rim.
Hye Rim, kau dimana..? Pikirku kecewa.



======================================================

Setelah makan es krim, kamu dan Kyuhyun pergi ke rumah Kyuhyun untuk belajar bersama.
”Nahh.. Sekarang ayo kita belajar..” Kata Kyuhyun ramah.
”Ne.. Tapi jujur saja ya.. Sebenarnya aku tidak suka belajar. Apalagi matematika..” Balasmu.
”Aiisshh... Jangan bilang seperti itu. Matematika sangat menyenangkan kok. Sini, mana yang kau tidak bisa?”



Kyuhyun duduk tepat di sampingmu. Dia mengajari-mu dengan sangat ramah. Dan itu membuatmu semakin salah tingkah. Dia begitu dekat. Aroma tubuhnya bahkan bisa kamu rasakan. Debaran jantungmu semakin cepat.
Kamu tidak menyangka bahwa Kyuhyun sangat pandai matematika. Membuatmu benar-benar kagum. Kyuhyun tampak sempurna di mata-mu.
Tak terasa, sudah 2 jam kamu lewati bersama Kyuhyun. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.
Kamu tiba-tiba teringat akan ajakan Eunhyuk.
”Astaga! Sudah jam 7?! Star Academy? Bagaimana ini..? Eunhyuk Oppa pasti sangat marah tau aku tidak datang ke audisi-nya...” Kata-mu kaget.
”Ada apa, Hye Rim?” Tanya Kyuhyun heran.
”Kyuhyun.. Sepertinya aku harus pulang sekarang. Aku lupa kalau ada janji lain hari ini.. Sebelumnya terima kasih sudah membantuku belajar..” Jawabmu sambil membungkukkan badan, kemudian bersiap untuk segera pulang. Kamu menjadi lebih kaget lagi setelah sadar bahwa handphone-mu tertinggal di rumah.
Handphone-ku..? Celaka.. Aku pasti meninggalkannya di rumah. Pikirmu.
Bagaimana ini.. Aku tidak berani kalau harus pulang sendiri malam-malam begini.. Kata-ku dalam hati.
”Ahh, Hye Rim..” Panggilnya.
”Ne?”
”Biar ku antar kau pulang..”
”Mwo? Ahh, aniya, Kyuhyun.. Aku sudah sangat merepotkanmu hari ini...” Kata-mu mengelak tawarannya.
”Tidak apa. Ini sudah malam. Aku tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian.” Balasnya lembut dengan senyumnya yang membuat dada-mu sesak seketika.
Kamu tidak bisa berkata apa-apa lagi. Akhirnya kamu menuruti permintaannya. Kyuhyun-pun mengantarmu pulang. Sekarang hanya ada kamu dan Kyuhyun. Kamu gugup sekali, sampai tidak tau harus bagaimana. Kalian berdua berjalan dalam keheningan. Sampai akhirnya, kamu memutuskan untuk memulai sebuah pembicaraan..
”Kyuhyun..”
”Hye Rim..”
Astaga.. Kami bicara dalam waktu yang bersamaan. Apa dia bisa membaca pikiranku? Pikirmu heran.
”Hye Rim, kau mau bilang apa?” Tanya-nya kemudian.
”Ahh, aniya.. Kau duluan saja..” Jawabmu.
”Benarkah.. Baiklah kalau begitu.. Aku hanya ingin tanyakan sesuatu.” Balasnya seraya menghentikan langkahnya.
”Apa itu?” Tanya-mu penasaran, lalu ikut menghentikan langkahmu.
”Tentang Eunhyuk Sunbae.. Apa kau menyukai-nya?”
”Eunhyuk Oppa..? Kami hanya berteman. Dia sahabat yang baik bagiku. Aku tidak bisa melihatnya sedih ataupun terluka. Dia sudah seperti kakak kandung bagiku.” Jawabmu.
”Oh.. Benarkah? Itu bagus..” Kata Kyuhyun lega.
”Waeyo?” Tanya-mu kemudian.
”Tak apa. Hanya ingin tau saja.. Hehe..” Jawabnya santai sambil senyum-senyum sendiri.
”Lalu.. Apa yang ingin kau tanyakan tadi?” Lanjutnya pada-mu.
”Ehm.. Apa ya... Aku lupa.. Hehe..” Jawabmu santai sembari tertawa.
”Dasar kau ini..” Balasnya sambil mengacak-acak rambutmu, kemudian melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba saja jantungmu berdebar tak terkendali. Perasaan aneh itu muncul lagi. Sepertinya kamu mulai menyadari sesuatu...

======================================================

HYE RIM POV :

Aduh.. Jantungku terus berdebar dengan kencangnya. Aku sampai sesak. Semoga Kyuhyun tidak menyadari kalau aku gugup sekali saat ini. Aku tidak yakin dengan perasaan ini. Tapi sepertinya.. Aku jatuh cinta pada-nya. Aku tidak tau.. Bagaimana cara mengutarakannya. Aku terlalu takut. Aku merasa... Aku bukan apa-apa jika dibandingkan dengannya yang keren, kaya, dan pintar. Aku hanya seorang gadis biasa, tanpa bakat istimewa. Sepertinya kata-kata Yuri Onnie waktu itu ada benarnya juga. Aku hanya seorang yang tak berguna. Hampir 10 menit kami berjalan. Tapi rumahku masih jauh di depan. Ohh.. Aku berharap bisa berdua dengan Kyuhyun lebih lama.
========================================================
EUNHYUK POV :



Akhirnya audisi-ku selesai. Lega rasanya sudah melewati ini dengan baik. Aku tidak tau kenapa Hye Rim tidak datang, dan justru Yuri yang terus menyemangati-ku dari awal hingga selesai. Aku tidak tau bagaimana harus ber-terima kasih pada Yuri.
”Yuri... Gomawo sudah mendukungku.” Kata-ku dengan sedikit terpaksa.
”Bukan masalah. Aku juga senang kok, bisa memberi-mu semangat. Semoga audisi-mu berhasil ya~” Jawab Yuri.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Senyuman yang tak berarti apa-apa.
”Sebaiknya kau pulang sekarang..” Kata-ku kemudian.
”Tapi ini sudah malam. Maukah kau mengantarku, Eunhyuk-ssi..?” Pinta Yuri penuh harap.
”Apa? Ehm.. Baiklah.. Kali ini saja ya..” Jawabku tak tega.



Dalam perjalananku mengantar Yuri, Yuri terus menggenggam tanganku.
”Ya~ Singkirkan tanganmu itu, atau aku akan meninggalkanmu sendirian di sini.” Kata-ku kesal.
”Eunhyuk-ssi... Waeyo?” Tanya-nya sambil langsung melepaskan pegangannya.
”Aku hanya tidak suka saja.” Jawabku ketus.
”Eunhyuk-ssi... Aku tau aku pernah bersalah pada-mu.. Tapi aku mohon.. Tidak bisa-kah aku kembali dan memperbaiki semuanya?”
Langkahku terhenti begitu aku mendengar ucapannya. Itu benar. Dulu kami memang sempat bersama. Tapi itu hanya bertahan sebentar saja, sebelum ia merusak semuanya.
”Tolong jangan ungkit masalah itu lagi. Aku bosan..” Kata-ku sambil menatapnya tajam.
”Eunhyuk-ssi...” Kata-nya lirih.
”Mianhaeyo... Aku tidak tau bagaimana lagi aku bisa minta maaf pada-mu. Aku mohon.. Aku hanya tidak bisa melupakanmu. Aku ingin bisa kembali seperti dulu..” Lanjutnya sambil menangis.
Entah kenapa aku menjadi tak tega melihatnya menangis. Harus kuakui, bahwa sebenarnya aku juga masih menyimpan sedikit perasaan untuknya. Tapi sulit bagiku untuk bisa kembali. Aku telah berusaha melupakannya, dan aku tidak ingin mengingatnya kembali.
”Yuri... Tolong.. Aku tidak bisa bersamamu lagi.. Apa yang kau harapkan dariku?” Tanya-ku.
”Bohong.. Aku bisa rasakan itu. Kau hanya menjadikan Hye Rim pelarian saja kan?” Balasnya.
”Apa? Kau... Itu sama sekali tidak benar! Hye Rim anak yang baik, dan aku benar-benar menyukainya.” Jawabku.
”Tapi kenapa? Aku yakin kau masih ada perasaan untukku.. Iya kan?!” Tanya-nya lagi.
”Aku.. Aku... Aku tidak tau..” Jawabku kebingungan.
”Eunhyuk-ssi.. Aku mohon.. Beberapa hari terakhir aku menjadi tidak bisa tidur karena terus memikirkan ini. Aku lelah sekali..” Pinta-nya dengan sungguh-sungguh.
Tak lama setelah ia bicara, tiba-tiba saja ia lemas, dan jatuh dalam pelukanku. Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya. Tapi sepertinya dia sedang tidak sehat. Wajahnya tampak pucat. Tapi.. Kenapa aku jadi mencemaskannya..?

[Di rumah Yuri...]

”Permisi...” Kata-ku sambil terus memencet bel rumah Yuri.
Setelah beberapa kali aku memencet bel, akhirnya pintu gerbang rumahnya di buka juga. Aku lelah sekali menggendong Yuri yang tiba-tiba saja pingsan. Saat aku masuk ke dalam rumahnya, aku melihat wanita paruh baya yang sudah tidak asing lagi.
”Ahh... Eunhyuk.. Itukah kau? Ada apa dengan Yuri?” Tanya-nya cemas.
”Ahjumma.. Mian sebelumnya, tapi aku juga tidak tau kenapa dia tiba-tiba seperti ini..” Jawabku sopan pada wanita itu.



”Pelayan! Tolong cepat bawa dia ke kamarnya..” Perintah wanita itu pada sejumlah pelayan yang bekerja di rumahnya yang sangat besar.
Beberapa pelayan-pun datang dan langsung membawa Yuri ke kamarnya.
Wanita paruh baya itu kemudian mempersilahkan aku duduk di sofa-nya yang besar dan empuk.
”Sudah lama sekali kau tidak ke sini... Ada apa dengan kalian?” Tanya-nya.
”Apa? Apa Yuri tidak pernah cerita pada Ahjumma?” Kata-ku heran.
”Hmm... Entah sejak kapan dia menjadi anak yang pemurung. Dia jarang bercerita kepada kami, orangtuanya sendiri. Aku sendiri tidak tau kenapa dia seperti itu.. Setiap kali aku menanyakannya, dia selalu marah.. Aku juga mendengarnya sering menangis di kamarnya. Kasihan dia...” Jelas wanita itu panjang lebar.
”Benarkah itu, Ahjumma? Aku tidak tau jika masalahnya jadi seperti ini... Sebenarnya kami sudah putus beberapa bulan yang lalu..” Kata-ku kemudian.
”Apa...? Kenapa Yuri tidak bilang pada-ku? Dia juga masih menyimpan foto-foto kalian berdua di kamarnya. Jadi aku pikir hubungan kalian masih baik-baik saja..” Balasnya.

Apa..? Ini tidak mungkin. Benarkah Yuri melakukan itu? Aku bahkan sudah tidak ingat foto-foto apa saja yang pernah kami buat dulu. Aku jadi merasa kasihan padanya. Mungkin aku sudah terlalu keras padanya...

=========================================================

HYE RIM POV :

Akhirnya kami sampai di rumahku. Tiba-tiba saja aku merasa sedih karena harus berpisah dengan Kyuhyun malam ini.
”Kyuhyun... Sekali lagi gomawo sudah banyak membantu-ku..” Kata-ku.
”Tentu..” Jawabnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Malam itu bulan bersinar sangat terang, dan memantulkan cahayanya melalui wajah Kyuhyun. Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas sekali. Begitu bersih dan bercahaya. Dia benar-benar seperti tokoh dalam dongeng. Aku jadi semakin gelisah, dan juga sedih harus kembali ke rumah.
Sepertinya aku telah benar-benar menyukainya. Berada di sisi-nya membuatku nyaman dan bahagia. Beda dengan ketika aku bersama Eunhyuk Oppa. Perasaan ini mengalir begitu hangat.
”Emm, Kyuhyun... Aku... Aku harus masuk sekarang..”
”Hye Rim, jamkanman-yo..” Kata-nya tiba-tiba memotong pembicaraanku.
”Ne?”
”Ada bulu mata-mu yang jatuh..”
”Ahh?”
Aku terkejut saat ia mulai mendekatkan wajahnya padaku. Sepertinya dia akan melakukan sesuatu. Bagaimana ini..
Aduh, perasaanku tidak bisa aku kendalikan. Saking gugupnya, aku-pun memejamkan kedua mata-ku. Aku tidak tau apa yang akan ia lakukan.
”Nahh.. Sekarang sudah...” Kata-nya kemudian.
”Hah? Apa?” Tanya-ku heran dan bingung.
”Hahaha... Kenapa kau tegang begitu? Aku hanya mengambil bulu mata-mu yang jatuh.. Sekarang masuklah. Di sini dingin..” Kata-nya santai.
Ohh.. Hahaha... Lucu sekali.. Ternyata aku sudah salah sangka.. Huff, hampir saja jantungku copot tadi.. Pikirku malu.
”Haha... Begitu rupanya.. Baiklah.. Sampai jumpa besok.. Zal za..” Kata-ku sambil melambaikan tangan dan kemudian masuk ke dalam rumah.



Hahh.. Akhirnya aku pulang dengan selamat. Aku melangkahkan kaki-ku pelan menuju kamar.
”Hye Rim-ah.. Jam berapa ini? Kenapa baru pulang?” Tanya Omma.
”Eh, Omma... Aku.. Tadi terlalu asik belajar... Hehe..” Jawabku berusaha menghindar dari omelan Omma.
”Hye Rim, tunggu.. Tadi Appa bilang handphone-mu tertinggal dan ada yang menelpon ke sana..” Lanjut Omma tiba-tiba.
”Mwo? Siapa, Omma?” Tanya-ku penasaran.
”Kalau tidak salah nama-nya Eunhyuk... Ne, Eunhyuk..” Jawab Omma sambil mengingat-ingat.
Hah? Eunhyuk Oppa? Astaga.. Aku harus segera minta maaf padanya karena tidak bisa hadir di audisi-nya hari ini. Pikirku kaget sambil terburu-buru ke kamar.

Ahh, ini dia handphone-ku..! Aku harus menelponnya sekarang...
Kenapa tidak di angkat ya? Apa Oppa sedang sibuk..?
Aku harap audisi-nya berjalan lancar. Aku jadi merasa sangat bersalah. Apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku ini ya? Sebenarnya aku ingin sekali datang.. Tapi aku sudah terlanjur ada janji dengan Kyuhyun.. Di tambah lagi, Yuri Onnie pasti tidak akan membiarkan aku untuk berhubungan dekat dengan Eunhyuk Oppa lagi.. Haiisshh... Aku merasa tersiksa kalau begini...
Aku bingung sekali. Tapi tiba-tiba saja bayangan Kyuhyun muncul dipikiranku. Senyumnya yang sangat lembut membuatku merasa lebih baik. Dalam sekejap saja, semua rasa lelahku hilang, dan perasaanku bergejolak seperti sedang menari-nari.
Bagaimana ya aku bisa bilang pada-nya.. Aku takut sekali..
Aku menjatuhkan tubuhku ke atas kasurku yang empuk. Mencoba memikirkan jalan keluar yang terbaik untuk semua ini..
Ahh, mungkin menulis buku diary adalah cara terbaik untuk membantu menghilangkan kegelisahan ini.. Pikirku.
Akhirnya aku menuliskan semua yang ada dalam pikiranku, dan juga perasaanku ke dalam sebuah buku diary...

========================================================

EUNHYUK POV :

Yuri. Sepertinya aku sudah terlalu keras pada-nya..
”Mrs. Jung.. Mrs. Jung..! Nona Yuri.. Badannya panas sekali..” Panggil salah seorang pelayan panik.
”Apa?” Kata Mrs. Jung kaget.
Mrs. Jung-pun langsung menuju ke kamar Yuri. Ia tampak sangat cemas. Aku juga tidak tau kenapa perasaanku menjadi aneh sekali.. Aku tidak bisa melihat Yuri terluka. Mungkin aku memang sempat marah pada-nya, tapi aku tidak ingin dia terluka. Aku hanya bisa menunggu dari ruang tamu. Berharap semua akan baik-baik saja. Yuri...

[Di kamar Yuri...]

”Yuri...?” Panggil Mrs. Jung mencoba membangunkan putri-nya itu.
”O.. Omma...” Balasnya lemah.
”Cepat telpon dokter!” Perintah Mrs. Jung pada pelayannya.
Beberapa pelayan-pun segera pergi memanggil dokter.
”Omma... Aku kenapa?” Tanya Yuri lirih.
”Kau pingsan saat bersama Eunhyuk.” Jawab Mrs. Jung sambil terus mengelus kepala putri-nya.
”Eun.. Eunhyuk-ssi..? Dimana dia sekarang..?” Tanya Yuri lagi.
”Dia masih menunggu di ruang tamu. Apa kau ingin menemuinya?” Kata Omma lembut.
”Ne.. Aku sangat ingin bertemu dengannya..” Kata Yuri memohon pada ibu-nya.

”Eunhyuk, kemarilah.. Yuri sepertinya ingin bicara..” Panggil Mrs. Jung tiba-tiba.
“Ohh..Baiklah..” Jawabku sambari beranjak dari tempat dudukku.

Aku sangat terkejut begitu masuk ke kamarnya. Kamarnya sangat luas dan bersih. Banyak foto yang di pajang di sana. Ternyata benar apa yang dikatakan Mrs. Jung. Yuri masih menyimpan semua foto kami saat masih bersama. Aku melihat tempat tidur yang sangat mewah di sana. Seperti tempat tidur seorang putri, dan seorang putri yang sedang tertidur di atasnya. Tubuhnya tampak sangat lemah, dan wajahnya pucat. Setelah aku masuk ke dalam kamar Yuri, Mrs. Jung meninggalkan kami berdua..
”Eunhyuk-ssi..” Panggil Yuri lemah.
”Yuri.. Apa yang terjadi denganmu? Apa kau baik-baik saja?” Tanyaku cemas.
”Aku hanya lelah saja. Tidak apa. Gomawo... Kau sudah mengantarku pulang..” Kata-nya sambil berusaha tersenyum.
”Yuri.. Mianhae... Aku sudah terlalu kasar pada-mu.. Aku tidak tau kalau kau...”
”Ssstt...” Kata Yuri tiba-tiba memotong pembicaraanku dan meraih tanganku.
”Jangan diteruskan lagi.. Aku tak apa.. Lupakan saja apa yang aku katakan sebelumnya.. Aku hanya tidak ingin merusak kebahagiaanmu.” Lanjutnya.
”Tidak.. Tidak seperti itu, Yuri.. Aku... Aku sudah memikirkannya kembali. Aku tidak mau melihatmu terluka. Aku benci untuk mengakui ini, tapi... Haetdeon nal cheoreom (aku tak bisa melupakanmu)... Uri dasi mannaja (mari kita bersama lagi)...” Kata-kata-ku keluar begitu saja dari mulutku.
Yuri nampak sangat terkejut dengan keputusanku. Dia seperti tidak percaya. Tapi aku yakin, dia merasa lebih baik setelah mendengarnya.
”Eunhyuk-ssi..” Kata-nya dengan mata berkaca-kaca, lalu bangkit dan langsung memelukku.
Aku tidak tega untuk menyakiti perasaannya. Aku harap apa yang aku lakukan ini benar. Aku-pun membalas pelukannya, dan membelai rambut panjangnya.
Tak lama setelah itu, Mrs. Jung datang bersama seorang dokter.
Mrs. Jung nampak kaget saat melihat Yuri sudah menjadi lebih baik.
”Bagaimana keadaannya, Dok?” Tanya Mrs. Jung begitu dokter selesai memeriksa.
”Putri Anda tidak apa-apa.. Tapi sepertinya dia terkena anemia, dan jantungnya lemah. Dia tidak boleh kelelahan dan cepat emosi..” Jawab dokter seraya membereskan peralatannya.
Syukurlah dia tidak apa-apa. Pikirku lega.
”Terima kasih, Dokter.” Ucapku pada dokter itu.
Mrs. Jung-pun keluar dan mengantar dokter sampai ke depan.
”Yuri.. Aku sebaiknya pulang sekarang. Kau istirahatlah..” Kata-ku pada-nya.
”Kajiama..” Kata Yuri melarangku untuk pergi dan menarik tanganku.
”Ahh? Hmm.. Baiklah.. Na yeogi isseulge (aku akan tetap di sini)..” Jawabku.
Akhirnya aku terpaksa menginap dan menemani Yuri di sana.

==============================================================

[Keesokan hari-nya...]

KYUHYUN POV :



Wahh~ Pagi ini cerah sekali.. Aku jadi semangat untuk jogging..
”Kyuhyun-ah.. Kenapa bangun pagi-pagi sekali? Ini kan hari Minggu?” Tanya Omma yang tiba-tiba datang ke kamarku.
”Ahh, Omma.. Tidak apa.. Aku ingin berolahraga pagi ini..” Jawabku sopan.
”Kau ini.. Akan lebih baik jika kau bangun sepagi ini di hari sekolah..” Balas Omma.
”Aiisshh, Omma... Jangan bilang seperti itu..” Kata-ku lagi.
”Baiklah.. Jangan lupa sarapan sebelum kau pergi..” Kata Omma mengingatkanku.

Nahh.. Sekarang aku akan cuci muka dan langsung bersiap untuk jogging.
Ketika aku hendak beranjak dari tempat tidurku, aku melihat meja belajarku yang masih dipenuhi buku. Akhirnya aku memutuskan untuk membereskannya terlebih dahulu.
”Apa ini...? Pensil?” Tanya-ku heran begitu melihat sebuah pensil terselip di balik buku-ku. Pensil siapa ya? Rasanya aku tidak punya pensil seperti itu.
Ahh, jangan-jangan.. Ini pensil Hye Rim..? Aku harus segera mengembalikannya. Tapi aku tidak tau dimana rumahnya.. Bagaimana ya?
Aku terus berusaha mencari cara.
Ya sudahlah.. Aku bawa saja.. Siapa tau aku bertemu dengannya di jalan nanti. Harapku.

======================================================

HYE RIM POV :

”Hye Rim-ah.. Irona (bangun)..! Sampai kapan kau akan tidur terus?” Panggil Omma mencoba membangunkanku.
”Ahh... Omma... Nanti saja.. Aku masih ingin tidur..” Jawabku dengan mata masih terpejam.
”Ayolah.. Bukankah sudah menjadi kebiasaan keluarga kita untuk jogging setiap Minggu pagi..?” Kata Omma lagi.
”Aiisshhh.... Iya, iya... Aku akan segera bangun..” Jawabku malas.
Aku-pun bangun dan langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. Memang sudah menjadi tradisi di keluarga-ku untuk melakukan jogging setiap Minggu pagi. Aku benci bangun pagi!

Setelah berpakaian rapi, aku mencoba mencari handuk kesayanganku.
”Lho.. Dimana ya aku simpan itu?” Tanya-ku heran.
Aku mencari di lemari, laci, tas, tapi aku tidak juga menemukannya.
Bahkan saat aku menggeledah isi tasku, aku justru kehilangan barang yang lain. ”Lho.. Kok pensil-ku juga tidak ada? Itu kan pensil kesayanganku!” Kata-ku kebingungan.
Jangan-jangan.. Tertinggal di rumah Kyuhyun waktu aku belajar kemarin.. Pikirku panik.
Wah. Bagaimana ini ya? Aku harus kembali ke rumahnya untuk mengambil pensilku.

======================================================

Kamu memutuskan untuk segera kembali ke rumah Kyuhyun dan menanyakannya. Di tengah perjalananmu yang sudah tidak jauh dari rumah Kyuhyun, kamu bertemu dengan Kyuhyun yang juga sedang jogging.
”Kyuhyun..!” Panggilmu begitu melihatnya.
”Hye Rim..?” Balasnya.
Kalian berdua-pun beristirahat sejenak di suatu tempat.
”Wah.. Kau suka jogging juga ya? Kebetulan sekali..” Kata Kyuhyun.
”Ne. Keluarga-ku biasa jogging di Minggu pagi. Benar, kebetulan sekali..” Balasku terengah-engah setelah berlari lumayan jauh.
”Wah, wah.. Kau ini mau jogging atau balapan lari? Sampai terengah-engah begitu..” Kata Kyuhyun lagi sambil menyeka keringat di dahi-mu.
Perasaanmu mulai bergejolak lagi. Kamu jadi lupa apa tujuanmu sebenarnya.
Kamu terdiam untuk beberapa saat, sampai Kyuhyun mengingatkanmu.
”Oh ya.. Aku mencari-mu untuk mengembalikan pensil ini.. Ini pensilmu kan?” Kata Kyuhyun.
”Ahh.. Ne.. Itu pensil kesayanganku.. Gomawo sudah membawanya.” Ucapmu lega.
“Kesayangan? Kenapa bisa begitu?”
”Karena.. Ini pemberian Eunhyuk Oppa. Dia sangat baik pada-ku..” Jawabmu.
”Ohh.. Apakah itu akan tetap menjadi kesayangan jika buka Eunhyuk Sunbae yang memberikannya?” Tanya-nya lagi.
”Apa? Ehm.. Entahlah..” Jawabmu ragu-ragu.
”Kalau dia orang yang istimewa, apapun pemberiannya pasti akan menjadi kesayangan..” Lanjutmu lagi sambil tersenyum pada-nya.
Kyuhyun-pun membalas senyumanmu.

======================================================

[Saat di sekolah...]

HYE RIM POV :

Hari cepat sekali berlalu. Aku-pun sudah harus masuk sekolah lagi. Huh. Sekarang aku benar-benar mengerti, kenapa banyak orang yang benci hari Senin..
Hari ini aku harus minta maaf pada Eunhyuk Oppa. Aku harus segera mencari-nya. Pikirku.
Saat aku sampai di kelas, aku melihat sebuah bingkisan di atas meja-ku. Aku tidak mengerti. Aku pikir ini salah alamat.
Aku berusaha menanyakan hal ini pada teman-teman sekelasku, tapi tidak ada yang memberikan jawaban pasti. Mereka bahkan tidak tau dari dan untuk siapa bingkisan itu sebenarnya.
Kemudian aku mencoba untuk memeriksa-nya, dan menemukan secarik kertas di atasnya. Sepertinya ini dari si pengirim. Aku-pun mulai membaca-nya.
”Untuk Hye Rim yang manis..
Semoga ini bisa menggantikan semua buku-buku-mu yang rusak..”

Aku terkejut sekali setelah membaca-nya. Ternyata ini memang untukku. Tapi dari siapa? Atau jangan-jangan... Eunhyuk Oppa...?
Setelah aku yakin bahwa itu pemberian Eunhyuk Oppa, aku bergegas menuju ke kelasnya.
Syukurlah.. Ternyata dia memang sudah datang.. Pikirku senang.
Tapi kenapa dia menjadi sangat akrab dengan Yuri Onnie? Sepertinya sesuatu telah terjadi di antara mereka. Bagaimana ini.. Aku jadi tidak berani untuk menanyakannya.
Aku memutuskan untuk kembali ke kelasku. Tiba-tiba Yuri Onnie melihatku dan memanggilku.
”Hye Rim..?” Panggilnya, menghentikan langkahku.
”Ahh.. Onnie..” Jawabku dari depan kelasnya.
”Masuklah.. Tidak apa-apa..” Kata-nya ramah.
Apa? Dia mempersilahkan aku masuk? Tidak seperti biasanya dia seperti ini. Aneh sekali. Akhirnya aku memberanikan diriku untuk masuk.
”Hye Rim ada perlu apa?” Tanya Eunhyuk Oppa tiba-tiba.
”Ehm.. Aku..” Aku bingung bagaimana harus menanyakannya. Aku hanya bisa menundukan kepalaku dan bertingkah seperti anak kecil.
Aku heran melihat Eunhyuk Oppa dan Yuri Onnie yang tampak sangat dekat, dan semakin terkejut ketika Yuri Onnie mulai menggandeng tangan Eunhyuk Oppa.
Aku tidak tau kenapa, tapi perasaanku menjadi tidak enak. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi dan kembali ke kelasku. Aku tidak tau harus berkata apa. Aku merasa seperti ada yang hilang. Ada apa sebenarnya ini...
”Hye Rim-ah..” Panggil Eunhyuk Oppa sambil berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Yuri Onnie.
Aku tidak menghiraukannya, dan terus berjalan keluar meninggalkan mereka.
Perasaanku benar-benar tidak enak.

Sesampaiku di kelas, aku melihat Kyuhyun yang sudah duduk manis di bangku-nya.
”Kyuhyun..” Sapa-ku.
”Ahh, Hye Rim... ” Balasnya.
Aku kemudian menyusulnya dan duduk di bangku-ku yang berada tepat di sebelahnya. Aku lupa kalau bingkisan tadi masih ada di meja-ku. Aku-pun langsung cepat-cepat menyimpannya.
”Bingkisan apa itu, Hye Rim?” Tanya Kyuhyun polos.
”Ohh.. Ini.. Bukan apa-apa... Hehe..” Jawabku berusaha menutupi.
”Hmm.. Kenapa tidak di buka?” Tanya-nya lagi ingin tau.
”Aku... Aku pikir membuka-nya di rumah akan lebih baik..” Jawabku gelagapan.
”Ohh, begitu ya..” Kata-nya sambil senyum-senyum sendiri.
Kenapa sih anak ini..? Pikirku heran. Aneh sekali. Tapi untunglah dia tidak bertanya yang aneh-aneh tentang bingkisan ini.
Aku jadi semakin penasaran. Siapa sebenarnya yang memberikan ini padaku..



Tak lama setelah itu, Eunhyuk Oppa datang bersama dengan Yuri Onnie.
Eunhyuk Oppa yang melihatku, langsung masuk dan menemuiku. Sedangkan Yuri Onnie tetap berdiri di depan kelasku dengan ekspresi tidak suka.
”Hye Rim-ah..” Panggil Eunhyuk Oppa.
”Oppa... Mianhae.. Kemarin aku tidak bisa datang ke audisi-mu.. Aku benar-benar minta maaf..” Kata-ku merasa sangat bersalah pada-nya.
”Ohh... Memang sih, aku sempat kecewa karena kau tidak datang.. Tapi sudahlah.. Lupakan saja.. Itu bukan masalah lagi sekarang..” Jawabnya santai sambil mengacak-acak rambutku.
Aku hanya membalasnya dengan senyum. Tampak dari depan kelasku, Yuri Onnie masih menunjukkan ekspresi yang tidak suka.



Kyuhyun juga memandangi aku dan Eunhyuk Oppa dengan sinis.
”Oppa.. Sepertinya sebentar lagi kelas akan segera di mulai. Sebaiknya kau dan Yuri Onnie kembali sekarang..” Kata-ku.
”Baiklah.. Sampai jumpa, Hye Rim..” Balasnya kemudian meninggalkan kelasku.
Oh ya. Aku sampai lupa menanyakan tentang bingkisan itu. Pikirku kaget.
”Kamu dan Eunhyuk Sunbae akrab sekali ya..” Kata Kyuhyun tiba-tiba.
”Nampaknya dia sangat menyukaimu, Hye Rim..” Lanjutnya lagi.
Aku tidak mengerti apa maksudnya menanyakan hal ini padaku. Sungguh sangat membingungkan.

[Istirahat Sekolah...]

Sepertinya Kyuhyun sudah menjadi cukup terkenal di sekolah ini, karena latar belakang keluarganya. Belum lagi penampilannya yang sangat disukai anak perempuan dan juga kepintarannya dalam pelajaran. Aku jadi tidak percaya diri saat bersamanya. Aku merasa kecil sekali di hadapannya. Aku hanya merasa aku tidak sepintar dan sekeren dia. Ia sering dikerumuni anak-anak perempuan dari kelas lain. Sulit untuk kami bisa menghabiskan waktu istirahat bersama.. Menyebalkan sekali.
Saat aku berjalan menuju ke kantin sekolah, aku mendengar seorang anak perempuan dari kelas sebelah menanyakan sesuatu pada Kyuhyun.
”Kyuhyun-ssi.. Boleh aku tau apa kesukaanmu..?” Tanya anak itu.
”Aku suka bibimbap..” Jawab Kyuhyun ramah.
Aha! Akhirnya aku tau apa kesukaannya. Pikirku semangat.
Baiklah! Aku tidak boleh kalah dengan anak itu. Aku harus memberikannya lebih dulu. Begitu sampai ke rumah, aku akan mulai belajar membuatnya.. Hye Rim Fighting!

========================================================

KYUHYUN POV :

Ahh.. Akhirnya pulang juga. Hari ini aku berusaha memberikan kejutan untuk Hye Rim. Semoga dia menyukainya. Aku sendiri tidak tau.. Kenapa aku ingin melakukan ini. Aku pikir dia teman yang baik.. Atau jangan-jangan.. Aku mulai suka padanya? Ahh... Tidak.. Tidak.. Kami hanya teman.. Ya. Teman yang baik..
Tapi... Sepertinya dia berbeda dengan anak perempuan yang lain. Dia baik dan polos. Dia mau berteman denganku bukan karena latar belakang keluargaku. Dia melihatku sebagai seorang Cho Kyuhyun. Bukan sebagai putra seorang pengusaha yang kaya raya dan berkelimpahan.
Aku pikir dia juga manis dan lucu. Aku senang bisa bertemu dengannya di sini. Hey.. Tunggu dulu.. Kenapa aku jadi memikirkannya terus? Aiisshh.. Pikirku sambil mengacak-acak rambutku.
Entahlah. Akhir-akhir ini aku sering memikirkan hal yang tidak-tidak. Kata-ku dalam hati sembari masuk ke dalam kamarku.

======================================================

EUNHYUK POV :

Aku benar-benar bingung. Masalah ini semakin rumit saja. Bagaimana aku bisa menuntaskannya. Hah.. Kenapa jadi begini..
Saat aku tengah asik berpikir, tiba-tiba handphone-ku berbunyi...
”Yoboseyo.. Apa benar ini Hyuk Jae Lee?” Tanya seseorang yang menelponku.
”Yobo.. Ne. Di sini Hyuk Jae Lee.. Ada apa ya?” Kata-ku penasaran.
======================================================

HYE RIM POV :

Baiklah.. Sekarang aku siap untuk membuat bibimbap. Pikirku penuh semangat. Ketika aku hendak menuju ke dapur untuk mulai memasak, tiba-tiba saja handphone-ku bergetar.
Haiisshh... Siapa sih.. Mengganggu rencana-ku saja.. Pikirku kesal sambil memeriksa handphone-ku.
Setelah aku membuka SMS yang baru saja masuk itu, aku terkejut. Ternyata itu dari Eunhyuk Oppa.

”Hye Rim.. Bisa-kah kita bertemu malam ini? Aku tunggu kau di taman, jam 7..”

Apa? Ada apa ya dengan Eunhyuk Oppa.. Sepertinya ada sesuatu yang penting hingga menyuruhku ke taman malam ini. Aku jadi cemas.
Aku melirik ke arah jam yang tergantung di kamarku. Sekarang sudah jam 7 kurang. Aku tidak akan sempat membuatkan bibimbap untuk Kyuhyun. Bagaimana ini ya...
==========================================================
[Di taman, pukul 19.00 KST...]

Aku bergegas pergi ke taman tanpa sepengetahuan Appa dan Omma. Aku harap mereka tidak memeriksa kamarku malam ini. Aku berlari sekuat tenaga untuk bisa sampai tepat waktu. Aku berusaha mencari dimana Eunhyuk Oppa. Taman ini gelap sekali. Sepertinya lampu yang ada tidak berfungsi dengan baik. Setelah aku berputar-putar untuk mencari-nya, akhirnya aku menemukannya di sana.
”Eunhyuk Oppa..” Panggilku pelan dan mendekat pada-nya.
”Syukurlah kau bisa datang..” Jawabnya lirih.
Ada apa sebenarnya.. Tidak seperti Eunhyuk Oppa yang biasa-nya. Laki-laki yang duduk di sebelahku saat ini lebih seperti orang asing yang belum pernah kutemui sebelumnya..
”Hye Rim.. Kau tau kenapa aku menyuruhmu datang kemari..?” Tanya-nya lalu melihat ke arahku.
”Ehm? Aku tidak tau.. Memangnya ada apa Oppa?” Tanya-ku penasaran.
”Perasaanku malam ini benar-benar tidak baik. Hati-ku... Sakit sekali.. Aku tidak tau kenapa ini harus terjadi pada-ku.. Hye Rim.. Aku tidak lolos audisi.. Sekarang aku tidak tau harus bagaimana lagi.. Semua impianku hancur berantakan.. Aku.. Aku benar-benar tidak bisa menerima ini..” Jelasnya sambil menangis.
”Apa..? Tidak mungkin... Oppa..” Aku benar-benar tidak percaya. Eunhyuk Oppa sangat pandai menari. Tidak mungkin ia tidak lolos.
Ini adalah pertama kali-nya aku melihat Eunhyuk Oppa menangis seperti ini. Tampaknya audisi itu sangat berarti untuknya. Aku jadi merasa bersalah. Semua ini karena aku. Karena aku tidak datang dan menyemangati-nya waktu itu. Aku tidak tau harus mengatakan apa pada-nya. Sepertinya hati-nya telah benar-benar hancur. Aku sungguh tak tega melihatnya seperti ini.
Aku-pun langsung memeluknya, dan menepuk-nepuk pundaknya pelan. Berharap bisa mengurangi kepedihannya saat ini.
”Oppa... Mianhae.. Karena aku tidak datang dan menyemangati-mu waktu itu.. Tapi bagiku.. Oppa adalah lebih dari seorang pemenang..” Kata-ku berusaha menghiburnya. Entah kenapa aku jadi ikut sedih. Air mata-ku-pun mulai menetes.
Eunhyuk Oppa benar-benar berubah menjadi seorang anak kecil. Aku tidak bisa melihatnya seperti ini terus.
”Oppa... Aku tau ini sangat berat bagi-mu.. Tapi kau harus kuat. Aku ingin Eunhyuk Oppa yang ceria dan tegar seperti biasanya. Bukan Eunhyuk Oppa yang cengeng dan lemah seperti ini..” Kata-ku berusaha membuatnya bangkit.
”Mianhae.. Aku sudah melakukan hal yang bodoh dan memalukan di hadapanmu. Dan juga... Hye Rim... Gomawo.. karena sudah menemaniku malam ini..” Kata-nya kemudian sambil melepaskan pelukanku.
Kasihan sekali Eunhyuk Oppa. Dia pasti sangat sedih karena tidak lolos dalam audisi itu. Aku-pun menyeka air mata-nya yang telah membasahi kedua pipi-nya.
”Oppa tenang saja... Aku akan selalu ada buat Oppa..” Kata-ku lembut.
Eunhyuk Oppa kemudian menggenggam kedua tanganku yang tengah menyeka air mata-nya.
”Berjanjilah kau akan selalu di sisi-ku..” Kata Eunhyuk Oppa tiba-tiba.
”Ne?” Tanya-ku heran.



”Geureon yepeun sarang haja ianhaeyo ijeya (aku ingin kita bersama dan saling mencintai).. Saranghaeyo.. Hye Rim..” Kata-nya sambil terus menggenggam tanganku erat.
Aku terkejut mendengar pengakuannya. Ini di luar dugaanku. Aku tidak tau harus menjawab apa. Perasaanku benar-benar tidak menentu saat ini. Aku tidak tau. Kenapa jadi seperti ini... Pikirku kebingungan.
Aku takut menyakiti-nya. Apa yang harus aku lakukan..
”Oppa... Bercanda-mu sangat tidak lucu.. Bagaimana dengan Yuri Onnie? Aku tidak mau merusak keakraban kalian..” Tanya-ku lalu melepaskan genggamannya.
”Aku tidak mencintai-nya. Aku terpaksa bohong pada-nya, karena aku tidak tega.. Aku tidak tau harus bagaimana lagi.. Aku hanya ingin kau yang selalu ada di sisi-ku..” Jawabnya.
Apa..? Tidak.. Tidak bisa seperti ini. Ini tidak adil. Kasihan Yuri Onnie..
”Oppa.. Kau tidak bisa melakukan ini.. Apa kau tidak tau.. Yuri Onnie sangat menyukai-mu. Aku tidak bisa bahagia di atas penderitaan orang lain.. Kau keterlaluan... Aku tidak pernah menginginkan yang seperti ini, Oppa..!” Kata-ku kemudian pergi meninggalkannya.
”Aku tau aku salah.. Mianhae..” Kata-nya tiba-tiba menghentikan langkahku.
”Na nun dangsin ul sarang hamnida.” Lanjutnya lagi.
Aku benar-benar tidak tau harus bagaimana. Aku-pun meneruskan langkahku untuk bisa segera kembali ke rumah, tanpa mengatakan apa-pun pada Eunhyuk Oppa.

======================================================

Kamu berjalan sambil terus memikirkan perkataan Eunhyuk. Entah apa yang harus kamu katakan pada-nya jika bertemu di sekolah. Kamu benar-benar bingung, dan terus berjalan seperti orang yang kehilangan arah. Tiba-tiba saja hujan turun sebelum kamu sampai ke rumah. Kamu bahkan tidak membawa payung, dan kamu tidak tau harus berteduh dimana. Kamu merasa sangat sedih. Ingin cepat pulang. Hujan turun semakin deras, dan mulai membasahi seluruh tubuhmu. Kamu cemas jika ayah dan ibu-mu tau kamu telah keluar tanpa sepengetahuan mereka dan kembali dalam keadaan basah kuyup. Apa yang harus aku lakukan..? Tanya-mu dalam hati.

======================================================

EUNHYUK POV :

Aku memang bodoh. Semua ini salahku. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri. Tapi aku justru melakukannya. Aku lelah. Impianku semuanya lenyap. Sekarang aku tidak lebih dari seorang pecundang. Aku yang masih berada di taman, terus menyalahkan diri sendiri. Aku tidak peduli dengan hujan yang mengguyur dan membasahi tubuhku. Aku bahkan tidak bisa merasakannya. Sekarang apa yang harus aku lakukan..? Tanya-ku dalam hati.



======================================================

[Keesokan hari-nya..]

KYUHYUN POV :

Hari ini Hye Rim tidak masuk sekolah. Aku jadi kesepian. Padahal aku sudah menyiapkan kejutan yang kedua untuknya hari ini. Apa yang terjadi pada-nya ya..? Pikirku sambil memandangi bangku Hye Rim yang kosong.



”Ya~!! Kyuhyun..! Kenapa kau jadi sering melamun sekarang? Cepat baca halaman 103!” Teriak Mr. Kim mengagetkanku.
”Ahh.. Mianhae, Mr. Kim..” Jawabku, kemudian berdiri dan mulai membaca.
Aku harus cari tau kenapa Hye Rim tidak masuk hari ini. Mungkin Eunhyuk Sunbae tau penyebabnya. Ya.. Aku akan menanyakannya nanti.



Begitu bel istirahat berbunyi, aku langsung menuju ke kelas Eunhyuk Sunbae. Di sana aku juga tidak melihatnya. Aku malah bertemu dengan teman perempuannya.
”Silrye hamnida, Noona.. Apakah Noona tau dimana Eunhyuk Hyung?” Tanya-ku pada-nya.
”Eunhyuk-ssi? Ada apa kau mencari-nya? Hmm.. Dia absen hari ini.. Entahlah... Mungkin dia sedang tidak sehat. SMS dan telponku juga tidak ditanggapi-nya..” Jawabnya.
”Yuri..! Ayo kita ke kantin..!” Panggil salah seorang teman Noona itu.
”Ahh.. Sudah ya.. Aku duluan.” Kata-nya sambil berlalu meninggalkanku.
Aneh. Kenapa Eunhyuk Sunbae dan Hye Rim bisa absen di hari yang sama? Apa yang terjadi sebenarnya.. Pikirku heran.



======================================================

YURI POV :

Aku jadi penasaran. Kenapa Eunhyuk-ssi tidak masuk sekolah hari ini. Aku harap tidak terjadi apa-apa pada-nya. Aku sangat cemas memikirkannya.
Sepulang sekolah nanti, aku akan langsung ke rumahnya.

[Setelah pulang sekolah, di rumah Eunhyuk...]

Begitu sampai di depan rumahnya, aku langsung turun dari mobil dan memencet bel rumahnya. Tak lama muncul seseorang untuk membukakan pintu gerbangnya.
”Yuri..?” Kata-nya seolah terkejut melihatku datang.
”Eunhyuk-ssi...” Balasku heran.
Aku terheran-heran melihat rumah Eunhyuk-ssi yang begitu sepi. Rumah sebesar ini bagaimana bisa sesepi ini? Pikirku kebingungan.
”Kenapa sepi sekali? Dimana Paman dan Bibi?” Tanya-ku penasaran.
”Mereka sedang pergi ke luar negri.” Jawabnya singkat.
”Lalu kenapa kau absen hari ini? Apa yang terjadi?” Tanya-ku lagi.
”Tidak apa-apa. Hanya sedang ingin berpikir sendirian..” Kata-nya datar.
”Eunhyuk-ssi... Sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dari-ku.. Ceritakan saja pada-ku. Aku akan mendengarkan..”
”Yuri...” Panggilnya.
”Ne?”
”Aku... Aku pikir... Aku pikir aku tidak bisa mencintaimu untuk waktu yang lama...” Kata-nya mengejutkan aku.
”Mwo? Apa maksudmu? Kau...” Balasku tak mengerti.
”Aku.. Aku sudah berbohong pada-mu.. Mianhae..”

”Plakk!” Tanpa sadar aku langsung menamparnya. Aku hanya tidak percaya dengan apa yang dikatakannya barusan. Bagi-ku itu seperti pisau yang sangat tajam yang dilemparkan tepat di hati-ku. Hati-ku benar-benar sakit. Aku tidak bisa menerima ini.

”Kau.. Kau jahat..! Aku benci pada-mu!” Kata-ku marah dan meneteskan air mata. Aku benar-benar kecewa. Kepala-ku terasa berat, dan aku tidak bisa menjaga keseimbanganku.
”Mianhaeyo, Yuri... Aku hanya tidak tega melihatmu menderita.. Aku tau aku salah.. Mianhae..” Kata-nya lagi sambil memelukku.
”Lepaskan... Aku tidak mau dengar lagi..” Jawabku berusaha melepaskan pelukannya.
”Gomawo.. Karena sudah mencintai-ku.. Kieok halgeyo (aku akan tetap mengingatmu)..” Kata-nya kemudian mencium keningku.

Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku merasa sangat lemah. Sungguh aku tidak percaya dengan semua ini... Aku hanya bisa menangis...

 
 ===========================================================
HYE RIM POV :

Aku tidak ikut pelajaran hari ini. Bagaimana yaujian nanti. Padahal nilai-ku masih banyak yang kurang. Haiisshh...
Tubuhku masih lemah sekali rasanya. Pasti karenaaku kehujanan semalam. Demamku juga tidak turun-turun. Bagaimana dengan keadaanEunhyuk Oppa ya.. Pikirku bertanya-tanya.
Ahh. Benar juga. Tentang bingkisan waktu itu...Siapa ya yang memberikannya..? Aku sampai lupa.
Aku-pun bangkit dari tempat tidurku, dan mulaimencari bingkisan itu dari dalam tas-ku.
"Kok tidak ada nama pengirimnya ya.." Kata-mu heransambil memeriksa isi bingkisan itu.
Hanya ada buku tulis dalam bingkisan itu.Jumlahnya-pun cukup banyak.
Hmm... Aneh sekali.. Seperti-nya ada yangmemata-mataiku.. Pikirku.
========================================================================
KYUHYUN POV:

Begitu kelas dibubarkan, aku bergegas menemui Mr.Kim di ruang guru. Mr. Kim pasti tau dimana alamat rumah Hye Rim. Pikirkuoptimis.
"Permisi, Mr. Kim.. Boleh aku pinjam data siswakelasku?" Tanya-ku sopan.
"Ahh, Kyuhyun... Boleh saja.. Tapi untuk apa?" Kata Mr. Kim balik bertanya.


"Ehm.. Aku hanya ingin memeriksa.. Ya.. Memeriksadata diriku.." Jawabku.
Setelah Mr. Kim memberikan data kelas padaku, akulangsung mencari data Hye Rim.
Ahh.. Ini dia..! Aku buru-buru mencatatnya. Semuayang tertera di sana. Bahkan ada nomor handphone-nya. Ini bagus.. Pikirkusenang.
Selesai mencatatnya, aku bergegas menuju ke rumahHye Rim.
=======================================================================

Kamu yang tengah asik memikirkan bingkisan itu,tiba-tiba dikejutkan oleh handphone-mu yang bergetar.
Siapa ya? Pikirmu.
"Hye Rim..Keluarlah..."
Kamu begitu heran saat membuka SMS itu. Kamu bahkantidak tau siapa yang mengirimkan pesan itu.
Nomor siapa ini? Aku tidak pernah menyimpan nomorini.. Apa maksudnya menyuruhku keluar? Tanya-mu dalam hati.
Tiba-tiba beberapa pelayan datang dan memanggilmu.
"Permisi Nona Hye Rim, ada kiriman dari seseoranguntuk Nona.." Kata salah seorang pelayan itu.
"Apa? Siapa yang mengirimkannya?" Tanya-mu heran.
"Kami juga tidak tau, Nona. Dia tidak menyebutkannama-nya. Yang jelas, seorang pemuda yang mengantarnya ke sini barusan." Jawabpelayan yang lain.
"Hah? Apa?"
Kamu kaget mendengar hal itu. Akhirnya kamumemaksakan diri-mu untuk keluar dan melihat kiriman tersebut.
Begitu kamu sampai di depan rumah, kamu melihatada banyak bingkisan.
Ada bunga, makanan, dan juga boneka..?
Siapa yang melakukan semua ini? Aku benar-benartidak mengerti. Pikirmu heran.
Kamu membawa semua kiriman itu ke kamarmu. Di sanakamu mulai memeriksa-nya. Ada surat yang diselipkan di salah satu kiriman itu.
"Hye Rim,aku dengar kau sedang sakit?
Jangansakit! Semua ini kuberikan untukmu.. Jadi tersenyumlah..^~^
Hye Rim Fighting!"
Apa ini dari Eunhyuk Oppa? Pikirmu kemudian.
==========================================================================
EUNHYUK POV:

Aku sangat menyesal. Aku merasa sangat bersalahpada Yuri. Aku telah mengacaukan semuanya. Pikirku menyalahkan diri sendiri.Tidak ada orang lain di rumah. Aku merasa sangat kesepian. Apa yang bisa akulakukan sekarang...?
Saat aku memeriksa handphone-ku, tiba-tiba ada SMSyang masuk.
"Oppa..Gomawo untuk semua kiriman ini.. Aku sangat senang.."
Hye Rim...? Apa yang dia maksud dengan "kiriman"?
Aku tidak mengerti apa maksud pesan Hye Rimbarusan. Aku sama sekali tak mengirimkan apa-apa pada-nya. Aku bahkan tidakkeluar rumah hari ini.
Lalu siapa yang mengirimkannya? Pikirkubertanya-tanya.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah HyeRim.
[Rumah Hye Rim...]
"Permisi.. Apa aku bisa bertemu Hye Rim..?"Tanya-ku pada seorang pelayan yang kebetulan sedang ada di depan rumah Hye Rim.
"Maaf, Tuan.. Tapi Nona Hye Rim sedang sakit.."Belum selesai pelayan itu bicara, tiba-tiba Hye Rim datang dan menyela.
"Tidak apa. Aku baik-baik saja.. Tolong tinggalkankami.." Kata Hye Rim.
"Hye Rim.. Kau benar baik-baik saja? Kau pucat.."Kata-ku cemas.
"Tidak apa. Masuklah.."
Akhirnya kami berdua masuk ke dalam rumah Hye Rim.
"Hye Rim.. Aku minta maaf untuk kejadian kemarin."Kata-ku merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, Oppa.." Jawabnya ramah.
"Tadi.. Aku sudah membicarakannya pada Yuri.."
"Benarkah..? Lalu Yuri Onnie bagaimana?" Tanya HyeRim kaget.
"Entahlah. Aku telah melakukan kesalahan besarpada-nya. Sepertinya.. Permintaan maaf saja tidak akan cukup. Tapi aku lega...Karena aku sudah bicara terus terang pada-nya.." Jelasku.
"Hye Rim.. Tentang kemarin.. Aku tidak akanmenarik kata-kata-ku.. Aku menunggu jawabanmu malam ini... Kalau kaumenerima-ku, datanglah ke restoran Jang Geum jam 7 nanti.. Gidarilkke (aku akanmenunggumu).." Lanjut-ku kemudian pergi meninggalkanya.
"Tapi.. Oppa..." Hye Rim mencoba memanggilku,tetapi aku terus berjalan dan meninggalkannya.
Aku harap dia datang malam ini. Aku sudah siapkansesuatu untuknya.

============================================================================
HYE RIM POV :

Eunhyuk Oppa... Apa yang harus aku lakukan untuknya..Aku tidak tau apa aku harus datang atau tidak malam ini... Aku tidak tau harusmengatakan apa pada-nya. Aku tidak ingin melukai perasaannya. Ya Tuhan.. Apayang sebaiknya aku lakukan..? Aku benar-benar bingung memikirkan ini.
Setelah cukup lama memikirkannya, akhirnya akuputuskan untuk datang ke restoran itu..
Saat aku sudah siap untuk pergi, tiba-tibahandphone-ku berbunyi. Aku tidak tau siapa yang menelponku. Nomor yang tidakaku kenal, sama seperti nomor yang mengirimkan pesan pada-ku tadi sore.
Karena penasaran, aku-pun langsung menerima telponitu. Sangat aneh karena aku tidak mendengar suara seorangpun.
"Yoboseyo? Yoboseyo?" Kata-ku berkali-kali.
"Hey, berhentilah mengganggu-ku.. Aku sedang sibuksekarang..!" Kata-ku kesal dan berniat untuk menutupnya. Tapi niat itu gagal,saat aku mulai mendengar petikan gitar dari ujung sana.. Sangat indah..
Aku juga mendengar seseorang di sana yang mulaibernyanyi...

(playing : SS501 – My Girl)
" Nega choum mudewie soissulte nal jikhyobwajudon
my girl naui tollidon mogsori nonundudgo issoji
My girl nege on himgyoume jichyonunmurul hullin te
my girl hangsang gathunnunuro nal jikhyobwajuoji
You're my everything my girl, my girl,my girl
onuse nege jonbuga doeborin
nege nomu sojunghan no
just good friend, my girl~"

Suara-nya begitu merdu. Hati-ku sangat nyaman dantenang saat mendengarnya. Siapa dia?
"Siapa kau sebenarnya..?" Tanya-ku begitu iaselesai bernyanyi.
"Aku adalah seseorang yang selalumemperhatikanmu." Jawabnya singkat.
"Mwo? Apa semua bingkisan yang aku terima.. Kaujuga yang melakukannya?" Tanya-ku penasaran.
"Ne. Kalau kau ingin tau siapa aku, temui akusekarang di taman." Jawabnya sekaligus mengakhiri telponnya.
Apa? Sekarang? Tapi bagaimana dengan Eunhyuk Oppa....?

=========================================================================

Akhirnya kamu memutuskan untuk tetap datangmenemui Eunhyuk. Sesampai-mu di sana, kamu melihat Eunhyuk sudah menunggudengan dandanan yang sangat rapi. Dia tampak sangat senang begitu melihatmudatang.


"Hye Rim... Aku tau kau pasti datang.." Kata-nyaberbinar-binar.
Kamu menjadi tidak tega untuk menolaknya. Kamubenar-benar bingung harus mengatakan apa.
"Oppa.." Balasmu ragu.
Eunhyuk kemudian menghampiri-mu dan tampak sangatsenang.
"Hye Rim.. Gomawo sudah datang.." Kata-nya lagi.
"Oppa... Aku.. Ehm.. Sebelumnya aku juga inginbilang terima kasih.. Karena Oppa sudah suka pada-ku.. Tapi..." Belum sempatkamu menyelesaikan kalimatmu, Eunhyuk langsung memelukmu penuh semangat.
"Oppa.. Aku..."
"Hye Rim.. Aku senang sekali.. Gomawo.." Kata-nyasambil terus memelukmu.
Bagaimana ini.. Aku harus berbuat apa sekarang..Pikirmu kebingungan.
"Oppa.. Mianhae.." Kata-mu kemudian mencobamelepaskan pelukannya.
"Aku... Aku tidak bisa..." Lanjutmu dengan sangatterpaksa. Kamu benar-benar tidak tega melihat ekspresi-nya yang berubahseketika begitu mendengar permintaan maafmu.
"Kenapa..? Kenapa minta maaf? Kenapa tidak bisa?Kenapa...?" Tanya-nya dengan ekspresi tertekan.
"Oppa.... Aku... Aku benar-benar minta maaf.. Akutidak bisa.. Ada orang lain yang aku sukai saat ini.. Saranghamyeon andwae(berhenti mencintaiku).." Jelasmu.
Eunhyuk tampak sangat shock dengan keputusanmu.Dia tidak lagi ceria dan semangat seperti tadi. Kamu mencoba untukmendekati-nya. Tapi kamu tidak tau harus berbuat apa. Kamu merasa sangatbersalah dan tidak tega.
"Ohh.. Jadi begitu.. Haha.. Lucu sekali..Benar-benar sangat lucu.. Hahaha.." Kata-nya seolah menyembunyikan rasakecewa-nya.
"Oppa.. Kumohon jangan seperti ini..." Kata-mumencoba menenangkannya.
"Jangan sentuh aku! Aku ingin sendiri. Tolongtinggalkan aku sekarang.. Ka (pergi)..!" Teriak Eunhyuk sambil mengalihkanpandangannya dari-mu. Dia tampak sangat kecewa. Kamu jadi sedih melihatnyaseperti itu.
"Oppa... Mianhae.."
Kamu-pun dengan sangat terpaksa pergimeninggalkannya. Saat akan berjalan pulang, kamu teringat akan seseorang yangmenelponmu. Kamu-pun mencoba untuk mencari-nya di taman.
"Sudah terlambat 30 menit.. Aku harap dia belumpergi.." Harapmu sambil melihat jam tangan dan terus berjalan menuju taman.
=============================================================================
[Taman, 19.30 KST..]

HYE RIM POV:

Aku sudah terlambat dari waktu yang seharusnya.Semoga dia masih di sini. Pikirku sambil terus mencari-nya di taman.
Tidak ada seorangpun di sana. Seperti-nya diasudah pulang karena aku terlalu lama. Aku jadi tidak tau siapa dia sebenarnya.Bagaimana ya..? Kata-mu dalam hati.
Karena tidak ketemu juga, akhirnya aku putuskanuntuk kembali ke rumah.
Ketika aku hendak meninggalkan taman, tiba-tibaaku mendengar sebuah nyanyian. Suara itu terdengar begitu dekat. Lagu yang tadiaku dengar di telpon. Suara yang sudah tidak asing lagi. Itu pasti dia. Tidaksalah lagi.
Aku-pun berniat untuk mencari-nya lagi. Akumenoleh dan memutar arah jalanku, dan aku sangat terkejut begitu melihat sosokseorang pria yang sangat ku kenal sudah berdiri di hadapanku dan terusbernyanyi untukku.
"Kyuhyun?" Tanya-ku heran dan tak percaya.
"Tidak mungkin itu kau.." Lanjutku masih takpercaya.


"Ne.. Ini aku.. Kyuhyun... Kenapa kau begitu lama?Aku lelah menunggu-mu di sini.." Kata-nya sambil tersenyum pada-ku.
Aku tak pernah mengira itu Kyuhyun. Ternyataselama ini dia terus memperhatikan aku. Entah mimpi apa aku, sehingga aku bisamendapatkan cinta-ku dengan cara se-sempurna ini.
Aku benar-benar terkejut sehingga tidak tau harusberkata dan berbuat apa. Aku terus memandangnya seolah masih tak percaya.
"Hye Rim... Wouldyou be my girl?" Kata-nya tiba-tiba.
OMO~ Aku benar-benar mambatu sekarang. Jantungkuberdetak cepat, darahku mengalir deras, dan aku rasa keringat dingin mulaikeluar dari tubuhku. Aku tidak tau harus bagaimana meluapkan kebahagiaan ini.Aku benar-benar senang sekali. Saking terharu-nya, tiba-tiba saja air mata-kujatuh.
"Hye Rim.. Kenapa kau menangis?" Tanya-nya sambilberjalan mendekati-ku dan menyeka air mata-ku.
Kami-pun saling berpandangan. Aku sudah tidak bisamengendalikan tubuhku. Aku benar-benar tidak bisa bergerak. Kyuhyun mulaimendekatkan wajahnya pada-ku. Aku sangat gugup dan tidak bisa kabur kemana-punsaat ini. Aku menutup kedua mata-ku, dan tak lama setelah aku memejamkan keduamata-ku, aku mulai bisa merasakan bibirnya menyentuh bibirku. Aku tidak bisamenggambarkan bagaimana perasaanku saat ini. Sangat damai. Seperti menari-naridi padang rumput yang luas dan indah. Sungguh aku tidak ingin ini berakhir. Akuingin Kyuhyun tetap di sini.
Salju tiba-tiba saja turun malam itu, danmelengkapi kebahagiaanku bersama Kyuhyun...
===========================================================================

Setelah kejadian malam itu, kamu dan Kyuhyun-punresmi berpacaran. Eunhyuk-pun mulai bisa menerima kenyataan bahwa kamu tidakbisa bersama-nya. Sejak kegagalannya dalam audisi dance waktu itu, ia menjadisangat giat belajar, dan mendapatkan nilai yang sangat baik. Ia-pun akhirnya berhasildi terima di Paichai University, dimana hanya murid-murid dengan nilai baiksaja yang bisa masuk ke sana. Sedangkan Yuri, setelah kelulusannya, Iamemutuskan untuk ikut bersama kedua orangtua-nya ke Amerika, dan meneruskanpendidikannya di sana untuk bidang seni.
==========================================================================

1 tahun kemudian...

HYE RIM POV:

Waktu sungguh cepat berlalu. Sekarang aku sudahkelas 3 SMA. Senang sekali rasa-nya, bisa melewati banyak rintangan (ujian)dengan baik. Tentu saja aku melewati-nya dengan baik. Karena aku punya seorangguru privat yang paling tampan di dunia.
"Hye Rim-ah.. Cepat bangun.. Ini hari pertama kitadi kelas 3 kan?" Kata seseorang lembut yang membangunkan tidurku.
"Kyuhyun..." Kata-ku langsung bangkit dari tempattidur.
"Ngomong-ngomong, kenapa ada buku di tempat tidurmu?" Tanya Kyuhyun.
OMO~ Aku sampai lupa menyimpan buku diari-ku.Kyuhyun-pun mengambil buku diari-ku dan membawa-nya pergi.
"Hey, kembalikan.." Kata-ku langsung lompat daritempat tidur dan bersiap untuk menangkapnya.
"Kalau kau mau buku ini, cepatlah bersiap-siap.Aku menunggu-mu di bawah!" Kata-nya mencoba menggodaku.
"Awas saja ya, kalau kau sampai tertangkapnanti.." Balasku.
Aku benar-benar bahagia bisa menjadi pacarnya. Akuharap hubungan ini bisa sampai selamanya. Aku juga berharap, persahabatankudengan Eunhyuk Oppa bisa tetap sampai selamanya....

 
====================================END==================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar