Senin, 15 Juli 2013

Sorry But I



Title      : Sorry But I
Genre   : Romance
Tags     : Cho Kyuhyun, Kim Jong Woon (Yesung), Jo Seung Mi (OC)
Length  : One Shot (2.930 words)
Rating   : All ages
Notes   : annyong chingudeul! Mian kalo ceritanya krg bgs/feelnya krg dpt/byk typo. Aku dpt inspirasi untuk bikin FF ini dari lagu Davichi yang judulnya “Be Warmed”. Itu lagunya gokil bgt, coba deh kalian dengerin juga :D Oh iya, anggep aja OC-nya sbg readers ya :D Jangan lupa comment yang buanyakkkkkk!! >w< Kamsaaaaaaaaaa~ <3 (sebelumnya pernah dipost di https://superjuniorff2010.wordpress.com/?s=sorry+but+i)

SCENE :

“From : Ye-ppa
Malam ini akan ada permainan kembang api di sungai Han. Aku ingin kita bisa pergi melihatnya bersama. Aku akan menghubungimu lagi nanti ^ ^”
Senyum mengembang di bibir yeoja itu, setelah menerima pesan singkat dari seorang namja yang sudah hampir setahun ini menjadi kekasihnya. Tanpa berlama-lama, ia langsung memilih opsi ‘reply’ pada ponselnya dan segera mengetik jawabannya sebagai balasan.

“To : Ye-ppa
Ne~ ^ ^*”
“Seung Mi-ssi, bisakah kau bantu aku sebentar?” panggil salah seorang rekan kerja yeoja yang bekerja sebagai editor majalah fashion itu, membuatnya mau tidak mau harus mengakhiri kesenangan sesaatnya untuk kembali melaksanakan kewajibannya.

****

“Yoboseyo? Oppa, mianhae. Sepertinya aku akan pulang terlambat hari ini. Banyak artikel yang harus ku edit, dan deadline semakin dekat.” Ujar yeoja dengan potongan rambut model bob itu dengan nada sedikit menyesal.
“Begitukah? Ah, arasseo. Gwenchana. Aku akan menunggumu. Hubungi aku saat kau sudah selesai nanti.” Balas seorang namja dari seberang teleponnya, sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon mereka.
Yeoja itu, Jo Seung Mi, hanya bisa mendesah pelan merutuki kesibukannya yang secara kebetulan mengganggu rencana kencan pentingnya. Beberapa jam berlalu hingga jarum jam dalam arloji yang dikenakannya menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Dengan sigap Seung Mi membereskan segala barangnya dan merapikan meja kerjanya sebelum ia benar benar beranjak meninggalkan kantor.
Di sela sela langkahnya, ia berusaha menghubungi Yesung, kekasihnya itu untuk memberitahu bahwa ia baru saja selesai dengan pekerjaannya. Tapi karena terlalu banyak dokumen yang ia bawa saat itu, menyulitkannya untuk bisa memegang ponsel. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah dulu dan meletakkan semua dokumen itu.
Di tengah perjalanannya, Seung Mi melewati sebuah kedai minum yang malam itu masih cukup ramai. Bukan ramai pengunjung, melainkan ramai yang ditimbulkan dari kegaduhan suara beberapa orang yang sedang beradu mulut di sana. Seung Mi yang tadinya berjalan cepat kini terpaksa memperlambat langkahnya, dan berjalan dengan lebih hati-hati saat melewati tempat itu. Saat yeoja itu berada tepat di depan kedai itu, seorang namja jatuh tersungkur di hadapannya, membuat yeoja berambut pendek itu sontak terkejut dan berteriak.
“Omo!!!” pekik Seung Mi yang langsung menghentikan langkahnya dan tampak begitu ketakutan. Seung Mi baru saja akan segera meninggalkan tempat itu dan menyelamatkan diri, tetapi namja yang tersungkur di depannya itu lebih dulu meraih pergelangan kakinya.
“Andwae!! Lepaskan aku! Lepaskan!!” Seung Mi berteriak dengan panik, membuat beberapa orang yang ada di dalam kedai ikut keluar dan berusaha menjauhkan namja gila itu dari dirinya. Beberapa orang itu tampak mengumpat namja itu dengan kasar, memukuli, dan menendanginya. Seung Mi yang tadinya sama sekali tidak tertarik untuk melihat namja itu, kini justru terdorong untuk melihatnya. Seung Mi begitu terkejut saat mengetahui siapa namja itu sebenarnya, setelah ia dapat melihat dengan jelas wajah itu.
“Hen-Hentikan.. Kumohon.. Hentikan..!” pinta Seung Mi dengan suara yang masih bergetar karena panik. Beberapa ahjussi yang terlibat dalam insiden itu langsung menghentikan aksinya dan menunjukkan keheranan sekaligus kekesalan mereka. “Jwosonghamnida. Jwosonghamnida.. Aku rasa ia seseorang yang kukenal.. Jeongmal jwosonghamnida..” ucap yeoja itu sembari beberapa kali membungkukkan badan sebagai tanda penyesalan. Segera setelah para ahjussi yang tidak ia kenal itu membubarkan diri, Seung Mi mendekati namja itu dan berusaha untuk menyadarkannya.
“Ya, bangunlah..” ujarnya pada namja yang pernah ia kenal itu.
“S-Seung Mi.. Seung Mi-ah?” balas namja itu dengan suara parau dan aroma kuat alkohol yang menyeruak dari mulutnya, membuat Seung Mi merasa cukup terganggu.
“Ya, apa kau selalu mabuk mabukan seperti ini? Kau sama sekali tak berubah, Cho Kyuhyun..” cibir Seung Mi yang tidak begitu dihiraukan oleh namja bernama Kyuhyun itu karena kondisinya yang mabuk berat dan mulai tak sadarkan diri.
“Ya, ya, ya! Jangan pingsan di sini! Ya! Cho Kyuhyun! Aisshh.. Sekarang bagaimana aku bisa membawamu?” Seung Mi kebingungan mencari cara untuk bisa membawa Kyuhyun pergi dari tempat itu, sementara tangannya masih penuh dengan dokumen penting miliknya. Kedai minum di depannya bahkan sudah tutup duluan. Ia berulang kali merutuki nasib sial yang dialaminya malam itu. “Aishh.. Jeongmal..” Hingga akhirnya hanya ada satu cara yang terbersit dalam benaknya : memanggil taksi.

****

Hanya memakan waktu beberapa menit saja untuk mereka berdua bisa sampai di apartemen milik Kyuhyun. Setelah membayar dan berterimakasih pada sopir taksi yang tadi membantunya, Seung Mi kini harus memapah Kyuhyun seorang diri dengan salah satu tangannya yang masih mendekap banyak dokumen miliknya, untuk menuju ke ruang apartemen dimana Kyuhyun tinggal.
“Dasar bodoh, kenapa kau selalu menyusahkanku, hah? Aisshhh.. Kau sungguh berat..” Seung Mi terus mengomel sambil sesekali melihat Kyuhyun yang masih memejamkan matanya dengan keadaan yang bisa dibilang cukup babak belur.
Seung Mi segera mendudukkan Kyuhyun di sofa apartemen namja itu, setelah ia meletakkan semua dokumen di atas meja. Ia baru saja akan mengambil segelas air hangat untuk namja itu, tetapi Kyuhyun sudah lebih dulu menarik tangannya hingga ia ikut jatuh terduduk di sofa itu, cukup dekat hingga ia bisa merasakan deru nafas namja tampan itu. Bahkan ia bisa melihat dengan jelas semua luka memar yang ada di wajah namja itu. “Seung Mi-ah.. Gajima..” ucapnya dengan masih terpejam dan suara yang diseret seret, menunjukkan bahwa ia masih di bawah pengaruh alkohol. Seung Mi yang mendengar itu seketika membeku. Ia terdiam dan hanya bisa mengerjapkan matanya, berusaha mengatur detak jantungnya sekaligus menepis semua kenangan itu.
“Seung Mi-ah.. Jangan pergi lagi.. Tinggalah di sini, denganku..” ucapnya lagi yang membuat Seung Mi semakin salah tingkah. Kali ini, Seung Mi hanya bisa menelan ludahnya kasar. Kyuhyun yang masih terus mengigau itu semakin mempererat cengkraman tangannya pada lengan Seung Mi, dan menyandarkan kepalanya tepat di atas pundak Seung Mi. membuat yeoja itu benar benar tidak bisa bergerak kemanapun. Seung Mi benar benar membeku.
Seung Mi begitu gelisah, mengingat ia sama sekali belum mengabari Yesung sepulang ia bekerja tadi. Yesung pasti akan sangat mencemaskannya. Apalagi malam ini mereka sudah berjanji untuk pergi bersama. “ije ottohkae?” desis Seung Mi pelan pada dirinya sendiri. Tak lama setelah itu, ponsel dalam saku mantel yang dikenakan Seung Mi bergetar. Ia yakin bahwa Yesung-lah yang menghubunginya saat itu. Ia benar benar tidak bisa bergerak karena salah satu tangan Kyuhyun yang sudah melingkar memeluknya. Ia berusaha memindahkan tangan Kyuhyun itu perlahan agar tak sampai membangunkannya, untuk bisa menjawab panggilan telepon dari Yesung.
Setelah berhasil mengambil ponsel dari saku mantelnya, Seung Mi baru saja akan menekan tombol berwarna hijau untuk bisa menyambungkan teleponnya dengan Yesung, namun lagi lagi Kyuhyun menggagalkan aksinya. Namja itu menampik ponsel yang tengah digenggam Seung Mi hingga terlempar dan jatuh ke lantai. Seung Mi yang terkejut hanya bisa membelalakkan matanya tak percaya. “Apa yang baru saja kau lakukan? YA, CHO KYUHYUN!!” bentak yeoja itu yang sudah tidak tahan lagi.
“Jangan coba menghubungi siapapun. Malam ini hanya ada kau dan aku, di tempat ini..” balas Kyuhyun yang sudah membuka kedua matanya, dan terkesan mengancam. Melihat reaksi namja itu dengan tatapannya yang dingin, Seung Mi mulai merasa takut dan bangkit dari sofa itu. Seung Mi menatap Kyuhyun tak percaya, sebelum akhirnya ia mulai tertawa mengejek. “Ya, Cho Kyuhyun. Berhentilah bersikap kekanakan seperti ini. Kau dan aku sudah tidak seperti dulu. Kita sudah berpisah. Sadarlah!” seloroh Seung Mi yang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dari situasi itu.
Kyuhyun yang mendengar itu tidak langsung berkomentar, dan hanya melemparkan smirk-nya yang begitu dingin. “Berakhir? Kaulah yang seharusnya berhenti bermain drama klasik seperti itu. Sudah cukup, Seung Mi-ah. Jangan berdusta lagi.. Kau jelas masih mencintaiku..” ucapan Kyuhyun bagaikan anak panah yang menancap tepat sasaran bagi Seung Mi. Tubuh Seung Mi mulai bergetar, dan ia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya kuat kuat untuk menenggelamkan segala emosi yang tengah dirasakannya.
Kyuhyun yang ikut bangkit dari sofa itu kemudian mendekati Seung Mi yang masih mematung. Ia menatap Seung Mi lekat sambil meraih dagu yeoja itu dengan salah satu tangannya. “Kau masih mencintaiku. Benar kan?”

****

Di sisi lain, di luar sepengetahuan Seung Mi, Yesung sudah cukup lama menunggu di depan rumah yeoja itu. Hari semakin malam, bahkan kembang api di sungai Han sudah mulai dimainkan. Berulang kali Yesung berusaha menghubungi yeojachingu-nya itu, namun tak juga mendapatkan jawaban. Yesung begitu mengkhawatirkannya. Dari keadaan rumahnya yang sangat sepi dan gelap, jelas menandakan bahwa yeoja itu belum pulang.
“Seung Mi-ah.. Neo odiya?” bisik Yesung lemah sambil terus menatap ke arah rumah yeoja itu.

****

“Singkirkan tanganmu itu!” Seung Mi menampik tangan Kyuhyun dari dagunya dan berusaha untuk segera memungut ponselnya dan berlari pulang. Namun ia salah telah meremehkan namja yang jelas lebih kuat darinya itu. Kyuhyun kembali menarik lengan yeoja itu hingga jarak diantara mereka begitu sempit. Tepat di saat Kyuhyun menyunggingkan smirk-nya itu, Seung Mi berusaha melepaskan diri. “Lepaskan aku! Kau sama sekali tidak berubah, itulah mengapa aku sangat membencimu!!” teriak Seung Mi dengan mata yang mulai berkaca kaca.
“Kau? Membenciku? Lelucon macam apa itu?” selesai dengan itu, namja itu tertawa. “Jika kau membenciku, kenapa tak kau biarkan orang orang itu memukuliku hingga mati? Kenapa kau justru menolongku? Kau bahkan masih mengingat dengan baik dimana aku tinggal. Jo Seung Mi, kau sangat peduli padaku. Bagaimana bisa kau membenciku?” lanjutnya lagi yang terus menyudutkan yeoja dihadapannya itu. Bibir Seung Mi bergetar. Air matanya telah berhasil meluncur tanpa komando apapun darinya. “Lepaskan aku.. Kau menyakitiku..” ucap Seung Mi terbata bata di sela isak tangisnya. Mendengar itu, Kyuhyun melepaskan cengkramannya dan mengusap lembut airmata Seung Mi. Perlahan ia mulai mendekatkan wajahnya pada yeoja itu dan tanpa perlawanan apapun, yeoja itu membiarkan Kyuhyun melumat lembut bibirnya.

****

Jam 5 pagi, Seung Mi berjalan pelan ke rumahnya seorang diri. Sebagai seorang yeoja, ia cukup pemberani dan mandiri. Lagipula jam 5 pagi sudah cukup terang di tempat ia tinggal di Korea. Berjalan dengan perasaan yang semakin tak menentu itu, ia tidak tahu keputusan apa yang harus ia ambil, mengingat perbincangannya dengan Kyuhyun semalam.

“Kumohon kembalilah padaku. Aku ingin kita bisa seperti dulu. Paling tidak, untuk 2 hari ke depan tetaplah di sisiku, tinggalah bersamaku. Sebelum aku akan benar benar pergi..” ucap namja berkulit putih itu serius. Ruam ruam juga lecet dengan darah yang sudah mongering masih tampak menodai kulit putih wajahnya.
“Apa maksudmu?” balas Seung Mi penuh tanya, ketika dirinya hendak melangkahkan kaki menuju pintu.
“Aku akan pergi menjalani program beasiswaku di Spanyol. Kalau bukan karena desakan orangtuaku, aku tidak akan pergi..” jawabnya yang terkesan murung. Mendengar jawaban itu Seung Mi serasa ditampar. Yeoja itu tidak bisa membohongi hati kecilnya, bahwa masih ada sedikit perasaan yang tersisa pada namja dihadapannya itu. Ia masih terdiam, meresapi kata demi kata yang baru saja dilontarkan oleh mantan kekasihnya itu sebelum benar benar beranjak dari tempat itu.

Hati Seung Mi kembali berdenyut setiap ia mengingat hal itu. Haruskah ia melepaskan Yesung dan kembali pada mantan kekasihnya, Kyuhyun? Ia terus berjalan hingga mendekati pagar rumahnya. Sesampainya di sana, ia dikejutkan dengan kehadiran seorang namja yang tampak sedang memperhatikannya dari dalam mobilnya.

****

“Kenapa kau tidak menjawab teleponku? Kau kemana semalaman hingga baru kembali sekarang? Apakah terjadi sesuatu? Jangan menyembunyikan apapun dariku, Seung Mi-ah. Katakan dengan jujur.” Yesung yang semalaman telah menunggu kepulangan Seung Mi, langsung membombardir yeoja itu dengan serentetan pertanyaan yang mengganggu pikirannya.
“…..” Seung Mi terdiam. Tidak tahu jawaban apa yang pantas ia lontarkan. Ia merasa sangat bersalah karena tidak memenuhi janjinya semalam dan tidak mengacuhkan perasaan kekasihnya itu. Seung Mi bahkan terus menundukkan wajahnya, tidak berani menatap sepasang mata yang kini dipenuhi kekhawatiran.
“Seung Mi-ah, jawab aku.. Lihat aku.. Tidak tahukah kau bahwa aku sangat mengkhawatirkanmu?!” Yesung yang merasa tidak begitu dihiraukan meninggikan intonasinya karena terbawa emosi saat itu. Membuat Seung Mi terkejut dan tak mengira kalau kekasihnya itu akan semarah ini padanya.
“Mianhae.” Seung Mi tidak tahu lagi kata kata apa yang bisa membuat kekasihnya itu benar benar memaafkannya. “membuatmu begitu khawatir karena tidak memberi kabar, hingga tidak tidur semalaman hanya demi menungguku. Aku pasti sudah menjadi yeojachingu yang buruk untukmu..” lanjut Seung Mi kemudian menggigit bibir bawahnya kuat. Entah kenapa, saat itu, ia begitu membenci dirinya sendiri.
“Wae? Apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Yesung lagi yang semakin bingung dibuatnya.
“Apakah Oppa mencintaiku?”
“Ne? Kenapa kau menanyakan hal bodoh semacam itu? Tentu saja aku mencintaimu, Seung Mi-ah. Sangat.”
“Kenapa? Kenapa Oppa mencintai yeoja sepertiku?” pertanyaan Seung Mi semakin terdengar aneh bagi Yesung. Membuatnya semakin penasaran dengan apa yang baru saja menimpa yeojachingu-nya itu.
“Ya, Jo Seung Mi. Geumanhae. Apa kau meragukanku selama ini? Apa aku masih belum cukup baik untukmu? Atau… Ada pria lain yang mengganggu pikiranmu saat ini?”
Untuk kesekian kalinya, Seung Mi terdiam. Ia memberanikan diri untuk mulai mengangkat wajahnya dan menatap lurus kekasihnya.
“Apakah itu Kyuhyun? Kau masih belum bisa melupakannya?” pertanyaan Yesung cukup untuk membuat Seung Mi terpojok. Skak mat. Seakan Yesung bisa membaca pikirannya saat itu.
“Apa kehadiranku selama ini tidak cukup berarti untukmu?” Seung Mi mengernyitkan keningnya, baru saja ia berniat untuk menyalahkan pemikiran Yesung itu, tetapi namja itu sudah lebih dulu melanjutkan kalimatnya, “Geurae.. Aku mengerti.. Kalau itu yang terbaik untukmu, lebih baik kita akhiri saja sampai di sini..” kalimat itu sekaligus menjadi penutup perbincangan mereka pagi itu. Dengan senyum kecut yang terkesan dipaksakan itu, Yesung beranjak dari rumah Seung Mi dan melajukan mobilnya cepat, meninggalkan yeoja itu yang masih tidak bisa menentukan keputusan. Tenggorokan Seung Mi begitu tercekat. Ia tidak memiliki cukup tenaga lagi untuk menghentikan Yesung. Seung Mi begitu sedih. Masih dalam diam, ia membiarkan airmatanya terjun bebas membasahi pipi putihnya yang memucat. Hatinya begitu hancur saat ia melihat kepergian Yesung, namja yang selama hampir setahun ini menemani hari harinya dan mengisi kekosongan hatinya. Namja yang selalu ada untuknya, mengerti tentangnya, dan yang paling penting begitu tulus mencintainya.

****

Malam itu, dengan langkah pasti Seung Mi berjalan menuju apartemen milik namja bermarga Cho, yang sekaligus adalah mantan kekasihnya setahun yang lalu. Ia terus menekan tombol bel sampai sang pemilik membukakan pintu untuknya.
“Seung Mi-ah..” sapa namja itu begitu sumringah saat melihat Seung Mi yang sudah berada di depan apartemennya.
“Mian, aku belum sempat membereskannya..” ujar Kyuhyun sambil berusaha merapikan meja dan sofa ruang tengah apartemennya dengan cepat.
“Gwenchana. Lagipula aku sedang terburu-buru..” jawab Seung Mi datar dan terkesan serius.
“Apa yang membawamu kemari? Apa kau sudah memutuskan untuk kembali padaku?”
“Kyuhyun-ah. Kau benar. Aku…masih mencintaimu..” perkataan itu membuat Kyuhyun melebarkan kedua matanya dengan senyum yang tampak mulai tersungging di bibirnya, menunjukkan betapa senangnya ia mendengar hal itu.
“Tapi itu kemarin.. Aku pikir, aku harus benar benar mengakhirinya hari ini.. Mianhae.” Seung Mi melanjutkan kalimatnya yang seketika itu juga meruntuhkan dinding kepercayaandiri yang selama ini namja itu bangun sekaligus kebahagiaan sesaat yang baru saja akan ia masuki. Senyum yang tadi merekah perlahan mulai meredup. Kyuhyun terdiam, mengernyitkan keningnya tak percaya.
“Wae?” Tanya Kyuhyun menuntut alasan yang pasti dari bibir mungil yeoja itu.
“Karena ada pria lain yang kini sudah mengisi seluruh ruang hatiku. Ia mengerti diriku dengan sangat baik dan ia sangat tulus. Bagaimana mungkin aku tega melukainya?”
“Tapi aku juga tulus mencintaimu.. Seung Mi-ah aku—“ Kyuhyun menggantungkan kalimatnya, tidak tahu lagi apa yang harus diucapkan sebelum akhirnya Seung Mi kembali angkat bicara.
“Waktu terus berjalan, Kyu.. Dan kita sudah berakhir. Kumohon terimalah kenyataan.. Sekarang aku mencintai pria lain. Mengertilah..” tutur yeoja itu begitu serius sambil menatap lurus namja tampan di hadapannya itu.
“Dan untuk perjalananmu ke Spanyol, semoga perjalananmu menyenangkan. Aku selalu berharap yang terbaik untukmu.. Pastikan saat kau kembali nanti, kau sudah menemukan seorang wanita yang lebih baik yang kau bisa cintai..”

****

Perasaan Seung Mi sedikit lega setelah ia berhasil mengungkapkan isi hatinya pada Kyuhyun. Mungkin ia akan menyesal karena telah benar benar melepas Kyuhyun. Tapi baginya lebih baik menyesal sekarang daripada menyesal di kemudian hari. Ia kini sudah yakin dengan perasaannya yang lebih mencintai Yesung, dan itu membuatnya kembali dirundung kegundahan, memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mendapatkan namja itu kembali padanya. Seung Mi yang berjalan seorang diri di malam itu, seolah kakinya bergerak sendiri untuk membawanya menuju ke sungai Han. Di sana ia terus teringat akan Yesung yang sempat mengajaknya melihat kembang api bersama. Hatinya kembali sedih. Sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak tumpah, dan juga sesekali mendesah, melepaskan segala beban yang memberatkan hatinya.
“Ahh.. Dinginn.. Apa kau datang untuk melihat kembang api?” tiba tiba suara seseorang yang mengajaknya bicara membuyarkan segala lamunan yeoja itu. Tanpa mengalihkan sedikitpun arah pandangnya, Seung Mi menjawabnya singkat “Ne..”
Pandangan yeoja itu masih tetap lurus menghadap gelombang riak sungai Han yang menari nari, ketika seseorang itu terus mengajaknya bicara dan bercerita panjang lebar yang sejujurnya tidak begitu ia hiraukan. “Apa kau tidak kedinginan, Nona? Ahh.. yang aku tahu dari orang orang, kembang api di sini sangat indah.. Beberapa hari yang lalu, aku mengajak kekasihku yang cantik untuk melihat kembang api bersama di sini. Tapi sayangnya, ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama pria lain..”
Deg.
Ucapan terakhir orang itu cukup membuat Seung Mi terhenyak. Ia menghentikan segala kesibukannya yang memandangi sungai Han, dan beralih ke arah orang itu, yang ternyata sudah berada tidak jauh di sampingnya. Bahkan jarak diantara mereka cukup dekat untuk Seung Mi bisa mencium aroma tubuh yang sangat familiar dari orang itu. “Oppa…” sapa yeoja itu lirih, berusaha menahan genangan air mata yang siap meluncur kapan saja. Namja di sampingnya itu kini ikut memalingkan wajahnya. Menyunggingkan senyum terbaik yang ia miliki, yang mampu membuat yeoja itu tak kuasa lagi menahan segala emosinya. Seung Mi menghambur ke dalam pelukan namja itu lalu menangis. “Mianhae, Oppa. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Jangan pernah tinggalkan aku.” Ucap Seung Mi di sela isak tangisnya saat itu, membuat Yesung begitu tersentuh dan membelai kepala yeoja itu lembut.
“Aku tahu. Aku yang tidak pikir panjang waktu itu. Aku menyesal telah meminta putus denganmu. Mianhae. Aku juga tak bisa hidup tanpamu. Aku janji takkan meninggalkanmu lagi..” ucap namja itu tulus. Yesung mengusap airmata Seung Mi, dan membuat yeoja itu kembali tersenyum. Tak lama setelah itu, tampak kembang api sudah mulai dimainkan. Begitu indah dan memukau setiap pasang mata yang menyaksikannya. Kembang api itu juga yang sekaligus menjadi saksi cinta seorang Jo Seung Mi dan seorang namja tampan bernama Yesung.

*FIN*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar