Kamis, 25 Juli 2013

TROUBLEMAKER




"Troublemaker"

Author :
Kxanoppa
Genre :
Romance
Tags :
Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Lee Donghae, Choi Siwon, Lee Hyukjae, Park Jungsoo, Kim Kibum, Kim Younghyun (OC)
Rating :
All ages
Length :
One shot
Notes :
Inspired by Olly Murs&Florida's song, Troublemaker. No copy-paste, no bash. Hopefully u guys love it and can speak up ur comments here. Please visit our page too. Kindly keep in touch with me by following my twitter too @berty5192. Gracias!



SCENE :

Namaku Kim Younghyun. Usiaku baru akan genap 22 di tahun ini. Tinggal beberapa hari lagi! Aku beruntung karena dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang harmonis dan berkecukupan. Ayahku seorang pejabat negara yang pintar dan hebat, ibuku ibu rumah tangga yang baik dan hangat, kakak laki-lakiku terpaut 3 tahun di atasku. Dia sangat tampan dan menyenangkan, adik perempuanku masih 16 tahun tapi pemikirannya sudah bisa dibilang cukup dewasa, bahkan jika dibandingkan dengan kakakku! Well, walaupun 2 saudaraku terlihat sangat keren, sebenarnya tetap aku yang lebih keren. Jika menceritakan semua itu kurasa hidupku sudah sangat luar biasa, perfect. Lalu apa lagi yang aku butuhkan sebagai hadiah ulangtahunku nanti? Hmm..
"Youngie onnie! Kenapa setiap sabtu kerjaanmu hanya main game saja? Kau sudah berjam-jam menguasai playstationku. Cepatlah cari pacar dan berhenti mengganggu kesenanganku, tsk!"
Damn it! Rasanya bagai dihujam ribuan tombak. Kata-kata adikku sangat tajam dan menyudutkanku. Entah dari siapa ia belajar berbicara seperti itu. Tapi yang pasti, itu bukan yang pertama kali ia lakukan padaku. Ia telah mengingatkanku akan sesuatu hal yang paling ku-kramat-kan. Bahwa aku belum punya pacar (baca: jomblo dari lahir).
Baiklah, setelah merenung karena terngiang-ngiang perkataan adikku yang sok pintar itu, aku akhirnya menemukan sebuah kesimpulan. Kesimpulan konyol. Untuk diriku sendiri. Sebagai hadiah ulangtahunku. MEMILIKI SEORANG PACAR!! Oke, aku tahu. Usia 22 tahun itu... Masih muda sih. Tapi kalau dibilang muda... Sebenarnya tidak juga ya. Arrrgghhh!!!! Tenangkan dirimu, Kim Younghyun. Tenanglah. Kau muda, cantik, dan berbakat. Lihat dan tunggu saja, adik kecil. Aku akan menunjukkan padamu bahwa kakak perempuanmu yang luar biasa ini bisa mendapatkan seorang pacar yang keren bahkan tidak hanya 1, melainkan 7 sekaligus. Hmm.. Tanpa kusadari sebuah seringai menakutkan sudah tercetak di bibirku. Muahahahaha...

**

(H-7)

Hari ini adalah hari pertama dimana aku akan memulai aksiku. Tentu saja menggaet seorang pria tampan.
Dan pria beruntung yang pertama adalah Park Jungsoo. Tetangga sebelah rumahku, yang sudah dari lama menjadi salah satu pria incaranku. Betapa bahagianya aku saat tahu ia masih lajang. Wajah tampannya dengan senyum bagaikan malaikat begitu sempurna. Mengecohkanmu pada fakta yang sesungguhnya bahwa ia sudah berusia kepala 3. Sudah pasti ia pria yang mapan. Gaji besar yang tetap. Rumah dan mobil mewah, itu koleksinya. Ia adalah pria idaman banyak wanita. Tapi lihat saja nanti, bagaimana seorang Park Jungsoo akan jatuh pada pesona seorang Kim Younghyun.

Aku sengaja mengenakan kaos ketat body-fit yang memperlihatkan lekuk tubuh bagian atasku dan celana pendek yang memperlihatkan kaki jenjangku. Berdiri di depan rumahku sambil berakting seolah aku sedang menyiram tanaman dengan selang. Jangan dikira aku adalah seorang pecinta tanaman. Kuingatkan sekali lagi, itu hanya akting. Begitu melihatnya keluar dari rumah, dengan lihai aku menggerak-gerakkan selangku dan mengarahkannya tepat pada tempatnya berdiri saat itu, seolah-olah selangku sedang rusak.
"Yak yak, ige mwoya??" Serunya yang bisa kudengar. Walaupun hati ini ingin tertawa, tapi aku tetap harus berakting dengan baik dan memperlihatkan wajah penuh sesalku.
"Oh, mianhae.. Naega.. Neomu mianhae.. Sepertinya ada yang tidak beres dengan selangku." Sesalku dengan raut wajah sedih. Emosi Jungsoo yang tadinya terlihat berapi-api, perlahan mencair juga. Ia memandangiku dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Memperhatikan lekuk tubuhku yang.. Yah, bisa dibilang cukup mengagumkan.
"Anieyo. Gwenchana.. Kau putri tuan Kim? Bagaimana mungkin kita tinggal bersebelahan dan tidak saling kenal? Aku Park Jungsoo. Jika ada waktu, mampirlah ke rumahku. Kita mungkin bisa makan malam bersama." Ujarnya sambil terus memandangiku, tanpa berkedip. Perkataannya itu hanya kubalas dengan seringai penuh kemenangan. Kena kau! Dasar pria mata keranjang. Hahah!

**

(H-6)

Hari kedua melancarkan aksi seranganku. Target hari ini adalah pria lugu dari tanah Mokpo. Lugu? Yeah. Sepertinya ini akan lebih mudah untukku mendapatkannya dalam sehari. Ia salah satu teman kuliahku. Tidak begitu dekat sih. Tapi kami saling mengenal dan hubungan diantara kami juga baik. Ia terkenal sebagai pria yang rajin dan sedikit kutu buku meskipun penampilannya sangat jauh dari seorang 'Nerd' dengan kacamata tebal. Ia terlalu tampan untuk mendapat julukan itu. Banyak mahasiswi mengejarnya, namun tidak satupun yang berhasil menjadi kekasihnya karena mereka lelah menghadapi keluguannya. Pria itu, Lee Donghae.
Aku sengaja meluangkan waktuku untuk pergi ke perpustakaan kampus. Ini bukan style seorang Kim Younghyun sama sekali. Hanya saja demi melancarkan aksiku ini aku harus totalitas bukan? Aku melihatnya duduk di salah satu bangku di sudut ruangan dan dengan segera aku berjalan mendekatinya. Berpura-pura sedang mencari buku di rak yang dekat dengannya.
"Seharusnya buku itu ada di sini. Tsk. Kalau bukan karena dosen itu aku tidak perlu repot-repot mencari buku McGrowhill yang tebal itu!" Sungutku pura-pura kesal karena tidak menemukan buku yang kucari, setelah sebelumnya melirik buku yang dibaca Donghae saat itu. Mendengar ucapanku, Donghae terlihat gelisah dan menatap ke arahku. Yeah! Ini pasti berhasil!
"Chogio.." Panggilnya yang pura-pura tidak kudengar.
"Younghyun ssi.."
"Oh, ne?" Balasku cepat setelah ia menyebut namaku.
"Apa.. Kau mencari buku ini? Tugas dari dosen Shin?" Tanya Donghae sambil menunjukkan buku yang dibacanya. Aku bersorak gembira dalam hati.
"Eoh? Ne. McGrowhill, mikroekonomi." Seruku antusias. Padahal dalam hati persetan amat dengan buku tebal macam bantal itu.
"Kalau begitu, ini. Kau bisa meminjamnya dulu. Baru setelah itu aku." Tawar Donghae.
"Ehm.. Itu.. Tapi tugas itu bukankah tinggal 2 hari lagi? Tugas itu sangat sulit. Aku tidak yakin bisa menyelesaikannya dengan cepat. Ottohke?" Balasku sambil menggigit bibir bawahku ragu.
"Kalau begitu.. Bagaimana kalau kita.. Mengerjakannya bersama saja?" Ajak Donghae yang membuatku tak bisa menahan senyum.
"Kau serius?"
"Ne. Sesama teman, bukankah harus saling menolong? Kita kerjakan bersama. Aku akan membantumu." Jawab Donghae polos, oh God! Mendengar itu dengan cepat aku mendekatinya dan meraih kedua tangannya.
"Aigo! Jeongmal gomawoyo, Donghae ssi. Aku benar-benar tersentuh.." Ucapku sambil menggenggam tangannya. Ia yang melihat aksiku hanya terdiam sambil membulatkan matanya. Ia terlihat tidak tenang dan gelisah. Gugup sepertinya.
"Oh, mi-mianhae. Ak-aku harus kembali sekarang. Sa-sampai jumpa. Yo-younghyun ssi." Ujarnya tergagap dan menarik tangannya cepat.
Sesuai dugaanku. Skinship method memang cara paling ampuh meluluhkan si lugu. Tsk. Teman? Baru kupegang tangannya saja sudah kelimpungan. Kau sudah masuk dalam perangkapku, Lee Donghae sayang. Welcome.

**

(H-5)

Kurang 5 hari lagi sebelum ulangtahunku. Sekaligus hari ketiga bagiku menaklukkan pria tampan. Rasanya benar-benar menyenangkan dan aku mulai menikmatinya. Kim Younghyun, kau pasti bisa. Aku terus menyemangati dan memotivasi diriku dalam hati. Sebelum akhirnya kenampakan seorang pria atletis muncul tidak jauh dari arah pandangku. Aku sedang jogging di central park pagi itu. Tak kusangka akan menemukan seorang yang begitu mempesona. Dia Choi Siwon. Baiklah, cukup basa-basinya. Sebenarnya dia bukan orang asing bagiku. Tujuan utamaku ke central park juga bukan untuk jogging sebenarnya. Tentu saja karena aku memang sudah tahu bahwa Choi Siwon sering jogging juga di tempat itu. Dia sangat terkenal di kota tempatku tinggal karena dia adalah seorang model majalah lokal. Aku berusaha mengendalikan diri saat ia semakin mendekat ke tempatku. Hirup napas, hembuskan. Hirup, hembuskan. Ayo Younghyun, keluarkan idemu! Lakukan sesuatu!
Kulihat Siwon menghentikan joggingnya untuk membenahi tali sepatunya yang lepas. Ia menunduk sambil berlutut. Aha! Sebuah ide muncul begitu saja. Younghyun, kau brilian! Aku melepaskan cincin yang kebetulan sedang kupakai saat itu. Mendekat ke arahnya lalu menjatuhkan cincinku hingga menggelinding dan berhenti di dekat kakinya. Dengan cepat aku memasang headphone-ku ke telinga, seolah mendengar musik sambil celingukan mencari sesuatu di tanah. Thanks God! Siwon memungut cincinku dan melihatku yang sedang kebingungan. Aku mendengar ia memanggilku beberapa kali, namun pura-pura tak kudengar. Hingga akhirnya ia menepuk pundakku dan membuatku merinding saking gugupnya. Oh tidak. Aku tidak boleh terlena. Dialah targetnya, bukan aku! Aku menoleh dan melepas headphone-ku.
"Ne?" Tanyaku semanis mungkin.
"Apa kau.. Mencari cincin ini?" Tanyanya sambil menunjukkan cincinku.
"Eoh? Dimana kau menemukannya? Ne! Itu cincinku. Gomawoyo! Jeongmal gomawoyo!" Ujarku seperti benar-benar tulus mengucapkannya.
"Hati-hati. Jangan sampai jatuh lagi." Ucapnya ramah dengan senyum yang... Demi Tuhaaaaannnnnnn perfect banget!
"Oh, ne. Gomawoyo.." Balasku yang untungnya masih bisa sok cool. Oke, itu baru taktik awal. Sekarang saatnya taktik kedua. Aku sengaja mengenakan (lagi-lagi) pakaian olahraga yang cukup menggoda. Hey, aku hanya memanfaatkan apa yang kumiliki. Aku memakai kaos tanpa lengan dan menampakkan perutku yang rata -walaupun tanpa abs-, dengan celana pendek yang membentuk pinggulku. Keringat tampak sudah cukup membasahi tubuhku dan menambah kesan 'Sexy'. Setelah balas menatapnya dan tersenyum menggoda, aku berniat melanjutkan kegiatan joggingku. Dan BINGO! Siwon mengekoriku dan berusaha menyamakan langkahnya denganku.
"Mau pergi bersama Choi Siwon di akhir pekan ini nona?" Ajaknya dengan pandangan lurus ke depan dan sambil terus ber-jogging disampingku.
Damn you, palyboy! You just another victim of mine. Aku-pun mempercepat lariku. Sengaja membuatnya terus mengejarku dan semakin penasaran. Kuharap ia semakin masuk ke dalam jebakan Kim Younghyun.

**

(H-4)

Tak kusangka aku sudah menaklukkan 3 pria! Park Jungsoo, Lee Donghae, Choi Siwon. Hmm.. Apakah ini benar-benar aku? Jadi kalau aku sehebat ini, kenapa aku bisa jomblo dari lahir? Aku terus mematut diri di cermin dan berpikir. Jebakan apa yang akan kuberikan pada target keempatku hari ini..
Aku membuka laptopku dan memeriksa salah satu akun media sosialku. Facebook. Kuno? Tidak. Tahun 2013 ini, facebook masih menjadi sarana nomor 1 untuk menstalker orang (curcol, LOL! -abaikan-). Aku menge-cek daftar temanku yang ada di sana dan menemukan seseorang yang cocok menjadi targetku yang berikutnya.
Lee Hyukjae. Dia salah seorang kenalanku dari dunia maya, chatting. Jika di depan layar komputer, hubungan kami sangat akrab. Tapi kami belum pernah sekalipun bertemu. Kupikir ini saat yang tepat. Dilihat dari fotonya, ia lumayan juga. Keren. Menarik. Aku memutuskan untuk menghubunginya dan mengajaknya bertemu siang itu di salah satu kafe langgananku.
Aku datang lebih dulu ke kafe itu. Saat pria yang kutunggu datang, aku sudah bisa mengenalinya. Sesuai dengan di foto.
"Lee Hyukjae ssi? Annyeong, Kim Younghyun imnida." Ucapku memperkenalkan diri secara resmi dihadapannya. Ia menampilkan gummy smile-nya yang kekanakan itu dan menatapku seolah tak percaya.
"Oh, Younghyun ah! Yak, bolehkah aku langsung memanggilmu Youngie-ah saja?" Tanyanya antusias. Benar-benar kekanakan. Aku hanya bisa memaksakan seulas senyum. Bertahanlah, Younghyun.
"Ah.. Ne, gwenchana.." Balasku seramah mungkin.
"Kau lebih cantik aslinya ya.. Kekeke.. Jadi apa yang akan kita lakukan hari ini, Youngi-ah?" Mendengar ucapannya, sepertinya tidak perlu taktik khusus untuk menggaetnya. Dia mudah sekali dipengaruhi sepertinya.
"Ehm.. Apa yang ingin kau lakukan?"
"Bagaimana kalau ke timezone saja?" Ajaknya.
"Baiklah. Tapi habiskan dulu minumannya, okay?" Ujarku lalu menyesap caramel machiatto-ku.
"Okay!" Serunya bersemangat. Apa aku akan menjadi pengasuh anak bayi hari ini?

Di timezone, ia terus menarikku kesana kemari. Memaksaku untuk bermain bersamanya. Ini cukup melelahkan menghadapi sikapnya yang sangat antusias seperti anak kecil. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk duduk saja dan melihatnya bermain.
"Kau tidak mau main lagi?"
"Ani. Kau saja. Aku duduk saja di sini."
"Eoh? Wae? Kau tak suka main denganku?"
"Anigoteunyo! Naega pigonhae. Berhentilah merengek atau aku akan pulang sekarang juga!" Balasku dengan sedikit mengancam. Pria ini ternyata belum pria tapi masih bocah. Menyebalkan sekali. Setelah kubentak ternyata ia malah meninggalkan game-stand yang ada dihadapannya dan berjalan ke arahku. Aku bingung dan mengamati tingkahnya.
"Mianhae. Aku hanya berusaha menjadi orang yang menyenangkan agar kau suka. Ternyata aku salah. Tapi aku senang karena... Kata-katamu mengingatkanku akan ibuku. Kau... Sangat mirip dengan ibuku.." Ucapnya sambil berdiri dihadapanku.
"Youngie-ah... Ani. Kim Younghyun. Kupikir aku menyukaimu.." Lanjutnya lagi yang membuatku cukup terkejut. Ia menyukaiku hanya karena aku mirip ibunya? Apa aku terlihat seperti ahjumma-ahjumma? Bocah ini sulit ditebak. Tapi cukup menguntungkan karena tak perlu taktik khusus untuk menaklukkannya. Ia terlalu lemah.
"Aku memang terlalu sulit untuk dibenci. Kau beruntung bisa menghabiskan seharian ini denganku, Hyukjae ssi." Balasku bangga dan melenggang pergi mendahuluinya. Bocah malang, Lee Hyukjae sayang.

**

(H-3)

Hari itu aku bangun kesiangan. Bukannya kelelahan atau sakit. Tapi memang aku suka tidur. Singkatnya, tukang tidur. Saat aku turun untuk sarapan, aku mendengar suara pria asing yang berbicara dengan oppa-ku. Aku mengamatinya diam-diam melalui celah bingkai tangga. Wah. Teman oppa-ku itu sangat manis.
"Sungmin-ah! ......" Aku mendengar oppa-ku menyebut nama temannya itu. Jadi namanya Sungmin. Cute sekali. Hmm.. Membuatku ingin melihatnya dari dekat.
"Yak, onnie! Meskipun ini hari libur, seharusnya kau bangun pagi dan membantu eomma bersih-bersih! Dasar tukang tidur!" Pekikan adikku itu sukses membuatku mati kutu dan amat sangat malu. Oppa-ku dan Sungmin menoleh ke arahku. Oh, please, my f*ckin freak little sister! Dia menghancurkan hariku! Kudengar oppa-ku tertawa, dan kubalas dengan tatapan membunuh. Sungmin hanya ikut terkekeh dan membuatku kembali tertunduk. Aku menuruni tangga dengan sangat berat. Karena tak fokus, aku salah pijak dan hampir terjatuh. Tidak, jangan sampai itu terjadi. Ibarat pepatah "sudah jatuh, tertimpa tangga". Itu tidak boleh terjadi. Akan sangat merusak image seorang Kim Younghyun. Dengan gerakan cepat aku menghindari insiden jatuh yang memalukan itu. Aku sendiri tak mengerti bagaimana aku bisa melakukannya. Aku hanya terdesak dan refleks saja. Tanpa kusadari, Sungmin dan oppa-ku terus mengawasi.
"Uwaa, apa kau ikut beladiri?" Ucap Sungmin mengagetkanku.
"M-mworago? A-anieyo, ige anigoteun.." Balasku sambil terkekeh malu menanggapi pertanyaan bodohnya.
"Barusan kau melakukan sesuatu di tangga seperti gerakan beladiri." Ucapnya lagi. Memangnya tampangku ada tampang ikut beladiri gitu? Toh tadi kan hanya refleks saja karena aku hampir jatuh. Pria itu aneh.
"Eoh? Aahh.. Itu hanya... Hanya..-"
"Aku Lee Sungmin. Kau pasti Younghyun kan?" Potong Sungmin membuatku semakin kikuk.
"Dia teman basketku. Dia sangat jago martial arts. Geundae, daripada kau terus mempermalukan dirimu dengan penampilan seperti itu, lebih baik kau cepat mandi lalu ikutlah dengan kami menonton pertandingan basket!" Ujar oppa-ku yang kubalas dengan anggukan cepat.

Di lapangan basket indoor itu kami duduk berjejer. Aku, Sungmin, lalu oppa-ku. Aku hanya menonton dalam diam. Sambil sesekali mencuri pandang pada Sungmin. Well, he's so damn cute! Seriously! Aku harus selalu menahan napas hanya untuk memandangnya. Aku sedikit kesal karena oppa-ku terus saja mengajaknya mengobrol dan mengabaikanku. Akhirnya terbersit ide dalam benakku. Aku berteriak memberikan semangat pada salah satu tim yang tanding. Membuat Sungmin dan oppa-ku cukup terkejut.
"Kau semangat sekali. Kau benar-benar menyukai pertandingan basket ini?" Tanya Sungmin akhirnya.
"Ne, geureomnyo! Basket itu sangat menyenangkan dan seru." Balasku sok yakin.
"Geuraeyo? Jadi apa kau suka bermain basket juga?"
"Ne. Aku sudah 2 kali ikut pertandingan saat SMA dulu." Ujarku ngasal. Sejak kapan aku ikut tanding basket? Men-dribble bola saja seperti nggiring kambing. Bolanya lepas aku-nya malah terus lari.
"Jinjjayo? Wahh.. Kau sangat keren. Apa posisimu di tim itu dulu?" Skak mat. Pertanyaan macam apa itu. Bagaimana ini?
"Ehm.. Itu..--"
"Yaaa itu dia Jo Sunwoo dari tim A dengan tembakan 3point-nya yang jitu ......" Suara teriakan pemandu acara pertandingan membahana melalui speaker yang ada, memotong kalimatku sekaligus memberikan pencerahan padaku.
"Ahh.. Itu.. Aku di bagian 3point.. Kekeke.." Jawabku seadanya dan sekenanya saja dengan tawa yang dibuat-buat.
"Jadi kau penembak 3point, begitu? Wah.. Jinjja daebak.." Puji Sungmin bertubi-tubi, membuatku semakin tersipu. Semoga saja ini berhasil. Batinku.
"Yak, apa kalian diam-diam mau pdkt, eoh? Jangan lupakan kehadiranku di sini ya!" Oppa-ku terlihat sewot karena merasa diabaikan. Mengganggu kesenanganku saja. Padahal kan sedikit lagi aku mencuri perhatian Sungmin dan dia akan benar-benar jatuh cinta padaku.
Aku hanya menatap oppa-ku malas saat ia kembali mengajak Sungmin mengobrol. Tapi di sela-sela obrolan mereka, tiba-tiba saja Sungmin menunjukkan ponselnya padaku. Ia menunjukkan layar ponselnya padaku dengan pandangan masih lurus menatap oppa-ku. Apa maksudnya? Aku hanya memperhatikan layar ponsel itu tanpa mengambilnya.
'010-564381. Text me! :)'
Woah! Kim Younghyun, neo... Jinjja daebakk! Aku hanya bisa tertawa geli setelah membaca itu. Tsk, Lee Sungmin. Kau manis tapi kenapa begitu naif?

**

(H-2)

2 hari sebelum ulangtahunku! Masih tersisa 2 pria lagi dan aku akan selesaikan misiku ini. Hmm... Kemana lagi 2 pria tampan ini harus kucari? Tiba-tiba ponselku berdering. Dari sahabat baikku di kampus. Tentu saja ia wanita. Ternyata ia menelpon untuk mengajak bertemu. Karena menganggur, akhirnya aku mengiyakan saja ajakan itu. Ia memintaku menemaninya ke toko buku. Well, not too bad.

"Kau mau cari buku apa sih?" Tanyaku to the point.
"Buku strategi cinta." Aku cukup tertegun mendengarnya.
"Memangnya ada buku yang seperti itu?"
"Harusnya sih ada. Makanya aku sekarang sedang berusaha mencarinya." Ujarnya sambil terus sibuk menggeledah isi rak buku di toko itu. Melihatnya begitu antusias aku jadi ingin tertawa. Kenapa harus repot-repot pakai buku? Aku saja dengan strtaegi ngasal dan keberuntungan bisa menggaet 5 pria tampan sekaligus.
"Kalau kuboleh tahu, ada pria yang mau kau dekati ya? Nugunde?" Tanyaku menggoda.
"Ahh.. Ne.. Isseoyo.. Dia.. Asisten dosen di jurusan sastra. Dia sangat tampan. Kau tak tahu?" Ujarnya sambil sesekali melihat judul-judul buku dihadapannya.
"Nugu? Kenapa aku jadi ketinggalan berita ya?" Balasku penasaran.
"Salah sendiri tidak ikut semester pendek! Tsk. Namanya Kim Kibum. Dia putih, mancung, pintar, mempesona, arrgghhh... Pokoknya dia sangat tampan..!!" Pekiknya membuatku seketika kaget. Sahabatku ini memang antik orangnya. Kalau dibiarkan begini, bisa-bisa si Kibum itu menjauh darinya sebelum mengenalnya karena ilfeel.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi aku jadi penasaran. Seperti apa sih Kim Kibum itu? Apa iya dia tampan hingga membuat sahabatku sampai terobsesi. Aku harus menyelidikinya.

Sepulangnya menemani sahabatku, aku langsung searching di facebook tentang Kim Kibum. Aku mencari akun yang memuat profilnya. Begitu aku menemukan Kim Kibum dengan kampus yang sama denganku, aku langsung menelusurinya lebih lanjut. Aku membuka koleksi fotonya. Ya, memang sangat tampan. Hmm.. Haruskah aku menggaetnya juga? Semoga saja sahabatku itu tak tahu tentang niatku ini. Kalau dia sampai tahu, aku bisa di-cap "teman makan teman". Mengerikan. Tapi seketika aku merasa bersalah. Lama-lama ini jadi sebuah candu untukku. Maksudku, aku tahu ini hanya permainan. Tapi kenapa aku jadi semakin bersemangat melakukannya? Bukankah aku melukai perasaan banyak orang? Ada apa denganku? Apakah aku begitu terobsesi untuk punya pacar?
"Onnie!" Tiba-tiba adikku sudah masuk dalam kamarku dan mengejutkanku. Dengan cepat kututup laptopku.
"Waeyo?"
"Ada seseorang datang, yang mengaku teman onnie. Sekarang dia dengan seenaknya bermain playstationku. Cepat usir dia!" Ujar adikku ketus dan kesal. Oke, siapa lagi kali ini?
Aku keluar untuk melihat ke ruang tengah di lantai bawah, siapa orang yang dimaksud itu dan aku terkejut saat menyadarinya. Dia Cho Kyuhyun. Maniak games, sekaligus teman kursus matematika-ku sewaktu di SMA. Dia itu meskipun suka main, otaknya sangat encer. Aku iri sekali dengannya. Tidak usah belajar sudah pintar. Aku? Belajar saja juga tidak pintar-pintar.
"Yak! Kyu!" Pekikku saat sudah berdiri dibelakangnya.
"Young-ah! Oraenmanieyo!" Balasnya dengan tatapan masih terus lurus pada permainannya.
"Berhenti bermain. Adikku mengamuk tahu!"
"Aku akan berhenti bermain kalau kau bisa mengalahkanku!" Tantangnya. Tsk, sok hebat. Pede sekali dia. Dia belum tahu kalau selama ini aku juga sudah jadi maniak games.
"Joh-a! Kau meragukanku? Cih. Katakan game apa yang kau mau? Gran turismo? Tekken? CTR?" Balasku tak kalah menantang.
"Woah, kau mengerti game playstation juga ya? Sejak kapan?" Ledeknya.
"Yak! Berhenti bersikap sok! Menggelikan. Lihat saja nanti. Jangan menangis kalau kau sampai kalah!" Protesku kesal.
Kamipun bermain bersama dan aku harus bersusahpayah untuk bisa menang darinya. Jari-jariku bahkan rasanya sampai mau lepas saking semangatnya memainkan stick. Tapi akhirnya, aku tetap bisa membuktikan perkataanku. Aku menang darinya.
"Sejak kapan kau jadi jago begini?" Tanyanya tak terima.
"Mwoya? Aku kan memang jago. Kau itu tidak ada apa-apanya, tahu."
"Hmm.. Lama tidak bertemu kau banyak berubah ya. Makin keren, pintar, dan jago main game! Apa kau mempelajarinya dariku?" Godanya. Aku hanya mendesis dan melemparkan bantal sofa ke arahnya.
"Young-ah. Uri daeteu-haja." Ujarnya yang terdengar lebih serius dari sebelumnya. Membuatku terdiam. Baru saja ia mengajakku berkencan. Apa aku tak salah dengar?
"Aku serius. Kalau kau terima, datanglah ke kafe langganan kita biasanya besok jam 4 sore. Gidarilkke!" Ucapnya sebelum meninggalkan rumahku. Sepertinya dia tulus. Aku masih terdiam. Aku merasa ada sesuatu yang aneh. Di dadaku. Sesak, tapi juga menyenangkan. Baru saja ia menembakku. Kyuhyun menembakku? Kenapa aku merasa aneh? Berdebar tak biasa. Selama aku menggaet 5 pria sebelumnya, tidak ada perasaan khusus apapun yang kurasakan. Tapi sekarang? Oh, aku merasa sungguh berdosa sekarang. Apakah ini hukuman Tuhan padaku? Kyuhyun, maafkan aku.

**

(H-1)

Besok sudah ulangtahunku. Mengingat pengakuan Kyuhyun kemarin membuatku tak bisa tidur dengan nyenyak dan tak bersemangat. Aku bingung. Haruskah aku menyelesaikan misi gilaku ini? Tiba-tiba saja ponselku berdering. Choi Siwon. Ia memintaku menemaninya mencari pakaian jam 4 sore nanti, untuk pemotretannya besok. Baru saja akan kuletakkan, ponselku berdering lagi. Kali ini Lee Hyukjae. Ia mengajakku ke restoran baru di dekat central park jam 4 sore. Nice! Two shot, right? Aku menghela nafas. Kemudian tak lama sebuah sms masuk. Lee Donghae. Ia bilang akan ke rumahku jam 4 sore untuk meminjamkan bukunya yang ia janjikan padaku. Oh, aku akan benar-benar gila. Aku meletakkan ponselku dan bersiap berbenah diri. Hari ini aku ada perlu untuk mengurus pendaftaran semester baru di kampus. Tunggu dulu. Sepertinya ada yang janggal di sini. Kenapa mereka semua mengajakku di jam yang sama?! Jam 4? Oh my... Bahkan Kyuhyun juga! Hampir saja aku lupa. Holy shit!
Saat sudah siap dan akan berangkat, aku dikejutkan seseorang di depan rumah. Park Jungsoo. Ia mengajakku makan malam di rumahnya jam 7. Tadinya aku sudah bernapas lega. Tapi ia melanjutkan bahwa jam 4 aku harus ikut dengannya ke suatu tempat. Holy crap!

Aku berusaha menenangkan diriku dan melupakan masalah itu sejenak. Sesampainya aku di kampus, aku langsung menuju biro administrasi untuk mengurus pembayaran lalu ke pusat komputer untuk mendaftar matakuliah di semester baru. Di pusat komputer aku bertemu sahabat baikku bersama seorang pria. Siapa dia ya? Tiba-tiba terbersit dalam benakku ucapan sahabatku itu saat di toko buku. Kim Kibum? Apakah itu Kim Kibum? Aku berjalan mendekat.
"Ah Kibum ssi, temanku sudah datang. Kalau begitu sampai nanti." Ucap sahabatku. Aku berjalan mengikuti sahabatku ke dalam, sedangkan Kibum berjalan keluar. Kami sempat berpandangan. Pandangan yang cukup aneh dan kikuk.
"Kudengar kau bilang sampai nanti padanya. Kalian sudah berkencan?" Tanyaku penuh selidik.
"Mwo? A-anieyo.. Kekeke.. Aku sih berharapnya begitu. Tapi--"
"Tapi apa?"
"Sepertinya dia tidak menyukaiku. Dia bilang dia suka anak ekonomi, tapi aku tidak yakin kalau itu aku.."
"Yak, kenapa pesimis begitu? Yakin saja kalau itu kau. Kekeke.." Aku berusaha menghibur sahabatku itu.
Setelah menyelesaikan serangkaian proses pendaftaran itu, aku pun berpisah dengan sahabatku untuk bisa segera pulang. Aku berjalan santai menuju mobilku. Suasana parkiran kampus cukup sepi karena hari itu memang tidak ada kegiatan perkuliahan, jadi hanya beberapa mobil milik dosen, staf, dan mahasiswa yang mengurus pembayaran dan pendaftaran saja. Tidak banyak. Aku mulai menstarter mobilku, namun naas mesin mobilku tak kunjung menyala. Sial. Mobilku mogok. Aku pun keluar dan membuka kap mobilku, mencoba memeriksa apa yang salah. Bensin masih cukup kok. Hmm.. Aku kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. Hingga tiba-tiba muncul seseorang. Kim Kibum. Ya, pria itu muncul dan berjalan ke arah mobil yang terparkir tidak jauh dari mobilku.
"Chogio.." Panggilku yang membuatnya menoleh.
"Ne?"
"Ah, kau.. Kim Kibum kan? Aku Younghyun, dari fakultas ekonomi. Tadi kau berbicara dengan temanku waktu di pusat komputer. Kukira kalian saling mengenal?"
"Ahh.. Ne. Waeyo?" Balasnya singkat, padat, dan jelas. Pelit kata-kata sekali.
"Ini.. Mobilku tiba-tiba mogok. Bisakah kau... Membantuku? Keke. Mian merepotkan." Ujarku sambil tersenyum sungkan. Tanpa membalas ucapanku, ia langsung mendekat ke arahku dan melihat mesin mobilku.
"Sepertinya perlu dibawa ke bengkel. Aku punya kenalan. Biar kuhubungi saja untuk membawa mobilmu. Bagaimana kalau kau kuantar saja?" Kibum menawariku pulang bersama? God! Bagaimana aku bisa seberuntung ini? Dewi Fortuna sepertinya sangat mendukung misi gilaku itu. Selalu saja ada cara dan kesempatan untukku bisa mengenal seorang pria tampan. Jika Kibum berhasil kudapatkan, maka genap sudah misi-ku ini. 7 pria tampan, masuk dalam jebakan seorang Kim Younghyun. Ini gila!
"K-kau serius?" Tanyaku tak percaya.
"Ne. Kajja." Ajaknya. Aku hampir saja lupa diri dan akan bersorak kegirangan. Aku melihat jam tanganku. Sisa 1,5 jam lagi sebelum jam 4 sore. Aku harus cepat-cepat kembali dan menghadapi sebuah kengerian. Oh tidak. Haruskah semuanya berakhir dalam sekejap? Besok ulangtahunku, aku harus berhasil. Jangan sampai mereka semua mengetahui rahasiaku ini. Tapi bagaimana aku bisa menemui mereka semua sekaligus di jam yang sama?

Akhirnya aku sampai di rumah dalam waktu 15 menit saja. Kibum mengemudikan mobilnya cepat sekali. Memangnya dia pikir sedang ikut rally? Dia juga terkesan dingin dan tidak banyak bicara. Tapi aku mendapatinya yang sesekali memperhatikanku melalui kaca spion selama perjalanan. Sepertinya diam-diam dia sudah jatuh cinta padaku. Kim Younghyun, gadis biasa saja yang jomblo dari lahir tiba-tiba memecahkan rekor mendapatkan 7 pria tampan sekaligus dengan mudah. Kupikir aku sudah menjadi gadis yang menakutkan. Tapi ah, peduli amat!
"Jamkan.." Ucapnya yang menghentikan niatku turun dari mobil.
"Kapan-kapan.. Apa aku boleh mampir ke rumahmu?" Tanyanya yang membuatku cukup terbelalak dan tergelitik. Aku tertawa.
"Tentu." Ujarku dengan seringai menggoda. Yeah!! 7 pria jatuh dalam pesonaku. Aku berhasil! Aku masuk ke dalam rumah dengan semangat membara. Terlalu senang. Sepertinya aku benar-benar primadona sekarang. Ah, tunggu! Jangan melupakan masalah penting itu! Sebentar lagi jarum jam akan menunjuk angka 4. Aku kembali panik. Bagaimana ini??? Aku mencari eomma-ku yang ternyata sedang menyiapkan makan malam di dapur.
"Eomma, apa selama aku pergi ada seseorang yang menanyakanku hari ini?"
"Isseoyo. Appa-mu."
"Aish! Maksudku orang lain. Apa ada?"
"Eobseo. Wae?"
"Ah, ani eomma. Geundae.. Apa yang akan eomma lakukan jika eomma berada diantara banyak pilihan?"
"Apa maksudmu? Tentu saja memilih." Jawab eomma-ku sambil terus sibuk dengan masakannya dan tak tertarik dengan ocehanku yang mulai ngelantur ini.
"Arayo. Masalahnya, bagaimana kita bisa memilih jika semuanya terlalu baik, eomma?"
"Kalau begitu ikuti kata hatimu saja, Young-ah.." Baiklah. Ikuti kata hati. Di sela aku berpikir, ponselku bergetar tanda sms masuk.
Lee Sungmin. Dia mengajakku ke pertandingan basket hari ini jam 4 sore?!?! Aku terkejut bukan main hingga hampir saja melempar ponselku. Tenang, Younghyun. Tarik napas, hembuskan. Oke. Sekarang tinggal beberapa menit sebelum pukul 4 tepat! Tentukan pilihanmu, Young! Tenang dan berpikirlah dengan jernih. Ikuti kata hatimu. Hanya kata hatimu.

**

10 menit sebelum jam 4 hari itu, aku sudah menentukan pilihanku. Aku bergegas menemui pria itu. Ya, pria yang menjadi pilihanku saat itu, menurut kata hatiku. Aku harus cepat ke sana, menemuinya. Sebelum yang lain akan menemukanku lebih dulu dan habislah aku. 'Kling'! Suara pintu yang terbuka membunyikan lonceng kecil di atasnya. Aku sampai tepat waktu. Tepat jam 4 sore! Aku menstabilkan detak jantungku dan napasku, lalu mencari priaku itu. Setelah menemukannya aku duduk dihadapannya. Lega sekali. Aku harap, aku tidak salah pilih.
"Kau datang." Ucapnya terlihat senang.
"Kau yang memintaku."
"Jadi kau menerimaku?" Tanyanya penasaran.
Belum sempat aku menjawab, seorang pelayan datang dan menyodorkan buku menu.
"Silahkan, Nona." Entah kenapa suaranya terdengar familiar di telingaku. Aku mencoba mendongak melihat pelayan itu. Dan DAMN! Another surprise. Aku sangat shocked saat tahu bahwa pelayan itu adalah Lee Donghae. Mati aku! Leherku mendadak kaku, lidahku kelu, tenggorokanku tercekat. Jantungku mau lepas!!
"Ada yang bisa saya bantu, Nona... Kim?" Tanya Donghae lagi membuatku semakin skak mat. Kulihat Kyuhyun yang duduk di hadapanku sudah melipat tangannya di dada dengan satu alis terangkat dan seringai puas di bibirnya. Menakutkan! Apa ini? Aku berusaha memandang ke sekeliling kafe dan semua berubah semakin menakutkan. Seorang pria yang tadinya membaca koran tiba-tiba menurunkan korannya dan menampakkan wajahnya. Choi Siwon?! Gosh! Sejak kapan dia ada di sana? Di sisi lain, tidak jauh dari tempatku ada 2 orang yang terlihat asik berbincang tiba-tiba menoleh ke arahku. 2 orang itu, Lee Hyukjae dan Lee Sungmin?! Apa-apaan ini? Apa ini lelucon? Di dekat meja kasir juga tampak seseorang berdiri. Ia terlihat sibuk berbicara dengan beberapa staf kafe sebelum akhirnya menoleh dan menatapku lurus. Park Jungsoo?! Aku membelalakkan kedua mataku. Menundukkan wajahku dalam-dalam. Apa mereka menjebakku? Aku benar-benar akan habis sekarang. Masih menunduk, aku berniat melarikan diri.
"A-aku.. Mau.. Ke k-kamar ma-mandi.." Ujarku terbata dan berniat lari ke pintu keluar. Lari-ku terhenti mendadak karena seseorang masuk dan menghalangi jalanku. Kim Kibum. Dengan tatapan tajam dan senyum dingin.
"Kenapa terburu-buru?" Tanya Kibum yang terdengar sangat horor. Oh tidak. Aku terkepung! Di depanku ada Kibum, dan aku tidak mungkin kembali ke dalam karena 6 pria lainnya menungguku di sana. 7 lawan 1?! Aku menghela napas pasrah, sambil berkacak pinggang.
"Baiklah, kalian menang." Ucapku tak rela.
"Kenapa kau begitu gelisah, Younghyun sayang? Tenanglah. Kami bersamamu di sini." Celetuk Park Jungsoo.
"Seharusnya kau senang. Kami berkumpul di sini untuk memberimu selamat." Lee Sungmin ikut berujar.
"Bukankah kau sudah berhasil?" Balas Lee Hyukjae tak kalah horor. Semua sindiran itu semakin menyudutkanku.
Kulihat mereka perlahan beranjak dari tempatnya dan bergerak ke arahku. Semakin mendekat. Aku merinding. Mataku melotot tak berkedip. Aku gugup setengah mati hingga keringat dingin mengucur. Mereka semakin mendekat dengan seringai kemenangan mereka. Aku hanya bisa menutup kedua mataku dan berteriak dengan posisi kuda-kuda juga tangan terkepal siap meninju siapa saja yang mendekat.
"Hiyaaaaaaaaaaaaa....!!!!!!!"

**

Suara lengkingan sumbang yang sangat kubenci sudah memaksa masuk dalam gendang telingaku. Membuyarkan semua insiden itu dari alam pikirku. Aku terperanjat saat seseorang mulai menaiki ranjangku.
"Onnie!!!!! Banguuuunnnnn!!! Sampai kapan mau tidur terus, dasar babi!" Jerit adikku di depan wajahku. Membuatku harus membuka mataku paksa dan menggeliat kesal.
"Kau.. Setan cilik! Berhenti menggangguku!"
"Wah, apa ini? 'Girl's Guide in Finding Soulmate. Cara Jitu Dapetin Cowok'. Sepertinya onnie benar-benar termakan ucapanku hingga membaca buku seperti ini. Huahahahahah!!!" Pekiknya girang membuatku melompat kaget dan merebut buku itu darinya. Aku malu sekali.
"Berapa lama aku tertidur?" Tanyaku kemudian.
"12 jam. Kau tidur seperti babi." Jawabnya nyelekit. Dari jawaban itu aku bisa menyimpulkan. Ternyata semua itu mimpi. Hanya mimpi. Aku bukan primadona. Untungnya, kejadian terakhir juga hanya mimpi. Itu berarti aku masih selamat. Terkadang pria tampan juga bisa menjadi menyeramkan. Membayangkannya lagi sudah membuatku merinding sendiri.
Aku beranjak dari ranjangku dan melihat kalender. Ternyata hari ini sudah hari ulangtahunku. Apa aku tidak salah lihat tanggal? Sepertinya aku terlalu banyak pikiran hingga tak sadar hari ini aku sudah 22 tahun. Aku berjalan keluar kamar untuk menuju lantai bawah dan menemukan appa, eomma, oppa, dan yeodongsaengku sudah berkumpul di meja makan dengan sebuah kue tart besar!
"Saengil chukka hamnida, uri Youngie!" Ucap mereka serempak membuatku terharu. Aku mendekati mereka dan memeluk mereka satu per satu. Selesai dengan itu, bel pintu kami berbunyi.
"Biar aku saja!" Seruku kemudian berjalan ke arah pintu. Tidak peduli jika saat itu aku belum mandi dan sangat acak-acakan. Aku membuka pintu penuh semangat dan senyum sumringah. Sebelum akhirnya senyumku memudar dan aku shocked melihat siapa yang datang.
"Saengil chukka hamnida, Young-ah! Saranghae!!!" Seru rombongan itu bebarengan sambil menodongkan beragam bunga dari tangan mereka masing-masing. Aku mengamati mereka satu per satu dengan masih tercengang. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Ada 7 pria. Park Jungsoo. Lee Donghae. Choi Siwon. Lee Hyukjae. Lee Sungmin. Cho Kyuhyun. Kim Kibum. Tubuhku seketika melemas. Mataku berkunang-kunang. Bayangan insiden itu kembali terngiang dalam benakku membuatku sekali lagi merinding. Aku tidak percaya bahwa mereka akan benar-benar datang untukku. Bukankah ini terlalu indah untuk dilewatkan? 7 pria tampan incaranku datang membawa bunga. Saat itu juga aku tergolek pingsan saking terkejutnya di depan pintu dan kuharap aku sudah berada pada posisi terbaikku. Tidak lupa juga dengan senyum di wajahku.
"Young-ah?!" Pekik semua orang begitu melihatku pingsan.

Well, aku tidak tahu apakah ini bisa dibilang berakhir bahagia. Sepertinya Tuhan memang benar-benar mendengar doa dan harapanku. Tapi tetap saja, hidup itu pilihan. Dan kita juga tidak bisa memaksakannya.
Sekarang aku tetap harus memilih di antara 7 pria tampan! Insiden di mimpi itu mengingatkanku agar tak serakah. Ini pilihan yang sulit, tapi menyenangkan. I can't decided yet what or who to choose. Just let it flow to enjoy it. Letting my heart to speak up its choice in the end and hopefully it's not another bad dream! Semoga semua orang yang membaca ini bisa segera menemukan cinta sejatinya dan menentukan pilihan yang tepat. We all have stories to tell, right?

*END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar