Senin, 15 Juli 2013

SO, IS THIS LOVE?




Title                       : SO, IS THIS LOVE?
Author                   : Kxanoppa
Genre                     : Romance
Tags                       : Park Jungsoo/Leeteuk, Choi Siwon, Lee Donghae, Cho Kyuhyun, Lee Hyukjae, Nam Yihyun/Nami (OC), Nam Heeju (OC), Ahn Minji (OC), Oh Yonju (OC)
Rating                     : PG-15
Length                     : One Shot
Notes                 : first of all, happy birthday to our most handsome and the best leader in the world, Leeteuk!! FF ini kubuat khusus utk ulangtahun Leeteuk Oppa. Terinspirasi salah satu karya milik Robyn Sisman, dengan cerita yg sdh dirombak & dimodifikasi. Tanpa ada unsur melecehkan/menjatuhkan/plagiarisme/apapun, murni utk hiburan semata. Semoga readers semua bisa suka ya. Jangan lupa komennya! Saran, kritik, opini, semuanya diterima kok. Happy reading!! (Recommended song : Ice Cream – Leeteuk ft. Joo)


STORYLINE – Normal POV

“Bisakah kita jatuh cinta pada orang yang belum pernah kita temui sebelumnya?”

Nami dengan cekatan membantu kakaknya membawakan satu nampan berisi penuh hidangan spesial mereka malam itu. Ya, malam itu Nami diundang untuk makan malam bersama di rumah kakak perempuannya yang sudah menikah. Bukan tanpa alasan, kakak Nami –Nam Heeju, memang kerap mengundangnya makan bersama dengan maksud mengenalkan Nami dengan pria-pria lajang –kenalan suaminya.
“Ini dia tamu spesial kita! Nami, kenalkan ini juniorku di kantor, Lee Donghae. Bukankah ia sangat tampan?” ujar Siwon dengan mata berbinar saat mengenalkan juniornya itu.
“Astaga, yeobeo! Dia tampan sekali! Nami, kali ini kau takkan menyesal!” seru Heeju yang tak kalah semangat. Nami yang mendengar kehebohan itu hanya memutar bolamatanya jengah kemudian meninggalkan ruang makan menuju dapur. Heeju yang merasakan adanya perubahan situasi tidak mengenakkan langsung berinisiatif menyusul Nami.
***

Onni. Bisakah kita makan malam biasa tanpa motif apapun? Aku benci dengan acara perjodohan konyol kalian. Apanya yang tampan dari tampang playboy seperti itu?” protes Nami setelah meneguk segelas air dingin.
“Kenapa kau selalu menilai orang dari penampilannya saja? Setahuku dari Siwon, Donghae itu pria yang baik. Apa salahnya mencoba? Nami, sebagai seorang wanita karir kau sudah sangat mapan. Kau cantik dan pintar. Apa lagi yang kau cari? Aku dan Siwon hanya berusaha membantumu. Apa kau mau dikatain perawan tua?” perkataan Heeju begitu menohok. Baru saja Nami akan membalas ucapan kakaknya, namun suara langkah kaki yang mendekat ke arah dapur mengurungkan niatnya. “Maaf, apa aku mengganggu?” tanya seseorang dengan suara asingnya.
“Ah, Donghae ssi. Tentu tidak. Ada apa?” tanya Heeju ramah, sedangkan yang ditanya malah asik menelusuri lekuk tubuh Nami dan membuat Nami merasa risih. Ia menyesal memilih mengenakan pakaian ketat malam itu.
“Bisakah aku bicara dengannya?” pinta Donghae dengan senyum nakalnya ke arah Nami. Heeju yang mendengar itu hanya bisa melirik Nami usil dan menyikut lengannya, membuat Nami semakin gerah dan ingin cepat-cepat kabur dari tempat itu.
“Kau perlu sedikit bersenang-senang.” tepat seperti dugaan Nami sebelumnya bahwa Donghae memang bukan pria baik.
“Sudah kuduga kau akan mengatakan hal-hal semacam ini. Tapi maaf, Donghae ssi. Aku bukan wanita seperti itu.” Ujar Nami mantap kemudian pergi meninggalkan Donghae yang masih termenung. Sebenarnya ia yang salah bicara atau Nami yang salah tangkap?
***

Nami POV

Nami, itu panggilanku. Saat ini aku 27 tahun, usia yang sudah tidak muda lagi memang. Gara-gara itu juga kakakku, Heeju semakin gencar saja mencarikanku jodoh. Apa dia pikir aku tidak bisa mencari jodoh sendiri? Hey, ini bukan perkara bisa atau tidak. Tapi mau atau tidak mau. Jujur saja aku lebih suka kehidupan yang bebas. Bersenang-senang dengan diri sendiri dan teman-teman itu lebih menyenangkan bukan? Tidak akan ada yang memarahimu kalau kau pulang terlambat, shopping sampai uangmu habis, atau mabuk sampai pagi. Menikmati hidup itu segalanya bagiku. Kehidupan setelah menikah akan sangat merepotkan karena aku akan kehilangan waktu-waktu kebebasanku dan disibukkan dengan segala urusan rumah tangga juga tetek-bengeknya, termasuk mengurusi bayi besar yang manja (baca: suami). Hanya membayangkannya saja sudah membuat kepalaku pusing.
Banyak orang mengenalku sebagai seorang workaholic. Aku mencintai pekerjaanku dan akan melakukan yang terbaik demi berhasilnya pekerjaanku. Saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan periklanan –SungDong, di departemen artisitik, yah semacam editor gitu deh. Sudah banyak proyek besar kutangani perihal periklanan produk-produk terbaru dari perusahaan-perusahaan ternama, mulai dari makanan, produk kecantikan, bahkan aku juga pernah terlibat dalam proyek gabungan film dan TV, pemotretan majalah, dan menciptakan konsep serta desain-desain untuk iklan. Pengalamanku di dunia kerja sudah tak diragukan lagi.
“Nami.” Sapa seorang wanita seusiaku di ambang pintu ruang kerjaku. Itu partner terdekatku sekaligus asisten terbaikku, Ahn Minji. “Cho Kyuhyun memintamu untuk segera keruangannya..” ucap Minji yang berhasil membuat keningku berkerut. Cho Kyuhyun, dia atasanku di kantor ini. Aku harap aku tidak melakukan kesalahan.
***

“Kau sudah dengar tentang program pertukaran itu?” tanya Kyuhyun begitu aku tiba diruangannya.
“Program pertukaran apa?” Timpalku spontan yang membuatnya langsung menatapku tajam. Menyadari itu membuatku merinding.
“Kau tahu kan kalau sister company perusahaan kita yang ada di amerika sedang menjalankan proyek besar? Barusan direktur disana menghubungiku kalau program pertukaran itu akan mulai dijalankan minggu depan..”
“Lalu?”
“Lalu? Tentu saja kau yang akan pergi untuk program pertukaran itu..”
“Oh.. APA?!”
“Aku tak mau dengar alasan ataupun penolakan. Persiapkan dirimu, seminggu lagi kau mulai bekerja sebagai pegawai temporer di SungDong amerika.”
“T-Tapi..”
“Ah, satu lagi. Karena ini program pertukaran, maka kalian juga akan bertukar tempat tinggal. Jangan permalukan nama perusahaan hanya karena kau tidak bisa menunjukkan tempat tinggal yang layak untuk rekan pertukaranmu nanti..” Jelas Kyuhyun yang sekaligus mengakhiri perbincangan kami.
***

Leeteuk POV

“Kau yakin akan pergi?” tanya Yonju tak yakin.
“Tentu saja. Sudah lama sekali aku tidak ke Korea. Terakhir aku ke sana adalah tahun 2005, aku sangat merindukannya..” balasku berusaha meyakinkan Yonju.
“Lalu bagaimana denganku?” tanyanya lagi yang membuatku cukup bingung menjawabnya.
“Kau bisa ikut denganku jika kau mau..” mendengar itu, senyum kelegaan terpancar dari bibir Yonju.
Oh Yonju, dia kekasihku selama 1 tahun terakhir. Saat ini ia menempuh program masternya di jurusan sastra di salah satu college di amerika. Aku sangat mencintainya dan dilihat dari segi usia, sebenarnya kami sudah sama-sama matang untuk menikah –aku 30 dan dia 27. Setelah program pertukaran pegawai yang kujalani berakhir, aku berencana untuk segera melamarnya. Semoga semua bisa berjalan sesuai rencanaku.
Yonju ikut denganku ke Korea dan memutuskan mengambil cuti 2 bulan dari kuliahnya. Aku tentu saja sangat senang. Bisa tetap bersama Yonju selama di Korea bukankah itu seperti bonus? Bekerja sekaligus berlibur. Aku harap sih begitu.
Beberapa jam setelah menginjakkan kaki di Korea, aku sangat antusias, begitupun Yonju. Tapi itu tidak bertahan lama setelah kami sampai di apartemen yang akan kami tinggali selama 2 bulan ke depan. Bayangan akan apartemen berkelas gaya orang kaya Korea sirna, begitu kutemukan apartemen tak berbintang yang terletak di gang sempit di pinggiran kota Seoul itu. Kios-kios kecil, rumah-rumah kumuh, dan kucing berkeliaran yang menjadi pemandangan alami tempat itu seketika menghancurkan bayangan indahku bersama Yonju.
Kami semakin terkejut begitu kami masuk dalam apartemen milik rekan pertukaranku yang aku sendiri masih belum jelas namanya. Terasa begitu pengap, minim cahaya dan udara segar. Perabotan yang semrawut, remah-remah makanan yang masih berceceran di seluruh penjuru ruang, tirai yang lama tidak di cuci, meja makan kacau, dan entahlah apalagi yang bisa kugambarkan di sana. Terlalu kacau. Aku mencoba menenangkan Yonju dan membuka jendela untuk memberi sedikit cahaya dan udara untuk bernapas. Di atas meja makan, kutemukan sepucuk surat yang ditulis asal-asalan dengan tinta yang bocor.
“Inilah tempat tinggalku, maaf kalau berantakan karena aku tidak sempat membereskannya. Semoga harimu menyenangkan. –N.Y”
Selesai membaca itu aku bisa menarik satu kesimpulan : dia lajang.
***

Nami POV

Aku begitu terkejut saat sampai di apartemen miliknya. Berbanding terbalik denganku. Apartemennya sangaaaatttttt rapi, harum, bersih, mewah, elegan, dan elit. Ya Tuhan, kalau Cho Kyuhyun tahu bagaimana keadaan apartemenku sesaat sebelum kutinggal pergi pasti dia akan sangat murka karena aku sudah benar-benar mempermalukan nama perusahaan SungDong Korea. Aku tidak sempat membereskannya karena teman-temanku memaksa mengadakan pesta perpisahan di malam sebelum keberangkatanku, alhasil aku tidak sempat membereskan apartemenku yang seperti kapal pecah. Arrgghh! Mau kutaruh dimana mukaku??
Aku berjalan mengitari seisi ruangan, mengagumi desain interior apartemen tuan Park yang begitu keren. Tinggal di sini sangat nyaman, rasanya berlama-lama di sini juga tidak apa-apa. Tiba-tiba suara fax mengejutkanku. Aku mengambilnya dan membacanya, ternyata itu dari tuan Park. Wah, dia sangat teratur dan disiplin.
“Hai, aku Park Jungsoo. Bagaimana apartemennya? Maaf kalau interiornya berlebihan. Kau bisa mengubahnya jika kau mau. Mohon kerjasamanya untuk 2 bulan kedepan. Semoga harimu menyenangkan!”
Luar biasa. Kupikir tuan Park itu sudah berusia paruh baya, dan mungkin ia ke Korea bersama dengan istrinya yang bernama Yonhee? Atau Yonju? Tapi toh siapa peduli?
***

Leeteuk POV

Mengikuti program pertukaran ini sepertinya keputusan yang keliru. Kalau sehari saja sudah mual, bagaimana mau bertahan 2 bulan? Aku jadi kasihan melihat Yonju yang setiap hari harus bersusah payah tinggal di sini.
Aku membiarkan Yonju istirahat sedangkan aku sendiri sibuk bersih-bersih setelah selesai dengan pekerjaanku di kantor. Memikirkan ini terus-menerus, aku jadi kesal bukan main. Nam Yihyun? Wanita seperti apa dia? Bagaimana caranya hidup di tempat seperti ini? Kenapa dia begitu menyebalkan?
Saat bersih-bersih ruang TV, tanpa sengaja aku menemukan beberapa lembar foto dari bawah sofa, juga botol wine yang tampak sudah sangat berdebu. Foto pertama berisi 4 orang : pria tua, wanita tua, dan 2 orang gadis berwajah mirip yang tersenyum lebar. Foto kedua berisi 2 orang, hanya 2 gadis tadi namun dengan postur yang lebih tinggi dan dress membuat mereka tampak lumayan. Lalu yang terakhir hanya berisi 1 orang. Wanita muda dengan setelan eksekutif, sangat rapi dan cantik dengan rambut panjang bergelombang dan senyum cemerlangnya. Wanita itu bahkan terlihat jauh lebih cantik dibandingkan Yonju. Kenapa melihat itu perasaanku jadi aneh? DI balik foto terakhir itu tertulis tanggal dan inisial N.Y. Apakah itu inisial nama dari Nam Yihyun?
Kalau benar wanita ini yang bernama Nam Yihyun, bagaimana mungkin ia bertahan hidup dengan cara seperti ini? Apa tidak keterlaluan?
***

Normal POV

1 bulan berlalu. Yonju yang bosan hanya berdiam diri di apartemen usang itu memutuskan untuk keluar mencari udara segar, sekalian belanja kebutuhan makanan dan berkeliling untuk melihat keadaan kota Seoul. Akhir-akhir ini Yonju merasa jenuh dengan hubungannya dengan Leeteuk yang tak kunjung ada perkembangan. Ia sangat berharap Leeteuk akan segera melamarnya, tapi sepertinya Leeteuk terlalu hanyut dalam pekerjaannya hingga mengesampingkannya.
“Nona, kau tak apa?” tanya seorang pria yang sudah berdiri dihadapannya, menopang tubuh Yonju yang sempat terhuyung karena tertabrak pejalan lain.
Gwenchana. Gomawo.”
“Apa kau sakit?”
Aniyo. Aku tadi hanya melamun.” Yonju mendongak melihat siapa pria baik hati itu dan terpesona pada detik berikutnya.
“Kau tinggal di daerah sini? Kebetulan aku juga punya kenalan di daerah sini. Namaku Lee Donghae..”
***

“Jungsoo ssi. Apa kau masih ingat dengan Hyukjae?” tanya seseorang dari sebrang telepon.
“Hyukjae? Si pembuat masalah nomor 1 di perusahaan itu? Bukankah ia sudah mengundurkan diri?” jawab Leeteuk melalui ponselnya yang diloudspeaker.
“Kudengar dia kembali ke perusahaan hari ini. Ia terus mencarimu. Ia tidak tahu tentang program pertukarann yang kau jalani. Ia bilang akan datang ke apartemenmu dan mengacau kalau kau tak segera menemuinya.”
“APA?!” protes Leeteuk.
“Eii, bukannya tadi kau bilang kau belum lupa? Dia kan rivalmu? Dia juga mengundurkan diri karena kau. Kurasa dia tidak terima dan ingin membuat perhitungan.”
Mwo?! T-Tapi yang di apartemenku sekarang kan pegawai dari SungDong korea? Bagaimana kalau Hyukjae mengancamnya??” Belum puas Leeteuk mendapat jawaban, sambungan telepon telah terputus dan berhasil membuat Leeteuk mengumpat habis-habisan.
***

Sepulangnya dari kantor, Leeteuk tergesa-gesa untuk segera menemui Yonju. Bagaimanapun caranya, ia harus mendapatkan ijin dari kantor untuk kembali ke amerika secepat mungkin sebelum Hyukjae akan benar-benar mendatangi apartemennya, mengancam Nami, dan menghancurkan citra SungDong amerika.
“Yonju dengar, kita harus segera kembali ke amerika dalam waktu dekat.”
“apa maksudmu? Terjadi sesuatu?”
“Hyukjae. Dia datang ke kantor hari ini dan mengancam akan ke apartemen kalau aku tidak segera menemuinya”
“Memangnya kenapa kalau dia mau ke apartemen? Bukankah kita aman di sini?” sergah Yonju yang masih tidak mengerti.
“Masalahnya di sana ada wanita itu, kau tahu kan? Bagaimana kalau ia diancam dan nama perusahaan tercoreng dan kita juga kena getahnya?”
“Sepertinya kau lebih memedulikan wanita itu daripada perusahaan atau kita. Iya kan?”
“Yonju!”
Oppa! Tidak bisakah kau lebih memedulikan aku? Aku lelah menunggumu”
“Aku ijin dari kantor dan akan kembali ke amerika besok. Kau tidak mau ikut ya sudah!”
Oppa!” Yonju terus memanggil, namun Leeteuk tak merespon. Hari itu Yonju merasa bahwa hubungannya dengan Leeteuk telah benar-benar diujung tanduk.
***

 “Hatchiii!!! Siapa sih bertamu sepagi ini?! Mengganggu saja” gerutu Nami sambil mengusap-usap hidungnya yang gatal karena flu.
Nami terkejut saat dilihatnya seorang pria asing sudah berdiri di depan apartemen Leeteuk. Tubuh jangkung, rambut coklat keemasan, mata sipit, hidung mancung, dan tatapan kelaparannya membuat Nami bergidik ngeri.
“siapa kau?” pria asing itu tidak mnghiraukannya dan langsung melesak masuk ke dalam tanpa permisi. “YA!!” pekik Nami berusaha menghalanginya.
“Dimana Jungsoo?!”
“Apa?”
“Park Jungsoo! Dimana kau sembunyikan dia?!”
“Maksudmu tuan Park pemilik apartemen ini? Dia dan aku sedang dalam program pertukaran pegawai! Hatchhiiii..!!”
“Apa? Program pertukaran?”
***

Nami menceritakan secara mendetil perihal program pertukaran itu pada Hyukjae. Tak butuh waktu lama, Hyukjaepun mengerti dan menjelaskan maksud kedatangannya yang mendadak.
“Sebenarnya aku datang untuk mengucapkan terimakasih pada Jungsoo. Karena dia, aku justru bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik dan sebentar lagi aku akan menikah. Aku sekalian mau mengantarkan undangan ini..” ujarnya sembari menyodorkan undangan pernikahan pada Nami, membuat matanya nyaris keluar karena melotot.
Sorry, tadi aku terlalu bersemangat..” lanjutnya lagi sambil terkekeh. Setelah cukup berbincang, akhirnya Hyukjae memutuskan untuk pulang.
Beberapa jam setelah kepulangan Hyukjae, Nami kembali kedatangan tamu. Ia dikejutkan lagi dengan kehadiran seseorang tak dikenal, hanya saja kali ini begitu menyilaukan. Nami merasa pria dihadapannya adalah pria tertampan yang pernah ia lihat. Wajah oval, hidung mancung, bibir tipis, mata teduh. Singkat kata : Perfect!
“Hai. Aku Park Jungsoo..” sapa pria itu dengan suara merdunya meski hanya beberapa kata.
Nami masih belum sadar dari lamunannya. Penampilannya benar-benar kacau karena flu dan ia harus berhadapan dengan sebuah karya seni? Oh no!
“Kau sakit? Ayo kita masuk dulu. Aku bisa jelaskan kenapa datang tiba-tiba seperti ini.”
***

“Jadi kau sudah bertemu dengan Hyukjae?” tanya Leeteuk terkejut.
Ne. Dia mencarimu untuk bilang terimakasih dan menyerahkan ini..” jelas Nami sambil menyurukkan undangan dari Hyukjae.
Leeteuk tampak mengerjapkan matanya tak percaya. Jadi dia datang jauh-jauh dari korea hanya karena hal bodoh semacam itu? Dan meninggalkan Yonju sendirian?
 “Baiklah. Sepertinya ada sedikit kesalahpahaman. Maaf aku sudah membuatmu tidak nyaman. Kalau begitu aku akan langsung kembali saja malam ini. Kau istirahatlah, cepat sembuh!”
“Ah, tunggu! Aku ingin minta maaf tentang apartemenku. Kau pasti sangat tidak nyaman ya? Maaf, aku tidak sempat merapikannya untukmu. Kau bisa pindah kalau tidak betah..”
“Ah, itu bukan masalah. Aku sudah membereskannya..” balas Leeteuk berusaha tetap tampil ramah.
“Hei! Kau tak apa? Nona Nam?!” Leeteuk begitu panik saat Nami tiba-tiba pingsan dihadapannya dengan demam yang sangat tinggi.
***

Leeteuk POV

Wanita itu tiba-tiba saja pingsan. Mau tidak mau aku harus tinggal. Aku sama sekali tidak menghubungi Yonju. Bagaimana kabarnya ya? Dia pasti sangat marah padaku. Nasib pernikahanku yang sudah kususun sedemikian rupa terancam gagal. Semua ini gara-gara Hyukjae sialan itu. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, rasanya hatiku belum benar-benar mantap untuk menikahi Yonju.
Tanpa sadar aku terus menatap Nam yang sedang tertidur pulas di kamarku. Dari sofa ruang tengah aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia cantik juga. Sangat cantik malah. Wajahnya berbanding terbalik dengan sifatnya yang jorok –kalau mengingat-ingat tentang apartemennya. Aku berjalan mendekat ke arahnya dan dalam jarak sedekat ini, aku merasa semakin memahaminya. Raut wajahnya penuh kekuatiran. Apa dia begitu kesepian? Kenapa perasaanku jadi aneh begini? Aku tidak mungkin mengkhianati Yonju kan? Tapi kuakui, perasaanku saat melihat Nam jauh lebih menyenangkan dibanding saat aku melihat Yonju. Aku butuh Yonju, tapi sosok Nam seperti lebih menenangkanku. Hanya melihatnya saja, aku sudah merasa tenang. Sebenarnya sihir apa yang kau berikan padaku, Nam Yihyun?
***

Normal POV

“Jadi kau bertengkar dengan kekasihmu?” tanya Donghae sambil sesekali menyesap greentea icenya. Semenjak pertemuan pertama mereka, Yonju menjadi penasaran dan selalu berusaha meluangkan waktu untuk bisa pergi bersama. Yonju merasa sangat cocok dengan Donghae dan menganggap Donghae pria menyenangkan yang selalu ia harapkan selama ini.
Ne.”
“Lalu apa yang akan kau lakukan? Aku belum punya pacar, jadi tidak tahu bagaimana rasanya..” celetuk Donghae polos. Yonju yang mendengar itu tersenyum geli.
“Entahlah. Apa yang harus kulakukan? Maukah kau membantuku?”
“Bagaimana caranya?”
“Sepertinya hubungan kami memang sudah tidak bisa diteruskan. Bantu aku melupakannya..”
***

Semalaman Leeteuk tidak bisa tidur. Belum lagi sosok Nami yang terus ikut muncul dalam pikirannya. Di saat Leeteuk mendekati meja kerjanya, tiba-tiba mesin faxnya berbunyi. Ia-pun mengambil selembar pesan yang dikeluarkan mesin itu.
“Kapan kau tiba di amerika? Kenapa tidak menjawab telponku? Kupikir aku akan tinggal lebih lama di korea. Tapi aku tidak mau tinggal di apartemen wanita itu lagi. Jadi jangan cari aku. –Yonju”
Isi pesan dari Yonju cukup mengejutkannya. Perasaannya sedikit terpukul membacanya. Apakah itu berarti Yonju menyerah padanya dan meninggalkannya?
“T-Tuan Park?” panggil Nami yang sudah terbangun. Leeteuk dengan cepat meremat kertas dalam genggamannya dan membuangnya ke tempat sampah dekat meja kerja. Nami yang bingung, melihat ke arah kertas itu sekilas lalu kembali menatap Leeteuk canggung.
“Oh, kau sudah baikan?” tanya Leeteuk berusaha menutupi perasaannya yang sedang kacau.
Ne. Maaf sudah menyusahkanmu. Aku jadi makin merasa tidak enak..” balas Nami sambil merutuki dirinya sendiri.
Gwenchana. Aku juga sudah menghubungi bosmu dan mengatakan padanya kalau kau sakit. Dia bilang kau bisa pulang ke korea dan tugas ini akan digantikan oleh asistenmu, kalau aku tidak salah ingat namanya Ahn Minji..” jelas Leeteuk.
Nami tak bergeming dan tampak sangat kebingungan mencerna perkataan Leeteuk.
“P-Pulang ke korea? Tapi tuan Park..—“
“Ikut denganku, kita bisa kembali ke korea bersama..” Leeteuk yang memotong ucapannya, membuatnya semakin salah tingkah. Leeteuk berjalan mendekat kearahnya, menatapnya, dan tersenyum.
“ T-Tuan Park..”
“Panggil Jungsoo saja. Kupikir rentang usia kita tidak terlalu jauh. Bukankah kau masih lajang?”
N-Ne?” Nami benar-benar salah tingkah mendengar itu. Darimana Leeteuk tahu kalau ia masih lajang? Apa maksudnya ia  mengatakan itu? Apakah itu berarti Leeteuk juga masih lajang?
Tak peduli dengan Nami yang kebingungan, Leeteuk semakin mendekat dan meraih tangan Nami dengan tiba-tiba. Nami tak percaya dengan apa yang terjadi dan merasa jantungnya akan melompat keluar karena gugup.
“Maukah kau membantuku?” masih menggenggam tangan Nami, Leeteuk terus menatap Nami intens.
“Bantu aku melupakan seseorang..”
Nami begitu terkejut. Ada perasaan yang menggelitik dalam benaknya. Begitu berdebar-debar dan sulit dikendalikan. Keringat dingin mulai keluar dan membuat Nami semakin salah tingkah. Ia benar-benar tidak bisa berpikir jernih dan tidak tahu harus menjawab apa. Apakah Leeteuk baru saja menyatakan perasaannya pada Nami? Apakah Leeteuk jatuh cinta padanya? Tak dipungkiri bahwa Nami juga telah jatuh cinta pada pria itu sejak pertama melihatnya. Apakah ini takdir?
“Jungsoo ssi..” kalimatnya menggantung begitu saja di bibir Nami, sedangkan Leeteuk hanya tersenyum. Jantung Nami semakin berdebar saat melihat senyum itu.
Apakah ini berarti masa lajangnya akan segera berakhir? Dan Leeteuk adalah jawabannya? Akankah ini menjadi awal petualangan baru bagi kehidupan Nami?
Tak kenal maka tak sayang. Hanya berdasarkan pada pepatah itu, Nami berharap itu adalah jalan terbaik yang bisa membantunya semakin dekat dengan Leeteuk. Selanjutnya, hanya Tuhan yang tahu J

*END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar