Title : Sorry But I
Genre : Romance
Tags : Cho Kyuhyun, Kim Jong Woon (Yesung), Jo
Seung Mi (OC)
Length : One Shot (2.930 words)
Rating : All ages
Notes : annyong chingudeul! Mian kalo ceritanya krg
bgs/feelnya krg dpt/byk typo. Aku dpt inspirasi untuk bikin FF ini dari lagu
Davichi yang judulnya “Be Warmed”. Itu lagunya gokil bgt, coba deh kalian
dengerin juga :D Oh iya, anggep aja OC-nya sbg readers ya :D Jangan lupa
comment yang buanyakkkkkk!! >w< Kamsaaaaaaaaaa~ <3 (sebelumnya pernah dipost di https://superjuniorff2010.wordpress.com/?s=sorry+but+i)
SCENE
:
“From : Ye-ppa
Malam ini akan ada permainan kembang api di sungai
Han. Aku ingin kita bisa pergi melihatnya bersama. Aku akan menghubungimu lagi
nanti ^ ^”
Senyum
mengembang di bibir yeoja itu, setelah menerima pesan singkat dari seorang
namja yang sudah hampir setahun ini menjadi kekasihnya. Tanpa berlama-lama, ia
langsung memilih opsi ‘reply’ pada ponselnya dan segera mengetik jawabannya
sebagai balasan.
“To : Ye-ppa
Ne~ ^ ^*”
“Seung
Mi-ssi, bisakah kau bantu aku sebentar?” panggil salah seorang rekan kerja
yeoja yang bekerja sebagai editor majalah fashion itu, membuatnya mau tidak mau
harus mengakhiri kesenangan sesaatnya untuk kembali melaksanakan kewajibannya.
****
“Yoboseyo?
Oppa, mianhae. Sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini. Banyak artikel
yang harus ku edit, dan deadline semakin dekat.” Ujar yeoja dengan potongan
rambut model bob itu dengan nada
sedikit menyesal.
“Begitukah?
Ah, arasseo. Gwenchana. Aku akan menunggumu. Hubungi aku saat kau sudah selesai
nanti.” Balas seorang namja dari seberang teleponnya, sebelum akhirnya
memutuskan sambungan telepon mereka.
Yeoja
itu, Jo Seung Mi, hanya bisa mendesah pelan merutuki kesibukannya yang secara
kebetulan mengganggu rencana kencan pentingnya. Beberapa jam berlalu hingga
jarum jam dalam arloji yang dikenakannya menunjukkan pukul setengah sebelas
malam. Dengan sigap Seung Mi membereskan segala barangnya dan merapikan meja
kerjanya sebelum ia benar benar beranjak meninggalkan kantor.
Di
sela sela langkahnya, ia berusaha menghubungi Yesung, kekasihnya itu untuk
memberitahu bahwa ia baru saja selesai dengan pekerjaannya. Tapi karena terlalu
banyak dokumen yang ia bawa saat itu, menyulitkannya untuk bisa memegang
ponsel. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dulu dan meletakkan semua
dokumen itu.
Di
tengah perjalanannya, Seung Mi melewati sebuah kedai minum yang malam itu masih
cukup ramai. Bukan ramai pengunjung, melainkan ramai yang ditimbulkan dari
kegaduhan suara beberapa orang yang sedang beradu mulut di sana. Seung Mi yang
tadinya berjalan cepat kini terpaksa memperlambat langkahnya, dan berjalan
dengan lebih hati-hati saat melewati tempat itu. Saat yeoja itu berada tepat di
depan kedai itu, seorang namja jatuh tersungkur di hadapannya, membuat yeoja
berambut pendek itu sontak terkejut dan berteriak.
“Omo!!!”
pekik Seung Mi yang langsung menghentikan langkahnya dan tampak begitu
ketakutan. Seung Mi baru saja akan segera meninggalkan tempat itu dan
menyelamatkan diri, tetapi namja yang tersungkur di depannya itu lebih dulu
meraih pergelangan kakinya.
“Andwae!!
Lepaskan aku! Lepaskan!!” Seung Mi berteriak dengan panik, membuat beberapa
orang yang ada di dalam kedai ikut keluar dan berusaha menjauhkan namja gila
itu dari dirinya. Beberapa orang itu tampak mengumpat namja itu dengan kasar,
memukuli, dan menendanginya. Seung Mi yang tadinya sama sekali tidak tertarik
untuk melihat namja itu, kini justru terdorong untuk melihatnya. Seung Mi
begitu terkejut saat mengetahui siapa namja itu sebenarnya, setelah ia dapat
melihat dengan jelas wajah itu.
“Hen-Hentikan..
Kumohon.. Hentikan..!” pinta Seung Mi dengan suara yang masih bergetar karena panik.
Beberapa ahjussi yang terlibat dalam insiden itu langsung menghentikan aksinya
dan menunjukkan keheranan sekaligus kekesalan mereka. “Jwosonghamnida.
Jwosonghamnida.. Aku rasa ia seseorang yang kukenal.. Jeongmal jwosonghamnida..”
ucap yeoja itu sembari beberapa kali membungkukkan badan sebagai tanda
penyesalan. Segera setelah para ahjussi yang tidak ia kenal itu membubarkan
diri, Seung Mi mendekati namja itu dan berusaha untuk menyadarkannya.
“Ya,
bangunlah..” ujarnya pada namja yang pernah ia kenal itu.
“S-Seung
Mi.. Seung Mi-ah?” balas namja itu dengan suara parau dan aroma kuat alkohol
yang menyeruak dari mulutnya, membuat Seung Mi merasa cukup terganggu.
“Ya,
apa kau selalu mabuk mabukan seperti ini? Kau sama sekali tak berubah, Cho
Kyuhyun..” cibir Seung Mi yang tidak begitu dihiraukan oleh namja bernama
Kyuhyun itu karena kondisinya yang mabuk berat dan mulai tak sadarkan diri.
“Ya,
ya, ya! Jangan pingsan di sini! Ya! Cho Kyuhyun! Aisshh.. Sekarang bagaimana
aku bisa membawamu?” Seung Mi kebingungan mencari cara untuk bisa membawa
Kyuhyun pergi dari tempat itu, sementara tangannya masih penuh dengan dokumen
penting miliknya. Kedai minum di depannya bahkan sudah tutup duluan. Ia
berulang kali merutuki nasib sial yang dialaminya malam itu. “Aishh..
Jeongmal..” Hingga akhirnya hanya ada satu cara yang terbersit dalam benaknya :
memanggil taksi.
****
Hanya
memakan waktu beberapa menit saja untuk mereka berdua bisa sampai di apartemen
milik Kyuhyun. Setelah membayar dan berterimakasih pada sopir taksi yang tadi
membantunya, Seung Mi kini harus memapah Kyuhyun seorang diri dengan salah satu
tangannya yang masih mendekap banyak dokumen miliknya, untuk menuju ke ruang apartemen
dimana Kyuhyun tinggal.
“Dasar
bodoh, kenapa kau selalu menyusahkanku, hah? Aisshhh.. Kau sungguh berat..”
Seung Mi terus mengomel sambil sesekali melihat Kyuhyun yang masih memejamkan
matanya dengan keadaan yang bisa dibilang cukup babak belur.
Seung
Mi segera mendudukkan Kyuhyun di sofa apartemen namja itu, setelah ia
meletakkan semua dokumen di atas meja. Ia baru saja akan mengambil segelas air
hangat untuk namja itu, tetapi Kyuhyun sudah lebih dulu menarik tangannya
hingga ia ikut jatuh terduduk di sofa itu, cukup dekat hingga ia bisa merasakan
deru nafas namja tampan itu. Bahkan ia bisa melihat dengan jelas semua luka
memar yang ada di wajah namja itu. “Seung Mi-ah.. Gajima..” ucapnya dengan
masih terpejam dan suara yang diseret seret, menunjukkan bahwa ia masih di
bawah pengaruh alkohol. Seung Mi yang mendengar itu seketika membeku. Ia
terdiam dan hanya bisa mengerjapkan matanya, berusaha mengatur detak jantungnya
sekaligus menepis semua kenangan itu.
“Seung
Mi-ah.. Jangan pergi lagi.. Tinggalah di sini, denganku..” ucapnya lagi yang
membuat Seung Mi semakin salah tingkah. Kali ini, Seung Mi hanya bisa menelan
ludahnya kasar. Kyuhyun yang masih terus mengigau itu semakin mempererat
cengkraman tangannya pada lengan Seung Mi, dan menyandarkan kepalanya tepat di
atas pundak Seung Mi. membuat yeoja itu benar benar tidak bisa bergerak
kemanapun. Seung Mi benar benar membeku.
Seung
Mi begitu gelisah, mengingat ia sama sekali belum mengabari Yesung sepulang ia
bekerja tadi. Yesung pasti akan sangat mencemaskannya. Apalagi malam ini mereka
sudah berjanji untuk pergi bersama. “ije ottohkae?” desis Seung Mi pelan pada
dirinya sendiri. Tak lama setelah itu, ponsel dalam saku mantel yang dikenakan
Seung Mi bergetar. Ia yakin bahwa Yesung-lah yang menghubunginya saat itu. Ia
benar benar tidak bisa bergerak karena salah satu tangan Kyuhyun yang sudah
melingkar memeluknya. Ia berusaha memindahkan tangan Kyuhyun itu perlahan agar
tak sampai membangunkannya, untuk bisa menjawab panggilan telepon dari Yesung.
Setelah
berhasil mengambil ponsel dari saku mantelnya, Seung Mi baru saja akan menekan
tombol berwarna hijau untuk bisa menyambungkan teleponnya dengan Yesung, namun
lagi lagi Kyuhyun menggagalkan aksinya. Namja itu menampik ponsel yang tengah
digenggam Seung Mi hingga terlempar dan jatuh ke lantai. Seung Mi yang terkejut
hanya bisa membelalakkan matanya tak percaya. “Apa yang baru saja kau lakukan?
YA, CHO KYUHYUN!!” bentak yeoja itu yang sudah tidak tahan lagi.
“Jangan
coba menghubungi siapapun. Malam ini hanya ada kau dan aku, di tempat ini..”
balas Kyuhyun yang sudah membuka kedua matanya, dan terkesan mengancam. Melihat
reaksi namja itu dengan tatapannya yang dingin, Seung Mi mulai merasa takut dan
bangkit dari sofa itu. Seung Mi menatap Kyuhyun tak percaya, sebelum akhirnya
ia mulai tertawa mengejek. “Ya, Cho Kyuhyun. Berhentilah bersikap kekanakan
seperti ini. Kau dan aku sudah tidak seperti dulu. Kita sudah berpisah.
Sadarlah!” seloroh Seung Mi yang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dari
situasi itu.
Kyuhyun
yang mendengar itu tidak langsung berkomentar, dan hanya melemparkan smirk-nya
yang begitu dingin. “Berakhir? Kaulah yang seharusnya berhenti bermain drama
klasik seperti itu. Sudah cukup, Seung Mi-ah. Jangan berdusta lagi.. Kau jelas
masih mencintaiku..” ucapan Kyuhyun bagaikan anak panah yang menancap tepat
sasaran bagi Seung Mi. Tubuh Seung Mi mulai bergetar, dan ia hanya bisa
mengepalkan kedua tangannya kuat kuat untuk menenggelamkan segala emosi yang
tengah dirasakannya.
Kyuhyun
yang ikut bangkit dari sofa itu kemudian mendekati Seung Mi yang masih
mematung. Ia menatap Seung Mi lekat sambil meraih dagu yeoja itu dengan salah
satu tangannya. “Kau masih mencintaiku. Benar kan?”
****
Di
sisi lain, di luar sepengetahuan Seung Mi, Yesung sudah cukup lama menunggu di
depan rumah yeoja itu. Hari semakin malam, bahkan kembang api di sungai Han
sudah mulai dimainkan. Berulang kali Yesung berusaha menghubungi
yeojachingu-nya itu, namun tak juga mendapatkan jawaban. Yesung begitu
mengkhawatirkannya. Dari keadaan rumahnya yang sangat sepi dan gelap, jelas
menandakan bahwa yeoja itu belum pulang.
“Seung
Mi-ah.. Neo odiya?” bisik Yesung lemah sambil terus menatap ke arah rumah yeoja
itu.
****
“Singkirkan
tanganmu itu!” Seung Mi menampik tangan Kyuhyun dari dagunya dan berusaha untuk
segera memungut ponselnya dan berlari pulang. Namun ia salah telah meremehkan
namja yang jelas lebih kuat darinya itu. Kyuhyun kembali menarik lengan yeoja
itu hingga jarak diantara mereka begitu sempit. Tepat di saat Kyuhyun menyunggingkan
smirk-nya itu, Seung Mi berusaha melepaskan diri. “Lepaskan aku! Kau sama
sekali tidak berubah, itulah mengapa aku sangat membencimu!!” teriak Seung Mi
dengan mata yang mulai berkaca kaca.
“Kau?
Membenciku? Lelucon macam apa itu?” selesai dengan itu, namja itu tertawa.
“Jika kau membenciku, kenapa tak kau biarkan orang orang itu memukuliku hingga
mati? Kenapa kau justru menolongku? Kau bahkan masih mengingat dengan baik
dimana aku tinggal. Jo Seung Mi, kau sangat peduli padaku. Bagaimana bisa kau membenciku?”
lanjutnya lagi yang terus menyudutkan yeoja dihadapannya itu. Bibir Seung Mi
bergetar. Air matanya telah berhasil meluncur tanpa komando apapun darinya.
“Lepaskan aku.. Kau menyakitiku..” ucap Seung Mi terbata bata di sela isak
tangisnya. Mendengar itu, Kyuhyun melepaskan cengkramannya dan mengusap lembut
airmata Seung Mi. Perlahan ia mulai mendekatkan wajahnya pada yeoja itu dan
tanpa perlawanan apapun, yeoja itu membiarkan Kyuhyun melumat lembut bibirnya.
****
Jam
5 pagi, Seung Mi berjalan pelan ke rumahnya seorang diri. Sebagai seorang
yeoja, ia cukup pemberani dan mandiri. Lagipula jam 5 pagi sudah cukup terang
di tempat ia tinggal di Korea. Berjalan dengan perasaan yang semakin tak
menentu itu, ia tidak tahu keputusan apa yang harus ia ambil, mengingat
perbincangannya dengan Kyuhyun semalam.
“Kumohon kembalilah padaku. Aku ingin kita bisa
seperti dulu. Paling tidak, untuk 2 hari ke depan tetaplah di sisiku, tinggalah
bersamaku. Sebelum aku akan benar benar pergi..” ucap namja berkulit putih itu
serius. Ruam ruam juga lecet dengan darah yang sudah mongering masih tampak
menodai kulit putih wajahnya.
“Apa maksudmu?” balas Seung Mi penuh tanya, ketika
dirinya hendak melangkahkan kaki menuju pintu.
“Aku akan pergi menjalani program beasiswaku di
Spanyol. Kalau bukan karena desakan orangtuaku, aku tidak akan pergi..”
jawabnya yang terkesan murung. Mendengar jawaban itu Seung Mi serasa ditampar.
Yeoja itu tidak bisa membohongi hati kecilnya, bahwa masih ada sedikit perasaan
yang tersisa pada namja dihadapannya itu. Ia masih terdiam, meresapi kata demi
kata yang baru saja dilontarkan oleh mantan kekasihnya itu sebelum benar benar
beranjak dari tempat itu.
Hati
Seung Mi kembali berdenyut setiap ia mengingat hal itu. Haruskah ia melepaskan
Yesung dan kembali pada mantan kekasihnya, Kyuhyun? Ia terus berjalan hingga
mendekati pagar rumahnya. Sesampainya di sana, ia dikejutkan dengan kehadiran
seorang namja yang tampak sedang memperhatikannya dari dalam mobilnya.
****
“Kenapa
kau tidak menjawab teleponku? Kau kemana semalaman hingga baru kembali
sekarang? Apakah terjadi sesuatu? Jangan menyembunyikan apapun dariku, Seung
Mi-ah. Katakan dengan jujur.” Yesung yang semalaman telah menunggu kepulangan
Seung Mi, langsung membombardir yeoja itu dengan serentetan pertanyaan yang
mengganggu pikirannya.
“…..”
Seung Mi terdiam. Tidak tahu jawaban apa yang pantas ia lontarkan. Ia merasa
sangat bersalah karena tidak memenuhi janjinya semalam dan tidak mengacuhkan
perasaan kekasihnya itu. Seung Mi bahkan terus menundukkan wajahnya, tidak
berani menatap sepasang mata yang kini dipenuhi kekhawatiran.
“Seung
Mi-ah, jawab aku.. Lihat aku.. Tidak tahukah kau bahwa aku sangat
mengkhawatirkanmu?!” Yesung yang merasa tidak begitu dihiraukan meninggikan
intonasinya karena terbawa emosi saat itu. Membuat Seung Mi terkejut dan tak
mengira kalau kekasihnya itu akan semarah ini padanya.
“Mianhae.”
Seung Mi tidak tahu lagi kata kata apa yang bisa membuat kekasihnya itu benar
benar memaafkannya. “membuatmu begitu khawatir karena tidak memberi kabar,
hingga tidak tidur semalaman hanya demi menungguku. Aku pasti sudah menjadi
yeojachingu yang buruk untukmu..” lanjut Seung Mi kemudian menggigit bibir
bawahnya kuat. Entah kenapa, saat itu, ia begitu membenci dirinya sendiri.
“Wae?
Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Yesung lagi yang semakin bingung dibuatnya.
“Apakah
Oppa mencintaiku?”
“Ne?
Kenapa kau menanyakan hal bodoh semacam itu? Tentu saja aku mencintaimu, Seung
Mi-ah. Sangat.”
“Kenapa?
Kenapa Oppa mencintai yeoja sepertiku?” pertanyaan Seung Mi semakin terdengar
aneh bagi Yesung. Membuatnya semakin penasaran dengan apa yang baru saja
menimpa yeojachingu-nya itu.
“Ya,
Jo Seung Mi. Geumanhae. Apa kau meragukanku selama ini? Apa aku masih belum
cukup baik untukmu? Atau… Ada pria lain yang mengganggu pikiranmu saat ini?”
Untuk
kesekian kalinya, Seung Mi terdiam. Ia memberanikan diri untuk mulai mengangkat
wajahnya dan menatap lurus kekasihnya.
“Apakah
itu Kyuhyun? Kau masih belum bisa melupakannya?” pertanyaan Yesung cukup untuk
membuat Seung Mi terpojok. Skak mat. Seakan Yesung bisa membaca pikirannya saat
itu.
“Apa
kehadiranku selama ini tidak cukup berarti untukmu?” Seung Mi mengernyitkan
keningnya, baru saja ia berniat untuk menyalahkan pemikiran Yesung itu, tetapi
namja itu sudah lebih dulu melanjutkan kalimatnya, “Geurae.. Aku mengerti..
Kalau itu yang terbaik untukmu, lebih baik kita akhiri saja sampai di sini..”
kalimat itu sekaligus menjadi penutup perbincangan mereka pagi itu. Dengan
senyum kecut yang terkesan dipaksakan itu, Yesung beranjak dari rumah Seung Mi
dan melajukan mobilnya cepat, meninggalkan yeoja itu yang masih tidak bisa
menentukan keputusan. Tenggorokan Seung Mi begitu tercekat. Ia tidak memiliki
cukup tenaga lagi untuk menghentikan Yesung. Seung Mi begitu sedih. Masih dalam
diam, ia membiarkan airmatanya terjun bebas membasahi pipi putihnya yang
memucat. Hatinya begitu hancur saat ia melihat kepergian Yesung, namja yang
selama hampir setahun ini menemani hari harinya dan mengisi kekosongan hatinya.
Namja yang selalu ada untuknya, mengerti tentangnya, dan yang paling penting
begitu tulus mencintainya.
****
Malam
itu, dengan langkah pasti Seung Mi berjalan menuju apartemen milik namja
bermarga Cho, yang sekaligus adalah mantan kekasihnya setahun yang lalu. Ia
terus menekan tombol bel sampai sang pemilik membukakan pintu untuknya.
“Seung
Mi-ah..” sapa namja itu begitu sumringah saat melihat Seung Mi yang sudah
berada di depan apartemennya.
“Mian,
aku belum sempat membereskannya..” ujar Kyuhyun sambil berusaha merapikan meja
dan sofa ruang tengah apartemennya dengan cepat.
“Gwenchana.
Lagipula aku sedang terburu-buru..” jawab Seung Mi datar dan terkesan serius.
“Apa
yang membawamu kemari? Apa kau sudah memutuskan untuk kembali padaku?”
“Kyuhyun-ah.
Kau benar. Aku…masih mencintaimu..” perkataan itu membuat Kyuhyun melebarkan
kedua matanya dengan senyum yang tampak mulai tersungging di bibirnya,
menunjukkan betapa senangnya ia mendengar hal itu.
“Tapi
itu kemarin.. Aku pikir, aku harus benar benar mengakhirinya hari ini..
Mianhae.” Seung Mi melanjutkan kalimatnya yang seketika itu juga meruntuhkan
dinding kepercayaandiri yang selama ini namja itu bangun sekaligus kebahagiaan
sesaat yang baru saja akan ia masuki. Senyum yang tadi merekah perlahan mulai
meredup. Kyuhyun terdiam, mengernyitkan keningnya tak percaya.
“Wae?”
Tanya Kyuhyun menuntut alasan yang pasti dari bibir mungil yeoja itu.
“Karena
ada pria lain yang kini sudah mengisi seluruh ruang hatiku. Ia mengerti diriku
dengan sangat baik dan ia sangat tulus. Bagaimana mungkin aku tega melukainya?”
“Tapi
aku juga tulus mencintaimu.. Seung Mi-ah aku—“ Kyuhyun menggantungkan
kalimatnya, tidak tahu lagi apa yang harus diucapkan sebelum akhirnya Seung Mi
kembali angkat bicara.
“Waktu
terus berjalan, Kyu.. Dan kita sudah berakhir. Kumohon terimalah kenyataan..
Sekarang aku mencintai pria lain. Mengertilah..” tutur yeoja itu begitu serius
sambil menatap lurus namja tampan di hadapannya itu.
“Dan
untuk perjalananmu ke Spanyol, semoga perjalananmu menyenangkan. Aku selalu
berharap yang terbaik untukmu.. Pastikan saat kau kembali nanti, kau sudah
menemukan seorang wanita yang lebih baik yang kau bisa cintai..”
****
Perasaan
Seung Mi sedikit lega setelah ia berhasil mengungkapkan isi hatinya pada
Kyuhyun. Mungkin ia akan menyesal karena telah benar benar melepas Kyuhyun.
Tapi baginya lebih baik menyesal sekarang daripada menyesal di kemudian hari.
Ia kini sudah yakin dengan perasaannya yang lebih mencintai Yesung, dan itu
membuatnya kembali dirundung kegundahan, memikirkan bagaimana caranya agar ia
bisa mendapatkan namja itu kembali padanya. Seung Mi yang berjalan seorang diri
di malam itu, seolah kakinya bergerak sendiri untuk membawanya menuju ke sungai
Han. Di sana ia terus teringat akan Yesung yang sempat mengajaknya melihat kembang
api bersama. Hatinya kembali sedih. Sekuat tenaga ia menahan air matanya agar
tidak tumpah, dan juga sesekali mendesah, melepaskan segala beban yang
memberatkan hatinya.
“Ahh..
Dinginn.. Apa kau datang untuk melihat kembang api?” tiba tiba suara seseorang
yang mengajaknya bicara membuyarkan segala lamunan yeoja itu. Tanpa mengalihkan
sedikitpun arah pandangnya, Seung Mi menjawabnya singkat “Ne..”
Pandangan
yeoja itu masih tetap lurus menghadap gelombang riak sungai Han yang menari
nari, ketika seseorang itu terus mengajaknya bicara dan bercerita panjang lebar
yang sejujurnya tidak begitu ia hiraukan. “Apa kau tidak kedinginan, Nona?
Ahh.. yang aku tahu dari orang orang, kembang api di sini sangat indah..
Beberapa hari yang lalu, aku mengajak kekasihku yang cantik untuk melihat
kembang api bersama di sini. Tapi sayangnya, ia lebih memilih menghabiskan
waktu bersama pria lain..”
Deg.
Ucapan
terakhir orang itu cukup membuat Seung Mi terhenyak. Ia menghentikan segala kesibukannya
yang memandangi sungai Han, dan beralih ke arah orang itu, yang ternyata sudah
berada tidak jauh di sampingnya. Bahkan jarak diantara mereka cukup dekat untuk
Seung Mi bisa mencium aroma tubuh yang sangat familiar dari orang itu. “Oppa…”
sapa yeoja itu lirih, berusaha menahan genangan air mata yang siap meluncur
kapan saja. Namja di sampingnya itu kini ikut memalingkan wajahnya.
Menyunggingkan senyum terbaik yang ia miliki, yang mampu membuat yeoja itu tak
kuasa lagi menahan segala emosinya. Seung Mi menghambur ke dalam pelukan namja
itu lalu menangis. “Mianhae, Oppa. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Jangan pernah
tinggalkan aku.” Ucap Seung Mi di sela isak tangisnya saat itu, membuat Yesung
begitu tersentuh dan membelai kepala yeoja itu lembut.
“Aku
tahu. Aku yang tidak pikir panjang waktu itu. Aku menyesal telah meminta putus
denganmu. Mianhae. Aku juga tak bisa hidup tanpamu. Aku janji takkan
meninggalkanmu lagi..” ucap namja itu tulus. Yesung mengusap airmata Seung Mi,
dan membuat yeoja itu kembali tersenyum. Tak lama setelah itu, tampak kembang
api sudah mulai dimainkan. Begitu indah dan memukau setiap pasang mata yang
menyaksikannya. Kembang api itu juga yang sekaligus menjadi saksi cinta seorang
Jo Seung Mi dan seorang namja tampan bernama Yesung.
*FIN*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar